Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kerja secara umum diartikan sebagai suatu keadaan yang
mencerminkan jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau
ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah
penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja atau disebut pula pekerja.
Bekerja yang dimaksud disini adalah paling sedikit satu jam secara terus
menerus selama seminggu yang lalu Esmara (1986 : 134), kesempatan
kerja dapat diartikan sebagai jumlah penduduk yang bekerja atau orang
yang sudah memperoleh pekerjaan; semakin banyak orang yang bekerja
semakin luas kesempatan kerja. Sagir (1994 : 52), memberi pengertian
kesempatan kerja sebagai lapangan usaha atau kesempatan kerja yang
tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi, dengan
demikian kesempatan kerja mencakup lapangan pekerjaan yang sudah
diisi dan kesempatan kerja juga dapat diartikan sebagai partisipasi dalam
pembangunan.

1.2.Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis juga akan membahas tentang :
a. Pengertian Kesempatan Kerja
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
c. Pengertian Tenaga Kerja
d. Proses Perencanaan Tenaga kerja

1.3. Tujuan Penulisan


a. Menjelaskan Pengertian Kesempatan Kerja
b. Membahas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
c. Menjelaskan Pengertian Tenaga Kerja
d. Membahas Proses Perencanaan Tenaga Kerja

ii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN KESEMPATAN KERJA


Secara umum, kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang
mencerminkan seberapa jumlah dari total angkatan kerja yang dapat
diserap atau ikut serta secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Selain
itu kesempatan kerja juga dapat diartikan sebagai jumlah penduduk yang
bekerja atau orang yang sudah memperoleh pekerjaan, semakin banyak
orang yang bekerja semakin luas kesempatan kerja.
Kesempatan kerja dimaknai sebagai lapangan pekerjaan atau
kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan
ekonomi atau produksi. Dengan demikian pengertian kesempatan kerja
nyata mencakup lapangan pekerjaan yang masih lowong. Kesempatan
kerja nyata bisa juga dilihat dari jumlah lapangan pekerjaan yang
tersedia, yang tercermin dari jumlah penduduk usia kerja (15 tahun) ke
atas yang bekerja (Sapsuha, 2009).
Kesempatan kerja merupakan partisipasi seseorang dalam
pembangunan baik dalam arti memikul beban pembangunan maupun
dalam menerima kembali hasil pembangunan. Dari definisi tersebut,
maka kesempatan kerja dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
1. Kesempatan kerja permanen, yaitu kesempatan kerja yang
memungkinkan orang bekerja secara terus menerus sampai mereka
pensiun atau tidak mampu lagi untuk bekerja. Dimisalkan orang yang
bekerja pada instansi pemerintah atau swasta yang mempunyai
jaminan sosial hingga tua dan tidak bekerja di tempat lain.
2. Kesempatan kerja temporer, adalah kesempatan kerja yang
memungkinkan orang bekerja dalam waktu yang relatif singkat,
kemudian menganggur untuk menunggu kesempatan kerja yang
baru. Dalam hal ini dimisalkan pegawai lepas pada perusahaan
swasta di mana pekerjaan mereka tergantung pesanan.

2.1.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja


Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu
dimensi individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat
produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik
kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan
mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu
berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.
ii
Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas
dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan
keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya
peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas,
tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.
Kedua pengerian produktivitas tersebut mengandung cara
atau metode pengukuran tertentu yang secara praktek sukar
dilakukan. Kesulitan-kesulitan itu dikarenakan, pertama karakteristik-
karakteristik kepribadian individu bersifat kompleks, sedangkan yang
kedua disebabkan masukan-masukan sumber daya bermacam-
macam dan dalam proporsi yang berbeda-beda. Produktivitas kerja
sebagai salah satu orientasi manajemen dewasa ini, keberadaannya
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
terhadap produktivitas pada dasarnya dapat diklasifikasikan kedalam
dua jenis, yaitu pertama faktor-faktor yang berpengaruh secara
langsung, dan kedua faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak
langsung.
a. Remunerasi
Remunerasi adalah merupakan imbalan atau balas jasa yang
diberikan perusahaan kepada tenaga kerja sebagai akibat dari
prestasi yang telah diberikannya dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan. Pengertian ini mengisyaratkan bahwa keberadaannya di
dalam suatu organisasi perusahaan tidak dapat diabaikan begitu
saja. Sebab, akan terkait langsung dengan pencapaian tujuan
perusahaan. Remunerasi yang rendah tidak dapat
dipertanggungjawabkan, baik dilihat dari sisi kemanusiaan maupun
dari sisi kelangsungan hidup perusahaan. Secara teoritis dapat
dibedakan dua sistem remunerasi, yaitu yang mengacu kepada teori
Karl Mark dan yang mengacu kepada teori Neo-klasik. Kedua teori
tersebut masing-masing memiliki kelemahan. Oleh karena itu, sistem
pengupahan yang berlaku dewasa ini selalu berada diantara dua
sistem tersebut. Berarti bahwa tidak ada satupun pola yang dapat
berlaku umum. Yang perlu dipahami bahwa pola manapun yang akan
dipergunakan seyogianya disesuaikan dengan kebijakan remunerasi
masing-masing perusahaan dan mengacu kepada rasa keadilan bagi
kedua belah pihak (perusahaan dan karyawan).

ii
Besarnya tingkat remunerasi untuk masing-masing
perusahaan adalah berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya, yaitu
permintaan dan penawaran tenaga kerja, kemampuan perusahaan,
kemampuan dan keterampilan tenaga kerja, peranan perusahaan,
serikat buruh, besar kecilnya resiko pekerjaan, campur tangan
pemerintah, dan biaya hidup. Dilihat dari sistemnya pembelian
remunerasi dapat dibedakan atas prestasi kerja, lama kerja,
senioritas atau lama dinas, kebutuhan, dan premi atau upah
borongan
b. Pendidikan dan Latihan
Pendidikan dan latihan dipandang sebagai suatu invesatasi di
bidang sumber daya manusia yang bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas dari tenaga kerja. Oleh karena itu pendidikan dan
latihan merupakan salah satu faktor penting dalam organisasi
perusahaan. Pentingnya pendidikan dan latihan disamping berkaitan
dengan berbagai dinamika (perubahan) yang terjadi dalam
lingkungan perusahaan, seperti perubahan produksi, teknologi, dan
tenaga kerja, juga berkaitan dengan manfaat yang dapat
dirasakannya. Manfaat tersebut antara lain: meningkatnya
produktivitas perusahaan, moral dan disiplin kerja, memudahkan
pengawasan, dan menstabilkan tenaga kerja.
Agar penyelenggaraan pendidikan dan latihan berhasil secara
efektif dan efisien, maka ada 5 (lima) hal yang harus di pahami, yaitu
1) adanya perbedaan individual, 2) berhubungan dengan analisa
pekerjaan, 3) motivasi, 4) pemilihan peserta didik, dan 5) pemilihan
metode yang tepat.
Pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja dapat diklasifikasikan
kepada dua kelompok, pertama, yakni pendidikan dan latihan bagi
tenaga kerja yang termasuk kepada kelompok tenaga kerja
operasional, kedua, pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja yang
termasuk kepada kelompok tenaga kerja yang menduduki jabatan
manajerial. Untuk masing-masing kelompok tenaga kerja tersebut
diperlukan metode pendidikan yang berbeda satu sama lain.

ii
2.2. TENAGA KERJA
2.2.1. Pengertian Tenaga Kerja
Bekerja merupakan suatu wujud dari pada pemenuhan
kebutuhan, itu dikarenakan manusia sebagai makhluk sosial yang
mempunyai akal dan pikiran yang melebihi makhluk lain dan memiliki
berbagai kebutuhan. Untuk terpenuhnya kebutuhan harus melakukan
usaha dan bekerja, kebebasan berusaha untuk menghasilkan
pendapatan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari
merupakan hak seseorang. Hal tersebut berdasarkan ketentuan
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 27 ayat (1) dan (2) yang
menyatakan :
1. Segala warga negara bersamaan kedudukan di dalam hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
2. “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak”.
Didalam Pasal 1 ayat (2) Undang-undang No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenaga kerjaan memberikan pengertian tenaga kerja adalah
“setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat”. Sedangkan pengertian pekerja/buruh menurut
Pasal 3 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga
kerjaan adalah “Setiap orang yang bekerja dengan menerima upah
atau imbalan dalam bentuk lain”. Buruh adalah orang yang bekerja
pada majikan atau perusahaan apapun jenis pekerjaan yang
dilakukan. Orang itu disebut buruh apabila dia telah melakukan
hubungan kerja dengan majikan. Kalau tidak melakukan hubungan
kerja maka dia hanya tenaga kerja, belum termasuk buruh.
Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok
Ketenagakerjaan yang merupakan undang-undang tentang tenaga
kerja sebelum diubah menjadi Undang-undang No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan yang memberikan pengertian tenaga kerja
”Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam
maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat”. Dari pengetian di atas
terdapat perbedaan dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan tidak memuat kata ”baik di dalam maupun di
luar hubungan kerja” dan adanya penambahan kata sendiri pada
kalimat memenuhi kebutuhan sendiri dan masyarakat.

ii
Pengurangan kata tersebut akan dapat mengacaukan makna
tenaga kerja itu sendiri seakan-akan ada yang di dalam dan ada pula
di luar hubungan kerja serta tidak sesuai dengan konsep tenaga kerja
dalam pengertian umum. Penambahan kata sendiri pada kalimat
memenuhi kebutuhan sendiri dan masyarakat karena barang atau jasa
yang dihasilkan oleh tenaga kerja tidak hanya untuk masyarakat tetapi
juga untuk diri sendiri, sehinga menghilangkan kesan bahwa selama
ini tenaga kerja hanya bekerja untuk orang lain dan melupakan dirinya
sendiri

2.2.2. Proses Perencanaan Tenaga Kerja


Perencanaan tenaga kerja merupakan bagian integral dari
perencanaan pembangunan. Rencana pembangunan memuat
berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan di seluruh sektor atau sub
sektor. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan membutuhkan tenaga
kerja yang sesuai. Perencanaan tenaga kerja memuat perkiraan
permintaan atau kebutuhan dan penawaran atau penyediaan tenaga
kerja, serta kebijakan maupun program ketenagakerjaan yang
diperlukan dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan
pembangunan. Perencanaan tenaga kerja dapat dilakukan pada tahap
perusahaan, lembaga pemerintah atau unit organisasi swasta lainnya.
Perencanaan tenaga kerja seperti ini disebut perencanaan tenaga
kerja mikro. Pemerintah biasanya juga membuat perencanaan tenaga
kerja dalam cakupan wilayah tertentu maupun secara nasional. Jenis
perencanaan tenaga kerja seperti itu dikenal sebagai perencanaan
tenaga kerja makro, nasional atau perencanaan tenaga kerja regional.
Sistem perencanaan tenaga kerja menunjukkan kedudukan
perencanaan tenaga kerja dalam kerangka perencanaan
pembangunan secara keseluruhan. Perencanaan pembangunan yang
disertai dengan data-data kependudukan dan informasi pasar kerja
merupakan masukan utama dalam penyusunan perencanaan tenaga
kerja. Hasil perencanaan tenaga kerja adalah berupa rencana tenaga
kerja. Dalam sistem perencanaan pembangunan yang melihat
perencanaan tenaga kerja sebagai bagian integral dari perencanaan
pembangunan, maka proses perencanaan tenaga kerja akan
melibatkan instansi. Proses perencanaan tenaga kerja itu sendiri
menunjukkan langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam
pelaksanaan perencanaan tenaga kerja.

ii
2.2.3. Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja adalah keseluruhan aktifitas yang
mempertemukan penawaran tenaga kerja (pencari kerja) dengan
permintaan tenaga kerja (lowongan kerja). Sebelum seseorang
memutuskan untuk menerima atau tidak menerima suatu lowongan
pekerjaan, seseorang tersebut sering kali berusaha memperoleh
informasi benar-benar perlu. Informasi sebagai man di butuhkan oleh
pencari kerja:
1. Jenis usaha dan gambaran umum
2. Kecocokan pekerjaan tersebut
3. Tingkat upah atau gaji
4. Keuntungan-keuntungan lain di luar gaji
5. Prospek masa depan seperti kemungkinan naik pangkat.
Begitu pula dengan perusahaan. Sebelum memutuskan
merekrut pegawai atau karyawan baru, perusahaan sering kali
mempertimbangkan dan memerlukan sejumlah informasi berkaitan
dengan kondisi si pelamar tersebut. Informasi itu antara lain;
1. Jenis dan tingkat pendidikan
2. Keahlian khusus yang di miliki calon
3. Kejujuran, sikap, dan penampilan
4. Pengalaman kerja
5. Kesehatan.

2.2.4. Upaya Peningkatan Kualitas Kerja


Cara meningkatkan kualitas kerja terbagi dalam 2 kategori yaitu;
1. Program preservice training (sebelum)
2. Program inservice training (sesudah)

ii
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kerja secara umum diartikan sebagai suatu keadaan yang
mencerminkan jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau
ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah
penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja atau disebut pula pekerja.
Bekerja yang dimaksud disini adalah paling sedikit satu jam secara terus
menerus selama seminggu yang lalu Esmara (1986 : 134), kesempatan
kerja dapat diartikan sebagai jumlah penduduk yang bekerja atau orang
yang sudah memperoleh pekerjaan; semakin banyak orang yang bekerja
semakin luas kesempatan kerja.
Kesempatan kerja dimaknai sebagai lapangan pekerjaan atau
kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan
ekonomi atau produksi. Dengan demikian pengertian kesempatan kerja
nyata mencakup lapangan pekerjaan yang masih lowong. Kesempatan
kerja nyata bisa juga dilihat dari jumlah lapangan pekerjaan yang
tersedia, yang tercermin dari jumlah penduduk usia kerja (15 tahun) ke
atas yang bekerja (Sapsuha, 2009).

3.2. Saran
Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa
Pancasila merupakan falsafah negara kita Republik Indonesia, maka kita
harus menjungjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila
tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Kesempatan Kerja dan Tenaga Kerja Yang
Ada Di Indonesia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna. kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan mohon
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Peniti, Nopember 2019

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………...i
Daftar isi……………………………………………………………………………...ii

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang .....…………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................1
C. Tujuan……………………………………………………………….... 1
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Kesempatan Kerja………………………………….......2
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas
Kerja............................................................................................. 2
C. Tenaga Kerja................................................................................ 5
D. Proses Perencanaan Tenaga Kerja............................................. 6
E. Pasar Tenaga Kerja...................................................................... 7
F. Upaya Peningkatan Kualitas Kerja................................................7
Bab III Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………………...............8
B. Saran…………………………………………………………………..8
Daftar Pustaka……………………………………………………………………..iii

ii
DAFTAR PUSTAKA

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Edisi Revisi, PT


Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal. 16.
Cammings, Williams. Studi Pendidikan dan Tenaga Kerja pada Beberapa
Industri Besar di Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian BP3K.
Enoch, Jusuf. 1992. Dasar-Dasar Perencanaan. Jakarta: Bumi Aksara

ii

Anda mungkin juga menyukai