Leg Ulcers (Kel 4) - 2
Leg Ulcers (Kel 4) - 2
DISUSUN OLEH :
Kelompok : IV
Nama Kelompok :
1. Debby Mahdalena Yahya
2. Indah Sri Wahyuni Mohamad
3. Nofianto
4. Rifky Arifyanto Ahmad
5. Sri Gustinasari Tone
6. Susanty
Kelompok IV (Empat)
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir dan
ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit.
Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus
diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit
DM dengan neuropati perifer, (Andyagreeni, 2010).
Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Melllitus
sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita
Diabetes. Kadar LDL yang tinggi memainkan peranan penting untuk
terjadinya Ulkus Uiabetik untuk terjadinya Ulkus Diabetik melalui
pembentukan plak atherosklerosis pada dinding pembuluh darah, (zaidah
2005).
Ulkus kaki Diabetes (UKD) merupakan komplikasi yang berkaitan
dengan morbiditas akibat Diabetes Mellitus. Ulkus kaki Diabetes merupakan
komplikasi serius akibat Diabetes, (Andyagreeni, 2010).
Glukoneogenesis Hiperglikemia
1. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
1. Gangguan Integritas Setelah dilakukan Perawatan Integritas
Kulit/Jaringan : intervensi 3X24 jam Kulit :
Kerusakan kulit (dermis maka integritas kulit Observasi :
dan/atau epidermis) atau dan jaringan meningkat 1. Identifikasi penyebab
jaringan (membrane mukosa, dengan hasil criteria : gangguan integritas
kornea, fasia, otot, tendon, 1. Kerusakan jaringan kulit (mis, perubahan
tulang, kartilago, kapsul sendi menurun sirkulasi, perubahan
dan/atau ligamen). 2. Kerusakan lapisan status nutrisi,
Tanda Mayor : kulit menurun penurunan
Objektif 3. Nyeri menurun kelembaban, suhu
Kerusakan jaringan dan/atau 4. Perdarahan lingkungan ekstrem,
lapisan kulit menurun penurunan mobilitas)
Tanda Minor : 5. Kemerahan Terapeutik :
Objektif menurun 2. Ubah posisi tiap 2 jam
5. Nyeri 6. Hematoma jika tirah baring
6. Perdarahan menurun 3. Lakukan pemijatan
7. Kemerahan 7. Suhu kulit pada area penonjolan
8. Hematoma membaik tulang, jika perlu
4. Hindari produk
berbahan dasar
alcohol pada kulit
kering
Edukasi :
5. Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis, lotion,
serum)
6. Anjurkan menghindari
terpapar suhu eksterm
2. Resiko Cedera : Setelah dilakukan Pencegahan Cedera :
Beresiko mengalami bahaya intervensi 3X24 jam Observasi :
atau kerusakan fisik yang maka tingkat cedera 1. Identifikasi area
menyebabkan seseorang tidak meningkat dengan hasil lingkungan yang
lagi sepenuhnya sehat atau criteria : berpotensi
dalam kondisi baik. 1. Kejadian cedera menyebabkan cedera
Faktor Resiko menurun 2. Identifikasi obat yang
Ekternal : 2. Luka/lecet menurun berpotensi
1. Terpapar pathogen 3. Perdarahan menyebabkan cedera
2. Terpapar zat kimia toksik menurun Terapeutik :
3. Terpapar agen nosokomial 4. Tekanan darah 3. Sediakan pencahayaan
4. Ketidakamanan membaik yang memadai
transportasi 5. Frekuensi nadi 4. Sosialisasikan pasien
Internal : membaik dan keluarga dengan
1. Ketidaknormalan profil lingkungan ruang
darah rawat (mis,
2. Perubahan orientasi afektif penggunaan telepon,
3. Perubahan sensasi tempat tidur,
4. Disfungsi autoimun penerangan ruangan,
5. Disfungsi biokimia dan lokasi kamar
6. Hipoksia jaringan mandi)
7. Kegagalan mekanisme 5. Gunakan alas lantai
pertahanan tubuh jika beresiko
8. Malnutrisi mengalami cedera
9. Perubahan fungsi serius
psikomotor 6. Sediakan alas kaki
10. Perubahan fungsi kognitif antislip
Edukasi :
7. Jelaskan alasan
intervensi
pencegahan jatuh ke
pasien dan keluarga
8. Anjurkan berganti
posisi secara
perlahan dan duduk
selama beberapa
menit
3. Resiko deficit nutrisi : Setelah dilakukan Observasi :
Beresiko mengalami asupan intervensi selama 1. Monitor asupan dan
nutrisi tidak cukup untuk 3X24 jam maka status keluarnya makanan
memenuhi kebutuhan nutrisi membaik dan cairan serta
metabolisme. Dengan criteria hasil : kebutuhan
Factor resiko : 1. Porsi makan yang 2. istirahat kalori
1. Ketidakmampuan menelan dihabiskan Terapeutik :
makanan meningkat 1. timbang berat badan
2. Ketidakmampuan 2. Berat badan secara rutin
mencerna makanan membaik 2. diskusikan perilaku
3. Ketidakmampuan 3. Frekuensi makan makan dan jumlah
mengabsorpsi nutrient membaik aktifitas fisik yang
4. Peningkatan kemampuan 4. Nafsu makan sesuai
metabolism membaik 3. lakukan kontrak
5. Faktir ekonomi 5. Bising usus perilaku
6. Factor psikologis membaik 4. berikan penguatan
Kondisi klinis terkait : Membrane mukosa positif
1. Stroke membaik terhadapkeberhasilan
2. Parkinson target dan perubahan
3. Mobius syndrome perilaku
4. Cerebral palsy Edukasi :
5. Cleft lip 1. anjurkan membuat
6. Cleft palate catatan harian tentang
perasaan dan situasi
pemicu pengeluaran
makanan
2. ajarkan pengaturan
diet yang tepat
Kolaborasi :
kolaborasi degan ahli
gizi tentang target berat
badan, kebutuhan kalori,
dan pilihan makanan.
4. Resiko ketidakseimbangan Setelah dilakukan Observasi :
cairan : intervensi selama 1. monitor status hidrasi
Beresiko mengalami 3X24 jam maka (mis frekuesi nadi,
penurunan, peningkatan atau keseimbangan caira kekuatan nadi, akral,
percepatan perpindahan meningkat kelembaban mukosa,
cairan dari intravaskuler, Dengan criteria hasil : turgor kulit, tekanan
interstisial atau intraseluler 1. asupan cairan darah)
Factor resiko : meningkat 2. monitor berat badan
1. prosedur pembedahan 2. haluaran urin harian
mayor meningkat 3. monitor berat badan
2. trauma/perdarahan 3. kelembaban sebelum dan sesudah
3. luka bakar membrane mukosa dialysis
4. aferesis meningkat 4. monitor hasil
5. asites 4. edema menurun pemeriksaan
6. obstruksi intestinal 5. dehidrasi menurun laboratorium (mis
7. peradangan pancreas 6. tekanan darah hematokrit, Na, K, Cl,
8. penyakit ginjal dan kelenjar mebaik berat jenis urine
9. disfungsi intestinal 7. denyut nadi radial 5. monitor status
membaik hemodinamik ( mis
Kondsi klinis terkait : 8. tekanan arteri rata- MAP, CVP, PAP,
1. prosedur pembedahan rata membaik PCWP jika tersedia)
mayor 9. membrane mukosa Terapeutik :
2. penyakit ginjal dan kelenjar membaik 1. catat intake-output dan
3. perdarahan 10. mata cekung hitung balans cairan
luka bakar membaik 24 jam
- turgor kulit 2. berikan asupan cairan,
membaik sesuai kebutuhan
3. berikan cairan
intravena, jika perlu
Kolaborasi :
kolaborasi
pemberian diuretic,
jika perlu
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ulkus Diabetikum merupakan merupakan komplikasi kronik dari
Diabetes Melllitus sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan
penderita Diabetes. Ulkus Diabetikum disebabkan oleh banyak faktor,
termasuk deformitas, neuropati sensori, kondisi kulit yang tidak sehat dan
infeksi. Ulkus Diabetikum diawali dengan infeksi superficial pada kulit
penderita. Kadar glukosa darah yang tinggi menjadi tempat strategis
perkembangan bakteri. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus
berbau.
Tujuan utama pengelolaan Ulkus diabetikum (UKD), yaitu untuk
mengakses proses kearah penyem-buhan luka secepat mungkin karena per-
baikan dari ulkus kaki dapat menurunkan kemungkinan terjadinya amputasi
dan ke-matian pasien diabetes. Secara umum pe-ngelolaan UKD meliputi
penanganan iske-mia, debridemen, penanganan luka, menu-runkan tekanan
plantar pedis (off-loading), penanganan bedah, penanganan komorbidi-tas dan
menurunkan risiko kekambuhan serta pengelolaan infeksi. Fase penyembuhan
luka ulkus dibagi menjadi tiga fase yaitu:; Fase inflamasi, fase proliferasi,
serta fase maturasi (remodeling.)
3.2 Saran
Penderita DM memiliki lebih banyak faktor resiko untuk mempercepat
meluasnya luka dan lamanya penyambuhan luka. Oleh karena itu penanganan
ulkus pada klien diabetes harus dilakukan secara cepat dan tepat, untuk
mengurangi angka morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita Diabetes.
Klien DM juga harus meperhatikan dalam hal nutrisi, latihan fisik yang tepat,
serta alas kaki yang baik untuk mencegah terjadinya luka. Jika pada penderita
DM terdapat luka kecil di kaki segera bawa ke pelayanan kesehatan untuk
mencegah meluasnya luka.
DAFTAR PUSTAKA