Anda di halaman 1dari 41

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Kimia Kertas Karya Diploma

2017

Penentuan Kadar Kalium pada Pupuk


Kalium Klorida(KCL) dan Pupuk NPK
dengan Metode Spektrofotometri
Serapan Atom di Balai Pengujian dan
Identifikasi Barang Medan

Sinaga, Ronaldo B
Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5565
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENENTUAN KADAR KALIUM PADA PUPUK KALIUM KLORIDA(KCL) DAN
PUPUK NPK DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN
ATOM DI BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG MEDAN

TUGAS AKHIR

RONALDO B SINAGA
142401162

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENENTUAN KADAR KALIUM PADA PUPUK KALIUM KLORIDA(KCL) DAN
PUPUK NPK DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN
ATOM DI BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat


mencapai gelar Ahli Madya

RONALDO B SINAGA
142401162

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERSETUJUAN

Judul : Penentuan Kadar Kalium Pada Pupuk Kalium Klorida(KCL)


dan Pupuk NPK dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom
di Balai Pengujian dan Identifikasi Barang
Medan
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Ronaldo B Sinaga
Nomor Induk Mahasiswa : 14240162
Program Studi : Diploma III (D3) Kimia
Departemen : Kimia
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
Universitas Sumatera Utara

Disetujui di
Medan, Juli 2017

Diketahui
Program Studi D III Kimia FMIPA USU
Ketua, Dosen Pembimbing

Dr. Minto Supeno, M,Si Drs. Darwis Surbakti, M.Sc


NIP. 196105091987031002 NIP. 195307071983031001

Departemen Kimia FMIPA USU


Ketua,

Dr.Cut Fatimah Zuhra, M.Si


NIP. 197404051999032001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR KALIUM PADA PUPUK KALIUM KLORIDA(KCL) DAN


PUPUK NPK DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DI
BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2017

Ronaldo B Sinaga
142401162

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGHARGAAN

Penulis mengungkapkan Puji dan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kuasaNya yang tetap mencurahkan berkat, rahmat, kesehatan jasmani dan rohani, sehingga
penulis dapat menjalani hidup dengan penuh makna dan akan lebih bermakna lagi. Karya
Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya (AMD) pada
program studi Kimia Diploma III di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) Universitas Sumatera Utara.
Penulisan Karya Ilmiah ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman Penulis selama
menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB)
dari tanggal 23 Januari sampai dengan 23 Februari 2017. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa KARYA ILMIAH ini masih jauh dari kesempurnaan karena adanya keterbatasan
penulis, baik dari segi pengetahuan, waktu, maupun pengalaman penulis. Meski demikian
Penulis mengharapkan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis serta pun dari semua
pihak yang membaca karya ilmiah ini.
Dengan selesainya karya ilmiah ini, penulis menghantarkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis untuk
menyelesaikan Karya Ilmiah ini, terutama kepada:
1. Ayahanda tercinta J.Sinaga dan Ibunda terkasih R.DebataRaja yang sangat saya cintai
dan Saya mengucapkan banyak terima kasih atas doa, perhatian, kasih sayang,
dukungan, semangat dan bimbingan moral kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dan Kuliah saya dengan baik.
2. Bapak Dr. Kerista Sebayang, M.S, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Dr.Cut Fatimah Zuhra, M.Si, selaku ketua Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
4. Dr. Minto Supeno, M,Si, selaku ketua Program Studi D3 Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
5. Drs. Darwis Surbakti,M.Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak
membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Bapak Indra Siswa S.T.M.H selaku Kepala Balai Pengujian dan Identifikasi Barang
Medan.
7. Bapak Anggie Febriyanto Amd.AK selaku pembimbing penulis dilaboratorium Balai
Pengujian dan Identifikasi Barang Medan.
8. Kepada rekan-rekan di Laboratorium Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Medan.
9. Seluruh Staf Pengajar di jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Uiversitas Sumatera Utara.
10. Buat teman-teman satu partner PKL di Laboratorium Balai Pengujian dan Identifikasi
Barang Medan, Ahmad Fariza Sinaga dan Adi Darmadi Siagian. Saya mengucapkan
banyak terima kasih untuk bantuan, dukungan, doa dan kerja sama yang baik. Serta
terima kasih atas semua canda tawa, dan kebersamaannya selama ini, sampai kita bisa
menyelesaikan PKL dan Laporan ini.
11. Buat teman- teman satu kelas saya di D3 Kimia Kelas D Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Karya Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan ketidakmampuan. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir
ini dapat bermanfaat baik untuk penulis dan juga pembaca.

Medan, Juli 2017


Penulis

Ronaldo B Sinaga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENENTUAN KADAR KALIUM PADA PUPUK KALIUM KLORIDA (KCL) DAN
PUPUK NPK DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DI
BALAI PENGUJIAN DAN IDENTIFIKASI BARANG MEDAN

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa kadar Kalium pada pupuk kalium klorida yang dilakukan di
Balai Pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB) Medan. Anal sa dilakukan dengan metode
yaitu metode Spektrofotometri Serapan Atom. Metode Spektrofotometri Serapan Atom
didasarkan pada prinsip kerjanya dimana atom-atom netral dalam keadaan uap akan
terionisasi terlebih dahulu.. Hasil menunjukkan bahwa analisa kadar Kalium pada Pupuk
Kalium Klorida dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom sebanyak 31,10% dan pada
pupuk NPK sebesar 13,12%. Kadar Kalium pada pupuk Kalium Klorida dan Pupuk NPK
belum memenuhi syarat SNI yang ditetapkan.

Kata kunci : kalium,spektrofotometri serapan atom,pupuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DETERMINATION OF COCONUT LEARNERS IN CHLORIDE (KCL)
FERTILIZERS AND NPK FERTILIZERS WITH ATOM SPECTROFOTOMETRI
METHOD IN TESTING AND IDENTIFICATION OF MEDAN GOODS

ABSTRACT

otassium chloride fertilizer was analyzed in Medan Testing and Identification Agency
(BPIB). Anal sa done by method that is method of Atomic Absorption Spectrophotometry. The
Atomic Absorption Spectrophotometric Method is based on the working principle where the neutral
atoms in the vapor state will be ionized first. The results show that the analysis of potassium content
in Potassium Chloride Fertilizer by Atomic Absorption Spectrophotometric method is 31.10% and the
NPK fertilizer is 13.12 %. Potassium levels in potassium chloride pot not fulfilled SNI requirements.

Key words:
Potassium, atomic absorption spectrophotometry, fertilizer

DAFTAR ISI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Permasalahan 3
1.3.Tujuan 3
1.4.Manfaat 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Analisa Kimia 4
2.2.Analisa Instrument 6
2.2.1.Analisa Spektrofotometri Serapan Atom 6
2.3.Pupuk 7
2.3.1. Defenisi Pupuk 7
2.3.2. Pupuk Kimia Anorganik 7
2.3.3. Pupuk Kalium 8
2.4. Unsur Kalium 9
2.4.1.Kalium 9
2.4.2.Metode Pemupukan Pupuk K 11
2.4.3.Sumber Pupuk Kalium dan Jenis-Jenis Kalium 12
2.4.4.Pergerakan Kalium di Dalam Tanah 14
2.4.5.Sumber Nutrisi Utama Pada Tumbuhan 18
2.4.6.Kekurangan Kalium 20
2.4.7.Faktor – Faktor Tanah yang Mempengaruhi Serapan K 21
BAB 3. BAHAN DAN METODE
3.1.Alat 24
3.2.Bahan 24
3.3.Prosedur Percobaan 25
3.3.1. Penentuan unsur Kalium secara Kualitatif 25
3.3.2. Persiapan Larutan Contoh 25
3.3.3. Penentuan Kadar Kalium menggunakan SSA 25
3.3.4. Preparasi Contoh Uji 26
3.3.5. Contoh Uji dalam Bentuk Padat 26
3.3.6. Contoh Uji dalam Bentuk Cair 26
BAB 4.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil 27
4.2.Perhitungan 28
4.3.Pembahasan 29

BAB 5.KESIMPULAN DAN SARAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.1.Kesimpulan 30
5.2.Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 31
LAMPIRAN 33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kalium (K) merupakan unsur hara essensial tanaman.Tidak ada unsur lain yang dapat

mengganti fungsinya di dalam tanaman, sehingga tanaman harus mendapatkan atau

mengandung K secara cukup untuk pertumbuhannya secara normal.Fungsi penting K dalam

tanaman adalah pengaruhnya pada efisiensi penggunaan air.Proses membuka dan menutup

pori – pori daun tanaman, stomata, dikendalikan oleh konsentrasi K dalam sel yang terdapat

di sekitar stomata.Gejala kekurangan K bayak ditunjukkan dengan beberapa cara/

penampilan.gejala yang paling menonjol adalah tanda – tanda terbakarnya daun yang dimulai

dari ujung atau pinggir.Tanaman kekurangan K menunjukkan pertumbuhan yang terhambat.

Sistem perakaran tanaman jelek/terhambat. Batang tanaman menjadi lemah.Biji dan buah

kecil dan mempunyai bentuk tidak normal, hal ini disebabkan tanaman mudah terserang

penyakit.Dalam hubungannya dengan proses – proses fisiologi tanaman, kekurangan K dapat

menyebabkan : akumulasi karbohidrat dapat larut dan gula reduksi, sintesa glikogen dan pati

terhambat,pemanfaatan substrat respirasi terhambat, kecepatan oksidasi fosforilasi dan

fotofosforilasi menurun.Sehingga apabila disimpulkan bahwa defisiensi K dalam tanaman

erat hubungannya dengan metabolisme N dan karbohidrat. (Winarso, 2005)

Bila tanaman kekurangan K, maka banyak proses yang tidak berjalan dengan baik,

misalnya terjadinya kumulasi karbohidrat, menurunnya kadar pati, dan akumulasi senyawa

nitrogen dalam tanaman. Fungsi Kalium yang lain adalah untuk pengembangan sel dan

pengaturan tekanan osmosis.Pengembangan sel disebabkan karena vakuola mengembang

80% - 90% dari volume sel.Hal ini disebabkan oleh: (1) dinding sel yang mengembang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


misalnya disebabkan karena diberi hormon IAA (indole acetic acid ) dan (2) adanya

akumulasi larutan yang berpengaruh secara internal terhadap tekanan osmosis. (Rosmarkam

dan Yuwono 2002 )

Unsur Kalium merupakan unsur hara yang mudah mengadakan persenyawaan dengan

unsur atau zat lainnya, misalnya Khlor, magnesium. Unsur (K) berfungsi bagi tanaman yaitu

untuk : (a) mempercepat pembentukan zat Karbohidrat dalam tanaman ; (b) memperkokoh

tubuh tanaman ; (c) mempertinggi resistansi terhadap serangan hama/ penyakit dan

kekeringan ; (d) meningkatkan kualitas biji. (Buckman dan Brady 1974 )

Sifat K yaitu mudah larut dan terbawa hanyut dan mudah pula difiksasi dalam

tanah.Sumber x adalah beberapa jenis mineral, sisa – sisa tanaman dan jasad renik, air irifasi,

larutan dalam tanah, abu tanaman dan pupuk Anorganik.Dalam pembentukan biji padi –

padian (buah cariopsis) K merupakan unsur yang penting, menyebabkan tandanya bernas,

bagi pembentukan umbi – umbian unsur K mutlak penting, misalnya dengan pupuk NPK

maka K yang paling besar. (Sutedjo dan Kartasapoetra 1988).

1.2 Permasalahan

- Apakah Kadar Kalium yang terdapat pada pupuk KCl dan NPK telah memenuhi

standard yang ditentukan dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan

Atom.

1.3 Tujuan

- Untuk mengetahui kadar kalium pada pupuk KCL dan NPK dengan metode

Spektrofotometri Serapan Atom.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.4 Manfaat

- Dapat mengetahui kadar Kalium pada pupuk KCL dan NPK dengan metode

Spektrofotometri Serapan Atom.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Analisa Kimia

Analisa kimia dalam industri pengolahan hasil – hasil pertanian, analisa kimia penting

untuk menaikkan mutu hasil yang dipasarkan dan untuk memperoleh kualitas yang tepat

(standarisasi). Dalam penjagaan mutu dan standarisasi sangat penting. Agar tujuan ini dapat

tercapai, maka perlu pengawasan yang cermat, antara lain :

1. Bahan dasar (raw materials) yang memenuhi syarat. Untuk itu, analisa sangat penting.

2. Pengolahan/reaksi yang tepat perbandingan bahan – bahannya yang tepat dan pengaturan

temperatur, tekanannya, dan sebagainya. Dengan perkataan lain campuran reaksi

dianalisa, juga hasil pengerjaan/reaksi setiap tahap, sebelum diteruskan dengan tahap

selanjutnya.

3. Hasil akhir sebelum dikirim kepasaran juga diperiksa mutunya dengan macam – macam

analisa.

Selain untuk produksi, industri memerlukan analisa kimia untuk bagian R&D nya

(Research and Development). Bagian Research mengadakan penelitian – penelitian yang

bersifat umum untuk mendapatkan pengetahuan baru, antara lain : mengidentifikasikan

persenyawaan – persenyawaan baru, pengotoran - pengotoran, menentukan macam sifat

bahan seperti kestabilan terhadap pemanasan, terhadap bahan – bahan kimia dan sebagainya,

mengembangkan cara – cara analisa yang lebih baik (lebih cepat, murah, teliti, sederhana,

dan sebagainya). Development berusaha mendapatkan cara – cara baru untuk memperbaiki

proses produksi. Disamping ituanalisa kimia diperlukan untuk trouble shooting yaitu mencari

sebab – sebab kesulitan, misalnya mengapa suatu pengolahan tidak dapat memberikan hasil

yang semestinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Industri juga selalu berusaha mengalahkan saingan – saingan, antara lain dengan

mengetahui kualitas hasil produksi mereka, atau meneliti bahan apa yang mereka gunakan,

terutama kalau saingan itu menampilkan produk baru; mencoba mengetahui cara kerja

mereka dan sebagainya. Salah satu usaha kearah itu adalah analisa kimia dari hasil produksi

saingan (competitive products).Untuk menanggulangi pemalsuan, analisa digunakan untuk

memeriksa barang – barang yang diduga telah dipalsu dengan jalan menganalisa barang –

barang yang dibeli di pasar.

Cara analisa klasik yang dikembangkan awal pertumbuhan kimia hampir seluruhnya

didasarkan pada sifat kimia zat- zat, sedangkan sifat fisik kurang terpakai atau hanya untuk

analisa pendahuluan yaitu pengamatan – pengamatan pendahuluan yang bertujuan untuk

mendapatkan keterangan- keterangan untuk kesimpulan sementara.

Kesimpulan sementara cukup penting karena membatasi arah analisa selanjutnya.

Analisa menjadi lebih sederhana kerena kita sudah tidak perlu lagi mencari/membuktikan

adanya zat- zat tertentu sebab menurut kesimpulan sementara, zat- zat tersebut tidak mungkin

terkandung dalam bahan yang dianalisa itu. Namun, sekalipun kesimpulan sementara itu

penting sekali,mendapat jawaban yang positif. Jawaban positif baru kita peroleh berdasarkan

reaksi – reaksi yang meyakinkan. (Harjadi,1990).

2.2 Analisa Instrument

2.2.1 Analisa Spektrofotometri Serapan atom

Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang pengukurannya

berdasarakan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap oleh molekul analit.Salah

satu bagian dari spektrometri ialah Spektrometri Serapan Atom (SSA),merupakan metode

analisis unsur secara kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


panjang gelombang tertentu oleh atom oleh atom logam dalam keadaan

bebas.Spektrofotometri Serapan Atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom –

atom netral dalam keadaan gas, untuk itu diperlukan kalor/panas.Alat ini umumnya

digunakan untuk analisis logam sehingga setelah dipansakan akan sukar didapat unsur yang

terionisasi.Pada metode ini larutan sampel diubah menjadi bentuk aerosol didalam bagian

pengkabutan (nebulizer) pada alat AAS selanjutnya diubah ke dalam bentuk atom – atomnya

berupa garis didalam nyala.(Skoog, 2000)

2.3. Pupuk

2.3.1 Defenisi Pupuk

Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun

anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan

bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor keliling atau

lingkungan yang baik. (Sutejo,2002).

Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman

dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal

digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman, dan arang kayu. Pemakaian pupuk

kimia kemudian berkembang seiring dengan ditemukannya deposit garam kalsium di Jerman

pada tahun 1839.(Novizan,2005)

2.3.2Pupuk Kimia Anorganik

Menurut PP no 8 tahun 2001 yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari UU no 12

tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman tentang Pupuk Budi Daya Tanaman,defenisi

pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi

keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. Pupuk anorganik adalah pupuk hasil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik

pembuat pupuk. Penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia ) dalam jangka panjang

menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak, dan pencemaran

lingkungan. Hal ini jika terus berlanjut akan menurunkan kualitas tanah dan kesehatan

lingkungan (Isnaini,2006)

Pupuk Anorganik atau pupuk buatan yang merupakan hasil industri atau hasil dari

pabrik- pabrik pembuat pupuk (pupuk dari pabrik sriwijaya, Pabrik Kujang dan lain –

lain), pupuk mana yang mengandung unsur – unsur hara atau zat – zat makanan yang

diperlukan tanaman. Pupuk tersebut pada umumnya mengandung unsur hara yang

tinggi. (Sutejo, 2002)

2.3.3 Pupuk Kalium

Kalium klorida, KCL, kadar K20 nya 52-53% (KCL80) dan 55-58% (KCL

90),bersifat agak nigroskopis, reaksi fisiologis asam lemah. Kandungan CL-nya yang tinggi

menyebabkan pemakaiannya harus dibatasi karena kelebihan CL berpengaruh jelek pada

tanaman. Pada Kalium klorida (KCL) jika digunakan dalam jumlah besar atau kentang dan

tembakau akan mengurangi mutunya, maka perlu diganti yang berbentuk sulfat. Kalium –

Magnesium sulfat, parent kali, kadar K2O-nya 21-30% dan MgO 6-19,5% reaksi fisiologis

asam lemah.Pemakaiannya agak terbatas.Bahan pupuk yang mengandung kalium mudah larut

dalam air sehingga mudah tersedia untuk tanaman.Kebanyakan pupuk kalium tidak banyak

memberi reaksi perubahan pH pada tanah.(Mukhlis, 2007)

Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+.Di dalam tanah, ion tersebut

sangat dinamis.Tak mengherankan jika mudah tercuci pada tanah berpasir dan tanah dengan

pH rendah.Dari ketiga unsur hara yang banyak diserap oleh tanaman ( N,P,K ) kaliumlah

yang jumlahnya paling melimpah dipermukaan bumi.tanah mengandung 400-650 kg kalium

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


untuk setiap 93 m2 (pada kedalaman 15 cm).Namun, sekitar 90-98& berbentuk mineral

primer yang tidak dapat terserap oleh tanaman.Sekitar 1-10% terjebak dalam koloid tanah

karena kaliumnya bermuatan positif.Bagi tanaman,ketersediaan kalium pada posisi ini agak

lambat.Sisanya, sekitar 1-2% terdapat di dalam larutan tanah dan mudah tersedia bagi

tanaman.Kandungan kalium sangat tergantung pada jenis mineral pembentuk tanah dan

kondisi cuaca setempat.(Novizan, 2002)

2.4 Unsur Kalium

2.4.1Kalium

Kalium (K) merupakan hara utama ketiga setelah N dan P. Kalium mempunyai

valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur yang mobil dalam

tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan floem.Kalium

dalam sitoplasma dan kloroplas diperlukan untuk menetralkan larutan sehingga mempunyai

pH 7-8.Pada lingkungan pH tersebut terjadi proses reaksi yang optimun untuk hampir semua

enzim yang ada dalam tanaman.Umumnya bila penyerapan K tinggi menyebabkan

penyerapan unsur Ca, Na, Mg turun. Unsur yang mempunyai pengaruh saling berlawanan

dan satu sama lain berusaha saling mengusir disebut antagonis. Oleh karena itu, perlu

ketersediaan unsur berimbangan optimal.(Rosmarkam dan Yuwono 2002)

Berdasarkan metode serapan atau tekanan atau penggantian konsentrasi k+ dalam

larutan tanah pada beberapa jenis dan kondisi tanah, konsentrasi K+ sangat bervariasi yaitu

antara 1 hingga 265 mg K+.l-+. Sebagian besar tanah- tanah pertanian di tropik lembab antara

2 hingga 4 mg K+l-+.Kalium dalam larutan tanah akan meningkat sesuai dengan peningkatan

penambahan K. Peningkatan konsentrasi K dalam larutan tanah ini lebih besar apabila

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


temperatur lebih tinggi dan tekanan air tanah 1bar. Sedangkan K yang terekstrak dengan

larutan NH4-Oac tidak banyak berubah baik oleh peningkatan temperatur maupun tekanan air

tanah.Koloid tanah mempunyai muatan negatif sehingga menarik kation-kation termasuk K+

dan sebaliknya menolak/berlawanan dengan anion.Kation-kation yang diikat/diserap oleh

koloid tanah dalam kondisi dapat dipertukarkan, konsentrasinya berkesetimbangan dengan

kation dalam larutan tanah.(winarso 2005)

Terlepas dari kenyataan ini K mempunyai peranan penting dalam tanaman, yaitu

dalam peristiwa – peristiwa fisiologis,misalnya sebagai berikut:

a. K berfungsi dalam metabolisme KH, berarti berperan dalam pembentukan pati,

pemecahannya dan translokasi pati tersebut.

b. K berfungsi dalam metabolisme Nitrogen dan Shinthesa protein

c. Dapat menetralisasi asam – asam organik yang penting bagi proses fisiologi

d. Mengawasi dan mengatur berbagai aktifitas unsur mineral

e. Mengaktifkan berbagai enzim 9invertase, peptase, diatase, dan katalase.

f. Mempercepat pertumbuhan jaringan meristimatik

g. Mengatur pergerakan stoma dan hal yang berhubungan dengan air atau

mempertahankan ttugor tanaman yang dibutuhkan dalam proses fotosintesa dan

proses – proses lainnya agar dapat berlangsung dengan baik.

h. Menambah resistensi tanaman: dan

i. K berpengaruh atas Pyrovic kinase pada beberapa tanaman.(Sutedjo, 2002)

2.4.2 Metode Pemupukan Pupuk K

Tidak ada metode terbaik dalam penggunaan pupuk Kalium.Kesesuaian metode

tersebut sangat tergantung pada kondisi tanah dan tanaman serta praktek pengelolaanya.

Berikut .beberapa faktor yang mempengaruhi metode dan penempatan pupuk; tanaman,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ketersediaan alat dan tenaga,status kesuburan tanah, tipe tanah,waktu dan dosis pemupukan,

penggunaan bahan kimia dalam pengendalian hama dan penyakit yang dikombinasikan

dengan pupuk, dan temperatur tanah.Sejumlah metode pemupukan k yang telah diteliti oleh

peneliti-peneliti serta yang langsung diaplikasikan oleh petani; sebar di permukaan tanpa

dilakukan dengan pencampuran, sebar dan (disked), sebar dan diolah untuk pencampuran,

diberikan melalui biji, alur dengan berbagai kombinasi antara kedalaman dan dengan jarak

biji, penempatan di dalam tanah, alur tetapi di permukaan, (fertigation), kombinasi antara

metode-metode di atas

Masing-masing ada kelebihannya dengan pertimbangan makin menyebar kontak

dengan bahan-bahan tanah,dan kondisi ini sangat merugikan apabila pada tanah-tanah yang

mempunyai kemampuan memfiksasi k tinggi.sedangkan apabila pemberian pada tempat

tertentu (tugal atau alur) maka konsentrasi pada bagian-bagian tertentu tinggi sebaliknya

bagian lain sedikit.terlalu banyak konsentrasi k dapat merusak tanaman muda atau perakaran,

yang akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.(Jones,U.S.1982)

2.4.3 Sumber Pupuk Kalium dan Jenis-Jenis Kalium

Kanada (Amerika Utara) merupakan deposit K terbesar di dunia. Sedangkan di

indonesia dijumpai dalam batuan volkanik Tefrit-leusit dan Basanit-leusit. Deposit K di

indonesia sangat jarang dijumpai,apabila dibandingkan dengan batuan volkanik.Batuan

volkanik tersebut tersebar atau banyak dijumpai Pulau Bawean dan maros.Indonesia saat ini

untuk memenuhi kebutuhan pupuk sumber K semuanya masih import. (Soewandi,2002)

Di indonesia belum ada industri nasional pupuk K. Seluruh keperluan pupuk K masih

diimport. Umumnya pupuk K yang digunakan adalah muriate of potash (MOP) yang berumus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kimia KCL, merupakan hasil tambang. Sebagian pupuk K yang digunakan adalah K2SO4 atau

potasium sulfat (SOP).Pupuk ini dihasilkan dari tambang dan ada yang dengan proses

kimia.adajuga yang menggunakan potasium nitra (NOP) atau KNO3.Pupuk ini dihasilkan

dengan proses kimia antara KCL dengan natrium nitrat.pupuk ini banyak digunakan untuk

hortikultura dan digunakan untuk pemupukan melalui irigasi.(Kuswandi1993)

Bila pupuk dimasukkan kedalam tanah, maka pupuk ini akan mengalami ionisasi

setelah bereaksi dengan air. Hasil ionisasi ini menyebabkan meningkatnya konsentrasi kalium

didalam larutan tanah dan bersama – sama dengan ion K yang diserap, merupakan kalium

yang mudah diserap tanaman. Koloid tanah bermuatan listrik negatif, mampu menyerap

sejumlah kation – kation pada permukaannya dan seimbang dengan kation – kation yang

berada didalam larutan tanah. Jika konsentrasi ion K meningkat di dalam larutan tanah maka

reaksi akan beralih ke kiri dan banyak ion K yang diserap dipermukaan koloid tanah.

(Hasibuan, 2004)

Beberapa jenis-jenis dari kalium; Kalium klorida (KCL),Kalium terbesar klorida atau

muriate of potash merupakan pupuk sumber K terbesar yang digunakan dalam

pertanian.Mengandung 60 hingga K2O dan larut air. Sebagian besar KCL dibuat dari sylvinite

dan sebagian dari brine.Pemurnian dalam pembuatan pupuk KCL dari bahan-bahan tambang

tersebut dapat melalui proses flotasi atau proses kristalisasi,akan tetapi pupuk KCL untuk

pertanian sebagian besar dibuat melalui proses flotasi (pemisahan berdasarkan berat jenis)

(Novizan, 2005)

Kalium Sulfat (K2SO4) ,Kalium sulfat (K2SO4) juga disebut sulphate of potash(SOP),

mengandung sekitar 50% K2O dan 18% s.Dalam pupuk ini, selain mengandung K dan S juga

mengandung Cl yang relatif rendah yaitu di bawah 2,5%, sehingga cocok digunakan pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tanaman yang sensitive terhadap Cl,seperti buah-buahan dan tembakau atau pada tanah-tanah

yang terdapat permasalahan/kelebihan/cukup kadar Cl-nya

Kalium-magnesium sulfat (K2SO4.2MgSO4), Pupuk inimengandung sekitar 22%

K2O,11% Mg dan 22%S.Di alam terdapat dalam mineral langbeinite yang selanjutnya

diproses (dimurnikan) untuk dijual di pasaran.Sumber yang sangat baik K dan Mg larut air

dan sangat penting untuk tanah-tanah yang kahat Mg dan/atau S.Kalium nitrat

(KNO3),Kalium nitrat mengandung sedikit atau bahkan tidak ada Cl dan S. Mengandung

sekitar 44& dan 13% N. Pupuk ini banyak digunakan sebagai pupuk cair untuk buah-

buahan,sayuran dan kapas.(Tisdale, 1975)

2.4.4 Pergerakan Kalium di Dalam Tanah dan Sifat Kimia Tanah

Sangat penting mempertahankan konsentrasi K+ di dalam tanah pada konsentrasi

sesuai kebutuhan tanaman karena K tidak banyak bergerak, kecuali pada tanah pasiran dan

tanah organik.Tidak seperti halnya N dan unsur hara lain,K+ cenderung untuk tetap dimana

pupuk tersebut diletakan.pada umumnya selama pertumbuhan, akar tanaman melakukan

kontak dengan tanah kurang dari 3%.Sehingga tanah harus mengandung atau dipupuk dengan

dosis cukup untuk meyakinkan kebutuhan tanaman terpenuhi pada setiap fase pertumbuhan

hingga panen.Total masa akar tanaman jagung hanya sekitar 1% dari volume tanah.Hal ini

berarti akar tanaman jagung melakukan kontak dengan hara tersedia dalam tanah kurang dari

1%.( Buckman dan Brady 1974).

Kalium tanah labil (posisi p) bisa lebih realistik diperkirakan dengan AK°

dibandingkan dengan Kad yang biasa diukur dengan pengekstrak N NH4 Oac pH 7.Nilai

potensi kemampuan menyangga K, power buffer capacity PBC, merupakan ukuran dari

kemampuan tanah untuk mempertahankan intensitas K dalam larutan tanah.Nilai PBC kalium

yang tinggi sangat nyata mampu mensuplai K dengan baik sebaliknya apabila rendah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menunjukkan kebutuhan pemupukan K dengan frekuensi dan dosis tertentu.Pengapuran juga

dapat meningkatkan nilai tersebut, karena hasil peningkatan KTK yang tergantung pH.Faktor

intensitas K (ARk) dihitung dari konsentrasi Ca, Mg, K, dan Na yang tertukar dan dikoreksi

untuk diaplikasikan pada teori Deybe-Huckel. Nilai ARke merupakan ukuran dari

ketersediaan atau aktivitas K labil dalam tanah dan nilai tersebut dapat ditingkatkan dengan

pemupukan K.Selain itu dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengapuran juga dapat

meningkatkan atau menurunkan nilai tersebut. (Lingga, 1986)

Pupuk kalium yang banyak digunakan di indonesia saat ini adalah KCL ( kalium klorida )

dengan kadar 60%K2O. Seperti kalium sulfat, kalium magnesium sulfat (K2SO4.MgSO4), dan kalium

nitrat (KNO3). Pupuk KCL harganya lebih murah dibandingkan dengan K2SO4. Walaupun

ketersediaan pupuk kalium sulfat terbatas di indonesia,namun pupuk kalium ini penting,terutama bila

tanah mengalami kahat anion sulfur. Kalium diperlukan tanaman untuk berbagai fungsi

fisiologis.,termasuk didalamnya adalah metabolisme karbohidrat, aktivitas enzim, regulasi osmotik,

efisiensi penggunaan air, serapan unsur nitrogen, sintesis protein, dan translokasi asimilat.Kalium juga

mempunyai peranan dalam meningkatkan ketahanan terhadap penyakit tanaman tertentu dan

perbaikan kualitas hasil tanaman.( lmas 1999,Mckenzie 2001,IIED 2002 )

Perilaku kimiawi tanah dapat ditakrifkan sebagai keseluruhan reaksi fisikokimia dan kimia

yang berlangsung antarpenyusun tanah dan antara penyusun tanah dan bahan yang ditambahkan

kepada tanah in situ.Faktor kelajuan semua reaksi kimia yang berlangsung dalam tanah berentangan

sangat lebar, antara yang sangat singkat berhitungan menit (reaksi serapan tertentu) dan yang luar

biasa lama berhitungan abad (reaksi yang berkaitan dengan pembentukan tanah).Reaksi – reaksi tanah

diimbas oleh tindakan faktor limgkungan tertentu.Reaksi tanah adalah parameter tanah yang

dikendalikan kuat oleh sifat – sifat elektrokimia koloid – koloid tanah. Istilah ini mengunjuk kemasam

atau kebasaan tanah, yang derajatnya ditentukan oleh kadar ion hidrogen dalam larutan tanah.

Sebetulnya kemasaman dan kebebasan merupakan pencerminan kadar baik ion H+ maupun ion OH_.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hukum aksi massa menyatakan bahwa hasil perkalian kadar H+ dengan kadar OH_ selalu

tetap.(Notohadiprawiro, 1995)

Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan.Berbicara tentang Sifat kimia

tanah, tidak terlepas dari persoalan unsur – unsur kimia dan reaksi kimia yang pembahasannya agak

rumit.Namun, pembahasan akan lebih ditekankan pada aspek praktisnya sehingga akan sangat

membantu dalam mencapai efektivitas pemupukan.Dengan mengetahui sifat kimia tanah akan didapat

gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan.Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat

membantu memberikan gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah.

a.Unsur Hara Essensial

Tumbuhan tingkat tinggi memperoleh unsur Karbon (C) dan oksigen (O2) dari udara melalui

stomata yang terdapat di permukaan daun.Kedua unsur tersebut selanjutnya diproses melalui

mekanisme fotosintesis. Unsur hidrogen (H) didapatkan dalam bentuk air (H2O). Unsur mineral

lainnya diperoleh tanaman dari dalam tanah yakni : Nitrogen, Kalium, Phospor, Magnesium, Sulfur,

Kalsium, Besi, Seng, Mangan, Tembaga, Boron, Molibdenum, dan Khlor.Tanaman menyerap

ketigabelas unsur hara dari lautan tanah dalam bentuk ion positif (kation) dan ion negatif

(anion).Karena bermuatan listrik, akan terjadi tarik - menarik antarkeduanya, juga terjadi tarik –

menarik antara ion dengan koloid tanah yang bermuatan listrik negatif.

b.Larutan Tanah

Larutan tanah adalah air yang terdapat di antara pori – pori tanah. Larutan ini mengandung

ion – ion terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman. Diantaranya terdapat juga ion – ion yang

tidak berguna atau bersifat racun bagi tanaman, seperti aluminium.Larutan tanah identik dengan

larutan garam yang mudah berubah konsentrasi (kepekatan) dan susunan kimianya.

Di daerah kering, kadar garam larutan tanah lebih tinggi daripada di daerah basah. Sering kali

kadar garam larutan tanah menghambat pertumbuhan tanaman.Kadar garam sebesar 0,5% saja sudah

berbahaya bagi tanaman.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c.Ph Tanah

Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation kalsium, magnesium, kalium, atau

natrium.Unsur – unsur tersebut terbawa oleh aliran air ke lapisan tanah yang lebih bawah (pencucian)

atau hilang diserap oleh tanaman.Karena ion – ion positif yang melekat pada koloid tanah berkurang,

kation pembentuk asam seperti hidrogen dan aluminium akan menggantikannya.Di Indonesia, ph

tanah umumnya berkisar antara 3-9, tetapi untuk daerah rawa seperti tanah gambut ditemukan ph di

bawah 3 karena banyak mengandung asam sulfat.Di daerah kering atau di daerah dekat pantai, ph

tanah dapat mencapai di atas 9 karena banyak mengandung garam natrium.

d.Kapasitas Tukar Kation

Koloid tanah adalah bagian tanah yang sanagt berperan dalam penyediaan unsur hara bagi

tanaman.Kapasitas Tukar Kation (KTK) adalah kemampuan atauatau kapasitas atau koloid tanah

untuk memegang kation.Kapasitas inisecara langsung tergantung pada jumlah muatan negatif dari

koloid tanah dan sangat ditentukan oleh tipe koloid yang terdapat dalam tanah.( Novizan,2005)

2.4.5 Sumber Nutrisi Utama pada Tumbuhan

Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada tumbuhan. Dalam

proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi

berupa mineral dan air. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan diserap melalui akar, batang dan

daun. Nutrisi tersebut memiliki berbagai fungsi yang saling mendukung satu sama lainnya dan

menjadi salah satu komponen penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian.( Dwi,2012 )

Nutrisi yang biasanya dibutuhkan oleh tumbuhan tidak terlepas dari tiga unsur hara,yaitu

nitrogen (N) fosfor (F), dan kalium (K). Peranan ketiga unsur hara yaitu nirogen,fosfor, dan kalium

sangat penting dan mempunyai fungsi yang saling mendukung satu satu sama lain dalam proses

pertumbuhan dan produksi tanaman.Unsur Nitrogen (N) merupakan komponen utama dari protein

yang cepat kehilangan pengaruhnya pada tanaman dan bermanfaat memacu pertumbuhan secara

umum, terutama pada fase vegetatif.Unsur fosfor (P) bertugas untuk mengedarkan energi keseluruh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bagian tanaman, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar serta mempercepat pembuahan

tanaman, sedangkan unsur Kalium (K) berperan sebagai aktivator berbagai enzim dan membantu

membentuk protein, karbohidrat gula memperkuat jaringan tanaman dan meningkatkan daya tahan

terhadap penyakit.Mikronutrien lain seperti Mn, Fe, Cu, Zn, B dan Mo juga dibutuhkan sebagai

kofaktor dalam proses fotosintesis, fiksasi nitrogen, respirasi dan reaksi – reaksi biokimia dalam

tanaman.( Rahman, 2000 )

Penyediaan nutrisi bagi tumbuhan dapat dilakukan dengan penambahan pupuk.secara

umum,dikenal dua jenis pupuk yang biasa digunakan, yaitu pupuk anorganik dan pupuk

organik.Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat di pabrik secara kimia, seperti Urea,

Phonska,pelangi dan lain – lain. Manfaat dari penggunaan pupuk anorganik menghasilkan

peningkatan produktivitas tanaman yang cukup tinggi.namun penggunaan pupuk anorganik dala

jangka yang relatif lama umumnya berakibat buruk pada kondisi tanah.Tanah menjadi cepat

mengeras, kurang mampu menyimpan air dan pH tanah menjadi asam yang pada akhirnya akan

menurunkan produktivitas tanaman.( Parman,2007 )

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik

yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa,dapat berbentuk padat

atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik atau memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi

tanah.Sumber bahan organik dapat berupa kompos,pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami,

tonggol jagung, dan sabut kelapa) dan limbah ternak.Pupuk organik bermanfaat bagi peningkatan

produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan

meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang

dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Namun permasalahan

umum yang dihadapi pupuk organik adalah rendahnya kadar unsur hara, kelarutan rendah, waktu

relatif lebih lama menghasilkan nutrisi tersedia yang siap diserap tanaman, dan respon tanaman

terhadap pemberian pupauk organik tidak sebaik pemberian pupuk anorganik. Sehingga pupuk

organik tidak banyak digunakan, karena dianggap tidak memenuhi kebutuhan nutrisi

tanaman.(Mardiansyah,2010)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tersedianya pupuk majemuk NPK diharapkan dapat membantu para petani untuk

menggunakan pupuk sesuai kebutuhan tanaman karena komposisi N, P dan K dapat diformulasi

berdasarkan uji tanah. Anjuran teknik budidaya jagung juga menjadi suatu syarat dalam setiap

pelepasan variates baru.Kegiatan variates unggul telah dilakukan dalam laboratorium pemuliaan

tanaman dan telah dihasilkan nomor – nomor seleksi melalui tahap metode seleksi modifikasi daur

ulang fenotifa resiprokal dan siap dilakukan uji pendahuluan.Sehingga dalam hal ini perlu dilakukan

pengujian terhadap penambahan dosis pemupukan khususnya pupuk NPK.Aksesi terpilih yang

memiliki penampilan sifat agronomi yang baik dan lebih tinggi dari variates budidaya yang

dikembangkan oleh petani, dapat digunakan untuk membuat variates baru. ( Hartatik,2007 ).

2.4.6 Kekurangan Kalium

Kekurangan hara Kalium menyebkan produksi merosot, walaupun sering tidak menampakkan

gejala defisiensi. Kejadian ini disebut lapar tersembunyi ( hiden hunger ). Kekurangan Kalium

menyebabkan kadar Karbohidrat berkurang dan rasa manis buah buahan sering berkurang.(

Rosmarkam Afandie 2002 ).

Tanaman kekurangan K menunjukkan pertumbuhan yang terhambat. Sistem perakaran

tanaman jelek/terhanbat. Batang tanaman menjadi lemah. Biji dan buah kecil dan mempunyai bentuk

tidak normal, hal ini disebabkan tanaman mudah terserang penyakit. Dalam hubungannya dengan

proses – proses fisiologi tanaman, kekurangan K dapat menyebabkan: akumulasi karbohidrat dapat

larut dan gula reduksi, sintesa glikogen dan pati terhambat, pemanfaatan substrat respirasi terhambat,

kecepatan oksidasi fosforilasi dan fotofosforilasi menurun.Sehingga apabila disimpulkan bahwa

defisiensi K dalam tanaman erat hubungannya dengan metabolisme N dan karbohidrat.

Secara umum, jika ada unsur hara yang kurang pada tanah tersebut maka tanaman akan

memperlihatkan gejala tertentu. Berikut beberapa gejala tumbuhan jika kekurangan kalium :

- Daun mengkerut atau keriting terutama pada daun tua walaupun tidak merata.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


- Pada daun akan timbul bercak bercak berwarna merah cokelat, daun akan mongering lalu

mati.

- Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, nutunya jelek, hasilnya rendah, dan tidak tahan

simpan. Kalium secara normal terkonsentrasi dalam CIS.Kalium secara langsung

mempengaruhi eksitabilitas saraf dan otot serta berperan dalam tekanan osmotik

intraseluler.(Winarso Sugeng 2005 )

2.4.7 Faktor – faktor Tanah yang Mempengaruhi Serapan K

Kalium relatif tidak mobil dalam tanah. Unsur K dapat mencapai ke permukaan akar sebagian

besar melalui difusi. Oleh karena itu faktor – faktor yang membatasi pertumbuhan akar dapat

menurunkan serapan akar. Beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut.

- Aerasi Tanah

Serapan K sangat dipengaruhi oleh aerassi tanah yang jelek, dan pengaruhnya lebih nyata

dibandingkan dengan sebagian besar unsur hara lain. Sehingga praktek pengolahan tanah

minimum dan pemadatan dapat secara nyata menurunkan serapan K oleh tanaman dan

membesar masalah defisiensi. Masalah tersebut banyak yang muncul disebabkan oleh

pengurangan aerasi dan pertumbuhan tanaman.

- Status/konsentrasi K-tanah

Jika nilai K tanah menurun maka serapan akar oleh tanaman juga akan turun.

- Fiksasi

Pada tanah – tanah tertentu dapat menjebak K pada kisi – kisi mineral liatnya sehingga

menjadi tidak tersedia dan menurunkan ketersediaan K tanah bagi tanaman.

- Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Pada umumnya tanah – tanah dengan KTK tinggi mempunyai kemampuan menyimpan

daan menyediakan K lebih besar.

- Temperatur Tanah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Penurunan temperatur tanah dapat menurunkan ketersediaan dan serapan K oleh tanaman.

Masalah ini dapat daiatasi dengan peningkatan status ketersediaan K dalam tanah.

- Kadar Air Tanah

Air tanah dibutuhkan untuk pergerakan K (difusi) kepermukaan akar tanaman. Baik

kelebihan dan kekurangan air dapat menurunkan serapan k oleh akar.

Sifat – sifat tanah secara keseluruhan dapat saling berinteraksi yang akhirnya dapat

mempengaruhi efisiensi tanaman dalam menyerap dan menggunakan K. Sifat – sifat tanah tersebut

meliputi bahan induk tanah, jumlah dan macam liat, vegetasi yang ditanam,topografi, draenase,

kedalaman (solum). Akhirnya petani harus mempelajari sifat sifat tanah tersebut sehingga dapat

mengelola secara baik yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman (termasuk efisiensi penggunaan K),

sehingga diperoleh hasil yang terbaik. Selain faktor tanah yang dapat mempengaruhi serapan K oleh

tanaman, faktor tanaman juga dapat mempengaruhi ketersediaan K sehingga akhirnya mempengaruhi

serapan K. Faktor – faktor tanaman tersebut adalah: KTK akar, sistem perakaran dan tanaman,

variates, populasi dan jarak tanam, hasil tanaman yang diharapkan, waktu penanaman atau

pemupukan dan konsumsi berlebihan.Tanah berstruktur mampat berdaya antar termal lebih besar

daripada yang berstruktur longgar apabila keadaan lain sama. Struktur mampat memiliki titik

singgung antarzarah lebih banyak daripada yang longgar.Air dalam tanah juga memperbanyak titik

singgung antarzarah sehingga meningkatkan daya antar termal.Pengaruh air atas daya antar termal

dalam tanah mampat lebih nyata daripada dalam tanah longgar karena struktur tanah mampat

membutuhkan air lebih sedikit untuk menjembatani rumpang – rumpang antarzarah atau antaragregat

tanah.Tanah berstruktur lempeng dan gumpal berdaya antar termal lebih tinggi daripada yang

berstruktur remah dan granular.Daya antar termal meningkat sejalan dengan peningkatan kerapatan

lindak.Tanah mineral berdaya antar termal lebih tinggi daripada tanah organik.Hal ini disebabkan oleh

bahan mineral yang berdaya antar termal lebih tinggi daripada bahan organik.Pengaruh air atas daya

antar termal lebih nyata daripada pengaruh struktur dan tekstur. Pengaruh struktur dan tekstur lebih

bersifat tak langsung lewat pengaruhnya atas kandungan air dalam tanah.(Marsono, 2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1.Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Neraca Analitik

b. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) dengan lampu katoda kalium

c. Gelas Piala 300 ml

d. Labu ukur 100 ml,250 ml,500 ml,1000 ml

e. Kertas saring whatman 41

f. Hot plate

g. Pipet volumetric 2 ml,5 ml,15 ml dan 10 ml

3.2.Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Pupuk KCl

b. Pupuk NPK

c. Aquadest

d. CaCO3

e. HCL

f. Larutan Standar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.3.Prosedur Percobaan

3.3.1 Penentuan unsur kalium secara kualitatif

Dipipet sebanyak 2 ml larutan contoh uji/filtrat ke dalam tabung reaksi.Tambahkan

sebanyak 1 ml asam peklorat secara perlahan sepanjang dinding tabung reaksi.Apabila

terbentuk endapan putih maka contoh uji positif memiliki kandungan unsur kalium.

3.3.2 Persiapan larutan contoh

Timbang dengan teliti 5 gram KCl dan 5 gram NPK. Dimasukkan masing – masing

kedalam gelas piala 300 ml.Ditambahkan 10 ml HCl, 100 ml aquadest.Didihkan selama 5

menit.Dinginkan.Pindahkan secara kuantitatif kedalam labu ukur 250 ml atau 500

ml.Diencerkan dengan aquadest sampai tanda tera dan saring dengan kertas saring whatman

41.

3.3.3 Penentuan kadar kalium menggunakan SSA (Spektrofotometri Serapan Atom)

Dipipet beberapa ml larutan KCl dan NPK. Dimasukkan masing - masing kedalam

labu ukur 100 ml.Ditambahkan 1-10 ml larutan supresor.Diencerkan dengan air suling

sampai tanda tera.Dihomogenkan.Diukur konsentrasi kalium dengan spektrofotometri

serapan atom pada panjang gelombang 766,5 nm.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.3.4 Preparasi Contoh Uji

Preparasi contoh uji ini berlaku untuk produk pupuk, baik pupuk kimia, pupuk

mineral maupun pupuk organik dalam bentuk padatan atau cair :

3.4.5 Contoh uji dalam bentuk padat

Contoh uji padat sebelum analisis penentuan sebaiknya digerus dengan alu mortar.

Tempatkan contoh uji pada gelas piala dan tambahkan akuades selanjutnya panaskan contoh

uji hingga mendidih.Dinginkan contoh uji lalu saring sehingga didapat filtratnya.Contoh uji

siap dilakukan analisis penentuan.

3.4.6 Contoh uji dalam bentuk Cair

Contoh uji dalam bentuk cair biasanya dapat langsung dilakukan analisis penentuan,

namun sebagai catatan yang perlu diperhatikan untuk contoh uji cair yang memiliki warna

pekat dapat dilakukan preparasi dengan penyaringan atau dengan menambahkan akuades

berlebih sehingga kepekatan dari cairan tersebut berkurang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Dari penentuan kadar kalium dengan metode spektrofotometri serapan atom di Balai

Pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB) Medan Belawan didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.1.Analisa Pupuk Kalium Klorida

1 Konsentrasi 0,5170 mg

2 Pengenceran 250 ml

3 Berat contoh 5006,3 mg

4 % K2O 31,10%

Tabel 4.2.Analisa Pupuk NPK

1 Konsentrasi 0,2179

2 Pengenceran 250 ml

3 Berat Contoh 5003,3 mg

4 %K2O 13,12%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2 Perhitungan

c x p X 1,2046 100
• %K2O = x d/1000 x 100 x
w 100 - KA

0,5170 X 250X 1,2046 100


= 5006,3
X 100/1000 X 100 X 100 - kA

=31,099 %

=31.10 %

c x p X 1,2046 100
• %K2O = x d/1000 x 100 x
w 100 - KA

0,2179 X 250X 1,2046 100


= 5,0033
X 100/1000 X 100 X 100 - kA

=13,115 %

=13,12%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.3 Pembahasan

Sumber pupuk kalium utama ini dihasilkan dengan proses kimia antara Pupuk KCL

dan Pupuk NPK. Pupuk ini banyak digunakan untuk hortikultura dan digunakan untuk

pemupukan melalui irigasi.Dari berbagai macam sumber pupuk kalium tersebut,pupuk KCl

yang paling banyak digunakan petani,yaitu sekitar 95% dari total pupuk sumber

kalium.Kalium klorida merupakan pupuk sumber K terbesar yang digunakan dalam

pertanian.Mengandung 60 hingga 62% K2O dan larut dalam air.Grade pupuk KCl tersedia

dalam 5 ukuran partikel :1)larut berwarna putih,2)standart khusus,3)standart,4)kasar,dan

5)granular. Tersedianya pupuk majemuk NPK diharapkan dapat membantu para petani untuk

menggunakan pupuk sesuai kebutuhan tanaman karena komposisi N, P dan K dapat diformulasi

berdasarkan uji tanah. Bila pupuk dimasukkan kedalam tanah, maka pupuk ini akan

mengalami ionisasi setelah bereaksi dengan air. Hasil ionisasi ini menyebabkan

meningkatnya konsentrasi kalium didalam larutan tanah dan bersama – sama dengan ion K

yang diserap, merupakan kalium yang mudah diserap tanaman. Analisa Kadar Kalium yang

didapat pada Pupuk KCl adalah sebanyak 31,10% dan Analisa Kadar Kalium yang didapat

pada pupuk NPK adalah sebanyak 13,12% dengan menggunakan Alat Spektroskopi Serapan

Atom.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kadar kalium pada pupuk KCL yang

didapat dengan metode spektrofotometri serapan atom adalah 31,10 % dan pada pupuk NPK

sebesar 13,12 %.Hasil menunjukkan bahwa kadar yang diteliti tidak memenuhi standar yang

ditentukan.

5.2. Saran

Penentuan kadar kalium pada pupuk KCL dan pada pupuk NPK dengan metode

spektrofotometri serapan atom dapat digunakan serta perlu dilakukan analisa secara

berkelanjutan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Buckman, H.O. dan N.C. Brady.1974. Sifat dan Ciri Tanah, IPB Press.Bogor.

Cotton, F.A dan G. Wilkinson.1989. Kimia Anorganik Dasar, UI Press. Jakarta.

Dwi Argo, Bambang dkk.2012.Optimasi Penambahan Unsur Hara NPK, Jurnal Teknologi
Tanaman.

Hasibuan, B.E., 2004. Pupuk Dan Pemupukan. Universitas Sumatera Press Medan.

Hartatik, S. 2007. Pengantar Pemuliaan Tanaman.Jember: Jember University press.

Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Aalitik Dasar. PT. Gramedia Jakarta

Imas, P.1999.Integrated Nutrition Management In Potato.

Paper presented at the global conference on potato, Desember 1999, New Delhi.India

Isnaini, M. 2006.Pertanian Organik.Kreasi Wacana, Yogyakarta

Jones, U.S. 1982. Fertilizer And Soil Fertility. Second Edition. Reston Publishing
Company,inc. Virginia

Kuswandi. 1993. Pengapuran Tanah Pertanian. Kanisius, Yogyakarta

Lingga, P. & Marsono. 1986. Petunjuk Penggunaan Pupuk .Edisi Revisi. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Mardiansyah, A . 2010. Kajian Tentang Potensi Bionutrien MHR, yang Diaplikasikan


pada Tanaman Kentang

Mukhlis. 2007. Analisis Tanah Tanaman. USU Press. Medan.

Mulja, M danSuharman. 1995. Analisis Instrumental Erlangga. Surabaya

Notohadiprawiro. T.1995. Tanah dan Lingkungan.Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta

Novizan, 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif, AgromediaPustaka. Jakarta.

Parman,Sarjana.2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap


Pertumbuhan.Buletin Anatomi dan fisiologi

Rahman,Taufik,Drs,.M.Pd .(2000). Nutrisi dan Energi Tumbuhan, Universitas Pendidikan


Indonesia.
Rosmarkam, Afandie. (2002). Ilmu Kesuburan Tanah,Yogyakarta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah.GavaMedia. Yogyakarta

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Alat SSA(Spektrofotometer Serapan Atom

Pupuk Kalium Klorida(KCl)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pupuk NPK Padat (Nitrogen Phosfat Kalium)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai