“ PEGADAIAN”
Disusun oleh:
Ratu Anisa (201610325336)
Hadrisah Hilmi Septiawan (201710325114)
Fitri Aziziah (201710325109)
Fathimah Abidah (201710325121)
Monica Valentine (201710325130)
Ratna Wulandari (201710325134)
Yanuar Akbar (201710325135)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada kita, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ” Pegadaian ” dengan baik. Gagasan membuat makalah ini dilatarbelakangi
atas kurangnya pengetahuan Mahasiswa akan segala hal tentang keselamatan dan
kesehatan kerja yang seharusnya sebagai Mahasiswa lebih mengetahuinya.
Terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan dari semua
pihak. Bantuan itu berupa petunjuk, saran, baik yang secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat hambatan dan
tantangan yang harus dihadapi. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih atas
pentunjuk, bantuan serta bimbingannya kepada :
Saya sungguh menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan hati terbuka, saya
mengharapkan kiritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga segala
budi baiknya yang telah diberikan kepada saya, mendapatkan rahmat dan karunia-Nya
amin. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan umumnya bagi
para pembaca.
Penyusun
Kelompok 4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan sehari- hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau membayar
berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan yang ingin dibeli tidak
dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah demikian, mau tidak mau kita
mengurangi untuk membeli berbagai keperluan yang dianggap tidak penting, namun untuk
keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti meminjam
dari berbagai sumber dana yang ada.
3
1.3 Tujuan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian
merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara
pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari
ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di
Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat Jawatan Pegadaian
dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa
pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian.
Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan
Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang
pribumi yang bernama M. Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian sempat
pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus memanas. Agresi
militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang.
Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan
Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian
sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari
1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN),
selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah
lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang.
Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan oleh
masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service obligation, ternyata
perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagi
keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam
situasi yang tidak menguntungkan.
Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya
berasal dari :
a) Pinjaman jangka pendek dari perbankan
6
b) Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari total dana
jangka pendek yang dihimpun)
c) Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan, utang kepada nasabah,
utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterioma dimuka, dan lain-lain)
d) Penerbitan obligasi
e) Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 (dua) kali menerbitkan obligasi yang
jangka waktunya masing-masing 5 tahun. Penerbitan pertama adalah pada tahun 1993 sebesar
Rp 25 miliardan penerbitan yang kedua kalinya adalh pada tahun 1994 juga sebesar Rp 25
miliar, sehingga sampai tahun 1994 total nilai obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp 50
miliar.
f) Modal sendiri
3) Laba ditahan: laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak perusahaan pegadaian inio
berdiri pada masa Hindia Belanda.
2. Penggunaan Dana
Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan
usaha Perum Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk hal-hal berikut:
a. Uang kas dan dana likuid lain
Perum Pegadaian memerlukan dana likuid untuk berbagai kebutuhan seperti:kewajiban yang
jatuh tempo, penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan atas dasar hukum gadai, pembayaran
pajak, dan lain-lain.
b. Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris
Aktiva tetap berupa tanah dan bangunan serta inventaris ini tidak secara langsung dapat
menghasilkan penerimaan bagi perum pegadaian namun sangat penting agar kegiatan usahanya
dapat dijalankan dengan baik. Aktiva tetap dan peralatan ini antara lain adalah berupa tanah,
kantor atau bangunan, computer, kendaraan, meubel, brankas, dan lain-lain.
c. Pendanaan kegiatan operasional
7
Kegiatan operasional Perum Pegadaian memerlukan dana yang tidak kecil. Dana ini antara lain
digunakan untuk: gaji pegawai, honor, perawatan peralatan, dan lain-lain.
d. Penyaluran dana
Pengunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk pembiayaan datas dasar
hukum gadai. Lebih dari 50% dana yang telah dihimpun oleh Perum Pegadaian tertanam dalam
bentuk aktiva ini, karena memang ini merupakan kegiatan utamanya. Penyaluran dana ini
diharapkan akan dapat menghasilkan keuntungan, meskipun tetap dimungkinkan untuk
mendapatkan penerimaan dari bunga yang dibayarkan oleh nasabah. Penerimaan inilah yang
merupakan penerimaan utama bagi Perum Pegadaian dalam menghasilkan keuntungan,
meskipun tetap ,dimungkinkan untuk mendapatkan penerimaan dari sumber yang lain seperti
investasi surat berharga dan pelelangan jaminan gadai.
e. Investasi lain
Kelebihan dana (idle fund) yang belum diperlukan untuk mendanai kegiatan operasional
maupun belum dapat disalurkan kepada masyarakat, dapat ditanamkan dalam berbagai macam
bentuk investasi jangka pendek dan menengah. Investasi ini dapat menghasilkan penerimaan
bagi Perum Pegadaian, namun penerimaan ini bukan merupakan penerimaan utama yang
diharapkan oleh Perum Pegadaian. Sebagai contoh, Perum Pegadaian dapat memanfaatkan
dananya untuk investasi dibidang property, seperti kantor dan took. Pelaksanaan investasi ini
biasanya bekerja sama dengan pihak ketiga seperti pengembang (developer), kontraktor, dan
lain-lain.
8
Kantor Perum Pegadaian tertentu juga menawarkan jasa lain seperti:
a) Penjualan Koin Emas ONH
Koin emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang bisa digunakan untuk tujuan persiapan
dana pergi haji bagi pembelinya.
b) Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai)
Krasida merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil (dalam rangka
mengembangkan usaha) atas dasar gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan melalui
angsuran.
c) Kreasi (Kredit Angsuran Fidusia)
Kreasi merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil dengan
konstruksi penjaminan secara fidusia (pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap
dalam penguasaan pemilik benda) dan pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran.
d) Kresna (Kredit Serba Guna)
Galeri 24 yaitu toko emas yang khusus merancang desain dan menjual perhiasan emas dengan
Sertifikat Jaminan sesuai karatase perhiasan emas.
b. Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara, dan batu mulia.
c. Kendaraan
e. Barang elektronik
9
f. Kamera, refrigerator, freezer, radio, tape recorder, video player, televise, dan lain-lain
i. Mesin-mesin
j. Tekstil
c. Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat penyimpanan sangat besar
yang tidak dimiliki oleh pegadaian.
k. Barang ilegal
Penaksiran
Pinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan penyerahan barang bergerak sebagai
jaminan pada loket yang telah ditentukan pada kantor.pegadaian setempat. Mengingat besarnya
10
jumlah pinjamna sangat tergantung pada nilai barang yang akan digadaikan, maka barang yang
diterima dari calon peminjam terlebih dahulu harus ditaksir nilainya oleh petugas penaksir.
Petugas penaksir adalah orang-orang yang sudah mendapatkan pelatihan khusus dan
berpengalaman dalam melakukan penaksiran barang-barang yang akan digadaikan. Pedoman
dasar penaksiran telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian agar penaksiran atas suatu barang
bergerak dapat sesuai dengan nilai sebenarnya. Pedoman penaksiran yang dikelompokkan atas
dasar jenis barang adalah sebagai berikut :
a. Barang berkantong
1) Emas
a) Petugas menaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar taksiran logam yang telah
ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan
dengan perkembangan harga yang terjadi.
2) Permata
a) Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah ditetapkan oleh kantor pusat.
Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan pasar permata yang ada.
a) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang. Harga pedoman untuk
keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi.
Nilai taksiran terhadap suatu objek barang yang akan digadaikan tidak ditentukan
sebesar harga pasar, melainkan setelah dikalikan dengan presentase tertentu. Sebagai contoh,
emas yang menurut harga pasar adalah senilai Rp 100.00, nilai taksirannya tidak sebesar Rp
100.000. Nilai taksiran emas tersebut adalah sebesar Rp 88.000. angka pengali sebesar 88%
ditentukan oleh Perum Pegadaian, dan angka ini bukanlah angka baku yang tetap sepanjang
11
masa, dengan kata lain angka ini bisa mengalami perubahan. Perum pegadaian sudah
menetapkan pengali untuk berlian adalah 45%, angka pengali untuk tekstil adalah 83%, dan
seterusnya. Nilai taksiran inilah yang dijadikan acuan untuk menentukan besarnya pinjaman
yang akan diberikan kepada nasabah.
Pemberian Pinjaman
Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan besarnya pinjaman
yang diberikan. Setelah itu ditentukan, maka petugas menentukan jumlah uang pinjaman yang
dapat diberikan. Penentuan jumlah uang pinjaman ini juga berdasarkan persentase tertentu
terhadap nilai taksiran, dan presentase ini juga telah ditentukan oleh Perum Pegadaian
berdasarkan golongan yang besarnya berkisar antara 80-90%.
Pelunasan
Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu pemberian pinjaman,
nasabah mempunyai kewajiban melakukan pelunasan pinjaman yang telah diterima. Pada
dasarnya nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat tanpa harus menunggu waktu jatuh
tempo. Pelunasan pinjaman beserta sewa modalnya (bunga) dibayarkan langsung ke kasir
disertai surat gadai. Setelah adanya pelunasan atau penebusan yang disertai dengan pemenuhan
kewajiban nasabah yang lain, nasabah dapat mengambil kembali barang yang digadaikan.
Pelelangan
Penjualan barang yang digadaikan melalui suatu pelelangan akan dilakukan oleh Perum
Pegadaian pada saat yang telah ditentukan dimuka apabila terjadi hal-hal berikut:
1) Pada saat masa habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus barang yang digadaikan
dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai alasan, dan
2) Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak memperpanjang batas waktu
pinjamannya karena berbagai alasan
Hasil pelelangan barang yang digadaikan akan digunakan untuk melunasi seluruh
kewajiban nasabah kepada Perum pegadaian yang terdiri dari :
1) Pokok pinjaman
3) Biaya lelang
12
Apabila barang yang digadaikan tidak laku dilelang atau terjual dengan harga yang lebih
rendah daripada nilai taksiran yang telah dilakukan pada wal pemberian pinjaman kepada
nasabah yang bersangkutan, maka barang yang tidak laku dilelang tersebut dibeli oleh negara
dan kerugian yang timbul ditanggung oleh perum pegadaian.
13
Pegadaiaan menyediakan pinjaman uang dengan jaminan barang berharga, meminjam
uang kepegadaian bukan saja prosedurnya mudah dan cepat, tetapi biaya yang dibebankan juga
lebih ringan. Hal ini dilakukan sesuai dengan salah satu tujuan dari pegadaian, dalam
pemberian pinjaman kepada masyarakat dengan motto “mengatasi masalah tanpa masalah”.
Hal tersebut berbeda dengan meminjam uang dibank, yang membutuhkan prosedur yang
rumit, dan waktu yang relatif lama, persyaratan administrasi juga sulit dipenuhi. Seperti
dokumen harus lengkap, jaminan harus barang tertentu, karena tidak semua barang bisa
dijadikan jaminan di bank.
Pihak penggadai juga tidak menanyakan untuk apa meminjam uang, hal ini tentu bertolak
belakang dengan pihak perbankan yang menanyakan terlebih dahulu untuk apa uang dipinjam
sebelum mengabulkan pinjaman kepada nasabah. Sanksi yang diberikan juga ringan, karena
apabila tidak dapat melunasi maka barang akan dilelang untuk menutupi kekurangan pinjaman
yang telah diperolehnya.
Jadi keuntungan perusahaan pegadaian apabila dibandingkan dengan lembaga keuangan
bank atau lembaga keuangan lainnya yaitu:
1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga, hal ini disebabkan
prosedurnya yang sederhana
2. Persyaratan yang sangat sederhana, sehingga memudahkan konsumen untuk untuk
memenuhinya
3. Pihak pegadaian tidak mempersalahkan uang tersebut digunakan untuk apa, jadi sesuai dengan
kehendak masyarakat atau nasabahnya
1. Bagi Nasabah
Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari Perum Pegadaian
adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang
lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Disamping itu, mengingat
jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, maka nasabah juga
dapat memperoleh manfaat antara lain:
a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah berpengalaman dan
dapat dipercaya.
b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
14
2. Bagi Perum Pegadaian
Manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan kepada
nasabahnya adalah:
a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana.
b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa
tertentu dari Perum Pegadaian.
c. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak
dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan
dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana.
d. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh oleh Perum
Pegadaian digunakan untuk:
1) Dana pembangunan semesta (55%)
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
1. Perum Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan non bank yang memusatkan kegiatan
usahanya di bidang penyaluran kredit dengan menggunakan system gadai, dalam upaya untuk
membantu menunjang kestabilan perekonomian pemerintah dan mensejahterahkan kehidupan
masyarakat terutama masyarakat dengan golongan ekonomi menengah kebawah.
2. Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan
BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem
gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
3. Pegadaian tentunya memiliki kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan keuangan
4. Pegadaian sebagai lembaga pengkreditan milik pemerintah tentunya mempunyai kelebihan
maupun kekurangan dibandingkan dengan bank
5. Banyak manfaat yang diperoleh dengan adanya pegadaian baik bagi nasabah maupun bagi
pegadaian itu sendiri
B. SARAN
1. Bagi nasabah pada perum pegadaian, harus dapat mematuhi ketentuan yang berlaku pada
pegadaian serta ketentuan yang tercantum dalam surat gadai, agar nasabah tidak mengalami
kerugian akibat kelalaian yang dilakukan sendiri. Oleh karena itu ketika mau meminjam di
pegadaian tentunya harus ada perhitungan mengenai kemampuan membayar angsuran,
sehingga barang jaminan tidak sampai dilelang oleh pihak pegadaian.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. 2006.
Sholikul Hadi, Muhammad, Pegadaian Syariah, Salemba Diniyah, 2003.
3. Media Elektronik
17