Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, AKI di
Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya,
yaitu sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan
global Sustainable Development Goals (SDGs) menargetkan AKI di
Indonesia dapat turun menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2030. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari target
SDGs sehingga perlu upaya yang lebih besar untuk menurunkan AKI agar
mencapai target SDGs di tahun 2030. (Kemenkes, 2015) Adapun
persentase AKI di Kabupaten Sleman pada tahun 2017 sebanyak 42,4%
(Profil Kesehatan Kab. Sleman, 2018).
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil Pasal 5 (1) Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil dilakukan untuk mempersiapkan
perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan
selamat serta memperoleh bayi yang sehat. (2) Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada
remaja, calon pengantin, dan/atau pasangan usia subur. (3) Kegiatan
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi: pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, pemberian
imunisasi, suplementasi gizi, konsultasi kesehatan, pelayanan kesehatan
lainnya (Permenkes No.97 tahun 2014).
Pasal 6 (1) Pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (3) huruf a paling sedikit meliputi: a.pemeriksaan tanda vital; dan
b.pemeriksaan status gizi. (2)Pemeriksaan status gizi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b harus dilakukan terutama untuk: menanggulangi
masalah Kurang Energi Kronis (KEK); dan pemeriksaan status anemia
(Permenkes No.97 tahun 2014).

1
Pelayanan kesehatan dan persiapan dilakukan setelah masa konsepsi,
kemungkinan akan mengakibatkan keterlambatan dalam mencegah
kecacatan janin, kejadian bayi berat lahir rendah, dan kematian janin
(varney, 2007). Berbagai penelitian sudah sejak lama membuktikan
mengenai manfaat persiapan pranikah dalam membantu pasangan
membangun hubungan jangka panjang yang sehat dan meningkatkan
kesejahteraan anak (Hawkins, et al, 2015). Kesiapan menikah terdiri atas
kesiapan emosi, sosial, spiritual, peran, usia, seksual, dan finansial (Sari,
dkk, 2013). Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat adalah
dengan kesehatan reproduksinya berada pada kondisi yang baik
(Kemenkes, 2015). Dengan kesehatan reproduksi yang telah disiapkan
semenjak pranikah dapat menurunkan kehamilan tidak diinginkan dan juga
mengurangi adanya kelainan yang terjadi pada saat hamil, bersalin, maupun
nifas. Oleh karena itu, program persiapan pranikah menjadi penting dalam
perencanaan kehamilan. Dengan demikan, bidan sebagai ujung tombak
kesehatan ibu dan anak memiliki peran penting dalam memberikan edukasi
tetang perencanaan kehamilan pada calon pengantin dalam asuhan
kebidanan pranikah.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan pranikah pada calon pengantin dengan perencanaan
kehamilan menggunakan pola pikir manajemen kebidanan serta
mendokumentasikan hasil asuhannya.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian pada kasus Nn.
RWanita Usia Subur usia 26 tahun dengan anemia berat.
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan
berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus Nn. R
Wanita Usia Subur usia 26 tahun dengan anemia berat.

2
c. Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin
terjadi pada kasus Nn. R Wanita Usia Subur usia 26 tahun
dengan anemia berat.
d. Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan segera pada kasus Nn.
R Wanita Usia Subur usia 26 tahun dengan anemia berat.
e. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan
pada kasus Nn. R Wanita Usia Subur usia 26 tahun dengan
anemia berat.
f. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan untuk menangani
kasus Nn. R Wanita Usia Subur usia 26 tahun dengan anemia
berat.
g. Mahasiswa dapat melaksanakan evaluasi untuk menangani
kasus Nn. R Wanita Usia Subur usia 26tahun dengan anemia
berat.
h. Mahasiswa dapat melakukan pendokumentasian kasus Nn. R
Wanita Usia Subur usia 26 tahun dengan anemia berat.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan
pelayananan kebidanan yang berfokus pada masalah kesehatan wanita pra
nikah yang berkaitan dengan anemia berat.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman secara langsung, sekaligus penanganan dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan. Selain itu,
menambah wawasan dalam menerapkan asuhan kebidanan pada kasus
anemia berat.

3
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Dapat memahami teori, memperdalam ilmu, dan menerapkan
asuhan yang akan diberikan pada kasus anemia pada wanita usia
subur.
b. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas
Laporan komprehensif ini dapat memberikan informasi tambahan
bagi bidan pelaksana di puskesmas dalam upaya promotif dan
preventif dalam mencegah terjadinya anemia.
c. Bagi WUS
Laporan komprehensif ini diharapkan menambah pengetahuan
tentang anemia, sehingga WUS dapat mencegah terjadinya hal
tersebut.

4
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Tinjauan Teori Anemia


1. Definisi
Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh, dan akibatnya
kapasitas pembawa oksigen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis tersebut. Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah daripada nilai normal untuk
kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin. Kadar hemoglobin
normal untuk perempuan dewasa yang tidak sedang hamil adalah 12
g/dL, sehingga apabila seorang wanita memiliki kadar Hb kurang dari
angka tersebut, dikategorikan sebagai anemia.
Hemoglobin merupakan salah satu dintara komponen dalam sel
darah merah atau eritrosit yang fungsinya untuk mengikat oksigen dan
menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh manusia. Hemoglobin
dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan membentuk sel darah
merah/eritrosit. Kadar Hb adalah parameter yang paling mudah untuk
menentukan status anemia dalam skala luas. Anemia Defisiensi besi
sangat umum ditemukan di Indonesia, anemia defisiensi besi adalah
sedikitnya jumlah zat besi dalam darah manusia, sehingga pembentukan
sel-sel darah merah dan fungsi tubuh terganggu.
Untuk memastikan apakah seseorang menderita anemia atau
kekurangan gizi besi perlu dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium.
Anemia didiagnosis dengan pemeriksaan kadar Hb dalam darah,
sedangkan anemia defisiensi gizi besi perlu dilakukan pemeriksaan
tambahan seperti Serum Ferritin dan CRP. Diagnosis anemia
kekurangan gizi besi ditegakkan jika kadar Hb dan Serum Ferritin
dibawah normal. Batas ambang Serum Ferritin normal pada remaja putri
dan WUS adalah 15 mcg/L.

5
2. Etiologi
Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti defisiensi besi,
defisiensi asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia
terutama disebabkan karena produksi/kualitas sel darah merah yang
kurang dan kehilangan darah baik secara akut atau menahun. Ada 3
penyebab anemia, yaitu:
a. Defisiensi zat gizi
Merupakan rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati
yang merupakan pangan sumber zat besi yang berperan penting
untuk pembuatan hemoglobin sebagai komponen dari sel darah
merah/eritrosit. Zat gizi lain yang berperan penting dalam pembuatan
hemoglobin antara lain asam folat dan vitamin B12. Pada penderita
penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/AIDS, dan keganasan
seringkali disertai anemia, karena kekurangan asupan zat gizi atau
akibat dari infeksi itu sendiri.
b. Perdarahan (Loss of blood volume)
Perdarahan karena kecacingan dan trauma atau luka yang
mengakibatkan kadar Hb menurun. Perdarahan karena menstruasi
yang lama dan berlebihan juga menyebabkan turunnya kadar
hemoglobin dalam darah seorang perempuan. Hal ini terjadi karena
semakin lama menstruasi, maka darah yang dikeluarkan juga
semakin banyak.
c. Hemolitik
Beberapa keadaan dimana perdarahan yang menyebabkan
anemia. Pada penderita malaria kronis perlu diwaspadai karena
terjadi hemolitik yang mengakibatkan penumpukan zat besi
(hemosiderosis) di organ tubuh, seperti hati dan limfe. Pada
penderita Thalasemia, kelainan darah terjadi secara genetik yang
menyebabkan anemia karena sel darah merah/eritrosit cepat pecah,
sehingga mengakibatkan akumulasi zat besi dalam tubuh.

6
3. Patofisiologi
Kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan
Misalnya berkurangnya eritropoesis (produksi sel darah merah) terjadi
kekurangan nutrisi karena kurang masuknya zat besi dalam menu
maknan/akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan
sel darah merah normal keluar melalui pendarahan misalnya pada waktu
melahirkan dan kecelakaan.
4. Tanda dan gejala
Gejala yang sering ditemui pada penderita anemia adalah 5 L
yaitu Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai. Gejala tersebut, bisa disertai
sakit kepala dan pusing “kepala muter”, mata berkunang-kunang, mudah
mengantuk, cepat capai serta sulit konsentrasi. Secara klinis penderita
anemia ditandai dengan “pucat” pada muka, kelopak mata, bibir, kulit,
kuku dan telapak tangan.
5. Diagnosis Anemia
Remaja putri dan WUS menderita anemia bila kadar hemoglobin
darah menunjukkan nilai kurang dari 12 g/dL. Jika kadar hemoglobin
kurang dari angka normal bisa di diagnosis sebagai anemia. Berikut ini
merupakan klasifikasi dan pembagian anemia menurut kelompok umur:
Tabel 1. Klasifikasi Anemia menurut Kelompok Umur
Populasi Normal Anemia (g/dL)
(g/dL) Ringan Sedang Berat
Anak 6-59 bulan 11 10.0-10.9 7.0-9.9 <7.0
Anak 5-11 tahun 11.5 11.0-11.4 8.0-10.9 <8.0
Anak 12-14 tahuun 12 11.0-11.9 8.0-10.9 <8.0
Perempuan tidak 12 11.0-11.9 8.0-10.9 <8.0
hamil (>15 tahun)
Ibu hamil 11 10.0-10.9 7.0-9.9 <7.0
Laki-laki >15 tahun 13 11.0-12.9 8.0-10.9 <8.0

6. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
Untuk pencegahan penyakit anemia sebenarnya sangat mudah.
seperti dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang banyak

7
mengandung zat besi, asam folat, vitamin B12, vitamin C. berikut ini
penjelasan singkat tentang cara pencegahan anemia serta jenis-jenis
makanan yang bisa membantu mencegah anemia diantaranya:
1) Konsumsi makanan yang banyak mengandung Zat besi
Makanan yang banyak mengandung zat besi seperti tempe,
daging, kacang, sayur-sayuran yang berwarna hijau dan lain-lain.
zat besi juga sangat penting untuk wanita yang sedang
menstruasi, wanita hamil dan anak-anak.
2) Konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam Folat
Konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam folat seperti
pisang, sayuran hijau gelap, jenis kacang-kacangan, jeruk, sereal
dan lain-lain.
3) Makanan yang mengandung Vitamin B 12 Bisa didapatkan
dengan mengkonsumsi daging dan susu.
4) Makanan dan minuman yang mengandung Vitamin C
Banyak sekali manfaat-manfaat Vitamin C, salah satunya yaitu
bisa membantu penyerapan zat besi. Jenis-jenis Makanan yang
banyak mengandung vitamin C seperti buah melon, buah jeruk,
dan buah beri. Itulah beberapa cara mencegah penyakit anemia
secara alami.
b. Penanganan menurut tingkat anemia
1) Anemia ringan
Hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/hari besi dan 400 mg
asam folat peroral sekali sehari.
2) Anemia sedang
Pengobatannya denan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg
asam folat peroral sekali sehari.
3) Anemia Berat
Pemberian preparat parental yaitu denan fero dextrin sebanyak
1000 mg (20 ml) intravena atau 2x10 ml intramuskuler.

8
Transfusi darah dapat meningkatkan Hb relative lebih cepat
yaitu 2 gr%.

9
BAB III
PEMBAHASAN

No register :03.09.00094
Nama Pengkaji : Latifatun Niswah
Tempat Pengkajian : Ruang KIA Puskesmas Tempel 2
WaktuPengkajian :22-08-2019/09.00 WIB

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF


A. BIODATA
Catin Perempuan Catin Laki-Laki
Nama Klien : Nn. R Nama Klien : Tn. Ag
Umur : 26Tahun Umur : 26Tahun
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah:Tomboklelo, Tombokrejo,Alamat Rumah: Nulisan, Sumberagung
Tempel

B. KELUHAN : Ibu datang mengatakan ingin suntik TT untuk persiapan


pernikahan dan kehamilan. Ibu berencana menikah 17 Oktober 2019.

C. RIWAYAT MENSTRUASI
HPHT : 16-08-2019
Siklus Haid : 28 hari
Lama Haid : 5-6 hari
Banyaknya : ± 3-4 kali ganti pembalut/hari
Disminorhea : Tidak
Riwayat Penyakit : Tidak ada

10
D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Catin Wanita : Tidak sedang ataupun pernah menderita
penyakit jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal,
batuk lama (TBC atau difteri).
2. Catin Laki-laki : Tidak sedang ataupun pernah menderita
penyakit jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal,
batuk lama (TBC atau difteri).

E. RIWAYAT IMUNISASI
TT1 : Kelas 1 SD
TT2 : Kelas 2 SD
TT3 : Kelas 5 SD
F. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
1. Diet
a. Nutrisi
1) Pola makan : 2-3x/hari porsi sedang
2) Jenis makanan yang dikonsumsi : nasi, lauk
(tempe,tahu,telur,krupuk,jarang makan daging,ikan), jarang
makan sayur dan buah
3) Makanan yang dipantang :tidak ada
4) Alergi terhadap makanan :tidak ada
b. Hidrasi
1) Jenis cairan yang diminum sehari : air putih dan teh manis
2) Nn R tidak suka minum susu
3) Jumlah cairan yang diminum sehari :± 6 gelas/hari
2. Istirahat dan Tidur
Malam : ±6 Jam/hari Siang : ± 2 Jam/hari
3. Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari Gosok Gigi : 2x/hari
Ganti Pakaian : 2x/hari

11
4. Aktivitas Fisik
Nn. R tidak bekerja, membantu orangtua melakukan pekerjaan rumah
tangga, jarang olahraga. Nn. R mengatakan tidak merasa lelah, letih,
lesu, lemah dan lalai.
5. Riwayat Pernikahan
a. Catin Wanita : pernikahan yang pertama.
b. Catin Laki-laki : pernikahan yang pertama.

H. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Keluarga dari dua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua calon
pengantin mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah dan
tidak menunda kehamilan setelah menikah, bahkan ingin segera
memiliki anak. Tidak ada budaya tertentu yang berhubungan dengan
pernikahan.

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)


Catin Wanita Catin Laki-laki
a. Keadaan Umum : baik Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : composmentis Kesadaran :composmentis
c. Antropometri :
BB : 49 kg BB : 58 kg
TB : 151 cm TB : 168 cm
LILA \ : 24 cm
d. TTV
TD : 101/71mmHg TD :120/70 mmHg
N : 80x/menit N : 82x/menit
RR : 20x/menit RR : 20x/menit

1) Catin Wanita
(1) Bentuk tubuh : Normal
(2) Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang
berkenaan dengan genetic seperti sindrom down

12
(3) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
(4) Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
(5) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
(6) Dada : tidak dilakukan
(7) Abdomen : tidak dilakukan
(8) Anogenital : tidak dilakukan
2) Catin Laki-laki
(1) Bentuk tubuh : Normal
(2) Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang berkenaan
dengan genetic seperti sindrom down
(3) Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
(4) Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 22 Agustus 2019
1) Golongan Darah : Ab
2) PP Test : negative
3) Hb : 7,1 gr/dl

III. ASSESMENT (A)


Diagnosa : Nn. R wanita usia subur usia 26 tahun
dengan anemia berat.
Masalah potensial : Perdarahan, prematur, abortus, BBLR
Antisipasi Masalah Potensial : KIE kebutuhan nutrisi dan pemberian tablet Fe
IV. Penatalaksanaan (P)
No. Tindakan Rasionalisasi
1. Memberitahu ibu tentang hasil Hak pasien dalam memperoleh pelayanan
pemeriksaan bahwa ibu kesehatan termasuk perawatan tercantum pada
mengalami anemia. UU Kesehatan no 36 tahun 2009 tentang
Nn. R mengerti hasil pemeriksaan kesehatan pasal 56 ayat (1) yaitu setiap orang
berhak menerima atau menolak sebagian atau

13
seluruh tindakan pertolongan yang akan
diberikan kepadanya setelah menerima dan
memahami informasi mengenai tindakan
tersebut secara lengkap.
2. Menganjurkan catin menjaga pola Kebutuhan zat gizi secara garis besar adalah
makan seimbang, memenuhi sebagai berikut :
kebutuhan gizinya, makan 1. Asam folat
makanan yang banyak Menurut konsep evidence bahwa
mengandung zat besi seperti , pemakaian asam folat pada masa pre dan
tempe, daging, kacang, sayur- perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan
sayuran yang berwarna hijau dan otak, kelainan neural, spina bifida dan
lain-lain. anensepalus, baik pada ibu hamil yang
Konsumsi makanan yang banyak normal maupun beresiko. Pemberian
mengandung Asam folat seperti suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan
pisang, sayuran hijau gelap, jenis sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3
kacang-kacangan, jeruk, sereal bulan pertama kehamilan.
dan lain-lain. Makanan yang 2. Protein
mengandung Vitamin B 12 Bisa Nn perlu memperhatikan kebutuhan
didapatkan dengan mengkonsumsi protein pra hamil Pembentukan jaringan
daging dan susu. Makanan dan baru dari janin dan untuk tubuh ibu
minuman yang mengandung dibutuhkan protein sebesar 910 gram
Vitamin C. Jenis-jenis Makanan dalam 6 bulan terakhir kehamilan.
yang banyak mengandung vitamin 3. Zat besi (Fe)
C seperti buah melon, buah jeruk, Pemberian suplemen tablet tambah
dan buah beri. darah atau zat besi secara rutin adalah
Nn. R mengerti dan bersedia untuk membangun cadangan besi, sintesa
sel darah merah, dan sinesa darah otot.
4. Kalsium
Nn perlu memperhatikan kebutuhan
kalsium pra hamil untuk pembentukan
tulang dan gigi bayi pada saat hamil.

14
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah
sebesar 500 mg sehari.
(Kusmiyati, 2008)
3. Memberitahu pada Nn. R untuk Kualitas seorang generasi penerus akan
mempersiapkan kehamilan yang ditentukan oleh kondisi ibunya sejak sebelum
sehat dengan memperhatikan hamil dan selama kehamilan. Masa pranikah
status gizi ibu sebelum hamil dan dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi,
pada saat hamil kelak. karena setelah menikah wanita akan segera
Ibu mengerti dan bersedia menjalani proses konsepsi. Kesehatan
prakonsepsi menjadi sangat penting untuk
diperhatikan termasuk status gizinya, terutama
dalam upaya mempersiapkan kehamilan
karena akan berkaitan erat dengan outcome
kehamilan.
(Adriani, 2014)
4 Memberitahu Nn. R untuk Persiapan pranikah sebagaimana dimaksud
melakukan rujukan internal ke pada ayat (3) huruf a angka 3 antara lain
bpu, poli gizi, gigi, dan psikolog . persiapan fisik, persiapan gizi, status imunisasi
-Ibu mengerti dan bersedia Tetanus Toxoid, dan menjaga kesehatan organ
reproduksi. (Permenkes No.97 tahun 2014
pasal 11) Konsultasi kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf e
berupa pemberian komunikasi, informasi, dan
edukasi.
Di BPU rujuk dokter internal untuk
mengetahui apakah ada penyakit lain dengan
kadar Hb 7,1 gr/ dr

5 Memberitahu Nn. R bahwa akan a. Pemberian imunisasi sebagaimana


diberikan imunisasi TT4. dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf c

15
-Nn. R mengerti dan bersedia dilakukan dalam upaya pencegahan dan
perlindungan terhadap penyakit Tetanus.
b. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan untuk mencapai status T5 hasil
pemberian imunisasi dasar dan lanjutan.
c. Status T5 sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditujukan agar wanita usia subur
memiliki kekebalan penuh.
d. Dalam hal status imunisasi belum
mencapai status T5 saat pemberian
imunisasi dasar dan lanjutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), pemberian
imunisasi tetanus toxoid dapat dilakukan
saat yang bersangkutan menjadi calon
pengantin.
(Permenkes No.97 tahun 2014)
4 Menyuntikan imunisasi TT 0,5 ml Imunisasi TT diberikan kepada WUS atau
di lengan kiri atas untuk calon pengantin untuk mencegah ibu dari
mencegah tetanus toxoid pada ibu. infeksi tetanus toxoid akibat luka saat
-Nn. R setuju untuk disuntik TT melahirkan dan mencegah bayi dari penyakit
tetanus neonatorum
(Permenkes No.97 tahun 2014)
5 Memberitahu Nn. R efek samping Pada kebanyakan orang tidak ditemukan efek
imunisasi TT yaitu terasa nyeri di samping dari imunisasi TT yang berat, namun
daerah bekas penyuntikan. dapat ditemukan berupa nyeri/ bengkak pada
-Nn. R mengerti dengan luka bekas penyuntikan.
penjelasan yang diberikan.
6 Menganjurkan Nn. R untuk Pasal 9 (1) Pemberian suplementasi gizi
minum asam folat x sehari 400 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3)

16
mg dan tablet Fe kombinasi 60 huruf d bertujuan untuk pencegahan anemia
mg/hari besi 2x1 pagi dan malam. gizi. (2) Pemberian suplementasi gizi untuk
-Ibu bersedia dengan anjuran pencegahan anemia gizi sebagaimana
tersebut. dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam
bentuk pemberian edukasi gizi seimbang dan
tablet tambah darah.
(Permenkes No.97 tahun 2014)
7 Menganjurkan Nn. R untuk Kunjungan ulang dilakukan untuk memantau
kunjungan ulang 2 minggu lagi perkembangan Nn. R, dilakukan pemeriksaan
-Nn. R bersedia laboratorium ulang kadar Hb.

A. Pembahasan
Pada masa pra nikah ini, pasangan Nn. R dan Tn. Ag datang ke
Puskesmas Tempel 2 untuk mendapatkan konseling pra nikah dan suntik
TT, datang pukul 09.00 WIB. Pasangan tersebut masuk ke ruang KIA,
kemudian dilakukan anamnesa dan pengkajian dengan hasil baik untuk
calon suami dan calon istri. Namun, Nn. R terdapat masalah pada kadar
Hemoglobin yaitu sebesar 7,1 gr/dl. Sehingga, Nn. R termasuk ke dalam
anemia berat berdasarkan klasifikasi anemia menurut umur. Dilihat dari segi
pola makan, bahwa Nn. R memiliki porsi makan 2-3x dalam sehari dengan
jenis makanan seperti nasi,lauk (tempe,tahu, telur), jarang makan daging
dan ikan, kadang-kadang makan sayur dan jarang makan buah. Minuman
yang sering dikonsumsi adalah air putih dan teh manis, Nn. R tidak suka
susu. Hal tersebut dapat memicu kadar Hb Nn.R rendah atau anemia berat.
Dilihat dari makanan dan minuman yang dikonsumsi Nn. R terjadi
defisiensi zat besi. Defisiensi zat besi merupakan rendahnya asupan zat gizi
baik hewani dan nabati yang merupakan pangan sumber zat besi yang
berperan penting untuk pembuatan hemoglobin sebagai komponen dari sel
darah merah/eritrosit. Zat gizi lain yang berperan penting dalam pembuatan
hemoglobin antara lain asam folat dan vitamin B12. Sedangkan makanan

17
dan minuman yang dikonsumsi Nn. R juga kurang kandungan zat gizi asam
folat dan vitamin B12.
Maka dari itu pada asuhan kebidanan pra nikah, Nn. R dianjurkan
untuk, memenuhi kebutuhan gizinya, makan makanan yang banyak
mengandung zat besi seperti tempe, daging, kacang, sayur-sayuran yang
berwarna hijau dan lain-lain. Selain itu konsumsi makanan yang banyak
mengandung Asam folat seperti pisang, sayuran hijau gelap, jenis kacang-
kacangan, jeruk, sereal dan lain-lain. Makanan dan minuman yang
mengandung Vitamin B 12 dengan mengkonsumsi daging dan susu.
Berdasarkan teori tanda dan gejala anemia lemah, lesu, lelah, letih,
lalai, hal ini tidak nampak tanda dan gejala tersebut pada Nn.R, sehingga
untuk meningkatkan kadar Hemoglobin Nn. R selain memperbaiki gizinya
juga dengan pemberian asam folat x sehari 400 mcg dan tablet Fe kombinasi
60 mg/hari besi yang dikonsumsi 2x1 sehari (pagi dan malam). Perlunya
makanan dan minuman yang banyak mengandung Vitamin C. Tujuan
konsumsi makanan dan minuman yang banyak mengandung vitamin C yaitu
untuk membantu penyerapan Fe. Jenis-jenis Makanan yang banyak
mengandung vitamin C seperti buah jeruk, buah melon, dan buah beri.

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan
yang diberikan pada kasus anemia berat. Asuhan kebidanan yang diberikan
pada Nn. R di Puskesmas Tempel 2 berjalan sesuai teori. Selain itu dari
penatalaksanaan kasus ini kami dapat:
1. Asuhan kebidanan pada Nn. R dilakukan berdasarkan pengkajian dan
pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan kewenangan bidan.
2. Asuhan kebidanan pada Nn. R dapat diidentifikasi diagnosa/masalah
kebidanan yaitu anemia berat.
3. Asuhan kebidanan pada Nn. R dapat menentukan masalah potensial
yaitu perdarahan, abortus, bayi lahir BBLR, prematur.
4. Asuhan kebidanan Nn. R dapat menentukan kebutuhan segera yaitu
dengan melakukan KIE mengenai kebutuhan gizi dan nutrisi,
pemberian tablet tambah darah.
5. Asuhan kebidanan Nn. R dengan merencanakan tindakan yang akan
dilakukan pada kasus anemia yaitu dengan KIE kebutuhan gizi dan
pemberian tablet penambah darah.
6. Asuhan kebidanan Nn. R dengan melaksanakan tindakan untuk
menangani kasus anemia berat dengan KIE Nn.R untuk memenuhi
kebutuhan gizi dan memberikan tablet tambah darah
7. Asuhan kebidanan Nn. R dengan melakukan evaluasi untuk
menangani kasus anemia berat dengan memantau Nn. R melalui alat
komunikasi atau kunjungan rumah, dan menganjurkan kunjungan
ulang 2 minggu lagi.
8. Asuhan kebidanan Nn. R dengan melakukan pendokumentasian kasus
anemia berat.

19
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang
anemia, sehingga dapat mengambil tindakan secara lebih cepat dan tepat.
Selain itu mahasiswa diharapkan dapat mengkaji setiap informasi yang
dapat menunjang analisa dengan rinci sehingga pendokumentasian dapat
dilakukan sesuai dengan managemen langkah varney.
2. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan dengan
konseling, informasi dan edukasi (KIE) tentang gizi yang diperlukan untuk
wanita usia subur serta perencanaan kehamilan.
3. Bagi WUS
Diharapkan ibu dapat memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik
dan mengkonsumsi tablet penambah darah untuk mempersiapkan
kehamilannya nanti dan meningkatkan pengetahuan mengenai nutrisi
khususnya untuk mencegah anemia.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia


and assessment of severity. Micronutr Indic. 2011:1-6. doi:2011
2. Adriani M, Wijatmadi B. Pengantar Gizi Masyarakat. 1st ed.
(Rendy Y, ed.). Jakarta: Kencana Prenada Media Group; 2014.
3. Proverawati A. Anemia Dan Anemia Kehamilan. 1st ed.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
4. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pencegahan Dan
Penanggulanngan Anemia Pada WUS. Jakarta; 2016.
https://cegahstunting.id/wp-content/uploads/2018/01/Buku-
Pedoman-Pencegahan-Anemia-Rematri-dan-WUS.pdf.
5. Manuaba, Ida Ayu Chandrarita, dkk. 2009. Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.
6. Dewi, Maritalia, Sujono Riyadi. 2012. Biologi
Reproduksi.Yogyakarta: Pustaka Belajar
7. Manuaba, Ida Ayu Chandrarita, dkk. 2012. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan, dan KBJakarta: EGC.
8. Permenkes No.97 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.
9. UU Kesehatan no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

21

Anda mungkin juga menyukai