2017
Sinaga, Ronaldo B
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5565
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENENTUAN KADAR KALIUM PADA PUPUK KALIUM KLORIDA(KCL) DAN
PUPUK NPK DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN
ATOM DI BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG MEDAN
TUGAS AKHIR
RONALDO B SINAGA
142401162
TUGAS AKHIR
RONALDO B SINAGA
142401162
Disetujui di
Medan, Juli 2017
Diketahui
Program Studi D III Kimia FMIPA USU
Ketua, Dosen Pembimbing
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Ronaldo B Sinaga
142401162
Penulis mengungkapkan Puji dan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kuasaNya yang tetap mencurahkan berkat, rahmat, kesehatan jasmani dan rohani, sehingga
penulis dapat menjalani hidup dengan penuh makna dan akan lebih bermakna lagi. Karya
Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya (AMD) pada
program studi Kimia Diploma III di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) Universitas Sumatera Utara.
Penulisan Karya Ilmiah ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman Penulis selama
menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB)
dari tanggal 23 Januari sampai dengan 23 Februari 2017. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa KARYA ILMIAH ini masih jauh dari kesempurnaan karena adanya keterbatasan
penulis, baik dari segi pengetahuan, waktu, maupun pengalaman penulis. Meski demikian
Penulis mengharapkan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis serta pun dari semua
pihak yang membaca karya ilmiah ini.
Dengan selesainya karya ilmiah ini, penulis menghantarkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis untuk
menyelesaikan Karya Ilmiah ini, terutama kepada:
1. Ayahanda tercinta J.Sinaga dan Ibunda terkasih R.DebataRaja yang sangat saya cintai
dan Saya mengucapkan banyak terima kasih atas doa, perhatian, kasih sayang,
dukungan, semangat dan bimbingan moral kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dan Kuliah saya dengan baik.
2. Bapak Dr. Kerista Sebayang, M.S, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Dr.Cut Fatimah Zuhra, M.Si, selaku ketua Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
4. Dr. Minto Supeno, M,Si, selaku ketua Program Studi D3 Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
5. Drs. Darwis Surbakti,M.Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak
membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Karya Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan ketidakmampuan. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir
ini dapat bermanfaat baik untuk penulis dan juga pembaca.
Ronaldo B Sinaga
ABSTRAK
Telah dilakukan analisa kadar Kalium pada pupuk kalium klorida yang dilakukan di
Balai Pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB) Medan. Anal sa dilakukan dengan metode
yaitu metode Spektrofotometri Serapan Atom. Metode Spektrofotometri Serapan Atom
didasarkan pada prinsip kerjanya dimana atom-atom netral dalam keadaan uap akan
terionisasi terlebih dahulu.. Hasil menunjukkan bahwa analisa kadar Kalium pada Pupuk
Kalium Klorida dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom sebanyak 31,10% dan pada
pupuk NPK sebesar 13,12%. Kadar Kalium pada pupuk Kalium Klorida dan Pupuk NPK
belum memenuhi syarat SNI yang ditetapkan.
ABSTRACT
otassium chloride fertilizer was analyzed in Medan Testing and Identification Agency
(BPIB). Anal sa done by method that is method of Atomic Absorption Spectrophotometry. The
Atomic Absorption Spectrophotometric Method is based on the working principle where the neutral
atoms in the vapor state will be ionized first. The results show that the analysis of potassium content
in Potassium Chloride Fertilizer by Atomic Absorption Spectrophotometric method is 31.10% and the
NPK fertilizer is 13.12 %. Potassium levels in potassium chloride pot not fulfilled SNI requirements.
Key words:
Potassium, atomic absorption spectrophotometry, fertilizer
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA 31
LAMPIRAN 33
PENDAHULUAN
Kalium (K) merupakan unsur hara essensial tanaman.Tidak ada unsur lain yang dapat
tanaman adalah pengaruhnya pada efisiensi penggunaan air.Proses membuka dan menutup
pori – pori daun tanaman, stomata, dikendalikan oleh konsentrasi K dalam sel yang terdapat
penampilan.gejala yang paling menonjol adalah tanda – tanda terbakarnya daun yang dimulai
Sistem perakaran tanaman jelek/terhambat. Batang tanaman menjadi lemah.Biji dan buah
kecil dan mempunyai bentuk tidak normal, hal ini disebabkan tanaman mudah terserang
menyebabkan : akumulasi karbohidrat dapat larut dan gula reduksi, sintesa glikogen dan pati
Bila tanaman kekurangan K, maka banyak proses yang tidak berjalan dengan baik,
misalnya terjadinya kumulasi karbohidrat, menurunnya kadar pati, dan akumulasi senyawa
nitrogen dalam tanaman. Fungsi Kalium yang lain adalah untuk pengembangan sel dan
80% - 90% dari volume sel.Hal ini disebabkan oleh: (1) dinding sel yang mengembang
akumulasi larutan yang berpengaruh secara internal terhadap tekanan osmosis. (Rosmarkam
Unsur Kalium merupakan unsur hara yang mudah mengadakan persenyawaan dengan
unsur atau zat lainnya, misalnya Khlor, magnesium. Unsur (K) berfungsi bagi tanaman yaitu
untuk : (a) mempercepat pembentukan zat Karbohidrat dalam tanaman ; (b) memperkokoh
tubuh tanaman ; (c) mempertinggi resistansi terhadap serangan hama/ penyakit dan
Sifat K yaitu mudah larut dan terbawa hanyut dan mudah pula difiksasi dalam
tanah.Sumber x adalah beberapa jenis mineral, sisa – sisa tanaman dan jasad renik, air irifasi,
larutan dalam tanah, abu tanaman dan pupuk Anorganik.Dalam pembentukan biji padi –
padian (buah cariopsis) K merupakan unsur yang penting, menyebabkan tandanya bernas,
bagi pembentukan umbi – umbian unsur K mutlak penting, misalnya dengan pupuk NPK
1.2 Permasalahan
- Apakah Kadar Kalium yang terdapat pada pupuk KCl dan NPK telah memenuhi
Atom.
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui kadar kalium pada pupuk KCL dan NPK dengan metode
- Dapat mengetahui kadar Kalium pada pupuk KCL dan NPK dengan metode
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Analisa Kimia
Analisa kimia dalam industri pengolahan hasil – hasil pertanian, analisa kimia penting
untuk menaikkan mutu hasil yang dipasarkan dan untuk memperoleh kualitas yang tepat
(standarisasi). Dalam penjagaan mutu dan standarisasi sangat penting. Agar tujuan ini dapat
1. Bahan dasar (raw materials) yang memenuhi syarat. Untuk itu, analisa sangat penting.
2. Pengolahan/reaksi yang tepat perbandingan bahan – bahannya yang tepat dan pengaturan
dianalisa, juga hasil pengerjaan/reaksi setiap tahap, sebelum diteruskan dengan tahap
selanjutnya.
3. Hasil akhir sebelum dikirim kepasaran juga diperiksa mutunya dengan macam – macam
analisa.
Selain untuk produksi, industri memerlukan analisa kimia untuk bagian R&D nya
bahan seperti kestabilan terhadap pemanasan, terhadap bahan – bahan kimia dan sebagainya,
mengembangkan cara – cara analisa yang lebih baik (lebih cepat, murah, teliti, sederhana,
dan sebagainya). Development berusaha mendapatkan cara – cara baru untuk memperbaiki
proses produksi. Disamping ituanalisa kimia diperlukan untuk trouble shooting yaitu mencari
sebab – sebab kesulitan, misalnya mengapa suatu pengolahan tidak dapat memberikan hasil
yang semestinya.
mengetahui kualitas hasil produksi mereka, atau meneliti bahan apa yang mereka gunakan,
terutama kalau saingan itu menampilkan produk baru; mencoba mengetahui cara kerja
mereka dan sebagainya. Salah satu usaha kearah itu adalah analisa kimia dari hasil produksi
memeriksa barang – barang yang diduga telah dipalsu dengan jalan menganalisa barang –
Cara analisa klasik yang dikembangkan awal pertumbuhan kimia hampir seluruhnya
didasarkan pada sifat kimia zat- zat, sedangkan sifat fisik kurang terpakai atau hanya untuk
Analisa menjadi lebih sederhana kerena kita sudah tidak perlu lagi mencari/membuktikan
adanya zat- zat tertentu sebab menurut kesimpulan sementara, zat- zat tersebut tidak mungkin
terkandung dalam bahan yang dianalisa itu. Namun, sekalipun kesimpulan sementara itu
penting sekali,mendapat jawaban yang positif. Jawaban positif baru kita peroleh berdasarkan
berdasarakan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap oleh molekul analit.Salah
satu bagian dari spektrometri ialah Spektrometri Serapan Atom (SSA),merupakan metode
analisis unsur secara kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan
bebas.Spektrofotometri Serapan Atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom –
atom netral dalam keadaan gas, untuk itu diperlukan kalor/panas.Alat ini umumnya
digunakan untuk analisis logam sehingga setelah dipansakan akan sukar didapat unsur yang
terionisasi.Pada metode ini larutan sampel diubah menjadi bentuk aerosol didalam bagian
pengkabutan (nebulizer) pada alat AAS selanjutnya diubah ke dalam bentuk atom – atomnya
2.3. Pupuk
Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun
anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan
bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor keliling atau
Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman
dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal
digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman, dan arang kayu. Pemakaian pupuk
kimia kemudian berkembang seiring dengan ditemukannya deposit garam kalsium di Jerman
tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman tentang Pupuk Budi Daya Tanaman,defenisi
pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi
keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. Pupuk anorganik adalah pupuk hasil
pembuat pupuk. Penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia ) dalam jangka panjang
menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak, dan pencemaran
lingkungan. Hal ini jika terus berlanjut akan menurunkan kualitas tanah dan kesehatan
lingkungan (Isnaini,2006)
Pupuk Anorganik atau pupuk buatan yang merupakan hasil industri atau hasil dari
pabrik- pabrik pembuat pupuk (pupuk dari pabrik sriwijaya, Pabrik Kujang dan lain –
lain), pupuk mana yang mengandung unsur – unsur hara atau zat – zat makanan yang
diperlukan tanaman. Pupuk tersebut pada umumnya mengandung unsur hara yang
Kalium klorida, KCL, kadar K20 nya 52-53% (KCL80) dan 55-58% (KCL
90),bersifat agak nigroskopis, reaksi fisiologis asam lemah. Kandungan CL-nya yang tinggi
tanaman. Pada Kalium klorida (KCL) jika digunakan dalam jumlah besar atau kentang dan
tembakau akan mengurangi mutunya, maka perlu diganti yang berbentuk sulfat. Kalium –
Magnesium sulfat, parent kali, kadar K2O-nya 21-30% dan MgO 6-19,5% reaksi fisiologis
asam lemah.Pemakaiannya agak terbatas.Bahan pupuk yang mengandung kalium mudah larut
dalam air sehingga mudah tersedia untuk tanaman.Kebanyakan pupuk kalium tidak banyak
Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+.Di dalam tanah, ion tersebut
sangat dinamis.Tak mengherankan jika mudah tercuci pada tanah berpasir dan tanah dengan
pH rendah.Dari ketiga unsur hara yang banyak diserap oleh tanaman ( N,P,K ) kaliumlah
primer yang tidak dapat terserap oleh tanaman.Sekitar 1-10% terjebak dalam koloid tanah
karena kaliumnya bermuatan positif.Bagi tanaman,ketersediaan kalium pada posisi ini agak
lambat.Sisanya, sekitar 1-2% terdapat di dalam larutan tanah dan mudah tersedia bagi
tanaman.Kandungan kalium sangat tergantung pada jenis mineral pembentuk tanah dan
2.4.1Kalium
Kalium (K) merupakan hara utama ketiga setelah N dan P. Kalium mempunyai
valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur yang mobil dalam
tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan floem.Kalium
dalam sitoplasma dan kloroplas diperlukan untuk menetralkan larutan sehingga mempunyai
pH 7-8.Pada lingkungan pH tersebut terjadi proses reaksi yang optimun untuk hampir semua
penyerapan unsur Ca, Na, Mg turun. Unsur yang mempunyai pengaruh saling berlawanan
dan satu sama lain berusaha saling mengusir disebut antagonis. Oleh karena itu, perlu
larutan tanah pada beberapa jenis dan kondisi tanah, konsentrasi K+ sangat bervariasi yaitu
antara 1 hingga 265 mg K+.l-+. Sebagian besar tanah- tanah pertanian di tropik lembab antara
2 hingga 4 mg K+l-+.Kalium dalam larutan tanah akan meningkat sesuai dengan peningkatan
penambahan K. Peningkatan konsentrasi K dalam larutan tanah ini lebih besar apabila
larutan NH4-Oac tidak banyak berubah baik oleh peningkatan temperatur maupun tekanan air
Terlepas dari kenyataan ini K mempunyai peranan penting dalam tanaman, yaitu
c. Dapat menetralisasi asam – asam organik yang penting bagi proses fisiologi
g. Mengatur pergerakan stoma dan hal yang berhubungan dengan air atau
tersebut sangat tergantung pada kondisi tanah dan tanaman serta praktek pengelolaanya.
Berikut .beberapa faktor yang mempengaruhi metode dan penempatan pupuk; tanaman,
penggunaan bahan kimia dalam pengendalian hama dan penyakit yang dikombinasikan
dengan pupuk, dan temperatur tanah.Sejumlah metode pemupukan k yang telah diteliti oleh
peneliti-peneliti serta yang langsung diaplikasikan oleh petani; sebar di permukaan tanpa
dilakukan dengan pencampuran, sebar dan (disked), sebar dan diolah untuk pencampuran,
diberikan melalui biji, alur dengan berbagai kombinasi antara kedalaman dan dengan jarak
biji, penempatan di dalam tanah, alur tetapi di permukaan, (fertigation), kombinasi antara
metode-metode di atas
dengan bahan-bahan tanah,dan kondisi ini sangat merugikan apabila pada tanah-tanah yang
tertentu (tugal atau alur) maka konsentrasi pada bagian-bagian tertentu tinggi sebaliknya
bagian lain sedikit.terlalu banyak konsentrasi k dapat merusak tanaman muda atau perakaran,
volkanik tersebut tersebar atau banyak dijumpai Pulau Bawean dan maros.Indonesia saat ini
Di indonesia belum ada industri nasional pupuk K. Seluruh keperluan pupuk K masih
diimport. Umumnya pupuk K yang digunakan adalah muriate of potash (MOP) yang berumus
potasium sulfat (SOP).Pupuk ini dihasilkan dari tambang dan ada yang dengan proses
kimia.adajuga yang menggunakan potasium nitra (NOP) atau KNO3.Pupuk ini dihasilkan
dengan proses kimia antara KCL dengan natrium nitrat.pupuk ini banyak digunakan untuk
Bila pupuk dimasukkan kedalam tanah, maka pupuk ini akan mengalami ionisasi
setelah bereaksi dengan air. Hasil ionisasi ini menyebabkan meningkatnya konsentrasi kalium
didalam larutan tanah dan bersama – sama dengan ion K yang diserap, merupakan kalium
yang mudah diserap tanaman. Koloid tanah bermuatan listrik negatif, mampu menyerap
sejumlah kation – kation pada permukaannya dan seimbang dengan kation – kation yang
berada didalam larutan tanah. Jika konsentrasi ion K meningkat di dalam larutan tanah maka
reaksi akan beralih ke kiri dan banyak ion K yang diserap dipermukaan koloid tanah.
(Hasibuan, 2004)
Beberapa jenis-jenis dari kalium; Kalium klorida (KCL),Kalium terbesar klorida atau
pertanian.Mengandung 60 hingga K2O dan larut air. Sebagian besar KCL dibuat dari sylvinite
dan sebagian dari brine.Pemurnian dalam pembuatan pupuk KCL dari bahan-bahan tambang
tersebut dapat melalui proses flotasi atau proses kristalisasi,akan tetapi pupuk KCL untuk
pertanian sebagian besar dibuat melalui proses flotasi (pemisahan berdasarkan berat jenis)
(Novizan, 2005)
Kalium Sulfat (K2SO4) ,Kalium sulfat (K2SO4) juga disebut sulphate of potash(SOP),
mengandung sekitar 50% K2O dan 18% s.Dalam pupuk ini, selain mengandung K dan S juga
mengandung Cl yang relatif rendah yaitu di bawah 2,5%, sehingga cocok digunakan pada
K2O,11% Mg dan 22%S.Di alam terdapat dalam mineral langbeinite yang selanjutnya
diproses (dimurnikan) untuk dijual di pasaran.Sumber yang sangat baik K dan Mg larut air
dan sangat penting untuk tanah-tanah yang kahat Mg dan/atau S.Kalium nitrat
(KNO3),Kalium nitrat mengandung sedikit atau bahkan tidak ada Cl dan S. Mengandung
sekitar 44& dan 13% N. Pupuk ini banyak digunakan sebagai pupuk cair untuk buah-
sesuai kebutuhan tanaman karena K tidak banyak bergerak, kecuali pada tanah pasiran dan
tanah organik.Tidak seperti halnya N dan unsur hara lain,K+ cenderung untuk tetap dimana
kontak dengan tanah kurang dari 3%.Sehingga tanah harus mengandung atau dipupuk dengan
dosis cukup untuk meyakinkan kebutuhan tanaman terpenuhi pada setiap fase pertumbuhan
hingga panen.Total masa akar tanaman jagung hanya sekitar 1% dari volume tanah.Hal ini
berarti akar tanaman jagung melakukan kontak dengan hara tersedia dalam tanah kurang dari
Kalium tanah labil (posisi p) bisa lebih realistik diperkirakan dengan AK°
dibandingkan dengan Kad yang biasa diukur dengan pengekstrak N NH4 Oac pH 7.Nilai
potensi kemampuan menyangga K, power buffer capacity PBC, merupakan ukuran dari
kemampuan tanah untuk mempertahankan intensitas K dalam larutan tanah.Nilai PBC kalium
yang tinggi sangat nyata mampu mensuplai K dengan baik sebaliknya apabila rendah
dapat meningkatkan nilai tersebut, karena hasil peningkatan KTK yang tergantung pH.Faktor
intensitas K (ARk) dihitung dari konsentrasi Ca, Mg, K, dan Na yang tertukar dan dikoreksi
untuk diaplikasikan pada teori Deybe-Huckel. Nilai ARke merupakan ukuran dari
ketersediaan atau aktivitas K labil dalam tanah dan nilai tersebut dapat ditingkatkan dengan
pemupukan K.Selain itu dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengapuran juga dapat
Pupuk kalium yang banyak digunakan di indonesia saat ini adalah KCL ( kalium klorida )
dengan kadar 60%K2O. Seperti kalium sulfat, kalium magnesium sulfat (K2SO4.MgSO4), dan kalium
nitrat (KNO3). Pupuk KCL harganya lebih murah dibandingkan dengan K2SO4. Walaupun
ketersediaan pupuk kalium sulfat terbatas di indonesia,namun pupuk kalium ini penting,terutama bila
tanah mengalami kahat anion sulfur. Kalium diperlukan tanaman untuk berbagai fungsi
efisiensi penggunaan air, serapan unsur nitrogen, sintesis protein, dan translokasi asimilat.Kalium juga
mempunyai peranan dalam meningkatkan ketahanan terhadap penyakit tanaman tertentu dan
Perilaku kimiawi tanah dapat ditakrifkan sebagai keseluruhan reaksi fisikokimia dan kimia
yang berlangsung antarpenyusun tanah dan antara penyusun tanah dan bahan yang ditambahkan
kepada tanah in situ.Faktor kelajuan semua reaksi kimia yang berlangsung dalam tanah berentangan
sangat lebar, antara yang sangat singkat berhitungan menit (reaksi serapan tertentu) dan yang luar
biasa lama berhitungan abad (reaksi yang berkaitan dengan pembentukan tanah).Reaksi – reaksi tanah
diimbas oleh tindakan faktor limgkungan tertentu.Reaksi tanah adalah parameter tanah yang
dikendalikan kuat oleh sifat – sifat elektrokimia koloid – koloid tanah. Istilah ini mengunjuk kemasam
atau kebasaan tanah, yang derajatnya ditentukan oleh kadar ion hidrogen dalam larutan tanah.
Sebetulnya kemasaman dan kebebasan merupakan pencerminan kadar baik ion H+ maupun ion OH_.
tetap.(Notohadiprawiro, 1995)
Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan.Berbicara tentang Sifat kimia
tanah, tidak terlepas dari persoalan unsur – unsur kimia dan reaksi kimia yang pembahasannya agak
rumit.Namun, pembahasan akan lebih ditekankan pada aspek praktisnya sehingga akan sangat
membantu dalam mencapai efektivitas pemupukan.Dengan mengetahui sifat kimia tanah akan didapat
gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan.Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat
Tumbuhan tingkat tinggi memperoleh unsur Karbon (C) dan oksigen (O2) dari udara melalui
stomata yang terdapat di permukaan daun.Kedua unsur tersebut selanjutnya diproses melalui
mekanisme fotosintesis. Unsur hidrogen (H) didapatkan dalam bentuk air (H2O). Unsur mineral
lainnya diperoleh tanaman dari dalam tanah yakni : Nitrogen, Kalium, Phospor, Magnesium, Sulfur,
Kalsium, Besi, Seng, Mangan, Tembaga, Boron, Molibdenum, dan Khlor.Tanaman menyerap
ketigabelas unsur hara dari lautan tanah dalam bentuk ion positif (kation) dan ion negatif
(anion).Karena bermuatan listrik, akan terjadi tarik - menarik antarkeduanya, juga terjadi tarik –
menarik antara ion dengan koloid tanah yang bermuatan listrik negatif.
b.Larutan Tanah
Larutan tanah adalah air yang terdapat di antara pori – pori tanah. Larutan ini mengandung
ion – ion terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman. Diantaranya terdapat juga ion – ion yang
tidak berguna atau bersifat racun bagi tanaman, seperti aluminium.Larutan tanah identik dengan
larutan garam yang mudah berubah konsentrasi (kepekatan) dan susunan kimianya.
Di daerah kering, kadar garam larutan tanah lebih tinggi daripada di daerah basah. Sering kali
kadar garam larutan tanah menghambat pertumbuhan tanaman.Kadar garam sebesar 0,5% saja sudah
Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation kalsium, magnesium, kalium, atau
natrium.Unsur – unsur tersebut terbawa oleh aliran air ke lapisan tanah yang lebih bawah (pencucian)
atau hilang diserap oleh tanaman.Karena ion – ion positif yang melekat pada koloid tanah berkurang,
kation pembentuk asam seperti hidrogen dan aluminium akan menggantikannya.Di Indonesia, ph
tanah umumnya berkisar antara 3-9, tetapi untuk daerah rawa seperti tanah gambut ditemukan ph di
bawah 3 karena banyak mengandung asam sulfat.Di daerah kering atau di daerah dekat pantai, ph
Koloid tanah adalah bagian tanah yang sanagt berperan dalam penyediaan unsur hara bagi
tanaman.Kapasitas Tukar Kation (KTK) adalah kemampuan atauatau kapasitas atau koloid tanah
untuk memegang kation.Kapasitas inisecara langsung tergantung pada jumlah muatan negatif dari
koloid tanah dan sangat ditentukan oleh tipe koloid yang terdapat dalam tanah.( Novizan,2005)
Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada tumbuhan. Dalam
proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi
berupa mineral dan air. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan diserap melalui akar, batang dan
daun. Nutrisi tersebut memiliki berbagai fungsi yang saling mendukung satu sama lainnya dan
menjadi salah satu komponen penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian.( Dwi,2012 )
Nutrisi yang biasanya dibutuhkan oleh tumbuhan tidak terlepas dari tiga unsur hara,yaitu
nitrogen (N) fosfor (F), dan kalium (K). Peranan ketiga unsur hara yaitu nirogen,fosfor, dan kalium
sangat penting dan mempunyai fungsi yang saling mendukung satu satu sama lain dalam proses
pertumbuhan dan produksi tanaman.Unsur Nitrogen (N) merupakan komponen utama dari protein
yang cepat kehilangan pengaruhnya pada tanaman dan bermanfaat memacu pertumbuhan secara
umum, terutama pada fase vegetatif.Unsur fosfor (P) bertugas untuk mengedarkan energi keseluruh
tanaman, sedangkan unsur Kalium (K) berperan sebagai aktivator berbagai enzim dan membantu
membentuk protein, karbohidrat gula memperkuat jaringan tanaman dan meningkatkan daya tahan
terhadap penyakit.Mikronutrien lain seperti Mn, Fe, Cu, Zn, B dan Mo juga dibutuhkan sebagai
kofaktor dalam proses fotosintesis, fiksasi nitrogen, respirasi dan reaksi – reaksi biokimia dalam
umum,dikenal dua jenis pupuk yang biasa digunakan, yaitu pupuk anorganik dan pupuk
organik.Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat di pabrik secara kimia, seperti Urea,
Phonska,pelangi dan lain – lain. Manfaat dari penggunaan pupuk anorganik menghasilkan
peningkatan produktivitas tanaman yang cukup tinggi.namun penggunaan pupuk anorganik dala
jangka yang relatif lama umumnya berakibat buruk pada kondisi tanah.Tanah menjadi cepat
mengeras, kurang mampu menyimpan air dan pH tanah menjadi asam yang pada akhirnya akan
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik
yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa,dapat berbentuk padat
atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik atau memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah.Sumber bahan organik dapat berupa kompos,pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami,
tonggol jagung, dan sabut kelapa) dan limbah ternak.Pupuk organik bermanfaat bagi peningkatan
produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan
meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang
dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Namun permasalahan
umum yang dihadapi pupuk organik adalah rendahnya kadar unsur hara, kelarutan rendah, waktu
relatif lebih lama menghasilkan nutrisi tersedia yang siap diserap tanaman, dan respon tanaman
terhadap pemberian pupauk organik tidak sebaik pemberian pupuk anorganik. Sehingga pupuk
organik tidak banyak digunakan, karena dianggap tidak memenuhi kebutuhan nutrisi
tanaman.(Mardiansyah,2010)
menggunakan pupuk sesuai kebutuhan tanaman karena komposisi N, P dan K dapat diformulasi
berdasarkan uji tanah. Anjuran teknik budidaya jagung juga menjadi suatu syarat dalam setiap
pelepasan variates baru.Kegiatan variates unggul telah dilakukan dalam laboratorium pemuliaan
tanaman dan telah dihasilkan nomor – nomor seleksi melalui tahap metode seleksi modifikasi daur
ulang fenotifa resiprokal dan siap dilakukan uji pendahuluan.Sehingga dalam hal ini perlu dilakukan
pengujian terhadap penambahan dosis pemupukan khususnya pupuk NPK.Aksesi terpilih yang
memiliki penampilan sifat agronomi yang baik dan lebih tinggi dari variates budidaya yang
dikembangkan oleh petani, dapat digunakan untuk membuat variates baru. ( Hartatik,2007 ).
Kekurangan hara Kalium menyebkan produksi merosot, walaupun sering tidak menampakkan
gejala defisiensi. Kejadian ini disebut lapar tersembunyi ( hiden hunger ). Kekurangan Kalium
menyebabkan kadar Karbohidrat berkurang dan rasa manis buah buahan sering berkurang.(
tanaman jelek/terhanbat. Batang tanaman menjadi lemah. Biji dan buah kecil dan mempunyai bentuk
tidak normal, hal ini disebabkan tanaman mudah terserang penyakit. Dalam hubungannya dengan
proses – proses fisiologi tanaman, kekurangan K dapat menyebabkan: akumulasi karbohidrat dapat
larut dan gula reduksi, sintesa glikogen dan pati terhambat, pemanfaatan substrat respirasi terhambat,
Secara umum, jika ada unsur hara yang kurang pada tanah tersebut maka tanaman akan
memperlihatkan gejala tertentu. Berikut beberapa gejala tumbuhan jika kekurangan kalium :
- Daun mengkerut atau keriting terutama pada daun tua walaupun tidak merata.
mati.
- Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, nutunya jelek, hasilnya rendah, dan tidak tahan
mempengaruhi eksitabilitas saraf dan otot serta berperan dalam tekanan osmotik
Kalium relatif tidak mobil dalam tanah. Unsur K dapat mencapai ke permukaan akar sebagian
besar melalui difusi. Oleh karena itu faktor – faktor yang membatasi pertumbuhan akar dapat
- Aerasi Tanah
Serapan K sangat dipengaruhi oleh aerassi tanah yang jelek, dan pengaruhnya lebih nyata
dibandingkan dengan sebagian besar unsur hara lain. Sehingga praktek pengolahan tanah
minimum dan pemadatan dapat secara nyata menurunkan serapan K oleh tanaman dan
membesar masalah defisiensi. Masalah tersebut banyak yang muncul disebabkan oleh
- Status/konsentrasi K-tanah
Jika nilai K tanah menurun maka serapan akar oleh tanaman juga akan turun.
- Fiksasi
Pada tanah – tanah tertentu dapat menjebak K pada kisi – kisi mineral liatnya sehingga
Pada umumnya tanah – tanah dengan KTK tinggi mempunyai kemampuan menyimpan
- Temperatur Tanah
Masalah ini dapat daiatasi dengan peningkatan status ketersediaan K dalam tanah.
Air tanah dibutuhkan untuk pergerakan K (difusi) kepermukaan akar tanaman. Baik
Sifat – sifat tanah secara keseluruhan dapat saling berinteraksi yang akhirnya dapat
mempengaruhi efisiensi tanaman dalam menyerap dan menggunakan K. Sifat – sifat tanah tersebut
meliputi bahan induk tanah, jumlah dan macam liat, vegetasi yang ditanam,topografi, draenase,
kedalaman (solum). Akhirnya petani harus mempelajari sifat sifat tanah tersebut sehingga dapat
mengelola secara baik yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman (termasuk efisiensi penggunaan K),
sehingga diperoleh hasil yang terbaik. Selain faktor tanah yang dapat mempengaruhi serapan K oleh
tanaman, faktor tanaman juga dapat mempengaruhi ketersediaan K sehingga akhirnya mempengaruhi
serapan K. Faktor – faktor tanaman tersebut adalah: KTK akar, sistem perakaran dan tanaman,
variates, populasi dan jarak tanam, hasil tanaman yang diharapkan, waktu penanaman atau
pemupukan dan konsumsi berlebihan.Tanah berstruktur mampat berdaya antar termal lebih besar
daripada yang berstruktur longgar apabila keadaan lain sama. Struktur mampat memiliki titik
singgung antarzarah lebih banyak daripada yang longgar.Air dalam tanah juga memperbanyak titik
singgung antarzarah sehingga meningkatkan daya antar termal.Pengaruh air atas daya antar termal
dalam tanah mampat lebih nyata daripada dalam tanah longgar karena struktur tanah mampat
membutuhkan air lebih sedikit untuk menjembatani rumpang – rumpang antarzarah atau antaragregat
tanah.Tanah berstruktur lempeng dan gumpal berdaya antar termal lebih tinggi daripada yang
berstruktur remah dan granular.Daya antar termal meningkat sejalan dengan peningkatan kerapatan
lindak.Tanah mineral berdaya antar termal lebih tinggi daripada tanah organik.Hal ini disebabkan oleh
bahan mineral yang berdaya antar termal lebih tinggi daripada bahan organik.Pengaruh air atas daya
antar termal lebih nyata daripada pengaruh struktur dan tekstur. Pengaruh struktur dan tekstur lebih
bersifat tak langsung lewat pengaruhnya atas kandungan air dalam tanah.(Marsono, 2013).
3.1.Alat
a. Neraca Analitik
f. Hot plate
3.2.Bahan
a. Pupuk KCl
b. Pupuk NPK
c. Aquadest
d. CaCO3
e. HCL
f. Larutan Standar
terbentuk endapan putih maka contoh uji positif memiliki kandungan unsur kalium.
Timbang dengan teliti 5 gram KCl dan 5 gram NPK. Dimasukkan masing – masing
ml.Diencerkan dengan aquadest sampai tanda tera dan saring dengan kertas saring whatman
41.
Dipipet beberapa ml larutan KCl dan NPK. Dimasukkan masing - masing kedalam
labu ukur 100 ml.Ditambahkan 1-10 ml larutan supresor.Diencerkan dengan air suling
Preparasi contoh uji ini berlaku untuk produk pupuk, baik pupuk kimia, pupuk
Contoh uji padat sebelum analisis penentuan sebaiknya digerus dengan alu mortar.
Tempatkan contoh uji pada gelas piala dan tambahkan akuades selanjutnya panaskan contoh
uji hingga mendidih.Dinginkan contoh uji lalu saring sehingga didapat filtratnya.Contoh uji
Contoh uji dalam bentuk cair biasanya dapat langsung dilakukan analisis penentuan,
namun sebagai catatan yang perlu diperhatikan untuk contoh uji cair yang memiliki warna
pekat dapat dilakukan preparasi dengan penyaringan atau dengan menambahkan akuades
4.1. Hasil
Dari penentuan kadar kalium dengan metode spektrofotometri serapan atom di Balai
Pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB) Medan Belawan didapatkan data sebagai berikut :
1 Konsentrasi 0,5170 mg
2 Pengenceran 250 ml
4 % K2O 31,10%
1 Konsentrasi 0,2179
2 Pengenceran 250 ml
4 %K2O 13,12%
c x p X 1,2046 100
• %K2O = x d/1000 x 100 x
w 100 - KA
=31,099 %
=31.10 %
c x p X 1,2046 100
• %K2O = x d/1000 x 100 x
w 100 - KA
=13,115 %
=13,12%
Sumber pupuk kalium utama ini dihasilkan dengan proses kimia antara Pupuk KCL
dan Pupuk NPK. Pupuk ini banyak digunakan untuk hortikultura dan digunakan untuk
pemupukan melalui irigasi.Dari berbagai macam sumber pupuk kalium tersebut,pupuk KCl
yang paling banyak digunakan petani,yaitu sekitar 95% dari total pupuk sumber
pertanian.Mengandung 60 hingga 62% K2O dan larut dalam air.Grade pupuk KCl tersedia
5)granular. Tersedianya pupuk majemuk NPK diharapkan dapat membantu para petani untuk
menggunakan pupuk sesuai kebutuhan tanaman karena komposisi N, P dan K dapat diformulasi
berdasarkan uji tanah. Bila pupuk dimasukkan kedalam tanah, maka pupuk ini akan
mengalami ionisasi setelah bereaksi dengan air. Hasil ionisasi ini menyebabkan
meningkatnya konsentrasi kalium didalam larutan tanah dan bersama – sama dengan ion K
yang diserap, merupakan kalium yang mudah diserap tanaman. Analisa Kadar Kalium yang
didapat pada Pupuk KCl adalah sebanyak 31,10% dan Analisa Kadar Kalium yang didapat
pada pupuk NPK adalah sebanyak 13,12% dengan menggunakan Alat Spektroskopi Serapan
Atom.
5.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kadar kalium pada pupuk KCL yang
didapat dengan metode spektrofotometri serapan atom adalah 31,10 % dan pada pupuk NPK
sebesar 13,12 %.Hasil menunjukkan bahwa kadar yang diteliti tidak memenuhi standar yang
ditentukan.
5.2. Saran
Penentuan kadar kalium pada pupuk KCL dan pada pupuk NPK dengan metode
spektrofotometri serapan atom dapat digunakan serta perlu dilakukan analisa secara
berkelanjutan.
Buckman, H.O. dan N.C. Brady.1974. Sifat dan Ciri Tanah, IPB Press.Bogor.
Dwi Argo, Bambang dkk.2012.Optimasi Penambahan Unsur Hara NPK, Jurnal Teknologi
Tanaman.
Hasibuan, B.E., 2004. Pupuk Dan Pemupukan. Universitas Sumatera Press Medan.
Paper presented at the global conference on potato, Desember 1999, New Delhi.India
Jones, U.S. 1982. Fertilizer And Soil Fertility. Second Edition. Reston Publishing
Company,inc. Virginia
Lingga, P. & Marsono. 1986. Petunjuk Penggunaan Pupuk .Edisi Revisi. Penebar Swadaya.
Jakarta.
LAMPIRAN