Anda di halaman 1dari 12

TINGKAT KEMAMPUAN TANAMAN BLANCENG (Dieffenbachia spp)

SEBAGAI PENYERAP POLUTAN

A. Dasar Teori yang berasal dari kegiatan manusia


(aniropogenic sources), seperti yang
Polusi atau pencemaran lingkungan
berasal dari transportasi, emisi
hidup adalah masuk atau
pabrik, dan persampahan, baik akibat
dimasukkannya makhluk hidup, zat,
proses dekomposisi ataupun
energi, dan/atau komponen lain ke
pembakaran, dan rumah tangga. Dari
dalam lingkungan hidup oleh
studi-studi literatur digambarkan
kegiatan manusia sehingga
bahwa secara global sektor
melampaui baku mutu lingkungan
transportasi sebagai tulang punggung
hidup yang telah ditetapkan (UU No.
aktifitas manusia mempunyai
32 Tahun 2009); suatu kondisi di
kontribusi yang cukup besar bagi
mana kualitas udara menjadi rusak
pencemaran udara, 44 % TSP (total
dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik
suspended particulate), 89 %
yang tidak berbahaya maupun yang
hidrokarbon, dan 73 % NOx-
membahayakan kesehatan tubuh
Sementara dari data inventarisasi
manusia. Suatu zat disebut polutan
Bapedal menunjukkan bahwa di
bila keberadaannya dapat
Jakarta emisi yang di lepaskan ke
menyebabkan kerugian terhadap
udara sebagai dampak penggunaan
makhluk hidup. Pencemaran udara
konsumsi energi mencakup 15 %
biasanya terjadi di kota-kota besar
TSP, 16 % NOx, dan 63 % SOx (Afif
dan juga daerah padat industri yang
B, 2001). Dampak buruk polusi
menghasilkan gas-gas yang
udara bagi kesehatan manusia tidak
mengandung zat di atas batas
dapat dibantah lagi, baik polusi udara
kewajaran (Bovi dkk, 2012). Secara
yang terjadi di alam bebas (Outdoor
umum terdapat 2 sumber pencemaran
air polution) ataupun yang terjadi di
udara yaitu pencemaran akibat
sumber alamiah (natural sources),
seperti letusan gunung berapi, dan
dalam ruangan (Indoor air polution), (pengharum dan pembersih ruangan,
polusi yang terjadi di luar ruangan pewangi mobil, pakaian). Menurut
terjadi karena bahan pencemar yang survei, sebanyak 2,8 juta orang
berasal dari industri, transportasi, mengalami kematian akibat polusi di
sementara polusi yang terjadi di dalam ruangan. Langkah yang bisa
dalam ruangan dapat berasal dari dilakukan untuk menekan gas-gas
asap rokok, dan gangguan sirkulasi beracun tersebut adalah memperbaiki
udara. Polusi udara dapat kualitas udara baik di dalam maupun
mempengaruhi kesehatan kita di luar ruangan. Salah satunya
melalui efek jangka pendek dan dengan meletakkan tanaman yang
jangka panjang. Efek tersebut dapat mengurangi gas polutan
berbeda-beda pada setiap individu. tersebut di dalam ruangan dan
Dari efek-efek tersebut, efek polusi menanam sebagai tanaman hias di
udara pada ruangan tertutup ternyata taman atau tepi jalan dan sebagai
lebih besar dibanding di luar tanaman pagar. Tanaman penghisap
ruangan. Hal ini terjadi karena kita racun ini akan memanfaatkan gas
menghabiskan waktu lebih banyak di beracun itu untuk proses
dalam ruangan dibanding di luar, metabolisme dalam sel. Saat tanaman
padahal sumber polusi di dalam bernapas, akan menyerap polutan
ruangan bisa didapatkan dimana saja, seperti karbon dioksida dan gas
mulai dari bakteri di bahan beracun lainnya. Polutan atau gas
bangunan, jamur, virus, asap rokok, beracun yang telah diserap stomata
hewan (kucing, anjing, dan (Mulut daun) akan memasuki sistem
sebagainya), insektisida, asap metabolisme dalam tubuh tanaman.
kendaraan saat memanaskan di Polutan yang telah diserap kemudian
garasi, sampai asap saat memasak di dikirim ke akar, pada bagian akar,
dapur, pendingin udara (AC), karpet mikroba melakukan proses
yang tidak terawat, paparan detoksifikasi. Melalui proses ini,
gelombang elektromagnetik dari mikroba akan menghasilkan suatu zat
komputer atau barang-barang yang diperlukan oleh tanaman.
elektronik, hingga kimiawi Dalam proses pernapasan tersebut
dihasilkan gas yang bermanfaat bagi Eksperimen telah menunjukkan
manusia yaitu berupa oksigen. Proses bahwa amuba atau bakteri yang
ini berlangsung terus menerus selama diletakkan di dekat sehelai daun
tanaman masih hidup (Hamiku, segar akan musnah dalam beberapa
2013). Blanceng (Dieffenbachia spp) menit saja. Selain dari efek anti
tumbuh baik pada areal dengan bakteri, phytochemical juga
intensitas penyinaran rendah dan mengurangi rasa sakit, membantu
kelembaban tinggi. Getah dari konsentrasi, menghilangkan rasa
tanaman ini bisa menyebabkan gatal- lelah dan memperbaiki kecekatan
gatal di kulit. Tanaman ini memiliki mental (Hamiku, 2013)
trik hisap polutan tersendiri. Media
B. Alat dan Bahan
tanam beserta daun tanaman keluarga
Araceae ini banyak mengeluarkan Alat : HVAS (High Volume Air
uap air. Kondisi ini mengakibatkan Sampler), Humidity, barometer,
udara dalam ruangan menjadi higrometer, neraca analitik,
lembab. Selain uap, tanaman spektrofotometer serapan atom
blanceng (Dieffenbachia spp) juga (SSA), beaker glass 100 ml, tabung
rajin menyemprotkan senyawa yang ulir, hot plate, dan pipet mohr 10 ml.
dinamai phytochemical yang mampu
Bahan : filter, asam nitrat 96%,
menekan populasi bakteri dan spora
tanaman blanceng, alumunium foil,
jamur merugikan hingga 50-60%. Di
larutan HCL (1 ml HCl + 2 mL
alam, hal seperti itu terjadi sebagai
aquades), Asam Nitrat (2 ml asam
salah satu mekanisme tumbuhan
nitrat + 98 ml aquades), Hidrogen
untuk bertahan dan melindungi diri
Peroksida pekat, dan aquades.
dari serangan patogen.
Phytochemical dilepaskan saat C. Metode Penelitian
fotosintesis pada tumbuhan tertentu
1.Tempat dan Waktu Penelitian
dan memiliki efek anti bakteri. Zat
ini berkhasiat untuk menekan Penelitian ini dilaksanakan di ruang
pertumbuhan spora jamur dan bakteri ukuran 2,5 m x 2,5 m di Jalan
merugikan dalam ruangan. Ciledug Raya No. 50, Cipulir,
Kebayoran Lama. Kondisi ruangan (Dieffenbachia spp) ii) Waktu kontak
hanya terdapat 1 buah jendela besar 1 jam b. Variabel peubah : Ruangan
yang selalu terbuka dan menghadap yang berbeda-beda dengan ukuran
ke arah cerobong suatu perusahaan 2,5 m x 2,5 m. Pengukuran dilakukan
kimia. Selain itu, jendela juga sebanyak 3 kali ulangan. Penelitian
mengarah ke jalan raya sehingga ini menggunakan tanaman blanceng
debu dan asap kendaraan dapat (Dieffenbachia spp) yang diletakkan
masuk ke dalam ruangan. Waktu di dalam 3 ruangan berbeda yang
penelitian dilakukan selama 6 (enam) berukuran 2,5 m x 2,5 m. Tanaman
bulan. diletakkan di dekat jendela. Namun,
sebelum diletakkan tanaman
2. Alat dan Bahan yang digunakan
blanceng (Dieffenbachia spp) di
Alat – alat yang digunakan antara dalam ruangan, terlebih dahulu
lain HVAS (High Volume Air dilakukan pengujian tanpa tanaman
Sampler), Humidity, barometer, sebagai kontrol untuk kualitas
higrometer, neraca analitik, udaranya dan daun tanaman blanceng
spektrofotometer serapan atom (Dieffenbachia spp) diekstrak untuk
(SSA), beaker glass 100 ml, tabung melihat kadar Pb awal sebelum
ulir, hot plate, dan pipet mohr 10 ml. diletakkan di dalam ruangan.
Bahan-bahan yang digunakan antara Kemudian tanaman diletakkan di
lain filter, asam nitrat 96%, tanaman dalam ruangan selama 24 jam.
blanceng, alumunium foil, larutan Setelah 24 jam baru dilakukan
HCL (1 ml HCl + 2 mL aquades), pengukuran kembali. Pengujian
Asam Nitrat (2 ml asam nitrat + 98 dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.
ml aquades), Hidrogen Peroksida Dalam pengujian ini pengolahan data
pekat, dan aquades. dihitung berdasarkan uji F, uji T, dan
ANNAVA.
3. Rancangan Penelitian
Berikut tabel ANNAVA, uji F, dan
Pada penelitian ini menggunakan
Uji T:
variabel : a. Variabel yang ditetapkan
: i) Tanaman Blanceng
Sumber Derajat Jumlah Varian F hit F T T
Keragaman Bebas Kuadrat (ragam) tabel hit tabel
Antar V1=k- JKK 𝑆12 = S12/S22
x−
Kolom 1 𝐽𝐾𝐾/𝑣1
µo Setelah itu, filter
Sisaan V2=N- JKS 𝑆22 =
S ditimbang sampai
k 𝐽𝐾𝐾/𝑣2
√N diperoleh berat tetap.
N-1 JKT Analisis timbal

4. Pengambilan dan Pengujian dilakukan dengan

Contoh Uji Pengambilan contoh uji menyiapkan kertas filter terpapar

dilakukan dengan menempatkan debu yang berasal dari pengujian

filter pada filter holder, kemudian total partikulat tersuspensi (TSP).

tempatkan alat uji di posisi dan Kemudian diukur panjang dan lebar

lokasi pengukuran menurut metoda filter yang terpapar debu dan

penentuan lokasi titik ambien. dihitung luasnya. Setelah itu, kertas

Setelah itu, nyalakan alat uji dan filter di potong menjadi 4 bagian

catat waktu serta tanggal, baca yang sama kemudian hitung dan

indikator laju alir dan catat pula laju catat luasnya. Satu bagian kertas

alirnya untuk diteruskan pembacaan filter tersebut diambil sebagai contoh

hasil dari kalibrasinya. Catat pula uji dan masukkan ke dalam gelas

temperatur dan tekanan barometik. piala. Lalu ke dalam gelas piala

Sambungkan pencatat waktu ke ditambahkan 60 mL larutan HCl

motor untuk mendeteksi kehilangan (1+2), 5 mL Hidrogen Peroksida

waktu karena gangguan listrik. pekat, dan tutup mulut gelas piala

Pantau laju alir. Kemudian lakukan dengan kaca arloji. Gelas piala

pengambilan contoh uji kembali, lalu diletakkan di atas pemanas listrik dan

pindahkan filter secara hati-hati, jaga contoh uji dipanaskan selama kurang

agar tidak ada partikel yang terlepas, lebih 1 jam pada temperatur 105oC.

lipat filter dengan partikulat Contoh uji diturunkan dari pemanas

tertangkap didalamnya. Tempatkan dan ditambahkan kembali 5 ml

lipatan filter dalam alumunium foil hidrogen peroksida pekat, lalu

dan tandai untuk identifikasi. lanjutkan pemanasan di atas pemanas

Pengujian contoh uji dilakukan listrik selama 30 menit. Setelah itu,

dengan meletakkan filter pada contoh uji didinginkan dan disaring.

desikator dan biarkan selama 24 jam. Kaca arloji dibilas dengan sejumlah
air bersamaan dengan penyaringan D. Hasil dan Pembahasan
contoh. Contoh uji disaring dengan
Hasil penelitian tanaman Blanceng
kertas saring dan filtrat ditampung
(Dieffenbachia spp) sebagai tanaman
pada gelas piala. Kemudian
yang dikategorikan anti polutan
ditambahkan kembali 50 mL larutan
terhadap pencemaran udara terutama
HCl (1+2) pada gelas piala dan
di dalam ruangan disajikan dalam
dilanjutkan pemanasan selama 30
bentuk tabel untuk masing – masing
menit untuk residu terdahulu. Setelah
parameter logam timbal (Pb) dan
itu, contoh uji didinginkan dan
partikulat TSP.
disaring kembali. Filtrat disatukan
dalam gelas piala. Kemudian filtrat 1. Pengaruh Tanaman Blanceng
dipanaskan sampai mendekati kering (Dieffenbachia spp) Terhadap
atau terbentuk kristal atau garam,
lalu ditambahkan kembali 10 ml
Asam Nitrat (2+98) ke dalam gelas
piala lanjutkan pemanasan selama
beberapa menit. Contoh uji
Sebelum
didinginkan dan di saring, lalu filtrat Diletakkan

ditampung dalam labu ukur. Gelas


piala dibilas dengan Asam Nitrat
(2+98) kemudian tepatkan sampai Ulan

tanda tera. Contoh uji siap dianalisis Timbal (Pb) dalam Ruangan

dengan SSA.
Logam timbal (Pb) merupakan salah polutan Berikut tabel hasil pengujian
satu logam berat yang berbahaya tanaman Blanceng (Dieffenbachia
bagi kesehatan. Logam timbal (Pb) spp) terhadap logam Pb :
banyak dihasilkan dari sisa
Berdasarkan Tabel 1 dapat terlihat
pembakaran kendaraan bermotor dan
konsentrasi logam Pb sebelum
banyak terdapat di lingkungan luar.
diletakkan Tanaman Blanceng
Dalam hal ini, perlu diwaspadai
(Dieffenbachia spp) rata-rata adalah
tingkat pencemaran logam Pb yang
0,000107 μg/Nm3, sedangkan
ada di lingkungan tempat tinggal
konsentrasi logam Pb setelah
terutama di pinggir jalan dan di
diletakkan Tanaman Blanceng
dalam rumah. Tanaman Blanceng
(Dieffenbachia spp) rata-rata sebesar
(Dieffenbachia spp) merupakan
0,000078 μg/Nm3. Hal ini
tanaman hias yang memiliki
menunjukkan bahwa terjadi
kemampuan sebagai penyerap anti
penurunan nilai Pb yang signifikan
Sebelum Sesudah setelah diletakkan
tanaman tanaman Tanaman Blanceng
Jenis Penurunan
Ulangan diletakkan diletakkan (Dieffenbachia spp)
Kamar (%)
Konsentrasi Konsentrasi selama 24 jam.
Pb(µg/Nm3) Pb(µg/Nm3) Penuruna ini
1 0,00011 0,00008 37,50 ditujukan oleh :
1 2 0,00013 0,00011 18,18
3 0,00010 0,00008 25,00
1 0,00012 0,00008 50,00
2 2 0,00011 0,00008 37,50
3 0,00012 0,00008 50,00
1 0,00009 0,00006 50,00
3 2 0,00008 0,00006 33,33
3 0,00010 0,00007 42,86
Jumlah 0,00096 0,00070 344,37
Rata-Rata 0,000107 0,000078 38,26
SD 0,000016 0,000015 11,40
CV (%) 0,000018 0,0000016 1,27
2. Pengaruh Tanaman Blanceng Tanaman Blanceng (Dieffenbachia
(Dieffenbachia spp) Terhadap spp) untuk mengetahui seberapa

efektif tanaman tersebut dalam


Jenis Ulangan Sebelum Sebelum
mengurangi pencemar udara seperti
Kamar tanaman tanaman
partikulat debu. Dalam pengujian
diletakkan diletakkan
kali ini dilakukan pengecekan
Konsentrasi Konsentrasi
konsentrasi partikulat debu sebelum
TSP(µg/Nm3) TSP(µg/Nm3)
diletakkan Tanaman Blanceng
1 1 97 193
(Dieffenbachia spp).
2 108 179
3 121 259
2 1 112 380
2 173 346
3 203 291
3 1 158 121
Sebelum
2 190 130 Diletakkan

3 209 82
Jumlah 1371 1981
Rata-rata 152 220
Ulanga
SD 43,72 104,52
CV(%) 4,86 11,61 Berdasarkan tabel di atas konsentrasi
Partikulat Debu TSP dalam Ruangan partikulat yang didapatkan sebelum
tanaman diletakkan ratarata sebesar
Partikulat debu merupakan salah satu
152 μg/Nm3. Hal ini menunjukkan
pencemar udara yang berbahaya
pencemaran udara di dalam ruangan
terutama partikulat debu yang
cukup tinggi dan dapat terpapar pada
banyak mengandung logam berat
manusia jika dibiarkan dalam waktu
didalamnya. Polutan seperti ini
lama, tanpa dilakukan pencegahan.
banyak terdapat di sekeliling kita. Namun, Tanaman Blanceng
Oleh karena itu, dilakukan pengujian (Dieffenbachia spp) yang digunakan
sebagai anti polutan dalam penelitian (Dieffenbachia spp) yang
ini, tidak efektif dalam mengurangi berperan sebagai anti polutan
pencemaran udara partikulat. Hal ini efektif mengurangi pencemaran
ditunjukkan pada Tabel 5 dimana udara logam timbal (Pb) terutama
nilai debu semakin meningkat di dalam ruangan, hal ini dapat
meskipun sudah diletakkan Tanaman dilihat dari konsentrasi logam Pb
Blanceng (Dieffenbachia spp) yang sebelum diletakkan tanaman rata-
didiamkan selama 24 jam rata sebesar 0,000107 μg/Nm3
dan setelah diletakkan tanaman
rata-rata sebesar 0,000078
Konsentrasi debu yang didapat μg/Nm3. Sedangkan Tanaman
setelah tanaman diletakkan rata-rata Blanceng (Dieffenbachia spp)
sebesar 220 μg/Nm3. Hasil tidak efektif dalam mengurangi
penelitian ini berbanding terbalik polutan debu dalam pencemaran
dengan penelitian tanaman peneduh udara. Hal tersebut dapat dilihat
jalan yang dilakukan oleh Nana dari konsentrasi partikulat debu
Kariada (2013), dimana tanaman sebelum ada tanaman yaitu rata-
peneduh jalan mampu menurunkan rata sebesar 152 μg/Nm3 dan
konsentrasi debu. Hasil pengamatan untuk konsentrasi partikulat debu
yang dilakukan pada jalan protokol setelah ada tanaman yaitu
kota Semarang menunjukkan masing-masing sebesar 220
konsentrasi debu yang terukur μg/Nm3.
berkisar 20,8 – 110 ppm (μg/g).
F. Daftar Pustaka
Konsentrasi debu yang diukur pada
 Achmad UF. 1991.
penelitian ini memberikan hasil yang
Analisa Resiko
berbeda, perbedaan ini dapat dilihat
Pengaruh yang
dari gambar diagram
merugikan dari
E. Kesimpulan Polutan Udara (CO
dan Pb) pada
Kesimpulan dari penelitian ini
Pertumbuhan
adalah bahwa Tanaman Blanceng
Masyarakat Jakarta. - Perencanaan.
Fakultas Kesehatan Universitas
Masyarakat. Pembangunan
Universitas Indonesia. Nasional. Jawa Timur.
Jakarta.  Dessy G. 2012.
 Afif B. 2001. Pencemaran Logam
Pencemaran Udara : Berat Timbal (Pb) Di
Dampak Pencemaran Udara Dan Upaya
Udara Pada Penghapusan Bensin
Lingkungan. Berita Bertimbal. Berita
Dirgantara Vol. 2 No. Dirgantara Vol. 13
1. No. 3:95-101.
 Anonim. Undang –  Direktorat Budidaya
Undang No. 32 Tahun Tanaman Hias
2009. Diunduh dari Direktorat Jenderal
http://www.dpr.go.id/ Hortikultura
dokjdih/document/uu/ Kementrian Pertanian.
UU_2009_32.pdf 2010. Informasi
.Tanggal akses 24 Juli Teknis Tanaman Hias
2015. Pot. Jakarta. Hamiku.
 Bovi R dan Naniek R. 2013. Artikel Tentang
2012. Tingkat Tanaman Penyerap
Kemampuan Zat Beracun di Udara.
Penyerapan Tanaman Online :
Hias Dalam http://rizkyfauzi19.blo
Menurunkan Polutan gspot.com/2013/12/art
Karbon Monoksida. ikel-tentang-tanaman-
Jurnal Ilmiah Teknik penyerap-zat.html .
Lingkungan Vol. 4 Tanggal akses 26
No. 1. Fakultas April 2014.
Teknik Sipil dan
 Kumaat M. 2012. Mampu Menyerap
Transportasi Dan Gas Beracun Dengan
Polusi Pada Kawasan Kapasitas Rendah
Pendidikan. TEKNO- Sampai Sedang.
SIPIL Volume 10 No. Majalah Trubus 363.
57. Kumala V. 2014.  Sudarmono AS. 1997.
Polusi Udara dalam Tanaman Hias
Ruangan Lebih Ruangan : Mengenal
Bahaya dari Luar dan Merawat.
Ruangan. Online : Yogyakarta :
http://www.tanyadok. Kanisius.
com/kesehatan/polusi-  Prawira A. 2011.
udara-dalam-ruangan- Tingkat Pencemaran
lebih-bahaya-dari- Udara Kawasan
luarruangan. Tanggal Sekolah Berdasarkan
akses 26 April 2014. Parameter Total
 Nana K. 2013. Suspended Particulate
Peranan Tanaman (TSP) dan Kebisingan
Terhadap Pencemaran Akibat Kendaraan
Udara di Jalan yang Melintas.
Protokol Kota Skripsi. Fakultas
Semarang. Jurnal Teknik Program Studi
Biosantifika. Jurusan Teknik Lingkungan.
Biologi Fakultas Universitas Indonesia.
Matematika dan Ilmu Jakarta.
Pengetahuan Alam.  Prayudi T dan
Universitas Negeri Prayitno J. 2001.
Semarang. Jawa Kualitas Debu Dalam
Tengah. Udara Sebagai
 Nanty M. 2000. Jenis Dampak Industri
Tanaman Indoor yang Pengecoran Logam
Ceper. Jurnal  Standar Nasional
Teknologi Indonesia. 2005.
Lingkungan Vol. 2 Udara ambien –
No. 2:168-174. Bagian 4: Cara uji
 Siti N dan Iffah B. kadar timbal (Pb)
1981. Pengaruh dengan metoda
Media Tumbuh dan dekstruksi basah
Pemupukan Melalui menggunakan
Daun Terhadap spektrofotometer
Pertumbuhan serapan atom. SNI 19-
Tanaman Hias 7119.4- 2005.
Dieffenbachia Picta  Sugiarti. 2009. Gas
Didalam dan Diluar Pencemar Udara Dan
Ruangan. Jurnal Pengaruhnya Bagi
Agronomi Vol. 12 (2) Kesehatan Manusia.
: 11-13. Jurusan Jurnal Chemica Vol.
Agronomi. Institut 10 Nomor 1:50-58
Pertanian Bogor.
Bogor.
 Standar Nasional
Indonesia. 2005.
Udara ambien -
Bagian 3: Cara uji
partikel tersuspensi
total menggunakan
peralatan high volume
air sampler (HVAS)
dengan metode
gravimetri. SNI 19-
7119.3-2005.

Anda mungkin juga menyukai