Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

1.1 PENDAHULUAN

Semua benda dibumi ini terdiri dari banyak partikel. Bahkan debu-pun terdiri dari
partikel-partikel. Semua yang ada dibumi ini dapat ditinjau dengan mekanika newton.
Hukum dasar mekanika terbukti mampu menjelaskan berbagai fenomena yang
berhubungan dengan sistem diskrit (partikel). Hukum dasar ini tercakup dalam formulasi
hukum newton tentang gerak. Pada bagian ini dibahas tumbukan pada sistem koordinat
laboratorium dan tumbukan pada sistem koordinat pusat serta energi kinetik daloam
lempengan dan dalam sistem pusat massa.

Benda tegar di anggap tersusun dari banyak partikel dan massa sebuah benda
merupakan jumlah massa masing-masing partikel penyusun benda tersebut. Jadi pusat
massa adalah sebuah titik pada benda dimana massa semua partikel penyusun benda di
anggap terpusat pada titik tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 pengertian pusat massa

2.2 Bagaimana cara terbaik untuk menganalisis tumbukan

Analisis reaksi yang terjadi bila sebuah nukleon yang bergerak atau inti
menumbuk inti lain yang diam bisa di sederhanakan dengan memakai sistem koordinat
yang bergerak dengan pusat massa partikel-partikel yang bertumbukan. Untuk
pengamatan yang berada dipusat massa, partikel-partikel ini mempunyai momentum yang
sama besar tetapi berlawanan arah (gambar 13.6). jadi jika partikel yang bermassa MA
dan berkelajuan v datang pada sebuah partikel diam bermassa MB jika dilihat dari
pengamat dalam laboratorium, maka kelajuan v dari pusat massa didefinisikan melalui
persyaratan .

MA ( v-V) = MB V

𝑀A
V = (𝑀A+𝑀B) v

2.2.1 Kelajuan pusat massa

 Gerak dalam sistem koordinat laboratorium sebelum tumbukan


𝑀A v
MA v pusat massa V = 𝑀A+𝑀B MB

 Gerak dalam sistem koordinat pusat massa sebelum tumbukan


MA v-V pusat massa -V MB

 Tumbukan tak-elastis sempurna dilihat dari sistem koordinat pusat massa.


Sistem koordinat laboratorium sistem koordinat pusat massa
Sebelum tmbukan
Sesudah tumbukn
(Gambar 13.6. sistem koordinat laboratorium dan pusat massa)

Untuk sebagian besar reaksi nuklir , v ≪ c, sehingga perlakuan nonrelativistik cukup


memadai.
2.2.2 Energi kinetik relatife terhadap pusat massanya lebih kecil dari energi kinetik dalam
sistem laboratorium.
Dalam sistem laboratorium, energi kinetik total timbul dario energi kinetik
partikel datang saja.
 Energi kinetik dalam sistem, lempengan

Klab = ½ MA v2

 Energi kinetik sistem dalam pusat massa

Pada sistem pusat massa, kedua partikel itu bergerak dan memberi lontribusi pada energi
kinetik total.,

Kcm = ½ MA ( v-V)2 + ½ MB V2

Kcm = ½ MA v2 – ½ (MA + MB) V2

Kcm = Klab - ½ (MA + MB) V2

𝑀A
Kcm = (𝑀A+𝑀B) Klab

Energi kinetik total partikel relatif terhadap pusat massanya ialah energi kinetik total
dalam sistem laboratorium dikurangi energi kinetik ½ (MA + MB) V2 dari pusat massa
yang bergerak. Jadi kita dapat menganggap Kcm sebagai energi kinetik gerak relatif
partikel itu. Jika partikel bertumbukan, energi kinetik maksimum yang dapat berubah
menjadi energi eksitasi dari inti majemuk yang terjadi dengan tetap mempertahankan
kekekalan momentum ialah Kcm yang lebih kecil dari Klab.

2.2.3 Harga Q suatu reaksi nuklir

A+B C+D

didefinisika sebagai perbedaan antara energi diam A dan B dengan energi diam C dan D.
Q = [(MA + MB) – (MC + MD)]c2

Q = [(MA + MB – MC – MD)] c2

Jika Q merupakan kuantitas positif, energi dilepaskan oleh reaksi itu. Jika Q kuantitas
negatif energi kinetik dalam sistem pusat massa cukup besar harus diberikan oleh
partikel-partikel yang bereaksi sehingga

Kcm + Q ≥ 0

Anda mungkin juga menyukai