Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI KINERJA LABORATORIUM CAMPURAN LATASTON

(HRS-WC) DALAM KERANGKA PENGUJIAN MEKANISTIK DAN


SIMULATIF DENGAN MENGGUNAKAN ASPAL MODIFIKASI BNA
BLEND 75/25

Isabel Maria Filipe Alves Bambang Sugeng Subagio


Program Studi Magister Teknik Sipil Program Studi Magister Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan LingkunganFakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi BandungInstitut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No.10 Bandung 40123 Jl. Ganesha No.10 Bandung 40123
Telp/Fax: 62-22-2534167 Telp/Fax: 62-22-2534167
email: ismafial_costa@yahoo.com email: bsugengs@si.itb.ac.id

Harmein Rahman Sony Sulaksono Wibowo


Program Studi Magister Teknik Sipil Program Studi Magister Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkunga Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No.10 Bandung 40123 Jl. Ganesha No.10 Bandung 40123
Telp/Fax: 62-22-2534167 Telp/Fax: 62-22-2534167
email: rahmanharmeingmail@.com email: sonyssw@hotmail.com

Abstrak–Pada campuran Lataston (HRS-WC) hasil pengujian Modulus Dinamis menunjukkan


bahwa nilai Modulus Dinamis aspal modifikasi BNA Blend lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai Modulus Dinamis aspal Shell 60/70 pada temperatur tinggi (45 0C) dengan frekuensi
pembebanan yang tinggi (10Hz, 1Hz). Dan nilai Modulus Dinamis pada campuran dengan aspal
Shell memberikan nilai Modulus Dinamis tinggi pada temperatur tinggi (40 0C) dengan frekuensi
pembebanan yang rendah (0.1Hz, 0.01Hz). Hal ini dapat memngindikasikan campuran dengan
menggunakan aspal modifikasi BNA Blend 75/25 memiliki Kinerja ketahanan campuran yang
lebih bagus pada temperatur tinggi dan frekuensi pembebanan yang tinggi, sehingga campuran
lebih tahan menahan beban lalu lintas.
Abstrack–On theLatastone mixture result of Dynamic Modulus test showed that the Dynamic
Modulus value of modified BNA Blend asphalt was higher than that of Shell 60/70 asphalt at a
high temperature (450C) by a high loading frequency (10Hz, 1Hz). And the Dynamic Modulus
value in a mixture with Shell asphalt resulted in a high Dynamic Modulus value at a high
temperature (400C) by a low loading frequency (0.1Hz, 0.01Hz). It indicated that a mixture
using modified BNA Blend 75/25 asphalt has a better mixture strength performance at higher
temperatures and higher loading frequencies, and thus the mixture is stronger in supporting
traffic loads.

Kata Kunci: Lataston Lapis Aus (HRS-WC), BNA Blend 75/25, Whell Tracking Test, Modulus
Dinamis

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam mendukung pembangunan ekonomi masyarakat diperlukan prasarana
pendukung infrastruktur jalan yang memadai dalam menunjang aktivitas
pembangunan.Untuk itu diperlukan struktur perkerasan jalan yang kuat, tahan
lama dan mempunyai daya dukung tinggi agar lalu lintas yang melintas
diatasnya dapat merasa aman dan nyaman.
Namum kerusakan yang terjadi akibat semakin bertambahnya kendaraan maka
akan menyebahkanbertambahnya repetisi beban lalu lintas (overloading),

1
temperatur dan perubahan intensitas curah hujan mengakibatkan lapis
permukaan struktur perkerasan jalan cepat mengalami kerusakan, sehingga
kondisi jalan tidak mencapai umur rencana yang dikehendaki
Lataston (HRS-WC) merupakan campuran antara agregat bergradasi senjang
atau sebagai lapis permukaan struktur perkerasan.Untuk mencegah masuknya
air pada struktur perkerasan jalan berbagai upaya inovasi telah dilakukan
sebagai proteksi terhadap perkerasan jalan. Upaya-uapaya inovasi lain sangat
dibutuhkan seperti teknologi penggunaan Asbuton,
Fokus pada penelitian ini adalah penggunaan BNA Blend 75/25 yang
merupakan proses modifikasi campuran antara aspal minyak dan BNA dengan
komposisi tertentu, sehingga manpu meningkatkan kinerja aspal minyak
(modifier). BNA Blend Keunggulan dari BNA Blend diharapakan dapat
memperbaiki kelemahan yang dimiliki Lataston (HRS -WC) seperti kurang
tahan terhadap deformasi dan lemah terhadap stabilitas dalam suhu tinggi.

1.2. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menentukan kriteria desain untuk
campuran lataston (HRS-WC) dengan aspal modifikasi BNA Blend 75/25
dibandingkan dengan aspal minyak Shell 60/70 dalam campuran bergradasi
senjang berdasarkan Modulus Dinamis dan Deformasi Permanen dengan mutu
perkerasan yang lebih tinggi. Sekaligus bila alternatif ini dipenuhi maka
pemakaian memberi manfaat bagi pekerjaan pengaspalan dan dapat mengurangi
ketergantungan terhadap aspal impor.

1.3. Maksud Penelitian


Maksud dari Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja campuran
Lataston HRS-WC yang memggunakan aspal modifikasi BNA Blend 75/25
dibandingkan dengan campuran Lataston yang menggunakan aspal Shell 60/70
dilihat dari karakteristik Marshall tiap variasi campuran, berapa komposisi
optimum penggunaan BNA Blend 75/25 dan aspal Shell 60/70 dalam campuran
Lataston (HRS-WC) dengan berdasarkan kinerja campuran terhadap Modulus
Dinamis (Dynamic Modulus) dan Deformasi Permanen.

1.4. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah evaluasi kinerja laboratorium campuran
Lataston (HRS-WC) dengan sub tujuan dari kegiatan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Mengevaluasi karakeristik kinerja Campuran Lataston (HRS-WC) aspal
modifikasi BNA Blend 75/25 dengan aspal Shell 60/70 dan membandingkan
nilai yang diperoleh dari masing-masing campuran.

2. Mengevaluasi karakteristik Marshall dan kepadatan mutlak dari campuran


Lataston (HRS-WC) yang menggunakan aspal modifikasi BNA Blend 75/25
dengan campuran Lataston (HRS-WC) yang menggunakan aspal Shell
60/70.
3. Mengukur, membandingkan dan mengevaluasi karakteristik Dynamic
Modulus (E*) dari campuran Lataston (HRS-WC) dengan aspal modifikasi
BNA Blend 75/25 dan campuran Lataston dengan aspal Shell 60/70 melalui
pengujian Asphalt Mixture Performance Tester (AMPT).

2
4. Mengukur, membandingkan dan mengevaluasi karakteristik Deformasi
Permanen dari campuran Lataston (HRS-WC) dengan aspal modifikasi
BNA Blend 75/25 dan campuran Lataston HRS-WC dengan aspal Shell
60/70 melalui pengujian Wheel Tracking Test.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini mempunyai lingkup batasan sebagi beriku:
1. Material yang digunakan :
a. Aspal yang digunakan adalah aspal modifikasi BNA Blend 75/25 yang
merupakan campuran dari aspal BNA Blend dan aspal minyak, yang
tersedia di pasaran.
b. Seluruh agregat (kasar, halus, filler) yang digunakan berasal dari satu
quary di Propinsi Jawa Barat.
c. Gradasi yang digunakan adalah campuran aspal bergradasi senjang yaitu
Lataston (HRS-WC) berdasarkan spesifikasi Bina Marga, tahun 2010

2. Standar pengujian karakteristik material agregrat dan aspal yang digunakan


adalah Spesifikasi Umum Campuran Beraspal Panas (Kementerian
Pekerjaan Umum Tahun 2010), Standar Nasional Indonesia (SNI), American
Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO),
American Society for Testing Materials (ASTM), dan British Standart (BS).

3. Perencanaan campuran aspal panas menggunakan metoda Marshall dan


Pendekatan Kepadatan Mutlak untuk mendapatkan Kadar Aspal Optimum
(KAO) dari kedua jenis campuran Lataston (HRS-WC)

4. Pengujian laboratorium pada kepadatan ada kondisi Kadar Aspal Optimum


campuran terdiri dari:
 Uji Marshall dan kepadatan mutlak
 Uji Ketahanan Dynamic Modulus(E*) dengan alat Asphalt Mixture
Performance Tester (AMPT) dengan variasi temperatur (10oC, 20oC,
40oC, 45oC) dan frekwensi (10 Hz: 1Hz: 0,1Hz: 0,01Hz) berdasarkan
klasifikasi performance grade (PG) alat uji AMPT.
 Uji Ketahanan Deformasi dengan alat Wheel Tracking Machine (WTM)

2. Metodologi Penelitian
Alur kegiatan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.Komponen dalam
kegiatan penelitian ini, ,mencakup pengujian karakteristik Agregat, pengujian
karakteristik Aspal, pengujian Marshall, pengujian Kepadatan Mutlak (PRD)
dan dua hal yang penting yang penting yaitu pengujian Wheel Tracking dan
Pengujian Modulus Dinamis.Dalam pengujian Modulus Dinamis ini terdapat
pengujian secara laboratorium denagan AMPT dan dengan hasil prediksi
persamaan Witzcak.

3
Gambar 1. Diagram Alir Kegiatan Evaluasi

4
3. Penyajian Data
3.1.1. Hasil Pengujian Agregat
Agregat merupakan komponen terpenting dalam perkerasan jalan sehingga
dibutuhkan agregat yang bersih, keras dan bebas dari lempung, atau bahan
yang tidak dikehendaki lainnya. Hasil pengujian karakteristik agregat dilakukan
berdasarkan Spesifikasi Kementrian Pekerjaan Umum, Revisi 2 (2010).Hasil
karakteristik agregat kasar dan agregat halaus dapat dilihat pada tabel 1 dan
tabel 2.

Tabel 1.Hasil Pengujian Agregat Kasar

Tabel 2. Hasil Pengujian Agregat Halus

3.1.2 Hasil Pengujian Aspal


Hasil pengujian aspal penting sebagai ,material pembungkus atau menyelimuti
agregat pada pada waktu pencampuran dan sebagai pelumas dalam proses
penhamparan sehingga mudah dipadatkan Dari hasil pengujian karakteristik
antara aspal Shell 60/70 dan aspal modifikasi BNA Blend 75/25, dapat dilihat
pada Tabel 3.

5
Tabel 3. Hasil Pengujian Aspal Shell 60/70

Tabel 4. Hasil Pengujian Aspal Modifikasi BNA Blend 75/25

3.2. Hasil Pengujian Marshall


Pengujian Marshall denganmenggunakan campuran Lataston Lapis Aus (HRS-WC)
bergradasi senjang bertujuan menentukan Kadar Aspal Optimum (KAO).
KAOmerupakan rentang kadar aspal yang memenuhi semua syarat criteria campuran
beraspal, yaitu: VIMMR, VIMRef, VMA,VFA, stabilitas, kelelahan dan MQ. Benda uji
yang digunakan sebanyak 15 buah benda uji yang menwakili kadar aspal

6
6.5%.7%,7.5%, 8.0% dan 8.5%.Hal dari pengujian Marshalll dapat ditunjukkan pada
tabel 5.

Tabel 5. Hasil Penentuan Kadar Aspal Optimim (KAO)

HRS-WC Shell 60/70 HRS-WC BNA Blend 75/25


Kriteria Satuan
Spesifikasi Hasil Spesifikasi Hasil
KAO - 7.3 - 7.6 %
Rentang KAO - 7.00 -7.61 - 7.10 -8.00 %
Kepadatan - 2.255 - 2.265 t/m3
VIMMarshall 4-6 4.5 4-6 4.6 %
VIMRefusal Min 3 3.5 Min 3 3.6 %
VFA Min 68 75.0 Min 68 74.0 %
VMA Min 18 19.60 Min 18 19.80 %
Stabilitas Min 800 1265 Min 800 1375 kg
Flow Min 3 3.45 Min 3 3.20 mm
MQ Min 250 375.60 Min 250 425.50 Kg/mm

3.2.1. Hasil Pengujian IKS


Pengujian Perendaman Marshall bertujuan untuk mengetahuidurabilitas
campuran beraspal. Dalam pengujian ini, campuran diukur kinerja ketahanannya
terhadap infiltasi air panas pada benda uji selama perendaman 30 menit dan 24
jam dengan temperatur 600C . Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai
IKS memenuhi Spesifikasi Kementrian Pekerjaan Umum, Revisi 2, (2010)

Tabel 5.Nilai Indeks Kekuatan Sisa (IKS)

HasilPengujian
Aspal Aspal
Spesifikasi
Sifat-sifatCampuran Satuan Shell BNA
HRS-WC
60/70 Blend
75/25
Kadar Aspal % 7.3 7.6
StabilitasPerendaman (S1) Kg 996.79 1105.16
StabilitasStandar (S2) kg 1080.21 1172.77 Min 800
IKS (S1/ S2) % 92.28 94.24 ≥ 90

3.3. Hasil Pengujian Wheel Tracking


Pengujian Wheel Tracking dilakukan pada tempertaur 45 0C dan 600C.Masing-
masing benda uji dibuat pada Kadar Aspal Optimum Refusal (KAO Ref). Untuk
melihat kinerja ketahanan deformasi campuran maka dilakukan tinjauan
terhadap tiga parameter yaitu Stabilitas Dinamis (Dynamic Stability), Laju
Deformasi (Rate of Deformation) dan Deformasi Permanen. Hasil Pengujian
Wheel Tracking ditunjukkan pada Tabel 6dibawah

7
Tabel 6.HasilPengujianWheel Tracking

3.4. Hasil Pengujian Modulus Dinamis Dengan AMPT


Asphalt Mixture Performance Test (AMPT) merupakan alat yang dipakai untuk
menentukan pengujian Modulus Dinamis. Pengujian ini mengacu pada
AASHTO PP 61-10..AMPT dilakukan sesuai dengan variasi temperatur dan
variasi frekuensi pembebanan dengan berdasarkan nilai PG pada kedua
campuran baik campngan HRS-WC dengan aspal Shell 60/70 maupun
campuran HRS-WC dengan aspal modifikasi BNA Blend 75/25.Untuk
menganalisis Modulus Dinamis untuk membangun Master Curve dilakukan
melalui program softwere yang didapatkan pada alat AMPT. Dari hasil
pengujian Modulus Dinmais dapat dilihat pada tabel7.

Tabel 7.Fitting Parameter Master Solver

HRS-WC BNA Blend


Fitting Parameter HRS-WC SHEELL 60/70
75/25
|E*|max 3124.8 3143.3
δ 15.8 19.2
β -0.35 -0.695
ɣ -0.596 -0.5125
ΔE 199.999 162.021
R2 0.96 0.975
Se/Sy 0.05 0.04

3.5. Hasil Pengujian Modulus Dinamis Dengan Persamam Witczak


Modulus Dinamis hasil analisis dengan Persamaan Witczak, disebabkan oleh
model prediksi Witczak. Model ini membutuhkan parameter seperti viskositas
aspal, persentase agregat 3/8,, No.4 dan No.200 yang dianalisis serta nilai
volumetrik yang digunakan seperti nilai VIM. Nilai Modulus Dinamis pada

8
penelitian ini hanya memperhitungkan nilai Modulus Dinamis Campuran dari
aspal Shell 60/70.

Tabel 8.Hasil Modulus Dinamis Campuran HRS-WC


denganAspal Shell60/70

Temperatur Frekuensi Modulus Dinamis (Mpa)


Jenis Campuran
(°C) (Hz) |E*| |E*| Witczak
10 9,066.15 24,633.82
1 6,025.70 15,977.23
10
0.1 3,396.99 9,489.99
0.01 1,705.26 5,180.23
10 4,670.93 9,152.09
1 2,260.80 4,970.67
Shell 60/70 20
0.1 936.07 2,519.33
0.01 445.04 1,222.37
10 935.27 2,550.80
1 416.04 1,237.82
40
0.1 273.67 594.31
0.01 222.50 282.42

4.AnalisisData
4.1 Analisis Pengujian Wheel Tracking
Pada Gambar 4. nilai Stabilitas Dinamis pada temperatur 45 0C untuk campuran
HRS-WC dengan aspal modifikasi BNA Blend 75/25 lebih tinggi dari pada
semua temperatur. Hal ini menunjukkan bahwa campuran dengan aspal BNA
Blend 75/25 mempunyai kemanpuan yang lebih baik terhadap perubahan
temperatur

8000 7000.0
Stabilitas Dinamis (T/mm)

7000
6000 5250.0
5000
4000
2863.6
3000
2000
1000 393.8
0
45oC 60oC
Aspal Shell 60/70 BNA
Temperatur (0C) BLEND 75/25

Gambar2.Perbandingan Stabilitas Dinamis

9
0.1200

Laju Deformasi (lintasan/ mm)


0.1067
0.1000
0.0800
0.0600
0.0400
0.0200 0.0147
0.0080 0.0060
0.0000
45oC 60oC

Temperatur (0C)
Aspal Shell 60/70 BNA Blend 75/25
Gambar 3.Perbandingan Laju Deformasi

Pada temperatur 60˚C aspal Shell 60/70 mengalami laju deformasi paling tinggi
dibandingkan dengan aspal yang menggunakan aspal modifikasi BNA Blend
75/25.Hal ini disebabkan bahwa aspal Shell 60/70 pada temperatur tinggi
kurang mampu menahan repitisi beban.

4.2 Analisis Pengujian Modulus Dinamis dengan AMPT

Gambar 4.Modulus Dinamis terhadap Reduced Frequency


untukSeluruh Campuran

Dari Gambar diatas menunjukkan perbandingan nilai Modulus Dinamis kedua


campuran. Nilai Modulus Dinamis akan meningkat seiring dengan
meningkatnya reduced frequency. Nilai reduced frequency berbanding terbalik
dengan temperatur dan berbanding lurus dengan Modulus Dinamis dan shift
factor. Dari gambar diatas, terlihat bahwa ada tiga (3) tahap Modulus Dinamis
terhadap reduced frequency sebagai berikut:

1. Zonz 1
Pada nilai reduced frequency kurang dari 2476.9 Hz dan pada temperatur lebih
dari 4.40C maka nilai Modulus Dinamis campuran HRS-WC aspal modifikasi

10
BNA Blend 75/25 memiliki nilai Modulus Dinamis lebih besar sebesar 310.6
Mpa dibandingkan Aspal Shell 60/70 yaitu sebesar 164.5 Mpa. Pada temperatur
tinggi campuran dengan aspal modifikasi BNA Blend 75/25 mempunyai
Modulus Dinamis semakin menurun menunjukkan campuran tidak kaku akibat
perubahan temperatur.

2. Zona 2
Zona ini merupakan zona transisi, dimana nilai reduced frequency untuk
campuran HRS-WC aspal Shell 60/70 dan aspal modifikasi 75/25 adalah pada
temperatur 21,10C adalah berkisa antara 5776.8 Mpa sampai dengan 7331.4
Mpa

3. Zona 3
Pada zona ini Modulus Dinamis campuran HRS-WC aspal Shell 60/70 lebih
besar, adalah sebesar18734.8 Mpa dibandingkan dengan nilai Modulus Dinamis
aspal modifikasi BNA Blend 75/25 sebesar 17249 Mpa, pada nilai reduced
frequency lebih dari 2476.9 Hz atau pada temperatur kurang dari 4,4 0C
daripada aspal modifikasi BNA Blend 75/25 dengan nilai reduced frequency
sebesar 1034.9 Hz. Hal ini menunjukkan bahwa campuran dengan aspal Shell
60/70 relatif kurang kaku pada temperatur rendah atau menunjukkan sifat yang
lebih elastic,

Berdasarkan persentase Modulus Dinamis, keuntungan yang didapatkan dari


campuran aspal Shell 60/70 dan campuran aspal modifikasi BNA Blend 75/25
adalah:
 Pada temperatur yang lebih rendah yaitu -10 0C perbedaan nilai Modulus
Dinamis tidak terlalu besar sekitar (8-9%) karena pada temperatur ini
perkerasan masih dalam fase elastis.
 Pada temperatur tinggi yaitu 540C nilai Modulus Dinamis semakin menurun
menunjukkan campuran tidak kaku akibat perubahan temperatur. Campuran
dengan peningkatan (>50%) terhadap campuran aspal Shell 60/70. Hal ini
dapat diindikasi bahwa dengan kadar aspal BNA Blend 75/25 akan
meningkatkan ketahanan campuran terhadap temperatur tinggi. Ketahanan
campuran BNA Blend 75/25 terhadap temperatur tinggi, sejalan dengan sifat
dari aspal modifikasi BNA Blend 75/25 yaitu tahan terhadap suhu tinggi,
mempunyai titik lembek yang lebih tinggi serta memiliki penetrasi lebih
rendah dibandingkan dengan aspal Shell 60/70. Hal ini mengindikasikan
bahwa campuran aspal modifikasi BNA Blend 75/25 relatif lebih kaku
dibandingkan dengan aspal Shell 60/70.
 Campuran aspal modifikasi BNA Blend 75/25 mempunyai kekakuan yang
lebih baik , apabila digunakan pada desain tebal struktur perkerasan dapat
mengurangi ketebalan struktur perkerasan sehingga lebih ekonomis.

4.3 Analisis Pengujian Modulus Dinamis dengan Persamaan Witczak


PadaGambar 5 terlihat bahwa model prediksi Witczak memberikan hasil nilai
Modulus Dinamis yang baik dengan. R2 = 0,98 untuk campuran Lataston
(HRS-WC) aspal Shell 60/70. Nilai Modulus Dinamis yang diperoleh dari hasil
AMPT dan hasil persamaan Witczak mempunyai korelasi yang baik

11
Modulus Dinamis Persamaan Witczak (MPa)
30,000.00

25,000.00
f(x) = 2.62x - 151
20,000.00 R² = 0.98
15,000.00

10,000.00

5,000.00

0.00
0.00 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00
Modulus Dinamis Hasil Pengujian AMPT (MPa)

Gambar 5. Perbandingan Modulus Dinamis Campuran


HRS-WC dengan Aspal Shell 60/70

5. Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian sifat Agregat, Aspal Shell 60/70 dan Aspal Modifikasi
BNA BLend 75/25:
a. Seluruh hasil pengujian agregat menunjukkan bahwa agregat memenuhi
ketentuanspesifikasi Kementrian Pekerjaan Umum, (Revisi 2), 2010.
b. Dari hasil pengujian aspal Shell 60/70 memenuhi kriteria Aspal Keras I dan
Aspal Modifikasi BNA Blend 75/25 dari hasil pengujian penetrasi
mengalami penurunan nilai penetrasi dari 53,0 dmm menjadi 51.1 dmm,
mengakibatkan aspal menjadi lebih keras dan mengalami kenaikkan titik
lembek dari 54% menjadi 56%, Namun hasil pengujian daktilitas tidak
memenuhi kriteria kelas Aspal Tipe IIa, yaitu > 100 cm.
c. Nilai stabilitas Marshall pada campuran HRS-WC dengan aspal modifikasi
BNA Blend 75/25 lebih tinggi (1375 kg) dibandingkan dengan campuran
aspal Shell 60/70 yang lebih rendah (1265 kg), disebabkan oleh
penetrasinya lebih rendah akibat aspal bersifat lebih kaku dan memiliki
kelelahan (flow) yang lebih rendah sehingga meningkatkan kekuatan
campuran.
d. Hasil uji perendaman Marshall menunjukkan bahwa campuran dengan
aspal modifikasi BNA Blend 75/25 memiliki ketahanan yang lebih baik
terhadap pengaruh air. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Indeks Kekuatan
Sisa (IKS) untuk aspal modifikasi BNA Blend 75/25 sebesar 94.24%, dan
untuk aspal Shell 60/70 sebesar 92.28%.
e. Pada temperatur 45˚C nilai Stabilitas Dinamis pada campuran HRS-WC
aspal modifikasi BNA Blend 75/25 memiliki nilai Stabilitas Dinamis paling
tinggi. jika dibandingkan dengan temperatur 60˚C yang mempunyai nilai
Stabilitas Dinamis sebesar. Hal ini disebahkan karena aspal sudah
melembek, sehingga ketahanan terhadap deformasi mulai berkurang.
f. Dari hasil pengujian Modulus Dinamis dengan AMPT, Pada temperatur
tinggi 40OC dan temperatur 45OC dengan frekuensi tinggi (1 Hz dan 10 Hz)

12
nilai Modulus Dinamis lebih tinggi pada campuran HRS-WC aspal
modifikasi BNA Blend 75/25 dari pada campuran dengan aspal Shell
60/70. Hal ini pada temperatur 45oC memberikan nilai Modulus dinamis
campuran HRS-WC aspal modifikasi BNA Blend 75/25 memiliki
ketahanan yang lebih tinggi pada frekuensi pembebanan tinggi sedangkan
untuk campuran HRS-WC aspal Shell 60/70 pada temperatur 40 OC
memiliki ketahanan yang lebih tinggi untuk temperatur tinggi dan frekuensi
pembebanan yang rendah
g. Model prediksi Witzcak memberikan prediksi nilai Modulus Dinamis yang
mendekati nilai Modulus Dinamis hasil pengujian AMPT, dengan korelasi
mendekati 1 dan R2 = 0.98 untuk campuran HRS-WC aspal Shell 60/70,
yang didapatkan dari persamaan y = 2.6231 x -151 dimana sumbu y
menunjukkan nilai Modulus Dinamis metode Witczak dan sumbu x
menunjukkan nilai Modulus Dinamis AMPT

5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian campuran BNA Blend dengan kadar lebih
rendah dari 25% dan lebih tinggi dari 25% untuk mengetahui pengaruh
Modulus Dinamis terhadap campuran aspal modifikasi BNA Blend 75/25.

6. Daftar Pustaka
1. ASPHALT INSTITUTE (1983). Principles of Constructions of Hot Mix
Asphalt Pavement, Manual Series No.22. USA: The Asphalt Institute.
2. AASHTO D: PP 61-10 (2010). Developing Dynamic Modulus Master
Curves for Hot Mix Asphalt (HMA) using the Asphalt Mixture
Performance Texter (AMPT), AASHTO, USA
3. Kementrian Pekerjaan Umum (2010). Spesifikasi Umum 2010 Devisi ke
V1. Seksi 6.3 Campuran Beraspal Panas.
4. Pellinen, T.K., Witczak, M.W. (2002). Stress Dependent Master Curve
Construction for Dynamic Modulus, Journal of the Association of Asphalt
Paving Technologies, Vol 71.
5. Witczak, M.W., Kaloush, K., Pellinen, T., El-Basyouny, M.,
and Von Quintus, H., (2002).Simple Performance Test for Superpave Mix
Design, NCHRP Report 465, Transportation Research Board, Washington
DC, USA.

13

Anda mungkin juga menyukai