T071
T071
Kata Kunci: Lataston Lapis Aus (HRS-WC), BNA Blend 75/25, Whell Tracking Test, Modulus
Dinamis
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam mendukung pembangunan ekonomi masyarakat diperlukan prasarana
pendukung infrastruktur jalan yang memadai dalam menunjang aktivitas
pembangunan.Untuk itu diperlukan struktur perkerasan jalan yang kuat, tahan
lama dan mempunyai daya dukung tinggi agar lalu lintas yang melintas
diatasnya dapat merasa aman dan nyaman.
Namum kerusakan yang terjadi akibat semakin bertambahnya kendaraan maka
akan menyebahkanbertambahnya repetisi beban lalu lintas (overloading),
1
temperatur dan perubahan intensitas curah hujan mengakibatkan lapis
permukaan struktur perkerasan jalan cepat mengalami kerusakan, sehingga
kondisi jalan tidak mencapai umur rencana yang dikehendaki
Lataston (HRS-WC) merupakan campuran antara agregat bergradasi senjang
atau sebagai lapis permukaan struktur perkerasan.Untuk mencegah masuknya
air pada struktur perkerasan jalan berbagai upaya inovasi telah dilakukan
sebagai proteksi terhadap perkerasan jalan. Upaya-uapaya inovasi lain sangat
dibutuhkan seperti teknologi penggunaan Asbuton,
Fokus pada penelitian ini adalah penggunaan BNA Blend 75/25 yang
merupakan proses modifikasi campuran antara aspal minyak dan BNA dengan
komposisi tertentu, sehingga manpu meningkatkan kinerja aspal minyak
(modifier). BNA Blend Keunggulan dari BNA Blend diharapakan dapat
memperbaiki kelemahan yang dimiliki Lataston (HRS -WC) seperti kurang
tahan terhadap deformasi dan lemah terhadap stabilitas dalam suhu tinggi.
2
4. Mengukur, membandingkan dan mengevaluasi karakteristik Deformasi
Permanen dari campuran Lataston (HRS-WC) dengan aspal modifikasi
BNA Blend 75/25 dan campuran Lataston HRS-WC dengan aspal Shell
60/70 melalui pengujian Wheel Tracking Test.
2. Metodologi Penelitian
Alur kegiatan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.Komponen dalam
kegiatan penelitian ini, ,mencakup pengujian karakteristik Agregat, pengujian
karakteristik Aspal, pengujian Marshall, pengujian Kepadatan Mutlak (PRD)
dan dua hal yang penting yang penting yaitu pengujian Wheel Tracking dan
Pengujian Modulus Dinamis.Dalam pengujian Modulus Dinamis ini terdapat
pengujian secara laboratorium denagan AMPT dan dengan hasil prediksi
persamaan Witzcak.
3
Gambar 1. Diagram Alir Kegiatan Evaluasi
4
3. Penyajian Data
3.1.1. Hasil Pengujian Agregat
Agregat merupakan komponen terpenting dalam perkerasan jalan sehingga
dibutuhkan agregat yang bersih, keras dan bebas dari lempung, atau bahan
yang tidak dikehendaki lainnya. Hasil pengujian karakteristik agregat dilakukan
berdasarkan Spesifikasi Kementrian Pekerjaan Umum, Revisi 2 (2010).Hasil
karakteristik agregat kasar dan agregat halaus dapat dilihat pada tabel 1 dan
tabel 2.
5
Tabel 3. Hasil Pengujian Aspal Shell 60/70
6
6.5%.7%,7.5%, 8.0% dan 8.5%.Hal dari pengujian Marshalll dapat ditunjukkan pada
tabel 5.
HasilPengujian
Aspal Aspal
Spesifikasi
Sifat-sifatCampuran Satuan Shell BNA
HRS-WC
60/70 Blend
75/25
Kadar Aspal % 7.3 7.6
StabilitasPerendaman (S1) Kg 996.79 1105.16
StabilitasStandar (S2) kg 1080.21 1172.77 Min 800
IKS (S1/ S2) % 92.28 94.24 ≥ 90
7
Tabel 6.HasilPengujianWheel Tracking
8
penelitian ini hanya memperhitungkan nilai Modulus Dinamis Campuran dari
aspal Shell 60/70.
4.AnalisisData
4.1 Analisis Pengujian Wheel Tracking
Pada Gambar 4. nilai Stabilitas Dinamis pada temperatur 45 0C untuk campuran
HRS-WC dengan aspal modifikasi BNA Blend 75/25 lebih tinggi dari pada
semua temperatur. Hal ini menunjukkan bahwa campuran dengan aspal BNA
Blend 75/25 mempunyai kemanpuan yang lebih baik terhadap perubahan
temperatur
8000 7000.0
Stabilitas Dinamis (T/mm)
7000
6000 5250.0
5000
4000
2863.6
3000
2000
1000 393.8
0
45oC 60oC
Aspal Shell 60/70 BNA
Temperatur (0C) BLEND 75/25
9
0.1200
Temperatur (0C)
Aspal Shell 60/70 BNA Blend 75/25
Gambar 3.Perbandingan Laju Deformasi
Pada temperatur 60˚C aspal Shell 60/70 mengalami laju deformasi paling tinggi
dibandingkan dengan aspal yang menggunakan aspal modifikasi BNA Blend
75/25.Hal ini disebabkan bahwa aspal Shell 60/70 pada temperatur tinggi
kurang mampu menahan repitisi beban.
1. Zonz 1
Pada nilai reduced frequency kurang dari 2476.9 Hz dan pada temperatur lebih
dari 4.40C maka nilai Modulus Dinamis campuran HRS-WC aspal modifikasi
10
BNA Blend 75/25 memiliki nilai Modulus Dinamis lebih besar sebesar 310.6
Mpa dibandingkan Aspal Shell 60/70 yaitu sebesar 164.5 Mpa. Pada temperatur
tinggi campuran dengan aspal modifikasi BNA Blend 75/25 mempunyai
Modulus Dinamis semakin menurun menunjukkan campuran tidak kaku akibat
perubahan temperatur.
2. Zona 2
Zona ini merupakan zona transisi, dimana nilai reduced frequency untuk
campuran HRS-WC aspal Shell 60/70 dan aspal modifikasi 75/25 adalah pada
temperatur 21,10C adalah berkisa antara 5776.8 Mpa sampai dengan 7331.4
Mpa
3. Zona 3
Pada zona ini Modulus Dinamis campuran HRS-WC aspal Shell 60/70 lebih
besar, adalah sebesar18734.8 Mpa dibandingkan dengan nilai Modulus Dinamis
aspal modifikasi BNA Blend 75/25 sebesar 17249 Mpa, pada nilai reduced
frequency lebih dari 2476.9 Hz atau pada temperatur kurang dari 4,4 0C
daripada aspal modifikasi BNA Blend 75/25 dengan nilai reduced frequency
sebesar 1034.9 Hz. Hal ini menunjukkan bahwa campuran dengan aspal Shell
60/70 relatif kurang kaku pada temperatur rendah atau menunjukkan sifat yang
lebih elastic,
11
Modulus Dinamis Persamaan Witczak (MPa)
30,000.00
25,000.00
f(x) = 2.62x - 151
20,000.00 R² = 0.98
15,000.00
10,000.00
5,000.00
0.00
0.00 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00
Modulus Dinamis Hasil Pengujian AMPT (MPa)
12
nilai Modulus Dinamis lebih tinggi pada campuran HRS-WC aspal
modifikasi BNA Blend 75/25 dari pada campuran dengan aspal Shell
60/70. Hal ini pada temperatur 45oC memberikan nilai Modulus dinamis
campuran HRS-WC aspal modifikasi BNA Blend 75/25 memiliki
ketahanan yang lebih tinggi pada frekuensi pembebanan tinggi sedangkan
untuk campuran HRS-WC aspal Shell 60/70 pada temperatur 40 OC
memiliki ketahanan yang lebih tinggi untuk temperatur tinggi dan frekuensi
pembebanan yang rendah
g. Model prediksi Witzcak memberikan prediksi nilai Modulus Dinamis yang
mendekati nilai Modulus Dinamis hasil pengujian AMPT, dengan korelasi
mendekati 1 dan R2 = 0.98 untuk campuran HRS-WC aspal Shell 60/70,
yang didapatkan dari persamaan y = 2.6231 x -151 dimana sumbu y
menunjukkan nilai Modulus Dinamis metode Witczak dan sumbu x
menunjukkan nilai Modulus Dinamis AMPT
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian campuran BNA Blend dengan kadar lebih
rendah dari 25% dan lebih tinggi dari 25% untuk mengetahui pengaruh
Modulus Dinamis terhadap campuran aspal modifikasi BNA Blend 75/25.
6. Daftar Pustaka
1. ASPHALT INSTITUTE (1983). Principles of Constructions of Hot Mix
Asphalt Pavement, Manual Series No.22. USA: The Asphalt Institute.
2. AASHTO D: PP 61-10 (2010). Developing Dynamic Modulus Master
Curves for Hot Mix Asphalt (HMA) using the Asphalt Mixture
Performance Texter (AMPT), AASHTO, USA
3. Kementrian Pekerjaan Umum (2010). Spesifikasi Umum 2010 Devisi ke
V1. Seksi 6.3 Campuran Beraspal Panas.
4. Pellinen, T.K., Witczak, M.W. (2002). Stress Dependent Master Curve
Construction for Dynamic Modulus, Journal of the Association of Asphalt
Paving Technologies, Vol 71.
5. Witczak, M.W., Kaloush, K., Pellinen, T., El-Basyouny, M.,
and Von Quintus, H., (2002).Simple Performance Test for Superpave Mix
Design, NCHRP Report 465, Transportation Research Board, Washington
DC, USA.
13