Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna (QS:95:4). Tiap insan
dilengkapi dengan alat dan organ tubuh yang canggih, seimbang dan diatas segalanya diberi akal
pikiran yang dapat digunakan untuk menimbang yang baik dan yang buruk, dan juga untuk
mempelajari segala sesuatu yang diciptakan Tuhan di alam ini. Tidak ada makhluk ciptaan
Tuhan selengkap dan sesempurna manusia, dan justru karena itu juga, manusialah yang
ditugasi sebagai wakil Tuhan untuk mengurus alam ini sebagai khalifah- Nya. Selain
anugerah yang telah disebutkan diatas, Tuhan juga telah melengkapi tubuh kita dengan suatu
Sistem Pertahanan dan Kekebalan Tubuh yang super canggih untuk melindungi tubuh kita
dari setiap bentuk gangguan dan serangan musuh, baik yang datang dari luar, seperti bakteri, virus,
jamur, parasit, polusi lingkungan, dan sebaginya, maupun musuh yang ada didalam tubuh, seperti radikal
bebas, racun-racun hasil samping metabolisme, sel-sel kanker, dan sebagainya. Sistem kekebalan
tubuh berhubungan erat dengan sistem-sistem lain dalam tubuh kita.

Bila sistem kekebalan tubuh bekerjasecara arif dan efektif, maka kita akan senantiasa
berada dalam keadaan sehat, namun bila sistem kekebalan tubuh mengalami kelelahan atau
bekerja tidak dengan kapasitas penuh, maka bagian-bagian tubuh anda yang lain terbiar dan
mudah diserang oleh kuman-kuman, virus dan bakteri-bakteri yang bertaburan di lingkungan hidup kita saat
ini ataupun digerogoti oleh radikal bebas, sel-sel kanker, dsb. Bila anda masih pula membebani tubuh anda
dengan diet yang buruk, tidak melakukan latihan jasmani yang cukup, serta pola hidup yang syarat tuntutan
(ketegangan), maka sistem kekebalan anda sama sekali tak mendapatkan bantuan yang sangat
diperlukannya. Pada hal sistem kekebalantubuh harus bekerja sepanjang waktu untuk melindungi
anda, dan karena hal hal tersebut, seringkali dia akan gagal melindungi anda pada saat-saat
yang paling dibutuhkan dan anda dapat menderita sakit. Dan karena anda sudah terserang penyakit, maka
kelemahan dan ketidak berdayaan Sistem Pertahanan dan Kekebalan Tubuh anda harus dibantu,
agar dapat kembali berfungsi dengan efektif. Hal inilah yang dilakukan dalam Terapi Komplementer
yang sayalaksanakan dengan beragam cara, termasuk berdoa sebagai terapi spiritual, karena
kesembuhan hanya datang dari Yang Maha Kuasa. Dan salah satu dari Terapi tersebut adalah Terapi
Biofeedback, maka dari itu kami akan membahasnya di dalam makalah ini.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari terapi komplementer dan terapi biofeedback?
2. Bagaimanakah deskripsi dari terapi komplementer dan terapi biofeedback?
3. Apakah tujuan dari terapi komplementer dan terapi biofeedback?
4. Apakah manfaat (efek terapi terhadap suatu penyakit) dari terapi komplementer dan
terapi biofeedback?
5. Apakah indikasi dari terapi komplementer dan terapi biofeedback?
6. Apakah kontraindikasi dari terapi komplementer dan terapi biofeedback?
7. Bagaimanakah cara kerja (proses ilmiah terapi terhadap suatu penyakit) dari terapi
komplementer dan terapi biofeedback?
8. Apakah efek samping dari terapi komplementer dan terapi biofeedback?
9. Apakah defenisi terapi relaksasi otot progresif?
10. Apakah tujuan dari terapi relaksasi otot progresif?
11. Apa saja indikasi dari terapi relaksasi otot progresif?
12. Apa saja kontraindikasi dari terapi relaksasi otot progresif?
13. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam terapi Relaksasi otot progresif?
14. Apa saja jenis-jenis terapi relaksasi otot progresif?
15. Bagaimana teknik terapi relaksasi otot progresif?
16. Bagaimana kriteria evaluasi setelah melakukan terapi relaksasi otot progresif?
17. Apakah defenisi terapi meditasi?
18. Apakah tujuan dari meditasi?
19. Apakah manfaat dan kegunaan meditasi?
20. Apa saja sikap mental dalam meditasi?
21. Bagaimana cara melakukan meditasi?
22. Bagaimana posisi tubuh dalam meditasi?
23. Bagaimana posisi duduk dalam meditasi?
24. Apa saja hal yang salah dalam meditasi?
25. Apa saja permasalahan dalam meditasi?
26. Apa pengertian teknik relaksasi autogenik?
27. Apa manfaat teknik relaksasi autogenik?
28. Apa pengaruh teknik relaksasi autogenik terhadap tubuh?
29. Bagaimana tahapan kerja teknik relaksasi autogenik?

2
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui danmemahami beberapa hal antara lain:
1. Pengertian dari terapi komplementer dan terapi biofeedback
2. Deskripsi dari terapi komplementer dan terapi biofeedback
3. Tujuan dari terapi komplementer dan terapi biofeedback
4. Manfaat (efek terapi terhadap suatu penyakit) dari terapi komplementer dan terapi
biofeedback
5. Indikasi dari terapi komplementer dan terapi biofeedback
6. Kontraindikasi dari terapi komplementer dan terapi biofeedback
7. Cara kerja (proses ilmiah terapi terhadap suatu penyakit) dari terapi
komplementer dan terapi biofeedback
8. Efek samping dari terapi komplementer dan terapi biofeedback
9. Mengetahui defenisi terapi relaksasi otot progresif
10. Mengetahui tujuan dari terapi relaksasi otot progresif
11. Mengetahui indikasi dari terapi relaksasi otot progresif
12. Mengetahui kontraindikasi dari terapi relaksasi otot progresif
13. Mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam terapi relaksasi otot
progresif
14. Mengetahui apa saja jenis-jenis terapi relaksasi otot progresif?
15. Mengetahui bagaimana teknik terapi relaksasi otot progresif?
16. Mengetahui kriteria evaluasi setelah melakukan terapi relaksasi otot progresif
17. Mengetahui definisi terapi meditasi
18. Mengetahui tujuan dari meditasi
19. Mengetahui manfaat dan kegunaan meditasi
20. Mengetahui sikap mental meditasi
21. Mengetahui cara melakukan meditasi
22. Mengetahui posisi tubuh dalam meditasi
23. Mengetahui posisi duduk dalam meditasi
24. Mengetahui apa saja hal yang salah dalam meditasi
25. Mengetahui permasalahan dalam meditasi
26. Mengetahui pengertian terknik relaksasi autogenik
27. Mengetahui manfaat teknik relaksasi autogenik
28. Mengetahui pengaruh teknik relaksasi autogenik terhadap tubuh
29. Mengetahui tahapan kerja teknik relaksasi autogenik

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. TERAPI KOMPLEMENTER

2.1 PENGERTIAN
A. TERAPI KOMPLEMENTER
Terapi Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain
diluar pengobatan medis yang konvensional.
Terapi Komplementer, pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari
sistem-sistem tubuh, terutama Sistem Kekebalan dan Pertahanan Tubuh´, agar tubuh dapat
menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai
kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan
memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang tepat.

B. BIOFEEDBACK
Biofeedback adalah metode yang menggunakan pikiran untuk mengendalikan fungsi tubuh yang
normal tubuh mengatur secara otomatis, seperti kulit suhu, ketegangan otot, jantung tingkat, atau
tekanan darah.
Tiga organisasi biofeedback profesional, Asosiasi Terapan psikofisiologi
dan Biofeedback (AAPB), Biofeedback Lembaga Sertifikasi Amerika (BCIA), dan
Masyarakat Internasional untuk Neurofeedback dan Penelitian (ISNR), melalui konsensus
biofeedback pada tahun 2008 mendefinisikan Biofeedback adalah sebuah proses yang
memungkinkan seorang individu untuk belajar bagaimana mengubah aktivitas fisiologis
untuk tujuan meningkatkan kesehatan dan kinerja. Instrumen yang tepat mengukur aktivitas
fisiologis seperti gelombang otak, fungsi jantung, pernapasan, aktivitas otot, dan suhu kulit.
Instrumen ini dengan cepat dan akurat umpan balik informasi kepada pengguna. Penyajian
informasi ini sering kali dalam hubungannya dengan perubahan dalam pemikiran, emosi, dan
perilaku mendukung perubahan fisiologis yang diinginkan. Seiring waktu, perubahan ini
dapat bertahan tanpa terus menggunakan instrumen.
Biofeedback adalah sebuah teknik terapi yang membantu klien mengembangkan
kemampuan untuk mengendalikan proses fisiologis tertentu. Sarana untuk melakukan hal ini

4
mencakup pemantauan respon fisiologis di klien dan menampilkan sinyal yang dihasilkan
oleh teknik pemantauan ke terapis dan klien. Klien menggunakan umpan balik biologis
untuk mempelajari dan menguasainya respon. Biofeedback Oleh karena itu, proses
pendidikan di mana klien dibantu untuk belajar mengendalikan proses fisiologis tertentu,
tetapi itu adalah klien yang mengasumsikan tanggung jawab dan menjadi peserta aktif
dalam perbaikan sendiri.

2.2 DESKRIPSI
A. TERAPI KOMPLEMENTER
Beberapa pengobatan komplementer dan alternatif berkembang dari praktek yang
diwariskan turun temurun. Masyarakat dahulu mengembangkan pendapat atau teorinya
masing-masing tentang penyakit dan praktek untuk menyembuhkan penyakit. Pada jaman dulu
orang mencari pengobatan dari alam sekitarnya, bila mereka menderita berbagai macam
penyakit. Pengobatan mulai dari air, pasir, tanaman, maupun melakukan pemijitan.
Pengobatan tersebut menjadi sulit dipisahkan dari kepercayaan yang berkembang saat itu.Pada
masyarakat Mesir kuno, kurang lebih tahun 1.500 sebelum Masehi telah dituliskan pada kertas papirus
tentang penyakit dan terapitradisional untuk mengobatinya, termasuk jimat dan benda-
benda berkekuatan gaib, dan sepertiga dari semua bahan yang juga dikenal saatini termasuk opium dan
minyak kastor. Diagnosa dibuat berdasarkan gejala dari panas, nyeri dan benjolan.
Pengobatan didasarkan atas diit, tanaman-tanaman obat maupun psikoterapi.
Di India, ditemukan suatu teks tentang pengobatan yang dikenaldengan Athardaveda
yang memuat rumus-rumus ramuan magis melawansetan, dan penyembuhan sepenuhnya ada pada
tangan Dewa Brahma. Dewa penyembuhnya adalah Dhanvantari. Konsep dasarnya adalah
keseimbangan dari tiga unsur dalam tubuh yaitu udara, lendir dan cairan empedu, bila ada
gangguan terhadap salah satu diantaranya maka terjadi penyakit. Pengobatan didasarkan atas
higiene, diit dan pencahar. Pengobatan Ayurveda ini masih dipraktekkan di India sampai saat ini. Di
Cina, pengobatan tradisional berkembang pada jaman kaisar FuHsi (th 2.800 SM) yang
mencanangkan filosofi tentang Yin dan Yang darialam, Kaisar Shen Nung (2.700 SM) yang
mengembangkan pengobatandengan herbal dan akupuntur; dan Kaisar Huang Ti (2.600 SM)
yaitu pengarang teks kedokteran kuno Nei Ching (Kitab dasar kedokteran Cina) yang sangat
terkenal hingga saat ini. Lebih lanjut jaman Hippocrates (460-370 SM) di Roma, beliau adalah
orang yang mengembangkan pendapat bahwa penyakit adalah proses alam seperti lingkungan, diit dan gaya
hidup. Tubuh membuat sendiri keseimbangan di dalamnya. Tulisannya merupakan pengamatan
terhadap kenyataan. Dia dan muridnya menemukan berbagai jenis penyakit dan menekankan

5
latihan, pemijitan, diit dan obat-obat untuk menyembuhkannya. Pada abad 19 khususnya di
Amerika Serikat berkembang Chiropractic, ketika D. D. Palmer seorang penyembuh di
Iowamenyembuhkan seorang tuli dengan melakukan manipulasi pada daerah servikalnya. Beliau
mengembangkan suatu sistim penyembuhan penyakityang didasarkan atas subluksasio dari vertebra
yang menggangu impulssaraf dan menyebabkan gangguan di jaringan pada akhirnya
menyebabkan malfungsi dan penyakit. Pada tahun 1970 diperkenalkan Pengobatan Cina
Tradisional-sistem dating kembali ke Zaman Perunggu atau sebelumnya yang digunakan
akupunktur, herbal, diet dan olahraga. Ada lebih dari 2.000 praktisi terdaftar di Inggris. Dampak pada
CAM imigrasi massal keInggris terus berlanjut di abad ke dua puluh satu.

B. BIOFEEDBACK
Selama berabad-abad, pengikut praktek Timur kuno seperti meditasi dan yoga telah
mengklaim mereka dapat mengendalikan prosesfisik biasanya dianggap melampaui kekuatan
pikiran sadar. Studi tentang bagaimana bekerja biofeedback tidak dilakukan sampai tahun
1970-an. Awalnya, itu digunakan oleh konselor, psikolog, dan professional kesehatan mental.
Hari ini, dokter dan profesional kesehatan lainnya diAmerika Serikat menggunakan biofeedback
sebagai terapi komplementer untuk mempromosikan relaksasi dan mengobati sakit kepala, migrain, dan
insomnia. Claude Bernard pada tahun 1865 mengusulkan bahwa tubuh berusaha untuk
mempertahankan kondisi mapan di lingkungan internal (lingkungan intérieur),
memperkenalkan konsep homeostasis. Pada 1885, JR Tarchanoff menunjukkan bahwa
kontrol sukarela dari detak jantung bisa cukup langsung (kortikal-otonom) dan tidak
tergantung pada "kecurangan" dengan mengubah laju pernapasan. Setelah Perang Dunia II,
matematikawan Norbert Wiener mengembangkan teori cybernetic, yang mengusulkan bahwa
system dikendalikan dengan memonitor hasil mereka. Para peserta pada konferensi 1969
tengara di Inn Surfrider di Santa Monica diciptakandengan biofeedback istilah dari Weiner
itu umpan balik. Konferensi ini menghasilkan berdirinya Research Society Bio-Feedback,
yang mengizinkan peneliti biasanya terisolasi untuk menghubungi dan berkolaborasi satu
sama lain, serta mempopulerkan istilah "biofeedback."Pekerjaan BF Skinner membawa para
peneliti untuk menerapkan instrumental pengkondisian untuk biofeedback, menentukan
respon dapat dikontrol secara sukarela dan yang tidak bisa. Efek dari persepsi aktivitas sistem
saraf otonom pada awalnya dieksplorasi oleh George Mandler kelompok itu pada tahun 1958.
Pada tahun 1965, Maia Lisina dikombinasikan pengkondisian klasik dan operan untuk
melatih subjek untuk mengubah diameter pembuluh darah, memunculkan dan menampilkan
perubahan aliran darah refleksif mengajar mata pelajaran bagaimana untuk secara sukarela

6
mengontrol suhu kulit mereka. Pada tahun 1974, HD subyek Kimmel dilatih untuk keringat
menggunakan respon kulit galvanic. Data biofeedback dan teknologi biofeedback digunakan oleh
Massimiliano Peretti di lingkungan seni kontemporer, Amigdalae proyek. Proyek ini
mengeksplorasi cara di mana reaksi emosional filter dan mendistorsi manusia persepsi dan
observasi. Selama pertunjukan, biofeedback teknologi medis, seperti EEG, suhu tubuh variasi,
detak jantung, dan tanggapan galvanik, yang digunakan untuk menganalisisemosi audiens
sementara mereka menonton seni video. Menggunakan sinyal-sinyal, perubahan musik sehingga
suara yang konsekuen lingkungan secara bersamaan cermin dan mempengaruhi pemirsa keadaan
emosional. Informasi lebih lanjut tersedia di website Pusat CNRS Perancis Nasional
Penelitian Neural. Charles Wehrenberg diimplementasikan kompetitif-relaksasi sebagai
paradigma game dengan Game Will Bola sekitar tahun 1973. Dalam bio-mekanik versi
pertama, perbandingan input GSR dimonitor respons relaksasi masing-masing pemain dan pindah
Ball Akan melintasi lapangan bermain tepat menggunakan stepper motor. Pada tahun 1984
Wehrenberg diprogram permainan Bola Will untuk komputer Apple II. Bola akan permainan itu
sendiri digambarkan sebagai murni relaksasi kompetitif; Bola Otak adalah duel antara
belahan otak kiri dan kanan satu pemain yang otak; Bola mood adalah sebuah game kendala
berbasis;. Dice Psycho adalah permainan psiko-kinetik Pada tahun 1999 Institut Heart Math
mengembangkan sistem pendidikan yang didasarkan pada pengukuran dan menampilkan irama jantung pada
Personal Computer (Windows/Macintosh). Sistem mereka telah disalin oleh banyak
tapi masihunik dalam cara mereka membantu orang untuk belajar tentang dan mengelola
sendiri fisiologi mereka. Sebuah versi handheld dari sistemmereka dirilis pada 2006 dan benar-
benar portabel menjadi ukuran sebuah ponsel kecil dan memiliki baterai isi ulang. Dengan unit ini satu
dapat bergerak dan pergi tentang bisnis sehari-hari sambil mendapatkan umpan balik tentang
batin psiko-fisiologis negara.David Rosenboom telah bekerja untuk mengembangkan
instrument musik yang akan menanggapi perintah mental dan fisiologis. Bermain instrumen ini
dapat dipelajari melalui proses biofeedback.

2.3 TUJUAN
Biofeedback adalah proses menjadi sadar dari berbagai fisiologis fungsi
menggunakan instrumen yang memberikan informasi tentang aktivitas sistem-sistem yang sama,
dengan tujuan untuk dapat memanipulasi mereka diakan. Proses yang dapat dikendalikan termasuk
gelombang otak, tonus otot, konduktansi kulit, detak jantung dan nyeri persepsi. Biofeedback dapat
digunakan untuk meningkatkan kesehatan atau kinerja, dan perubahan fisiologis sering terjadi

7
bersamaan dengan perubahan pikiran, emosi, dan perilaku. Akhirnya, perubahan ini dapat
dipertahankan tanpa menggunakan peralatan tambahan.

2.4 MANFAAT (EFEK TERAPI TERHADAP SUATU PENYAKIT)


Biofeedback digunakan untuk membantu seseorang mengatur fungsi tubuh tertentu.
Dengan membantu pasien atau perubahan detak jantungnya, suhu kulit, laju pernapasan,
ketegangan otot dan aktivitas lain seperti itudi tubuh, biofeedback dapat mengurangi stres dan
ketegangan otot darisejumlah penyebab. Hal ini dapat mempromosikan relaksasi, membantu
inkontinensia yang benar, dan mengobati migrain dan sakit kepala kurang serius. Ini membantu beberapa
orang dengan penyakit Raynaud (masalah sirkulasi darah yang membuat jari tangan dan kaki merasa
sangat dingin, kebas, atau bahkan menyakitkan) meningkatkan suhu tangan dan jari kaki. Melalui
kesadaran yang lebih besar fungsi tubuh, dapat membantu seseorang mengatur atau
mengubah fungsi fisik lainnya yang mungkin menyebabkan ketidaknyamanan. Biofeedback
juga berguna dalam pelatihan kembali setelah cedera otot, atau dalam otot mengajar untuk
mengambil alih untuk otot-otot lain yang tidak bisa lagi melakukan seperti yang diperlukan.Biofeedback
digunakan dalam berbagai stres dan kecemasan memproduksi situasi. Situasi ini melibatkan
pekerjaan atau studi yang terkait dengan masalah fisik dan psikologis, serta kasus-kasus dimana
seseorang ingin belajar lebih rileks. Dalam semua kasus ini, stres dan kecemasan terstruktur
mengurangi intervensi menggunakan biofeedback telah terbukti efektif. Biofeedback telah
menunjukkan pada dasarnya tidak ada efek samping negatif dalam situasi-situasi. Biofeedback
akan berguna jika dan hanya jika klien bersedia untuk mengambil waktu yang diperlukan untuk mempelajari
pengendalian diri keterampilan dan kemudian praktek mereka dengan sungguh-sungguh diperlukan. Ingat,
terapis mungkin telah merancang program yang terbaik, tetapi jika klien mengikuti itu, tidak ada
manfaat akan diperoleh.

2.5 INDIKASI
Orang paling sering menggunakan biofeedback untuk mengendalikan masalah yang terkait
dengan stres atau aliran darah, seperti sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan tidur gangguan.
Menggunakan juga dapat membantu mengendalikan jangka panjang (kronis) nyeri. Biofeedback
tampaknya efektif untuk berbagai masalah kesehatan. Sebagai contoh, hal itu menunjukkan
janji untuk mengobati inkontinensiaurin, yang merupakan masalah bagi lebih dari 15 juta orang
Amerika. Beberapa orang memilih biofeedback atas obat karena kurangnya efek samping.
Berdasarkan temuan dalam studi klinis, Badan Kebijakan Kesehatan Perawatan dan

8
Penelitian telah merekomendasikan terapi biofeedback sebagai pengobatan untuk
inkontinensia urin. Hal ini juga dapat membantu orang dengan inkontinensia tinja.
Penelitian juga menunjukkan bahwa biofeedback termal dapat meringankan gejala
penyakit Raynaud (suatu kondisi yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke jari, jari
kaki, hidung atau telinga) sedangkan EMG biofeedback telah terbukti untuk mengurangi rasa
sakit, kekakuan pagi, dan jumlah poin tender pada orang dengan fibromyalgia. Sebuah
tinjauan studi klinis ilmiah menemukan bahwa biofeedback dapat membantu orang dengan
insomnia tidur jatuh. Biofeedback juga dapat digunakan secara efektif pada anak-anak.
Sebagai contoh, neurofeedback EEG (terutama bila dikombinasikan denganterapi kognitif) telah
dilaporkan untuk memperbaiki perilaku dan skor kecerdasan pada anak-anak dengan defisit
perhatian / hyperactivity disorder (ADHD). Biofeedback, dikombinasikan dengan serat dalam
diet, dapat membantu meringankan sakit perut pada anak-anak. Biofeedback termal
membantu meringankan migrain dan sakit kepala kronis ketegangan antara anak-anak dan
remaja juga. Biofeedback juga dapat berguna untuk masalah-masalah kesehatansebagai berikut:
1. Anorexia nervosa
2. Kegelisahan
3. Asma
4. Autisme
5. Nyeri punggung
6. Pembasahan
7. Nyeri kronis
8. Sembelit
9. Depresi
10. Diabetes
11. Epilepsi dan gangguan kejang terkait
12. Kepala cedera
13. Tekanan darah tinggi
14. Ketidakmampuan belajar
15. Motion sickness
16. Kejang otot
17. Gangguan seksual, termasuk sakit dengan hubungan seksual

9
Cedera sumsum tulang belakangBerikut adalah beberapa panduan untuk membantu
menentukan siapa yang akan (atau tidak akan) manfaat dari biofeedback::
a. Responsivitas Fisiologis: klien harus menunjukkan beberapa tingkatresponsivitas
fisiologis dinyatakan prosedur biofeedback tidak akan sangat berguna.
b. Motivasi: Klien harus dimotivasi. Membaca artikel, brosur, atau berbicaradengan
mantan klien yang sukses tentang biofeedback dapat membantu klien memahami manfaat dari
prosedur ini.
c. Kepribadian karakteristik: Klien dengan ciri-ciri kepribadian yang kakutidak sangat
responsif terhadap
d. suatu teknik pengobatan psychophy siologically berbasis. Keuntungan sekunder:
Klien mendapatkan simpati dan perhatian berlebihan dari gejala mereka tidak mungkin
bersedia untuk menyerah gejala-gejala. Masalah ini harus diselesaikan sebelum
biofeedback dicoba.

2.6 KONTRAINDIKASI
Biofeedback tampaknya memiliki potensi yang sangat rendah untuk kerusakan (jika
digunakan dengan benar, tentu saja.) Tidak ada kontraindikasi absolut dan kontraindikasi relatif
sedikit untuk teknik terapi ini:
A. Unevaluated gejala
Biofeedback tidak boleh digunakan untuk mengobati gejala unevaluated seperti:
1. Medis: Biofeedback biasanya menghasilkan perasaan yangdisempurnakan
kesejahteraan umum. Mengurangi gejala-gejala dapatmenutupi masalah medis yang
mendasari. Untuk aplikasi yang amandan efektif, Formulir Persetujuan
Biofeedback (evaluasi medis dari klien) diperlukan oleh Pusat Konseling sebelum
menerapkan biofeedback.
2. Psikologis: Biofeedback kontraindikasi untuk psikosis dan gangguanafektif besar.

B. Kerusakan kognitif gangguan kognitif yang mengganggu dengan pemahaman tentang proses
biofeedback dapat menghalangi pengobatan yang berhasil.
C. Klien khawatir Jika klien views biofeedback dengan ketakutan prosedur tidak harus
diterapkan.

10
2.7 CARA KERJA (PROSES ILMIAH TERAPI TERHADAP SUATUPENYAKIT)
Tiga bentuk yang paling umum digunakan terapi biofeedback adalah:
A. Elektromiografi (EMG), yang mengukur ketegangan otot
B. Thermal biofeedback, yang mengukur suhu kulit
C. Neurofeedback atau electroencephalography (EEG), yang mengukur aktivitas
gelombang otak.

Peneliti Aren't tahu persis bagaimana atau mengapa bekerja biofeedback. Namun, ada
tampaknya menjadi setidaknya satu benang merah: kebanyakan orang yang mendapatkan
manfaat dari biofeedback memiliki kondisi yang dibawa pada atau diperburuk oleh stres.
Untuk alasan ini, banyak ilmuwan percaya bahwa relaksasi adalah kunci untuk terapi
biofeedback sukses. Ketika tubuh sedang mengalami stres kronis, proses internal seperti
tekanan darah menjadi terlalu aktif. Dipandu oleh seorang terapis biofeedback, seseorang dapat belajar
untuk menurunkan tekanan darah melalui teknik relaksasi dan latihan mental. Ketika berhasil,
seseorang akan melihat hasilnya pada monitor, yang akan mendorong usahanya.
Dalam sesi biofeedback yang normal, elektroda melekat pada kulit. Mereka mengirim informasi ke
kotak pemantauan kecil yang menerjemahkan pengukuran ke nada yang bervariasi di lapangan, satu
meter visual yang bervariasi dalam kecerahan, atau layar komputer yang menunjukkan
garis bergerak di grid. Para terapis biofeedback kemudian menyebabkan seseorang dalam
latihan mental. Melalui trial and error, seseorang segera dapat belajar untuk mengidentifikasi
aktivitas mental yang akan membawa tentang perubahan fisik yang diinginkan. Setiap sesi umumnya
berlangsung kurang dari 1 jam. Jumlah sesi yang dibutuhkan tergantung pada kondisi yang sedang
dirawat. Banyak orang mulai melihat hasil dalam waktu 8-10 sesi. Pengobatan sakit kepala,
inkontinensia, dan penyakit Raynaud membutuhkan setidaknya 10 sesi mingguan
dan beberapa tindak lanjut sesi sebagai kesehatan membaik. Kondisi seperti tekanan darah
tinggi. Namun, biasanya membutuhkan 20 sesi biofeedback mingguan sebelum melihat
perbaikan. Selain itu juga akan diajarkan latihan mental dan teknik relaksasi yang dapat
dilakukan di rumah untuk setidaknya 5-10 menit setiap hari.

2.8 EFEK SAMPING


Biofeedback dianggap aman. Tidak ada efek samping negatif telah dilaporkan.
Biofeedback merupakan prosedur yang aman. Hal ini paling efektif bila diajarkan oleh seseorang
yang terlatih dalam teknik biofeedback. Beberapa mungkin terjadi seperti akibat sensor yang
ditempatkan pada kulit untuk mengukur fungsi tubuh dapat mengiritasi kulit. Biofeedback

11
dianggap teknik yang aman. Hal ini noninvasif dan memerlukan sedikit usaha. Ada laporan
sesekali pusing, gelisah, disorientasi, dan sensasi mengambang, yang mungkin secara emosional
menjengkelkan bagi beberapa orang. Biofeedback membutuhkan seorang profesional terlatih
dan bersertifikat untuk mengelola peralatan, menafsirkan perubahan, dan memonitor pasien. Baterai
dioperasikan perangkat yang dijual untuk digunakan di rumah belum ditemukan dapat diandalkan.

12
B. TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF

A. Defenisi
Relaksasi merupakan upaya sejenak untuk melupakan kecemasan dan
mengistirahatkan pikiran dengan cara menyalurkan kelebihan energi atau ketegangan
pikiran-pikiran negatife yang menyertai kecemasan (Greenberg: 2000). Teknik relaksasi
progresif adalah memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot, dengan
mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan
teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks (Murphy, 1996).
Progressive muscle relaxation adalah terapi relaksasi dengan gerakan
mengencangkan dan melemaskan otot–otot pada satu bagian tubuh pada satu waktu
untuk memberikan perasaan relaksasi secara fisik. Gerakan mengencangkan dan
melemaskan secara progresif kelompok otot ini dilakukan secara berturut-turut (Synder
& Lindquist, 2002).
Relaksasi progresif dapat digunakan untuk penatalaksanaan masalah fisik dan
psikososial, termasuk didalamnya masalah nyeri. Relaksasi yang dihasilkan oleh metode
ini dapat bermanfaat untuk menurunkan kecemasan, kontraksi otot dan memfasilitasi
tidur. Pada latihan relaksasi ini perhatian individu diarahkan untuk membedakan
perasaan yang dialami saat kelompok otot dilemaskan dan dibandingkan ketika otot-otot
dalam kondisi tegang. Dengan mengetahui lokasi dan merasakan otot yang tegang, maka
kita dapat merasakan hilangnya ketegangan sebagai salah satu respon kecemasan dengan
lebih jelas (Chalesworth & Nathan, 1996).
B. Tujuan
1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah
tinggi, frekuensi jantung, laju metabolic.
2. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah
tinggi, frekuensi jantung, laju metabolic.
3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak
memfokuskan perhatian serta relaks;
4. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi;
5. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress
6. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan, gagap
ringan, dan
7. Membangun emosi positif dari emosi negative.

13
C. Indikasi
1. Klien lansia yang mengalami gangguan tidur (insomnia).
2. Klien lansia yang sering mengalami stress.
3. Klien lansia yang mengalami kecemasan.
4. Klien lansia yang mengalami depresi

D. Kontraindikasi
1. Klien lansia yang mengalami keterbatasan gerak, misalnya tidak bisa menggerakkan
badannya.
2. Klien lansia yang menjalani perawatan tirah baring (bed rest).

E. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan


Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan terapi
relaksasi otot progresif :
1. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri.
2. Dibutuhkan waktu sekitar 20-50 detik untuk membuat otot-otot relaks.
3. Perhatikan posisi tubuh. Lebih nyaman dengan mata tertutup. Hindari dengan posisi
berdiri.
4. Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan
5. Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua kali
6. Memeriksa apakah klien benar-benar relaks.
7. Terus-menerus memberikan instruksi.
8. Memberikan instruksi tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.

F. Jenis-Jenis
1. Relaxation Via Tension Relaxation
Dalam metode ini individu diminta untuk menegangkan dan melemaskan
masing-masing otot, kemudian diminta untuk merasakan perbedaan antara otot tegang
dan otot lemas. Disini Individu akan diberitahu bahwa fase menegangkan akan
membantu dia lebih menyadari sensasi yang berhubungan dengan kecemasan dan
sensasi-sensasi tersebut bertindak sebagai isyarat atau tanda untuk melemaskan
ketegangan. Individu dilatih untuk melemaskan otot-otot yang tegang dengan cepat
seolah-olah mengeluarkan ketegangan dari badan sehinga individu akan merasa rileks.

14
2. RelaxationVia Letting Go
Pada fase ini Individu dilatih untuk lebih menyadari dan merasakan relaksasi.
Individu dilatih untuk menyadari ketegangannya dan berusaha sedapat mungkin untuk
mengurangi serta menghilangkan ketegangan tersebut. Dengan demikian, individu
akan lebih peka terhadap ketegangan dan lebih ahli dalam mengurangi ketegangan.
3. Defferential Relaxation
Yaitu penerapan keterampilan progresif. Pada waktu individu melakukan
suatu aktivitas, otot-otot akan tegang terutama pada otot yang sering melakukan
aktivitas berlebihan. Sehingga diperlukan Defferential Relaxation untuk mengurangi
ketegangan otot.

G. Teknik
1. Persiapan Alat
Persiapan alat dan lingkungan: kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang dan sunyi.
2. Persiapan klien
a. Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan pengisian lembar persetujuan terapi pada
klien;
b. Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup
menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk dikursi dengan kepala
ditopang, hindari posisi berdiri;
c. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu;
d. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya mengikat ketat.
3. Prosedur
a. Gerakan 1  ditujukan untuk melatih otot tangan.
1) Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
2) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi.
3) Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan relaks selama 10
detik.
4) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat
membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang
dialami.
5) Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.

15
b. Gerakan 2  ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.
Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot di
tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke
langit-langit.

c. Gerakan 3  ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas
pangkal lengan).
1) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
2) Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang.

16
d. Gerakan 4  ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.
1) Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyantuh kedua
telinga.
2) Fokuskan gerakan pada bahu, punggung atas, dan leher.

e. Gerakan 5 dan 6  Ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti otot


dahi, mata, rahang, dan mulut).
1) Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa
dan kulitnya keriput.
2) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan disekitar mata dan otot-otot
yang mengendalikan gerakan mata.

f. Gerakan 7  Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot


rahang.
Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan
disekitar otot rahang.

g. Gerakan 8  Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut.


Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di
sekitar mulut.

17
h. Gerakan 9  Ditujukan untuk merileksikan otot leher bagian depan maupun
belakang.
1) Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher
bagian depan.
2) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
3) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat
merasakan ketegangan dibagian belakang leher dan punggung atas.

i. Gerakan 10  Ditujukan untuk melatih otot leher begian depan.


1) Gerakan membawa kepala ke muka.
2) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah
leher bagian muka.

j. Gerakan 11  Ditujukan untuk melatih otot punggung.


1) Angkat tubuh dari sandaran kursi.
2) Punggung dilengkungkan.
3) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.
4) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot menjadi
lemas.

18
k. Gerakan 12  Ditujukan untuk melemaskan otot dada.
1) Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-
banyaknya.
2) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada
sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
3) Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
4) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang
dan relaks.

l. Gerakan 13  Ditujukan untuk melatih otot perut.


1) Tarik dengan kuat perut kedalam.
2) Tahan sampai menjadi kencang dank eras selama 10 detik, lalu dilepaskan
bebas.
3) Ulangi kembali seperti gerakan awal perut ini.

m. Gerakan 14-15  Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis).
1) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
2) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan
pindah ke otot betis.

19
3) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
4) Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

H. Kriteria Evaluasi
1. Klien tidak mengalami gangguan tidur (insomnia) dan tidak stress.
2. Kebutuhan dsasar klien terpenuhi.
3. Tanda-tanda vital dalam batas normal.

20
C. TERAPI MEDITASI

A. Definisi Terapi Meditasi


Meditasi adalah:
1. Tindakan meditatif atau pikiran yang terus mendalam.
2. Refleksi yang mendalam tentang berbagai hal sebagai tindakan kebaktian agama (ibadah).
3. Perhatian yang terus-menerus terhadap subjek tertentu.
4. Refleksi terhadap sebuah subjek; kontemplasi.

Praktik relaksasi yang melibatkan pengosongan pikiran dari semua hal yang menarik,
membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari. Makna harfiah meditasi
adalah kegiatan mengunyah-unyah atau membolak-balik dalam pikiran, memikirkan,
merenungkan. Arti definisinya, meditasi adalah kegiatan mental terstruktur, dilakukan selama
jangka waktu tertentu, untuk menganalisis, menarik kesimpulan, dan mengambil langkah-
langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan tindakan atau penyelesaian
masalah pribadi, hidup, dan perilaku.

Dengan kata lain, meditasi melepaskan kita dari penderitaan pemikiran baik dan
buruk yang sangat subjektif yang secara proporsional berhubungan langsung dengan
kelekatan kita terhadap pikiran dan penilaian tertentu. Kita mulai paham bahwa hidup
merupakan serangkaian pemikiran, penilaian, dan pelepasan subjektif yang tiada habisnya
yang secara intuitif mulai kita lepaskan. Dalam keadaan pikiran yang bebas dari aktivitas
berpikir, ternyata manusia tidak mati, tidak juga pingsan, dan tetap sadar. Guru terbaik untuk
meditasi adalah pengalaman. Tidak ada guru, seminar, atau buku-buku meditasi yang dapat
mengajarkan secara pasti bagaimana seharusnya kita melakukan hidup bermeditasi. Setiap
orang dapat secara bebas memberikan nilai-nilai tersendiri tentang arti meditasi bagi
kehidupannya. Oleh karena hanya dengan mempraktekkan meditasi dalam hidup, orang bisa
merasakan manfaat suatu perjalanan meditasi.

Ada banyak arti tentang meditasi, di antaranya adalah:

1. Meditasi adalah jalan untuk masuk dalam kesadaran jiwa.


2. Meditasi adalah jalan untuk introspeksi diri.
3. Meditasi adalah jalan untuk berkomunikasi dengan sang pencipta.
4. Meditasi adalah jalan untuk mengubah hidup anda.
5. Meditasi adalah jalan untuk meraih ketenangan batin.

21
B. Tujuan Meditasi
Tujuannya adalah mencapai kesempurnaan diri dari semua sifat luhur dan bajik yang
masih tertidur dalam pikiran bawah sadar.
Tujuan ini mengandung lima elemen:
1. Memurnikan pikiran
2. Menanggulangi kesedihan dan duka cita
3. Mengatasi penderitaan dan ratap tangis
4. Melangkah pada jalan menuju tercapainya kedamaian abadi
5. Mencapai kebahagiaan dengan mengikuti jalan tersebut.

C. Manfaat dan Kegunaan Meditasi


Meditasi sering diartikan secara salah, dianggap sama dengan melamun sehingga
meditasi dianggap hanya membuang waktu dan tidak ada gunanya. Meditasi justru
merupakan suatu tindakan sadar karena orang yang melakukan meditasi tahu dan paham akan
apa yang sedang dia lakukan. Manfaat meditasi yang kita lakukan bisa secara langsung
maupun tidak langsung kita rasakan secara fisik. Salah satu manfaat tersebut adalah
kesembuhan yang kita peroleh, jika kita menderita sakit tertentu. Dari sudut pandang
fisiologis, meditasi adalah anti-stres yang paling baik. Saat mengalami stres, denyut
jantung dan tekanan darah meningkat, pernapasan menjadi cepat dan pendek,
dan kelenjar adrenalin memompa hormon-hormon stres.

Selama melakukan meditasi, detak jantung melambat, tekanan darah menjadi normal,
pernapasan menjadi tenang, dan tingkat hormon stres menurun. Selama meditasi, lama-
kelamaan bisa mendengarkan denyutan jantung, bahkan lebih lanjut lagi dapat
mengkoordinasikan irama denyut jantung dengan irama keluar masuknya napas. Di masa lalu
testimoni mengenai manfaat meditasi datang hanya dari orang-orang yang mempraktikkan
meditasi, saat ini ilmu pengetahuan menunjukkan manfaat meditasi secara objektif. Riset
atas para pendeta oleh Universitas Wisconsin menunjukkan bahwa praktik meditasi melatih
otak untuk menghasilkan lebih banyak gelombang Gamma, yang dihasilkan saat orang
merasa bahagia.

Dari penelitian terungkap bahwa meditasi dan cara relaksasi lainnya bermanfaat untuk
mengatasi gangguan fungsi ginjal dengan meningkatkan
produksi melatonin dan serotonin serta menurunkan hormon streskortisol. Dr. Herbert

22
Benson, seorang ahli jantung dari Universitas Harvard, adalah orang pertama yang dengan
penuh keyakinan menggabungkan manfaat meditasi dengan pengobatan gaya barat. Secara
ilmiah, ia menjelaskan manfaat-manfaat dari meditasi yang telah dipraktikkan orang selama
berabad-abad.

Manfaat meditasi:

1. Apabila anda secara rutin melakukan meditasi, organ-organ tubuh dan sel tubuh akan
mengalami keadaan baik dan bekerja lebih teratur.
2. Mampu mengatur dan mengendalikan orang lain serta memaafkannya.
3. Mampu mengerti orang lain dan memaafkannya.
4. Selalu bertekun dalam hidup yang baik, sebagai pembawa berkat bagi sesama.
5. Mampu menerima suka dan duka, kesulitan, dan kebaikan hidup dengan baik.

D. Sikap Mental Dalam Meditasi


1. Jangan mengharapkan apapun
2. Jangan tegang
3. Jangan terburu-buru
4. Jangan melekati apa pun dan jangan menolak apapun
5. Lepaskan segala pikiran yang terpendam
6. Terimalah apapun yang muncul
7. Perlakukanlah diri dengan lembut
8. Selidikilah diri sendiri
9. Pandanglah semua masalah sebagai tantangan
10. Janganlah terjebak dalam perbedaan

E. Cara Melakukan Meditasi


Ada banyak cara untuk bermeditasi, termasuk meditasi sebagai gerakan atau tarian dan
meditasi atas bunyi, musik, dan imajeri visual. Ada yang melakukannya sambil
bervisualisasi, ada yang melakukannya sambil berkontemplasi ke dalam sebuah konsep
(misalnya tentang cinta, kasih sayang, persahabatan, atau Tuhan), ada yang melakukannya
sambil merapal mantra atau melakukan afirmasi (meneguhkan diri dengan mengucapkan
kalimat-kalimat yang dapat memberikan motivasi), ada yang melakukannya sambil
memandangi cahaya lilin, dan ada juga yang bermeditasi sambil
mempertajamsensitivitas indra tubuh dan menghayatinya.

23
Untuk melakukan meditasi, harus dapat menurunkan frekuensi gelombang otak terlebih
dulu dengan cara relaksasi. Kenali irama gelombang yang mengalir yang sering mengacaukan
peningkatan kesadaran dalam meditasi agar dapat menemukan cara yang khas untuk
membuatnya menjadi selaras.

Ada banyak teknik bermeditasi, tapi berikut dasar-dasarnya:


1. Cari tempat yang tenang.
2. Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman.
3. Bagi sebagian orang duduk bersila terasa tenang. Boleh duduk di atas bantalan
atau handuk dan juga bisa menggunakan kursi, tapi usahakan duduk hanya pada
setengah bagian depan kursi. Ada orang-orang yang suka memakai handuk
atau syal pada bahu untuk mencegah kedinginan.
4. Bahu harus rileks dan tangan diletakkan di pangkuan.
5. Buka mata setengah tanpa benar-benar menatap apa pun.
6. Jangan berusaha mengubah pernapasan, biarkan perhatian terpusat pada aliran napas.
Tujuannya adalah agar kehebohan dalam pikiran perlahan menghilang.
7. Lemaskan setiap otot pada tubuh. Jangan tergesa-gesa, perlu waktu untuk bisa rileks
sepenuhnya; lakukan sedikit demi sedikit, dimulai dengan ujung kaki dan terus ke atas
sampai kepala.
8. Visualisasikan tempat yang menenangkan. Bisa berupa tempat yang nyata atau
khayalan.
9. Waktu yang baik untuk melakukan meditasi adalah antara pukul 02.00-04.00 dini hari
atau subuh. Namun, jika waktu tersebut tidak memungkinan maka dapat dipilih waktu
yang cocok tanpa gangguan saat melakukan meditasi.

F. Posisi Tubuh
1. Posisi tubuh dan peraturan umumnya
2. Membuat tubuh terasa stabil
3. Posisi-posisi ini membantu tidak bergeratknya fisik yang kemudian terefleksi dalam
tidak bergeraknya pikiran.
4. Posisi-posisi ini membuat anda mampu duduk dalam waktu yang lama, tanpa
menyerah pada tiga musuh utama meditator: rasa sakit, ketegangan otot, jatuh
tertidur.

24
G. Posisi Duduk
Posisi duduk pun juga ada beberapa ragam, seperti:
1. Gaya Indian Amerika.

2. Gaya Burma
Konon posisi ini diciptakan atau dipopulerkan oleh praktisi meditasi asal Burma
(Myanmar). Posisi kaki kiri di depan atau sebaliknya, Posisi kedua betis sejajar.

3. Setengah teratai.
Posisi kaki kiri di bagian bawah dan kaki kanan di atas atau sebaliknya, kedua betis
saling menindih.

4. Teratai penuh

25
Posisi kaki bersila, kaki ditempatkan saling menyilang. Pertama-tama kaki kanan
diletakkan di atas paha kiri kemudian kaki kiri ditarik / diletakkan di atas paha kanan.
Posisi ini adalah yang terbaik namun menjadi yang tersulit bagi pemula, karena
mudah capek dan kesemutan.

5. Bisa juga menggunakan kursi.

H. Pengertian yang Salah Tentang Meditasi


1. Meditasi hanyalah suatu teknik relaksasi
2. Meditasi berarti masuk ke dalam trans (keadaan tak sadar)
3. Meditasi merupakan praktek misterius yang tidak dapat dipahami
4. Tujuan meditasi adalah menjadi superman praktis
5. Meditasi itu berbahaya dan orang bijak harus menghindarinya
6. Meditasi itu untuk orang suci dan bukan untuk orang awam
7. Meditasi berarti melarikan diri dari realitas
8. Meditasi adalah cara yang ampuh untuk merasa di awang-awang
9. Meditasi itu egois
10. Ketika meditasi anda duduk memikirkan buah pikir yang agung

26
11. Meditasi beberapa minggu akan melenyapkan masalah

I. Permasalahan dalam Meditasi


1. Rasa sakit fisik
2. Kaki yang kesemutan
3. Sensasi Aneh
4. Rasa Mengantuk
5. Tidak mampu berkosentrasi
6. Bosan
7. Takut
8. Berusaha terlalu keras
9. Patah Semangat
10. Penolakan terhadap meditasi
11. Rasa Malas

27
D. TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK

A. Pengertian Teknik Relaksasi Autogenik

Relaksasi merupakan suatu keadaan dimana seseorang merasakan bebas mental dan

fisik dari ketegangan dan stres. Teknik relaksasi bertujuan agar individu dapat mengontrol

diri ketika terjadi rasa ketegangan dan stres yang membuat individu merasa dalam kondisi

yang tidak nyaman (Potter & Perry, 2005). Relaksasi psikologis yang mendalam memiliki

manfaat bagi kesehatan yang memungkinkan tubuh menyalurkan energi untuk perbaikan dan

pemulihan, serta memberikan kelonggaran bagi ketegangan akibat pola-pola kebiasaan

(Goldbert, 2007).

Autogenik memiliki makna pengaturan sendiri. Autogenik merupakan salah satu contoh

dari teknik relaksasi yang berdasarkan konsentrasi pasif dengan menggunakan persepsi tubuh

(misalnya, tangan merasa hangat dan berat) yang difasilitasi oleh sugesti diri sendiri (Stetter,

2002). Menurut Aryanti (2007) dalam Pratiwi (2012), relaksasi autogenik merupakan

relaksasi yang bersumber dari diri sendiri dengan menggunakan kata-kata atau kalimat

pendek yang bisa membuat pikiran menjadi tenang. Widyastuti (2004) menambahkan bahwa

relaksasi autogenik membantu individu untuk dapat mengendalikan beberapa fungsi tubuh

seperti tekanan darah, frekuensi jantung dan aliran darah. Luthe (1969) dalam Kang et al

(2009) mendefinisikan relaksasi autogenik sebagai teknik atau usaha yang disengaja

diarahkan pada kehidupan individu baik psikologis maupun somatik menyebabkan perubahan

dalam kesadaran melalui autosugesti sehingga tercapailah keadaan rileks.

B. Manfaat Teknik Relaksasi Autogenik

Menurut Pratiwi (2012), seseorang dikatakan sedang dalam keadaan baik atau tidak,

bisa ditentukan oleh perubahan kondisi yang semula tegang menjadi rileks. Kondisi

psikologis individu akan tampak pada saat individu mengalami tekanan baik bersifat fisik

28
maupun mental. Potter & Perry (2005) mengatakan bahwa setiap individu memiliki respon

yang berbeda terhadap tekanan, tekanan dapat berimbas buruk pada respon fisik, psikologis

serta kehidupan sosial seorang individu.

Teknik relaksasi dikatakan efektif apabila setiap individu dapat merasakan perubahan

pada respon fisiologis tubuh seperti penurunan tekanan darah, penurunan ketegangan otot,

denyut nadi menurun, perubahan kadar lemak dalam tubuh, serta penurunan proses inflamasi.

Teknik relaksasi memiliki manfaat bagi pikiran kita, salah satunya untuk meningkatkan

gelombang alfa (α) di otak sehingga tercapailah keadaan rileks, peningkatan konsentrasi serta

peningkatan rasa bugar dalam tubuh (Potter & Perry, 2005).

Teknik relaksasi autogenik mengacu pada konsep baru. Selama ini, fungsi-fungsi tubuh

yang spesifik dianggap berjalan secara terpisah dari pikiran yang tertuju pada diri sendiri.

Teknik relaksasi ini membantu individu dalam mengalihkan secara sadar perintah dari diri

individu tersebut. Hal ini dapat membantu melawan efek akibat stres yang berbahaya bagi

tubuh. Teknik relaksasi autogenik memiliki ide dasar yakni untuk mempelajari cara

mengalihkan pikiran berdasarkan anjuran sehingga individu dapat menyingkirkan respon

stres yang mengganggu pikiran (Widyastuti, 2004).

C. Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenik Bagi Tubuh

Dalam relaksasi autogenik, hal yang menjadi anjuran pokok adalah penyerahan pada

diri sendiri sehingga memungkinkan berbagai daerah di dalam tubuh (lengan, tangan, tungkai

dan kaki) menjadi hangat dan berat. Sensasi hangat dan berat ini disebabkan oleh peralihan

aliran darah (dari pusat tubuh ke daerah tubuh yang diinginkan), yang bertindak seperti pesan

internal, menyejukkan dan merelaksasikan otot-otot di sekitarnya (Widyastuti, 2004).

Relaksasi autogenik akan membantu tubuh untuk membawa perintah melalui

autosugesti untuk rileks sehingga dapat mengendalikan pernafasan, tekanan darah, denyut

jantung serta suhu tubuh. Imajinasi visual dan mantra-mantra verbal yang membuat tubuh

29
merasa hangat, berat dan santai merupakan standar latihan relaksasi autogenik (Varvogli,

2011). Sensasi tenang, ringan dan hangat yang menyebar ke seluruh tubuh merupakan efek

yang bisa dirasakan dari relaksasi autogenik. Tubuh merasakan kehangatan, merupakan

akibat dari arteri perifer yang mengalami vasodilatasi, sedangkan ketegangan otot tubuh yang

menurun mengakibatkan munculnya sensasi ringan. Perubahan33 perubahan yang terjadi

selama maupun setelah relaksasi mempengaruhi kerja saraf otonom. Respon emosi dan efek

menenangkan yang ditimbulkan oleh relaksasi ini mengubah fisiologi dominan simpatis

menjadi dominan sistem parasimpatis (Oberg, 2009).

D. Tahapan Kerja Teknik Relaksasi Autogenik

Menurut Widyastuti (2004) dalam Pratiwi (2012), teknik relaksasi autogenik

menggunakan konsep “konsentrasi pasif” pada daerah tertentu di tubuh tiap individu. Praktisi

teknik relaksasi autogenik mengulangi ungkapan kepada diri sendiri seperti ungkapan

kehangatan, ungkapan lamunan maupun ungkapan pengaktifan. Ungkapan kehangatan yang

dipakai dalam relaksasi ini seperti “aku merasa hening, kedua tanganku, lenganku terasa

hangat dan berat”. Ungkapan lamunan yang digunakan pada teknik relaksasi ini seperti “jauh

di dalam pikiranku, aku merasakan kedamaian dan keheningan yang menenangkan”.

Ungkapan pengaktifan yang dapat digunakan dalam relaksasi autogenik seperti “ aku merasa

kehidupan dan energi mengalir melalui dada, kedua lengan, dan kedua tanganku”

Hadibroto (2006) menyatakan latihan-latihan untuk menghadirkan relaksasi pasif di

seluruh bagian tubuh yang dibagi menjadi enam tahap merupakan program teknik relaksasi

autogenik. Enam tahap autogenik terdiri dari yaitu merasa berat diseluruh anggota tubuh,

merasa hangat ditangan dan kaki, menenangkan denyut jantung, mengatur pernafasan,

menghangatkan daerah sekitar jantung, serta mendinginkan dahi. menyatakan Menurut

30
Hadibroto (2006), Widyastuti (2004) dan Siswantoyo (2008) berikut akan dipaparkan

langkah-langkah dari teknik relaksasi autogenik yaitu :

 Mengatur posisi tubuh, posisi berbaring maupun bersandar ditempat duduk

merupakan posisi tubuh terbaik saat melakukan teknik relaksasi autogenik. Sebaiknya

individu berbaring di karpet atau di tempat tidur, kedua tangan di samping tubuh,

telapak tangan menghadap ke atas, tungkai lurus sehingga tumit dapat menapak di

permukaan lantai. Bantal yang tipis dapat diletakkan di bawah kepala atau lutut untuk

menyangga, asalkan tubuh tetap nyaman dan posisi tubuh tetap lurus. Apabila posisi

berbaring tidak mungkin untuk dilakukan, posisi dapat diubah menjadi

bersandar/duduk tegak pada kursi. Saat duduk jaga agar kepala tetap sejajar dengan

tubuh dan letakkan kedua tangan di pangkuan atau di sandaran kursi. Calon penerima

terapi harus melepaskan jam tangan, cincin, kalung dan perhiasan yang mengikat

lainnya serta longgarkan pakaian yang ketat.

 Konsentrasi dan kewaspadaan, pernapasan dalam sambil dihitung 1 hingga 7

dilakukan guna meyakinkan. Gerakan ini dilakukan sebanyak 6 kali. Selanjutnya

adalah tarikan dan hembusan napas dengan hitungan 1 hingga 9, yang dilakukan

sebanyak 6 kali. Ketika menghembuskan napas perlu dirasakan kondisi yang semakin

rileks dan seolah-olah tenggelam dalam ketenangan. Latihan ini diulangi 3 kali

sehingga mendapatkan konsentrasi yang lebih baik dengan memfokuskan pikiran

pada pernafasan serta mengabaikan distraktor yang lain. Fokus pada pernafasan

dilakukan dengan cara memfokuskan pandangan pada titik imajiner yang berada pada

2 inci (+ 2,5 cm) dari lubang hidung. Latihan ini mempertahankan kondisi secara

pasif untuk tetap berkonsentrasi dan nafas dihembuskan melewati titik tersebut.

Selama latihan tetap mempertahankan irama nafas untuk tetap tenang, dan selalu

31
menggunakan pernafasan perut. Sasaran utama mempertahankan pikiran terfokus

pada pernafasan.

 Ada lima langkah dalam relaksasi autogenik yaitu perasaan berat, perasaan hangat,

ketenangan dan kehangatan pada jantung, perasaan dingin di dahi, dan ketenangan

pernafasan. Langkah relaksasi dengan menggunakan basic six dan fokus pada

pernapasan dilakukan selama ± 10 menit. Kemudian setelah latihan nafas dilanjutkan

dengan pengalihan kepada kalimat “mantra” saya merasa tenang dan nyaman berada

di sini. Responden disugestikan untuk memasukan kalimat tersebut ke dalam

pikirannya dan diintruksikan supaya tenggelam dalam ketenangan ketika mendengar

kalimat tersebut. Akhir dari relaksasi autogenik responden merasakan hangat, berat,

dingin dan tenang. Tahap akhir dari relaksasi ini responden diharapkan

mempertahankan posisi dan mencoba menempatkan perasaan rileks ini ke dalam

memori sehingga relaksasi autogenik dapat diingat saat merasa nyeri.

Menurut Pratiwi (2012), sebuah review meta-analisis Stetter (2002) dari 60 pelajar dari

35 negara, ditemukan efek besar pada perbandingan untuk pre dan post intervensi teknik

relaksasi autogenik, efek menengah terhadap kelompok kontrol, dan tidak ada efek bila

dibandingkan dengan terapi psikologis yang lain. Relaksasi autogenik efektif dilakukan

selama 20 menit dan relaksasi autogenik dapat dijadikan sebagai sumber ketenangan selama

sehari (Kanji, 2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setyawati (2010), relaksasi

autogenik yang dilakukan sebanyak 3 kali memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penurunan tekanan darah dan kadar gula darah pada klien diabetes melitus tipe 2 dengan

hipertensi.

32
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Biofeedback adalah sebuah teknik terapi yang membantu klien
mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan proses fisiologis tertentu. Sarana untuk
melakukan hal ini mencakup pemantauan respon fisiologis diklien dan menampilkan sinyal yang dihasilkan
oleh teknik pemantauan keterapis dan klien. Teknik relaksasi adalah salah satu bentuk terapi yang
berupa pemberian instruksi kepada seseorang dalam bentuk gerakan-gerakan yang tersusun
secara sistematis untuk merilekskan pikiran dan anggota tubuh
3.2 Saran
Biofeedback akan berguna jika dan hanya jika klien bersedia untuk mengambil waktu yang
diperlukan untuk mempelajari pengendalian diri keterampilan dan kemudian praktek mereka dengan
sungguh-sungguh diperlukan. Ingat, terapis mungkin telah merancang program yang terbaik,
tetapi jika klien mengikuti itu, tidak ada manfaat akan diperoleh. Dalam menerapkan teknik relaksasi
perlu mempertimbangkan beberapa persiapan yang harus diperhatikan seperti setting
lingkungan yang tenang atau tidak mengganggu, pakaian yang longgar atau tidak mengikat,
perut yang tidak sedang kelaparan atau kekenyangan, serta tempat yang nyaman dan tepat
untuk mengambil posisi tubuh. Bisa pula ditambahkan aromatherapy dan alunan musik klasik
dalam pelaksanaan teknik relaksasi.

33
DAFTAR PUSTAKA

Brown, B. 1977 Stres dan seni biofeedback. New York: Harper & Row. Nestoriuc Y, Martin A. 2007.
"Keampuhan bio feedback untuk migrain: suatu meta-analisis" Nyeri.Peper, E., & Shaffer, F.
Sejarah biofeedback : Sebuah pandangan alternatif Biofeedback. http://google.com, diakses 5
November 2011http://wikipedia.com, diakses 5 November 2011
Alim. 2009. “Langkah-Langkah Relaksasi Otot Progresif”.
http//www.psikologizone.com/Langkah-Langkah-Relaksasi-Otot-Progresif, diakses
tanggal 25 Nopember 2010.
Hawari, D. (2008). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI
Herodes, R. (2010). Anxiety and Depression in Patient.
Jones, Richard Nelson. 2011. Teori dan Praktik Konseling dan Terapi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin. (2005). Fundamental Keperawatan buku I edisi 7.
Jakarta : Salemba Medika
Setyoadi dan Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik.
Jakarta. Salemba Medika.
Utami, M.S. tanpa tahun. Prosedur-prosedur Relaksasi (dlm Subandi ed.). 2002. Psikoterapi :
Pendekatan Konvensional & Kontemporer. Yogyakarta : Pustaka Pelajar & Unit Publikasi
Fakultas Psikologi UGM.
http://keperawatan.unsoed.ac.id/content/pengaruh-teknik-relaksasi-autogenik-terhadap-skala-

nyeri-pada-ibu-post-operasi-sectio

34

Anda mungkin juga menyukai