Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pengukuran dalam ilmu elektro merupakan salah satu prosedur
standar yang harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh
besaran-besaran yang diperlukan, baik untuk pengambilan keputusan dan
instrumen kontrol maupun hasil yang diinginkan oleh seorang user. Salah satu
alat ukur yang digunakan pada ilmu elektro adalah osiloskop. Osiloskop
merupakan alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik.
Alam bergerak dalam bentuk gelombang sinus, baik itu gelombang laut,
gempa bumi, ledakan, bunyi melalui udara, suara, atau frekuensi alami dari
suatu benda yang bergerak. Bahkan, partikel bagian cahaya -bagian
gelombang- memiliki frekuensi dasar yang dapat diamati sebagai warna.
Sensor dapat mengubah fenomena alam tersebut menjadi sinyal listrik
yang dapat diamati dan dipelajari dengan osiloskop. Dengan mengunakan
osiloskop, user dapat mengetahui besaran – besaran pada sinyal listrik seperti
tegangan, frekuensi, periode dan bentuk sinyal dari objek yang diukur.
Dengan osiloskop user juga dapat membedakan gelombang AC dan
gelombang DC, serta dapat mendeteksi gangguan – gangguan dalam sistem
transmisi atau pengiriman data seperti gangguan noise.
Osiloskop memungkinkan ilmuwan, insinyur, teknisi, pendidik, dan
lainnya untuk "melihat" peristiwa yang berubah seiring waktu. Untuk
mempelajari hal – hal tersebut, dibutuhkan suatu osiloskop yang dapat
menyimpan bentuk gelombang, sehingga user dapat lebih mudah memahami
dan mempelajari karekteristik suatu gelombang. Seiring dengan
perkembangan teknologi, hal tersebut dapat diwujudkan dengan adanya
osiloskop digital.
Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugas-
tugas akuisisi gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang
membantu para insinyur dan teknisi dapat menangkap dan menganalisa
aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan teknik pemicuannya tinggi
secara efisien dapat menemukan adanya keanehan atau kondisi-kondisi
khusus dari gelombang yang sedang diukur. Salah satu contoh osiloskop
digital yang dibuat oleh tetronix adalah osiloskop TBS 1022 series Digital
Storage Oscilloscopes.
Oleh karena osiloskop digital series ini sangat penting untuk diketahui
dan dipelajari, khususnya untuk mahasiswa elektro dan telekomunikasi.
Maka pada kesempanan ini dibuat makalah mengenai osiloskop digital
beserta penjelasan, prinsip kerja, dan user manual osiloskop tds 2000 C series.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka
rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara kerja osiloskop digital?
2. Bagaimana fitur pada bagian – bagian osiloskop digital TBS 1022
series?
3. Bagaimana cara mengguanakan osiloskop TDS2000C Series Digital
Storage Oscilloscopes ?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka batasan dari pembuatan
makalah ini adalah:
1. Menjelaskan fitur pada osiloskop TDS2000C Series Digital Storage
Oscilloscopes dari tektronix.
2. Hanya menjelaskan prinsip kerja osiloskop digital.
1.4 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan makalh ini adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian – bagian atau panel osiloskop
digital TDS2000C beserta fungsinya.
2. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari osiloskop digital
TDS2000C.
3. Mahasiswa dapat memahami penggunaan osiloskop digital
TDS2000C.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Osiloskop


Osiloskop adalah alat ukur elektronik yang dapat memetakan atau
memproyeksikan sinyal listrik dan frekuensi menjadi gambar grafik agar dapat
dibaca dan mudah dipelajari. Dengan menggunakan osiloskop, user dapat
mengamati dan menganalisa bentuk gelombang dari sinyal listrik atau
frekuensi dalam suatu rangkaian Elektronika. Pada umumnya osiloskop dapat
menampilkan grafik Dua Dimensi (2D) dengan waktu pada sumbu X dan
tegangan pada sumbu Y.
Sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi seperti yang terlihat
pada Gambar 1.1 Sumbu vertikal (Y) merepresentasikan tegangan V dan
sumbu horizontal (X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z
merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya
diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.

Gambar 2.1 Representasi Sinyal Osiloskop dinyatakan dalam 3 dimensi

Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol.
Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni
dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat
garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-
kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis
vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi button yang bisa
digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan
10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil.
Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala
tersebut.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan
untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk
melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran. Ada
beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar
monitor osiloskop, yaitu :
1. Gelombang sinusoidal
2. Gelombang blok
3. Gelombang gigi gergaji
4. Gelombang segitiga.
Osiloskop dapat dibagi menjadi 2, yaitu Osiloskop Analog dan Digital
menurut output tampilannya. Namun pada subbab ini hanya akan dibahas
mengenai osiloskop digital.

Gambar 2.2 Osiloskop


(Sumber : electronicdesign.com, www.testbuyer.com)

2.2 Prinsip Kerja Osiloskop Digital (Digital Storage Oscilloscope)


Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan
menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) yang terlihat pada Gambar
7 untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi besaran digital.
Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu di-
sampling (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan
nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di
memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan
demikian banyak nilai kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi
sampai dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah
cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan) gelombang
yang akan diukur.

Gambar 2.3 Blok Diagram Osiloskop Digital


Seperti halnya ART (Analog Real Time), DSO melakukan akuisisinya
dalam satu event pemicuan. Namun demikian ia secara rutin memperoleh,
mengukur dan menyimpan sinyal masukan, mengalirkan nilainya melalui
memori dalam suatu proses kerja dengan cara; pertama yang disimpan, yang
pertama pula yang akan dikeluarkan, sambil menunggu picu terjadi. Sekali
osiloskop ini mengenali event picu yang didefinisikan oleh penggunanya,
osiloskop mengambil sejumlah cuplikan yang kemudian mengirimkan
informasi gelombangnya ke peraga (layar). Karena kerja pemicuan yang
demikian ini, ia dapat menyimpan dan meragakan informasi yang diperoleh
sebelum picu (pretrigger) sampai 100 persen dari lokasi memori yang
disediakan. DSO mempunyai dua cara untuk "menangkap" atau mencuplik
gelombang, yakni dengan teknik single shot atau real time sampling. Dengan
kedua teknik ini, osiloskop memperoleh semua cuplikan dengan satu event
picu. Sayangnya, laju cuplik DSO membatasi lebar pita osiloskop ketika
beroperasi dalam waktu nyata (real time). Secara teori (sesuai dengan Nyquist
sampling theorema), osiloskop digital membutuhkan masukan dengan
sekurang-kurangnya dua cuplikan per periode gelombang untuk
merekonstruksi suatu bentuk gelombang. Dalam praktek, tiga atau lebih
cuplikan per periode menjamin akurasi akuisisi. Jika pencuplik tidak dapat
sama cepat dengan sinyal masukannya, osiloskop tidak akan dapat
mengumpulkan suatu jumlah yang cukup yang berakibat menghasilkan suatu
peragaan yang lain dari bentuk gelombang aslinya. Osiloskop akan
menggambarkan struktur keseluruhan sinyal masukan pada suatu frekuensi
yang jauh lebih rendah dari frekuensi sinyal sesungguhnya. Ketika menangkap
suatu gelombang bentuk tunggal (single shot waveform) dengan cuplikan
waktu nyata, osiloskop digital harus secara akurat menangkap frekuensi sinyal
masukan.
Osiloskop digital biasanya menspesifikasikan dua lebar pita; real time
dan analog. Lebar pita analog menyatakan frekuensi tertinggi jalur
masukannya yang dapat lolos tanpa cacat yang serius pada sinyalnya. Lebar
pita real time menunjukkan frekuensi maksimum dari osiloskop yang dapat
secara akurat mencuplik menggunakan satu event picu. Bergantung dari
osiloskopnya, terkadang kedua lebar pita tersebut mempunyai harga yang
sama, kadang mempunyai nilai yang berbeda jauh. Sebagai contoh misalnya
lebar pita analog dari suatu DSO 350 MHz dan lebar pita real time-nya hanya
40MHz. Dengan metode alternatif yakni menggunakan equivalent-time
sampling DSO secara akurat dapat menangkap sinyal-sinyal sampai pada lebar
pita osiloskopnya, tetapi hanya pada sinyal-sinyal yang sifatnya repetitif.
Dengan teknik ini, osiloskop digital menerima cuplikan-cuplikan pada
banyak event-event picu yang kemudian secara berangsur-angsur
mengkonstruksi keseluruhan bentuk gelombangnya. Hanya lebar pita analog
yang membatasi osiloskop pada frekuensi berapa dapat menerima teknik ini.
Kebanyakan DSO, apakah ia menggunakan teknik real time atau equivalent
time akan mencuplik pada laju maksimum tanpa mengacu berapa dasar waktu
(time base) yang di pilih. Pada kecepatan sapuan yang lebih rendah osiloskop
digital menerima jauh lebih banyak cuplikan daripada yang dapat disimpannya.
Bergantung kepada mode akuisisi yang kita pilih, suatu DSO akan
membuang cuplikan ekstra atau menggunakannya untuk pemrosesan sinyal-
sinyal tambahan seperti deteksi puncak gelombang (peak detect), maupun
sampul gelombang (envelope). Dalam menangkap bentuk bagian gelombang
yang diukur sebelum terjadinya picu pada time base generator-nya, DSO
mempunyai keunggulan dibanding ART karena DSO secara terus menerus
mencuplik dan mendigitalisasikan sinyal masukan selagi ia menanti sebuah
event picu sehingga aktivitas gelombang sebelum terjadinya picu dapat
diamati.
2.3 Osiloskop Digital TBS 1022
2.3.1 Fitur Umum
2.3.2 gnsknga
2.4 GSNKG
2.5 JFABJF

Anda mungkin juga menyukai