Anda di halaman 1dari 18

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/329013430

Manajemen Logistik Obat (Studi Kuantitatif Di Puskesmas Tamalanrea Jaya,


Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar)

Article · September 2018

CITATIONS READS

0 967

1 author:

Arlin Adam
Universitas Pejuang Republik Indonesia
121 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Health Sociology View project

Key models of public service in the wide administratif region View project

All content following this page was uploaded by Arlin Adam on 17 November 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISSN : 2085-5273

Vol. X SEPTEMBER 2018 No. 2

MEDIA
KOMUNITAS KESEHATAN
KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA 30-60 TAHUN (Studi Analitik Di Puskesmas Sumarorong
Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa) ................................................................................ 142-153
Barrang, Muh. Arsyad Rahman Muslimin B
MANAJEMEN LOGISTIK OBAT (Studi Kuantitatif Di Puskesmas Tamalanrea Jaya,
Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar) ................................................................. 1 5 4-1 65
Arl in Adam
KEJADIAN TIFOID ABDOMINALIS (Studi Analitik Di Puskesmas Betun Kecamatan Malaka
Tengah Kabupaten Malaka Tahun 2017) ......................................................................................... 166-179
Maria Benedikta Ki, Masdarwati, Muliani Ratnaningsih
PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DALAM PENCEGAHAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA ........................................................................................................... 180-192
Petrus Bora Malo, Andi Asri, Ali Imran Thamrin
DETERMINAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI (Studi Kualitatif
Puskesmas Pana Kecamatan Pana Kabupaten Mamasa 2016) .......................................................... 193-204
Selvina Piling, Syamsur Manda, Zainuddin
STUDY ANALITIK KETAHANAN PANGAN TINGKAT RUMAH TANGGA DI
KELURAHAN LOMPO RIAJA KECAMATAN TANETE RIAJA KABUPATEN BARRU
TAHUN 2017 .................................................................................................................................... 205-221
Nurkaya, Erni Kadir, Andi Alim
PELAYANAN BADAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN
(Studi Kualitatif di Kelurahan Lariang Bangi, RT 05 / RW 03, Kecamatan Makassar, Kota
Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2017) ............................................................................ 222-235
Rauldias Lamba, Adam Badwi, Lilis Widiastuty
STUDY ANALITIK DETERMINAN PADA PASIEN ULANGAN OAT DENGAN KEJADIAN
TB MDR DI RSUD LABUANG BAJI KOTA MAKASSAR TAHUN 2017 .................................... 236-248
Emanuel Nalun, Muhammad Azwar, Abdul Gafur
STUDY ANALITIK PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.
PLN (PERSERO) APD MAKASSAR TAHUN 2017 ........................................................................ 249-257
Dominikus Tamo Ama Kii1 Hajrah, A. Nursinah
HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA UMUR 12-59 BULAN
(Study Analitik Di Puskesmas Maradekaya Kota Makassar Tahun 2017) ......................................... 258-273
Ira Ana Memo, Hidayat, Munadhir
Jurnal Media Komonitas Kesehatan Vol. X No. 2, September 2018

MEDIA KOMUNITAS
KESEHATAN FKM UPRI
MAKASSAR

PenanggungJawab :
1. DR. Arlin Adam, SKM, M.Si
2. AndiAsri, SKM,M.kes
3. Ir. Ali Imran Thamrin, SKM, MM
4. Hidayat, SKM, M.Kes
RedaksiAhli :
1. Prof. DR. Noor NasryNur, MPH
2. Prof. DR. Andi Agustang, MS
3. DR. dr. Burhanuddin Bahar, MS
4. DR. dr. H. A. Armyn Nurdin, M.Sc

RedakturPelaksana
Ketua : Muhammad Azwar, SKM, M.Kes
Sekretaris : Abd. Gafur, SKM, M.Kes
Editor : Munadhir, S.Pd, M.Pd
Adnan Adam, S.Pd, M.Pd

Staf Redaksi : Dedi Maulana

AlamatRedaksi : JL. Gunung Bawakaraeng No. 72 Makassar


Tlp. 0411-3635438
Fax. 0411-3635438
Web : www.fkm-upri.ac.id
PENGANTAR REDAKSI

Pembaca yang budiman,

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan karunia-NYA sehingga jurnal Media Komunikasi Kesehatan edisi Volume X September
2018 nomor 2 tahun 2018 dapat diselesaikan. Jurnal ini merupakan hasil-hasil penelitian dari para
akademisi dan birokrasi, Penyusunan jurnal ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
motivasi dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu atas terbitnya jurnal ini.

Kami berharap jurnal ini bermanfaat bagi para akademisi, birokrasi dan praktisi. Kami
mengharapkan saran dan masukan dari pembaca, sehingga dapat menyempurnakan jurnal ini nantinya

Makassar, September 2018

Redaksi
DAFTAR ISI

KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA 30-60 TAHUN


(Studi Analitik Di Puskesmas Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa) ....... 142-153
Barrang, Muh. Arsyad Rahman Muslimin B

MANAJ EMEN LOGISTIK OBAT


(Studi Kuantitatif Di Puskesmas Tamalanrea Jaya, Kecamatan Tamalanrea,
Kota Makassar) ........................................................................................ 1 5 4 -1 65
Arl in Adam

KEJADIAN TIFOID ABDOMINALIS


(Studi Analitik Di Puskesmas Betun Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka Tahun
2017) ............................................................................................................................................. 166-179
Maria Benedikta Ki, Masdarwati, Muliani Ratnaningsih

PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DALAM PENCEGAHAN


PENYAKIT AKIBAT KERJA ...................................................................................................... 180-192
Petrus Bora Malo, Andi Asri, Ali Imran Thamrin

DETERMINAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI


(Studi Kualitatif Puskesmas Pana Kecamatan Pana Kabupaten Mamasa 2016) .......................... 193-204
Selvina Piling, Syamsur Manda, Zainuddin

STUDY ANALITIK KETAHANAN PANGAN TINGKAT RUMAH TANGGA DI


KELURAHAN LOMPO RIAJA KECAMATAN TANETE RIAJA KABUPATEN BARRU
TAHUN 2017 ............................................................................................................................... 205-221
Nurkaya, Erni Kadir, Andi Alim

PELAYANAN BADAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN


(Studi Kualitatif di Kelurahan Lariang Bangi, RT 05 / RW 03, Kecamatan Makassar, Kota
Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2017) ....................................................................... 222-235
Rauldias Lamba, Adam Badwi, Lilis Widiastuty

STUDY ANALITIK DETERMINAN PADA PASIEN ULANGAN OAT DENGAN


KEJADIAN TB MDR DI RSUD LABUANG BAJI KOTA MAKASSAR
TAHUN 2017 ............................................................................................................................... 236-248
Emanuel Nalun, Muhammad Azwar, Abdul Gafur

STUDY ANALITIK PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN


PT. PLN (PERSERO) APD MAKASSAR TAHUN 2017 ............................................................ 249-257
Dominikus Tamo Ama Kii1 Hajrah, A. Nursinah

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA UMUR 12-59 BULAN
(Study Analitik Di Puskesmas Maradekaya Kota Makassar Tahun 2017) .................................... 258-273
Ira Ana Memo, Hidayat, Munadhir
Media Komunitas Kesehatan FKM UPRI Makassar Vol. X September No. 2, 2018

MANAJEMEN LOGISTIK OBAT


(Studi Kuantitatif Di Puskesmas Tamalanrea Jaya, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar)

Arlin Adam*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pejuang Republik Indonesia

ABSTRAK

Pengadaan sarana dan prasarana Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan peningkatan
SDM, melihat betapa pentingnya peranan obat dalam pelayanan kesehatan, maka perlu adanya fungsi
manajemen yang baik yaitu perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian. Variabel dalam
penelitian ini adalah perencanan obat, pengadaan obat, pendistribusian obat, penyimpanan obat
sebagai fariabel independen dan manajemen logistik obat sebagai variabel dependen. Hasil penelitian
menunjukkan Manajemen logistik obat berdasarkan aspek perencanaan di Puskesmas Tamalanrea Jaya
dikategorikan kurang baik, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan responden
yang melakukan perencanaan obat sebanyak 18 orang (69,2%). Manajemen logistik obat berdasarkan
aspek pengadaan di Puskesmas Tamalanrea Jaya dikategorikan kurang baik, hal ini dapat dilihat dari
hasil penelitian yang menunjukkan responden yang melakukan pengadaan obat sebanyak 8 orang
(30,8%). Manajemen logistik obat berdasarkan aspek penyimpanan di Puskesmas Tamalanrea Jaya
dikategorikan kurang baik, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan responden
yang melakukan penyimpanan obat sebanyak 9 orang (34,6%).

Kata kunci: Perencanan Obat, Pengadaan Obat, Pendistribusian Obat, Penyimpanan Obat

PENDAHULUAN terhadap pembangunan kesehatan di wilayah


Latar Belakang kerjanya. Puskesmas berperan
Pembangunan kesehatan sebagai salah menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
satu upaya pembangunan Nasional diarahkan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
optimal. terwujudnya keadaan sehat adalah Pelaksanaan pembangunan di bidang
kehendak semua pihak, tidak hanya oleh kesehatan, diselenggarakan melalui usaha-
keluarga, kelompok dan bahkan oleh usaha penyediaan pelayanan kesehatan yang
masyarakat. untuk dapat mewujudkan keadaan lebih luas dan merata bagi seluruh masyarakat
tersebut, salah satu diantaranya yang dimana salah satu program pelayanan
mempunyai peranan yang cukup penting kesehatan yang bersifat upaya pengobatan
adalah menyelenggarakan pelayanan (kuratif) membutuhkan logistik seperti obat-
kesehatan. obatan untuk kegiatan pelayanan kesehatan
Kegiatan pelayanan kesehatan telah baik di Puskesmas maupun pusksemas
dilaksanakan sampai pada masyarakat pembantu.
dipedesaan, baik pelaksanaan yang bersifat Pembangunan kesehatan tahun 2008
kuratif maupun preventif. Dalam Undang- terdiri dari 22 poin diantaranya adalah:
Undang kesehatan nomor 23 tahun 1992 Meningkatnya cakupan pemeriksaan sarana
pelayanan kesehatan di Indonesia dibedakan produksi dalam rangka cara pembuatan obat
atas puskesmas, rumah sakit, praktek dokter yang baik (CPOB) yang mencakup 45%.
spesialis, praktek dokter umum, praktek dokter pengarahan pembangunan kesehatan pada
gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai tahun 2008 terdiri dari enam poin yang salah
pengobatan. (Azwar, 1996). Salah satu unit satunya diarahkan pada peningkatan
pelayanan kesehatan yang utama adalah ketersediaan obat generik esensial,
puskesmas, dimana puskesmas adalah unit pengawasan obat, makanan dan keamanan
pelaksanaan tekhnis dinas kesehatan pangan, melalui peningkatan ketersediaan obat
kabupaten/kota yang bertanggung jawab dan perbekalan kesehatan, peningkatan

1
Media Komunitas Kesehatan FKM UPRI Makassar Vol. X September No. 2, 2018

pengawasan obat penyalahgunaan Narkotika, terjadi keterlambatan dan jumlah obat yang
Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA). tidak sesuai dengan jumlah kunjungan pasien
Pengadaan sarana dan prasarana Badan yang datang di puskesmas.Di instalasi gudang
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan farmasi Puskesmas Tamalanrea Jaya
peningkatan SDM, melihat betapa pentingnya keterlambatan laporan pemakaian dan lembar
peranan obat dalam pelayanan kesehatan, maka penerimaan obat (LPLPO) akan mempengaruhi
perlu adanya fungsi manajemen yang baik jadwal perencanaan, pendistribusian,
yaitu perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pengadaan obat yang telah ditetapkan, selain
pendistribusian. Apabila fungsi manajemen itu itu keterbatasan dana dan alat transportasi
tidak berjalan dengan baik maka pencapaian sangat kurang sehingga akan berdampak pada
tujuan tidak tercapai dengan optimal. obat sistem manajemen yang ada di instalasi gudang
merupakan komponen esensial dari pelayanan farmasi di Puskesmas Tamalanrea Jaya
kesehatan oleh sebab itu diperlukan suatu kecamatan Tamalanrea Kota makassar, selain
sistem manajemen yang baik dan itu sering terjadi, penyimpangan obat akibat
berkesinambungan. Dalam pelayanan kurangnya ketersediaan jenis obat dan jumlah
kesehatan obat merupakan salah satu alat yang obat.
tidak dapat tergantikan, dengan demikian Sesuai data yang diperoleh di instalasi
penyediaan obat esensial merupakan kewajiban Dinas Kesehatan Kota Makassar tahun 2015
bagi pemerintah dan institusi pelayanan dari Januari - Desember alokasi dana sebesar
kesehatan publik maupun swasta, karena 305.293.866 dengan berdasarkan obat, satuan
kekurangan obat di sarana kesehatan dapat obat, kemasan obat, harga PPN dan volume
berdampak pada menurunnya kepercayaan obat (Hariadi Baaman, SKM tahun 2009).
masyarakat terhadap institusi kesehatan, serta Puskesmas Tamalanrea Jaya dalam
dapat menurunkan semangat kerja staf merencanakan obat, tidak ada perencanaan
pelayanan kesehatan. khusus, hanya sesuai dengan perkiraan apabila
Di negara berkembang anggaran belanja obat habis, petugas langsung meminta di
obat merupakan anggaran kedua yang terbesar Gudang obat dinas kesehatan Kota Makassar.
setelah gaji, yaitu sebesar 40% dari segala ini sangat berdampak pada manajemen
annggaran unit pelayanan kesehatan. Menurut Puskesmas Tamalanrea Jaya karena tidak
Kemenkes secara nasional biaya untuk obat dibuatkan kompilasi atau analisa untuk
sekitar 40-50% dari seluruh biaya operasional diusulkan ke dinas kesehatan.
kesehatan, sehingga ketidakefisien dalam Berdasarkan hasil observasi di
pengelolaan obat berdampak negatif baik Puskesmas Tamalanrea Jaya Kecamatan
secara medis maupun secara ekonomis. Tamalanrea Kota Makassar sering mengeluh
Dengan berlakunya UU No. 12 Tahun tentang kurangnya obat, hal ini dikarenakan
2014, yang mengatur kewenangan Antara tidak ada penganggaran khusus dari Puskesmas
pemerintah pusat dan daerah serta UU No 33 Tamalanrea Jaya karena obat hanya langsung
yang mengatur tentang pertimbangan keuangan di minta di gudang obat dinas kesehatan kota,
pemerintah pusat dan daerahnya, maka ini berdampak pada Puskesmas Tamalanrea
keputusan-keputusan untuk menentukan suatu Jaya karena pada pertengahan bulan ke atas
kebijakan obat di daerah, tergantung pada atau tanggal 20 ke atas sudah kehabisan obat-
daerah itu sendiri (Sunarsih, IM). instalasi obat tertentu, seperti: Ampisillin kaplet 500
gudang farmasi Puskesmas Tamalanrea Jaya di mg, Aminophilin Injeksi, Amoksisilin sirup
bawah tanggung jawab dinas kesehatan kota kering 125 mg/5 ml, Amitriphtylin 25 mg,
Makassar, Puskesmas Tamalanrea Jaya Ambroksol tab 30 mg, Antimigran/Ergotamin,
bertanggung jawab manajemen perbekalan Kalsium laktat tab 500 mg, Gentaimisin salep
kesehatan yang meliputi perencanaan, tetes mata, dll. Selain itu petugas juga
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian. biasanya mengeluh degan masalah
keberadaan instalasi gudang farmasi permintaan yang kadang tidak sesuai dengan
Puskesmas Tamalanrea Jaya ini mempuyai obat yang datang, sehingga pemberian
peranan penting dalam pelayanan obat di pelayanan tidak optimal dan apabila obat di
puskesmas tamalanrea itu sendiri. Puskesmas Tamalanrea Jaya terdapat yang
Oleh sebab itu proses manajemen sangat kadarluarsa atau expire date maka segera di
berpengaruh terhadap pelayanan obat di kembalikan langsung di gudang obat dinas
puskesmas tamalanrea jaya, karena masih kesehatan kota makassar.

2
Media Komunitas Kesehatan FKM UPRI Makassar Vol. X September No. 2, 2018

Dari uraian tersebut diatas maka distribusi, persentase dan disertai dengan
penelitian ini akan melihat variabel yang Penjelasan Tabel.
berkaitan dengan pelaksanaan manajeman
logistik obat (perencanaan, pengadaan, HASIL DAN PEMBAHASAN
pendistribusian, penyimpanan) di Puskesmas Hasil Penelitian
Tamalanrea Jaya Kecamatan Tamalanrea Kota Hasil penelitian ini dibahas sesuai
Makassar. jawaban responden menggunakan kuesioner
dan selanjutnya dianalisis secara kuantitatif.
METODE PENELITIAN Waktu pengumpulan data dimulai bulan
Jenis Penelitian Agustus. Hasil penelitian ini disajikan dalam
Jenis penelitian yang digunakan adalah bentuk tabel dan disertai dengan narasi
penelitian kuantitatif yang bertujuan mengenai identitas responden dan karakteristik
menganalisis bagaimana manjemen obat yang variable.
meliputi perencanaan, pengadaan, 1. Karakteristik Responden
pendistribusian dan penyimpanan obat di a. Kelompok Umur
Instalasi Farmasi di Puskesmas Tamalanrea Dari 26 responden yang diteliti,
Jaya Kecamatan Tamalanrea kota makassar. diperoleh hasil distribusi menurut
kelompok umur seperti pada tabel
Lokasi dan Waktu Penelitian berikut:
Penelitian dilakukan di Puskesmas
Tamalanrea Jaya, Kecamatan Tamalanrea, kota Tabel. 1 Distribusi Responden Berdasarkan
makassars, dan wakt1u penelitian dilakukan Umur Di Puskesmas Tamalanrea
pada bulan Juli hingga Agustus Tahun 2017. Jaya, Kota Makassar

1. Populasi dan sampel Umur (tahun) Jumlah (n) Persen (%)


a. Populasi 25 – 30 5 19,2
Populasi adalah semua petugas 31 – 35 9 34,6
kesehatan yang ada di Puskesmas 36 – 40 2 7,7
Tamalanrea Jaya berjumlah 26 orang 41 – 45 1 3,8
b. Sampel 46 – 50 9 34,6
Sampel dalam penelitian ini Total 26 100
adalah semua petugas kesehatan yang Sumber Data Primer 2017
berada di Puskesmas Tamalanrea Jaya Berdasarkan data pada tabel 1 yaitu
dengan pengambilan sampel secara karakteristik responden berdasarakan
Total Sampling sebanyak 26 orang umur dapat diperoleh bahwa dari umur
25-30 tahun terdapat 5 responden
Teknik Pengumpulan Data dengan presentase 19,2%, kemudian
1. Data Primer umur 31-35 tahun sebanyak 9 orang
Data Primer diperoleh melalui proses dengan presentase 34,6%, umur 36-40
wawancara dan kuisioner atau sejumlah sebanyak 2 orang dengan presentase
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk 7,7%, umur 41-45 sebanyak 1 orang
memperoleh informasi. dengan presentase 3,8%, dan umur 46-
2. Data Sekunder 50 sebanyak 9 0rang dengan presentase
Data sekunder diperoleh dari Puskesmas 34,6%
Tamalanrea Jaya, Kecamatan Tamalanrea b. Jenis Kelamin
kota makassar, yang digunakan sebagai Pada tabel berikut akan disajikan
data pendukung dan pelengkap dari data distribusi responden menurut jenis
primer. kelamin
Pengolahan Data Tabel. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan
Persentase Disertai Penjelasan – Jenis Kelamin Di Puskesmas
penjelasan. Tamalanrea Jaya, Kota Makassar
Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel

3
Media Komunitas Kesehatan FKM UPRI Makassar Vol. X September No. 2, 2018

Jenis kelamin Jumlah (n) Persen (%) dengan persentase 7,7%, dan terdapat 1
Laki-laki 1 3,8 orang responden dengan latar belakang
Perempuan 25 96,2 pendidikan S1 dengan persentase 3,8%.
Total 26 100 2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap
Sumber Data Primer 2017 Variabel Yang diteliti
Berdasarkan tabel 2 yaitu a. Perencanaan
karakteristik responden berdasarkan Dari hasil penelitian diperoleh
jenis kelamin di Puskesmas Tamalanrea hasil distribusi responden yang
Jaya, Kecamatan Tamalanrea, Provinsi melakukan perencanaan sebagai berikut:
Sulawesi Selatan, dapat diperoleh bahwa
darai 26 orang responden terdapat 1 Tabel. 4 Distribusi Responden Berdasarkan
orang responden berjenis kelamin laki- Perencanaan Proses Persiapan
laki dengan persentase 3,8%, dan Permintaan Kebutuhan Obat Di
terdapat 25 orang responden berjenis Puskesmas Tamalanrea Jaya, Kota
kelamin perempuan dengan persentase Makassar
96,2%.
Persiapan permintaan Persen
zn
c. Berdasarkan Pendidikan Responden kebutuhan obat (%)
Dari hasil penelitian yang Ya 20 76,9
dilakukan diperoleh hasil distribusi Tidak 6 23,1
responden menurut pendidikan sebagai Total 26 100
berikut: Sumber Data Sekinder2017
Pada tabel 4 diatas menunjukkan
Tabel. 3 Karakteristik Responden bahwa responden yang membuat proses
Berdasarakan Pendidikan di persiapan kebutuhan obat yang
Puskesmas Tamalanrea Jaya, Kota menjawab “ya” sebanyak 20 responden
Makassar (76,9%), sedangkan yang menjawab
“tidak” sebanyak 6 responden (23,1%).
Jumlah Persen
Pendidikan
(n) (%) Tabel. 5 Distribusi Responden Yang
S1 kedokteran 2 7,7 Membentuk Tim Perencanaan Obat
S1 kedokteran gigi 1 3,8 Di Puskesmas Tamalanrea Jaya, Kota
S1 farmasi 1 3,8 Makassar
S1 keperawatan ners 2 7,7
S1 keperawatan 8 30,8 Membentuk Tim
n Persen (%)
S1 skm 2 7,7 Perencanaan Obat
Sst 1 3,8 Ya 6 23,1
D3 kebidanan 7 26,9 Tidak 20 76,9
D3 perawat 2 7,7 Total 26 100
Total 26 100 Sumber Data Sekunder2017
Sumber Data Primer2017 Pada tabel 5 diatas menunjukkan
Berdasarkan tabel 3 yaitu bahwa responden yang melakukan tim
karakteristik responden berdasarakan perencanaan obat yang menjawab “ya”
pendidikan terakhir di Puskesmas sebanyak 6 responden (23,1%),
Tamalanrea Jaya, Kecamatan sedangkan yang menjawab “tidak”
Tamalanrea, Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 20 responden (76,9%).
dapat diperoleh bahwa dari 26 orang
responden terdapat 8 orang responden Tabel. 6 Distribusi Responden Yang
berpendidikan terakhir s1 keperawatan Melakukan Proses Perencanaan
dengan persentase 30,8, selain itu Kebutuhan Obat Di Puskesmas
terdapat 7 orang responden dengan Tamalanrea Jaya, Kota Makassar
pendidikan terakhir D3 kebidanan
dengan persentase 26,9, terdapat 2 orang
responden berpendidikan S1 kedokteran

4
Media Komunitas Kesehatan FKM UPRI Makassar Vol. X September No. 2, 2018

Proses Perencanaan Pengadaan Obat Di Puskesmas


n Persen (%)
Kebutuhan Obat Tamalanrea Jaya, Kota Makassar
Ya 21 80,8
Tidak 5 19,2 Pemilihan Metode
n Persen (%)
Total 26 100 Pengadaan Obat
Sumber Data Sekunder2017 Ya 20 76,9
Pada tabel 6 di atas menunjukkan Tidak 6 23,1
bahwa responden yang melakukan Total 26 100
proses perencanaan kebutuhan obat yang Sumber Data Sekunder2017
menjawab “ya” sebanyak 21 responden Pada tabel 8 di atas menunjukkan
(80,8%), yang menjawab “tidak” bahwa responden yang melakukan
sebanyak 5 responden (19,2%). pemilihan metode pengadaan obat yang
menjawab “ya” sebanyak 20 responden
Tabel. 7 Distribusi Responden Yang (76,9%), yang menjawab “tidak”
Melakukan Evaluasi Perencanaan sebanyak 6 responden (23,1%).
Obat Di Puskesmas Tamalanrea Jaya,
Kota Makassar Tabel. 10 Distribusi Responden Yang
Melakukan Penentuan Waktu
Evaluasi Pengadaan Dan Keadaan Obat Di
n Persen (%)
Perencanaan Obat Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota
Ya 15 57,7 Makassar
Tidak 11 42,3
Total 26 100 Penentuan Waktu
Sumber Data Sekunder2017 Pengadaan Dan n Persen (%)
Pada tabel 7 di atas menunjukkan Keadaan Obat
bahwa responden yang melakukan Ya 11 42,3
evaluasi perencanaan obat yang Tidak 15 57,7
menjawab “ya” sebanyak 15 responden Total 26 100
(57,7%), yang menjawab “tidak” Sumber Data Sekunder2017
sebanyak 11 responden (42,3%). Pada tabel 9 di atas menunjukkan
bahwa responden yang melakukan
Tabel. 8 Distribusi Responden Tentang penentuan waktu pengadaan dan
Perencanaan Yang Melakukan keadaan obat yang menjawab “ya”
Pemilihan Obat Sesuai Keutuhan sebanyak 11 responden (42,3%), yang
Pasien Di Puskesmas Tamalanrea menjawab “tidak” sebanyak 15
Jaya, Kota Makassar responden (57,7%).

Pemilihan Obat Sesuai Persen Tabel. 11 Distribusi Responden Berdasarkan


n
Kebutuhan Pasien (%) Pengadaan Tentang Tim Pemeriksa
Ya 21 80,8 Obat Di Puskesmas Tamalanrea Jaya
Tidak 5 19,2 Kota Makassar
Total 26 100
Sumber Data Sekunder2017 Tim Pemeriksa Obat n Persen (%)
Pada tabel 7 di atas menunjukkan Ya 8 30,8
bahwa responden yang melakukan Tidak 18 69,2
pemilihan obat sesuai kebutuhan pasien Total 26 100
yang menjawab “ya” sebanyak 21 Sumber Data Sekunder2017
responden (80,8%), yang menjawab Pada tabel 10 di atas
“tidak” sebanyak 5 responden (19,2%). menunjukkan bahwa distribusi
b. Pengadaan responden tentang tim perencanaan obat
yang menjawab “ya” sebanyak 18
Tabel. 9 Distribusi Responden Yang responden (30,8%), yang menjawab
Melakukan Pemilihan Metode “tidak” sebanyak 18 responden (69,2%).

5
Media Komunitas Kesehatan FKM UPRI Makassar Vol. X September No. 2, 2018

Tabel. 12 Distribusi Responden Tentang obat yang menjawab “ya” sebanyak 6


Pengadaan Pemantauan Status responden (23,1%), yang menjawab
Pesanan Obat Di Puskesmas “tidak” sebanyak 20 responden (76,9%).
Tamalanrea Jaya Kota Makassar Tabel. 15 Distribusi Responden Berdasarkan
Pemantauan Status Penyimpanan Penyusunan Stok Obat
n Persen (%)
Pesanan Obat Di Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota
Ya 9 34,6 Makassar
Tidak 17 65,4
Total 26 100 Penyusunan Stok
n Persen (%)
Sumber Data Sekunder2017 Obat
Pada tabel 10 di atas Ya 6 23,1
menunjukkan bahwa distribusi Tidak 20 76,9
responden tentang pemantauan statu Total 26 100
pesanan obat yang menjawab “ya” Sumber Data Sekunder 2017
sebanyak 9 responden (34,6%), yang Pada tabel 14 di atas
menjawab “tidak” sebanyak 17 menunjukkan bahwa distribusi
responden (65,4%). responden tentang penyusunan stok obat
yang menjawab “ya” sebanyak 6
Tabel. 13 Distribusi Responden Tentang responden (23,1%), yang menjawab
Pengadaan Penentuan Waktu “tidak” sebanyak 20 responden (76,9%).
Pengadaan Dan Kedatangan Obat Di
Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Tabel. 16 Distribusi Responden Berdasarkan
Makassar Penyimpanan Pengujian Obat Di
Laboratorium, Jika Terjadi
Penentuan Waktu Kerusakan Obat Di Puskesmas
Persen
Pengadaan dan n Tamalanrea Jaya Kotra Makassar
(%)
Kedatangan Obat
Ya 10 38,5 Penyusunan Stok
n Persen (%)
Tidak 16 61,5 Obat
Total 26 100 Ya 6 23,1
Sumber Data Sekunder2017 Tidak 20 76,9
Pada tabel 12 di atas Total 26 100
menunjukkan bahwa distribusi Sumber Data Sekunder2017
responden tentang penentun waktu Pada tabel 15 di atas
pengadaan dan kedatangan obat obat menunjukkan bahwa distribusi
yang menjawab “ya” sebanyak 10 responden tentang pengujian obat di
responden (38,5%), yang menjawab laboratorium jika secara pengamatan
“tidak” sebanyak 16 responden (61,5%). visual terjadi kerusakan obat yang
c. Penyimpanan menjawab “ya” sebanyak 6 responden
(23,1%), yang menjawab “tidak”
Tabel. 14 Distribusi Responden Berdasarkan sebanyak 20 responden (76,9%).
Penyimpanan Pengaturan Tata Ruang
Obat Di Puskesmas Tamalanrea Jaya Tabel. 17 Distribusi Responden Berdasarkan
Kota Makassar Penyimpanan Tentang Pencatatan
Kartu Stok Obat Di Puskesmas
Pengaturan Tata Tamalanrea Jaya Kota Makassar
n Persen (%)
Ruang Obat
Ya 6 23,1 Pencatatan Kartu
n Persen (%)
Tidak 20 76,9 Stok Obat
Total 26 100 Ya 6 23,1
Sumber Data Sekunder2017 Tidak 20 76,9
Pada tabel 13 di atas Total 26 100
menunjukkan bahwa distribusi Sumber Data Sekunder2017
responden tentang pengaturan tata ruang

6
Media Komunitas Kesehatan FKM UPRI Makassar Vol. X September No. 2, 2018

Pada tabel 16 di atas Total 26 100


menunjukkan bahwa distribusi Sumber Data Sekunder2017
responden tentang pencatatan kartu stok Pada tabel 19 di atas
obat yang menjawab “ya” sebanyak 6 menunjukkan bahwa distribusi
responden (23,1%), yang menjawab responden berdasarkan pendistribusian
“tidak” sebanyak 20 responden (76,9%). penyerahan obat ke pasien yang
menjawab “ya” sebanyak 23 responden
Tabel. 18 Distribusi Responden Berdasarkan (88,5%), yang menjawab “tidak”
Penyimpanan Tentang Pengamatan sebanyak 3 responden (11,5%).
Mutu Obat Di Puskesmas
Tamalanrea Jaya Kota Makassar Tabel. 21 Distribusi Responden Berdasarkan
Pendistribusian Standarisasi Obat
Pengamatan Mutu Sesuai Kebutuhan Di Puskesmas
n Persen (%)
Obat Tamalanrea Jaya Kota Makassar
Ya 8 30,8
Tidak 18 69,2 Standarisasi Obat
n Persen (%)
Total 26 100 Sesuai Kebutuhan
Sumber Data Sekunder2017 Ya 19 73,1
Pada tabel 17 di atas Tidak 7 26,9
menunjukkan bahwa distribusi Total 26 100
responden tentang pengamatan mutu Sumber Data Sekunder2017
obat yang menjawab “ya” sebanyak 8 Pada tabel 20 di atas
responden (30,8%), yang menjawab menunjukkan bahwa pendistribusian
“tidak” sebanyak 18 responden (69,2%). standarisasi obat sesuai kebutuhan yang
menjawab “ya” sebanyak 19 responden
d. Pendistribusian (73,1%), yang menjawab “tidak”
sebanyak 7 responden (26,9%).
Tabel. 19 Distribusi Responden Berdasarkan
Sistem Pendistribusian Obat Di Tabel. 22 Distribusi Responden Tentang
Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Petugas Yang Bertugas Melakukan
Makassar Pendistribusian Di Puskesmas
Tamalanrea Jaya Kota Makassar
Sitem Pendistribusian
n Persen (%)
Obat Petugas yang
Persen
Ya 22 84,6 Melakukan n
(%)
Tidak 4 15,4 Pendistribusian
Total 26 100 Ya 10 38,5
Sumber Data Sekunder2017 Tidak 16 61,5
Pada tabel 18 di atas Total 26 100
menunjukkan bahwa distribusi Sumber Data Sekunder 2017
responden berdasarkan sistem Pada tabel 21 di atas
pendistribusian obat yang menjawab menunjukkan bahwa petugas yang
“ya” sebanyak 22 responden (84,6%), bertugas melakukan pendistribusian obat
yang menjawab “tidak” sebanyak 4 yang menjawab “ya” sebanyak 10
responden (15,4%). responden (38,5%), yang menjawab
“tidak” sebanyak 16 responden (61,5%)
Tabel. 20 Distribusi Responden Berdasarkan
Pendistribusian Penyerahan Obat Ke Tabel. 23 Distribusi Responden Tentang Tata
Pasien Di Puskesmas Tamalanrea Cara Pendistribusian Ke Unit
Jaya Kota Makassar Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas
Penyerahan Obat Tamalanrea Jaya Kota Makassar
n Persen (%)
Ke Pasien
Ya 23 88,5
Tidak 3 11,5

7
Media Komunitas Kesehatan FKM UPRI Makassar Vol. X September No. 2, 2018

Petugas yang dilihat dari aspek perencanaan, pengadaan,


Persen
Melakukan n penyimpanan, dan pendistribusian diperoleh
(%)
Pendistribusian data sebagai berikut:
Ya 10 38,5 1. Karakteristik responden
Tidak 16 61,5 Dari hasil penelitian yang dilakukan pada
Total 26 100 26 orang tenaga kesehatan puskesmas yang
Sumber Data Sekunder 2017 menjadi responden kelompok umur
Pada tabel 22 di atas terbanyak adalah 31 – 50 tahun, dan
menunjukkan bahwa tata cara responden yang tertinggi berdasarkan jenis
pendistribusian ke unit pelayanan kelamin adalah jenis kelamin perempuan
kesehatan yang menjawab “ya” sedangkan yang terendah adalah jenis
sebanyak 10 responden (38,5%), yang kelamin laki-laki. Hal ini disebabkan
menjawab “tidak” sebanyak 16 karena jumlah penduduk indonesia
responden (61,5%). jumlahnya lebih banyak yakni 1: 9 dan
Dari seluruh kuesioner, maka didukung dari hasil pengamatan secara
dapat diketahui keadaan responden langsung serta jumlah tenaga yang ada di
tentang manajemen logistik obat di puskesmas tamalanrea jaya kebanyakan
puskesmas mulai dari proses perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
perencanaan, pengadaa, penyimpanan, Sedangkan responden berdasarkan tingakt
dan pendistribusian adalah sebagai pendidikan yang tertinggi adalah S1
berikut: kemudian D III keperawatan dan D III
kebidanan.
Tabel. 24 Distribusi Responden Berdasarkan
Manajemen Logistik Obat Di 2. Variabel yang diteliti
Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota a. Prencanaan
Makassar Berdasarakan hasil penelitian dan
hasil observasi yang dilakukan dengan
Manajemen menggunakan kuesioner dapat diperoleh
Baik % Kurang % bahwa dari 26 orang responden terdapat
Logistik Obat
Perencanaan 18 69,2 8 30,8 18 orang dengan perencanaan obat
Pengadaan 8 30,8 18 69,2 dengan persentase 69,2 %, selain itu
Penyimpanan 9 34,6 17 65,4 terdapat 8 orang responden dengan
Pendistribusian 20 76,9 6 23,1 perencanan kurang baik dengan
Sumber Data Sekunder 2017 persentase 30,8 %.
Pada tabel 23 diatas menunjukkan Dengan melihat hasil diatas
proses perencanaan obat di puskesmas
bahwa responden yang melakukan
tamalanrea jaya belum sepenuhnya
manajemen logistik obat mulai dari
perencanaan yamg menjawab baik dilakukan dengan baik, disini tidak ada
sebanyak 18 responden (69,2%),kurang pembentukan tim perencanaan obat dan
tidak adanya evaluasi mengenai
(8%) responden, pengadaan yang
perencanaan obat.
menjawab baik 8 responden (30,8%),
kurang 18 (69,2%) responden, Perencanaan adalah suatu proses
penyimpanan yang menjawab baik yang menghasilkan suatu uraian yang
terperinci dan lengkap tentang suatu
sebanyak 9 responden (34,6%),kurang
program atau kegiatan yang akan
17 (65,4%) responden,pendistribusian
yang menjawab baik sebanyak 20 dilaksanakan. (Soekidjo Notoadmojo,
responden (76,9%), dan yang menjawab 2007).
kurang sebanyak 6 responden (23,1%). Perencanaan obat adalah suatu
kegiatan yang dilakukan dalam rangka
Pembahasan
menyusun daftar kebutuhan obat yang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada puskesmas tamalanrea jaya berkaitan dengan suatu pedoman atas
mengenai manajemen logistik obat di dasar konsep kegiatan yang sistematis
dengan urutan yang logis dalam
puskesmas tamalanrea jaya, kecamatan
mencapai sasaran dan efisien.atau tujuan
tamalanrea, provinsi sulawesi selatan yang

8
Media Komunitas Kesehatan FKM UPRI Makassar Vol. X September No. 2, 2018

yang telah ditetapkan. (Sri Kusumadewi, terhadap obat yang menggunakan biaya
2011). terbesar di golongkan ke A bila
Proses perencanaan terdiri dari penggunaan biayanya 70% B kalau
perkiraan kebutuhan, menetapkan biayanya 20% dan C kalau penggunaan
sasaran dan menentukan strategi, biayanya 10%. Sedangkan untuk analisis
tanggung jawab dan sumber yang VEN adalah menggolongkan obat
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. kedalam 3 golongan V atau kepanjangan
Perencanaan dilakukan secara optimal dari vital bila obat itu dipakai untuk
sehingga perbekalan farmasi dapat menyelamatkan kehidupan yang bila
digunakan secara efektif. (Sri sampai tidak ada akan meningkatkan
Kusumadewi, 2011). resiko kematian pasien E. Atau esensial
Menurut Dirjen Bina farmasi dan bila obat tersebut terbukti efektif untuk
alat kesehatan (2010) Perencanaan menyembuhkan penyakit, atau
merupakan suatu kegiatan awal dari mengurangi penderitaan pasien.
pengelolaan obat yang mempunyai Sedangkan N adalah non esensial
tujuan untuk menentukan jenis dan meliputi aneka ragam obat yang
jumlah obat yang dibutuhkan di digunakan untuk penyakit yang bisa
sesuaikan dengan pola penyakit, sembuh dengan sendirinya (self limiting
kebutuhan dan dana yang tersedia di disease). Obat ini di ragukan
Dinas Kesehatan. Tahapan perencanaan kemenfaatanya di banding dengan obat
meliputi : lain yang sejenis (Sri Kusumadewi,
1) Pemilihan adalah memilih obat yang 2011).
sesuai dengan yang dibutuhkan b. Pengadaan
pasien yang di sesuaikan dengan Berdasarakan hasil penelitian dan
jumlah kunjungan pasien dan pola analisa data dapat diperoleh bahwa darai
penyakitnya, formularium serta buku 26 orang responden terdapat 8 orang
standar diagnosa dan terapi. responden dengan pengadaan obat baik
2) Komplikasi penggunaan obatdi setiap dengan persentase 30,8% selain itu
unit pengguna obat. Penghitungan terdapat 18 orang dengan pengadaan
kebutuhan menurut metode konsumsi obat kurang baik dengan persentase
atau morbiditas atau kombinasi 69,2%. Hal ini menunjukkan bahwa
keduanya. Metode konsumsi adalah pengadaan obat dilihat dari manajemen
perhitungan kebutuhan yang di farmasinya tidak cukup baik.
dasarkan pada data riel konsumsi Hal ini dikarenakan tidak adanya
obat tahun lalu dengan berbagai tim pemeriksa obat yang datang,
penyesuaian dan koreksi diantaranya pemantauan status pesanan obat tidak
adalah perencanaan stratejik dan ada, penentuan waktu pengadaan dan
dana yang tersedia. Sedang metode kedatangan obat tidak ada.
morbiditas adalah penghitungan Pengadaan merupakan suatu
kebutuhan yang didasarkan pada kegiatan untuk merealisasikan
beban kesakitan yang harus dilayani, kebutuhan setelah di rencanakan dan di
yaitu berdasarkan pola penyakit, setujui melalui, pembelian, produksi,
perkiraan kenaikan pola kunjungan pemberian sumbangan (droping, hibah
dan waktu tunggu. Kombinasi antara karena bencana, dll). Adapun tujuan dari
metode konsumsi tetapi di waktu pengadaan adalah mendapatkan obat
lain, di bulan tertentu menggunakan dengan harga layak, mutu yang baik,
metode morbiditas karena sering pengiriman obat terjamin dan tepat
munculnya kejadian luar biasa atau waktu, proses berjalan lancar dan tidak
untuk penyesuaian dengan memerlukan tenaga serta waktu
pengadaan. berlebihan. Metode pengadaan dengan
Evaluasi perencanaan dengan sistem pembelian dapat dilakukan
menggunakan anlisis ABC, VEN, atau dengan beberapa cara yaitu, tender
kombinasi keduanya. Perinsip analis terbuka, tender tertutup, pembelian
ABC atau analisis Always Beter Control dengan tawar menawar dan pembelian
atau analisis pareto adalah analisis langsung (Sri Kusumadewi Dkk, 2011).

9
Media Komunitas Kesehatan FKM UPRI Makassar Vol. X September No. 2, 2018

Menurut Muhamad Anshari b) Menghindari penggunaan yang tidak


(2009), Secara umum dijumpai dalam bertanggung jawab.
prektek pengelolaan obat masalah yang c) Menjaga kelangsungan persediaan
sering timbul dalam proses pengadaan d) Memudahkan pencarian dan
obat-obatan dan sediaan farmasi adalah: pengawasan.
1) Jumlah obat tertentu terlalu banyak Standar gudang penyimpanan
dipesan. obat yang sering digunakan adalah
2) Jenis obat tertentu tidak pernah sebagai berikut:
digunakan. a) Luas minimal 3 x 4 m2
3) Kehabisan obat tertentu. b) Ruang kering tidak lembab.
4) Obat yang datang tidak sesuai dengan c) Ada ventilasi agar ada aliran udara
yang dipesan. dan tidak lembab.
5) Harga obat yang dipesan terlalu d) Cahaya cukup.
mahal. e) Lantai dari tegel atau semen.
Fungsi berikutnya adalah f) Dinding dibuat licin.
pengadaan, yaitu semua kegiatan yang g) Hindari pembuatan sudut lantai dan
dilakukan untuk mengadakan bahan dinding yang tajam.
logistik yang telah direncanakan, baik h) Ada gudang penyimpanan obat.
melalui prosedur: Untuk mendapatkan kemudahan
1) Pembelian. dalam penyimpanan, penyusunan,
2) Produksi sendiri, maupun dengan pencarian dan pengawasan obat-obat,
3) Sumbangan dari pihak lain, yang maka diperlukan pengaturan tata ruang
tidak mengikat. gudang dengan baik. Faktor-faktor yang
Konsinyasi, yaitu barang titipan perlu dipertimbangkan dalam merancang
dari supplier/rekanan untuk dijual, gudang adalah sebagai berikut:
pembayaran dilakukan setelah barang a) Kemudahan bergerak
laku. Untuk kemudahan bergerak,
c. Penyimpanan maka gudang perlu ditata sebagai
Berdasarakan hasil penelitian berikut:
yang dilaksanakan diperoleh hasil 1. Gudang menggunakan sistem satu
distribusi tenaga kesehatan yang lantai jangan menggunakan sekat-
berhubungan dengan manajemen sekat karena akan membatasi
logistik obat ditinjau dari sudut pandang pengaturan ruangan. Jika
penyimpanan obat. Data dapat diperoleh digunakan sekat, perhatikan posisi
bahwa dari 26 orang responden terdapat dinding dan pintu untuk
9 orang responden dengan penyimpanan mempermudah gerakan.
obat baik dengan persentase 34,6% 2. Berdasarkan arah arus penerimaan
selain itu terdapat 17 responden dengan dan pengeluaran obat, ruang
penyimpanan obat kurang baik dengan gudang dapat ditata berdasarkan
persentase 65,4%. Ini menunjukkan sistem:
bahwa tempat penyimpanan obat belum a. arus garis lurus.
cukup baik. Ini disebabkan karena tidak b. arus U.
adanya pengaturan tata ruang obat, tidak c. arus L.
adanya pengujian obat dilaboratorium b) Sirkulasi udara yang baik
jika pengamatan visual terjadi kerusakan Salah satu faktor penting
dan tidak ada pengamatan mutu obat. dalam merancang gudang adalah
Penyimpanan adalah suatu adanya sirkulasi udara yang cukup
kegiatan menyimpan dan memelihara didalam ruangan gudang. Sirkulasi
dengan cara menempatkan obat-obatan yang baik akan memaksimalkan
yang diterima pada tempat yang dinilai umur hidup dari obat sekaligus
aman dari pencurian serta gangguan dari bermanfaat dalam memperpanjang
fisik yang dapat merusak mutu dan memperbaiki kondisi kerja.
obat.Tujuan penyimpanan obat-obatan Idealnya dalam gudang terdapat AC,
adalah untuk: namun biayanya akan menjadi mahal
a) Untuk memelihara mutu obat. untuk ruang gudang yang luas.

10
Media Komunitas Kesehatan FKM UPRI Makassar Vol. X September No. 2, 2018

Alternatif lain adalah perbekalan kesehatan secara merata dan


menggunakan kipas angin. Apabila teratur sehingga dapat diperoleh pada
kipas angin belum cukup maka perlu saat diperlukan. (Sri Kusumadewi
ventilasi melalui atap. dkk,2011).
c) Rak dan Pallet
Penempatan rak yang tepat dan KESIMPULAN DAN SARAN
penggunaan pallet akan dapat Kesimpulan
meningkatkan sirkulasi udara dan Dari hasil penelitian dan pembahasan
gerakan stok obat. yang dilakukan mengenai “manajemen logistik
d) Kondisi penyimpanan khusus. obat di Puskesmas Tamalanrea Jaya,
Vaksin memerlukan “Cold Kecamatan Tamalanrea, Provinsi Sulawesi
Chain” khusus dan harus dilindungi Selatan” dapat di simulkan sebagai berikut:
dari kemungkinan putusnya aliran 1. Manajemen logistik obat berdasarkan aspek
listrik. perencanaan di Puskesmas Tamalanrea Jaya
e) Pencegahan kebakaran dikategorikan kurang baik, hal ini dapat
Perlu dihindari adanya dilihat dari hasil penelitian yang
penumpukan bahan-bahan yang menunjukkan responden yang melakukan
mudah terbakar seperti dus, kartun perencanaan obat sebanyak 18 orang
dan lain-lain. Alat pemadam (69,2%).
kebakaran harus dipasang pada 2. Manajemen logistik obat berdasarkan aspek
tempat yang mudah dijangkau. pengadaan di Puskesmas Tamalanrea Jaya
d. Pendistribusian dikategorikan kurang baik, hal ini dapat
Berdasarakan hasil penelitian dilihat dari hasil penelitian yang
yang peneliti laukan dengan menunjukkan responden yang melakukan
menggunakan lembar kuensioner untuk pengadaan obat sebanyak 8 orang (30,8%).
mengetahui tingkat pendistribusian obat 3. Manajemen logistik obat berdasarkan aspek
yang terdapat di Puskesmas Tamalanrea penyimpanan di Puskesmas Tamalanrea
Jaya dapat diperoleh bahwa dari 26 Jaya dikategorikan kurang baik, hal ini
orang responden terdapat 20 responden dapat dilihat dari hasil penelitian yang
dengan pendistribusian obat baik dengan menunjukkan responden yang melakukan
persentase 76,9% selain itu terdapat 6 penyimpanan obat sebanyak 9 orang
orang dengan pendistribusian obat (34,6%).
kurang baik dengan persentase 23,1%.
Ini menunjukkan pendistribusian Saran
obat di Tamalanrea Jaya sudah baik Adapun saran dalam penelitian ini
namun tidak adanya petugas yang adalah sebgai berikut:
bertugas melakukan pendistribusian, di 1. Para pegawai yang ada di Puskesmas
tamalanrea jaya pendistribusian obat Tamalanrea Jaya khususnya di bagian
dilakukan oleh kepala apoteker itu apoteker diharapkan agar terhindar dari
sendiri. kekosongan obat, menyediakan jenis obat
Pendistribusian adalah proses yang sesuai dengan kebutuhan dan
kegiatan sejak dari menerima surat menggunakanya secara rasional dan harus
permintaan dari unit sampai ada evaluasi mengenai perencanaan obat.
menyerahkan obat sesuai surat 2. Untuk mengurangi stok obat yang tersisa,
permintaan ke unit-unit. Tujuan maka pihak yang bersangkutan harus pintar
pendistribusian adalah terpenuhinya bagaimana cara mengeluarkan obat ke tiap-
kebutuhan obat di unit unit dengan tiap unit pelayanan kesehatan agar obat yg
mutu, macam dan jumlah obat yang di keluarakan itu sesuai dengan adanya obat
terjamin. Berdasarkan situasi dan yg di siapakan oleh instansi pemerintahan.
kondisi yang di analisi maka dipilih 3. Disarankan kepada pihak Puskesmas agar
sistem pendistribusian yang sesuai (Sri memperhatikan tempat penyimpanan obat.
Kusumadewi dkk, 2011).
Adapun tujuan distribusi obat DAFTAR PUSTAKA
adalah dalam rangka menjaminnya Adam, Arlin, 2017, Panduan Kerja
terlaksana penyebaran obat public dan Penyelesaian Studi Universitas Pejuang

11
Media Komunitas Kesehatan FKM UPRI Makassar Vol. X September No. 2, 2018

RI. Makassar, Unit Penelitian dan Hartono, 2004, Manajeman Logistik,


Pengembangan (UP2) Fakultas Universitas Hasanuddin, Makasar
Kesehatan Masyarakat Universitas Machfoedz Ircham, 2007, Metodologi
Pejuang RI. Makassar. Penelitian Bidang Kesehata, dan
Abdul Hakim Buraerah, 2003, Biostattistika, kebidanan, Fitramaya. Yogyakarta
Universitas Hassanuddin, Makasar Martosono Rahmayanti, 2007. Gambaran
Azwar, Azrul 1996, Pengantar Administrasi Distribusi obat Kepuskesmas di Instalasi
Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta, gudang farmasi Dinas Kesehatan
2003, Rancangan Sampel, Universitas kabupaten Gorontalo.
Hasanuddin, Makasar Moekijat, 1990, Pengembangan Manajeman
Baaman Hariyadi, 2008, Studi Manajemen Dan Motivasi, Ghalia Indonesia,
obat di Instalasi gudang farmasi Dinas Bandung
Kesehatan Kabupaten Gorontalo. Notoatmdjo, soekidjo, 2002. Metode Penelitian
Bugin Burhan, 2004, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003,
Kualitatif, PT. Rajagrafindo Persada, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka
Jakarta Cipta, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, Indonesia sehat Rivai Frida, 2004, Manajemen Logistik,
2010, Strategi Pembangunan Kesehatan, Universitas Hasanuddin, Makasar
Jakarta Rue LW dan gorge R.Terry, 1991, Dasar-
Departemen Kesehatan RI, Konsep dan Dasar Manajmen, Bumji Aksara, Jakarta
Pelaksanaan Paradigma Sehat Dalam Sarwono Jonathan, 2006, Metode Penelitian
Pembangunan Kesehatan. Kuantitatif dan Kualitatif, Graha ilmu,
Budiarto Eko, 2002, Pengantar Metode Yogyakarta
Penelitian Kedokteran Sudjana Nana, 2005, Tuntunan Penyusunan
Depkes R.I, 1991, Sistyem Kesehatan Nasional Karya Ilmiah, Sinar Baru Algensindo,
(Cetakan Kedua) Jakarta. Bandung
Arrime, 2002, Pedoman Manajeman Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitaf
Puskesmas, Jakarta Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung
Dinas Kesehatan 2007, Profil Dinas kesehatan Yoga aditama Tjandra, 2003, Manejemen
kabupaten. Administrasi Rumah sakit, Universitas
Indonesia, Jakarta

12
JURNAL
VOLUME NO FEBRUARI
MEDIA KESEHATAN
X 2 2018
ISSN 2085-5272

Alamat Redaksi : FKM UPRI


JL. Gunung Bawakaraeng No. 72 Makassar
Tlp. 0411-3635438
Fax. 0411-3635438
Web : www.fkm-upri.ac.id
e-mail : Up2fkm@gmail.com

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai