Dan Manusia
Di dasar laut, hiduplah kerajaan duyung, makhluk setengah ikan dan
manusia. Kerajaan itu bernama kerajaan Nethuna. Rakyat hidup makmur
dan damai berkat kepimpinan Raja Nerandra. Raja Nerandra memiliki
permaisuri bernama Ratu Malissyia. Mereka dikaruniai sepasang anak
kembar perempuan, namanya Shovia dan Shavia.
Shovia dan Shavia adalah anak kembar identik. Rambutnya yang hitam
legam sepunggung, alis yang tebal, matanya biru bak air laut, pipinya
yang agak chubby, lesung pipit di pipi kanan-pipi kiri, kulit yang putih,
tubuh yang lentur, dan warna ekor yang sama, yaitu merah-ungu dengan
sedikit warna emas.
Teeeeeettttt…
Bunyi bel masuk. Seluruh siswa masuk ke kelas. Si kembar bersama
sahabat mengambil kelas TDM (Tentang Dunia Manusia).
“Kalian putri duyung?” tanya gadis itu. “Iya. Aku Shavia, ini kembaranku
Shovia!” ucap Shavia. “Kami anak Raja Nerandra, kerajaan Nethuna,”
sambung Shovia. “Owh.. Aku Vialin. Aku anak raja Eglynd kerajaan
Royald,” jawab gadis itu bernana Vialin. Mereka mengobrol.
Sejak saat itu, mereka sudah bersahabat dengan Vialin selama seminggu,
namun persahabatan mereka sungguh rahasia… Vialin menceritakan
persahabatannya dengan putri duyung, awalnya mereka tak percaya
apalagi Lutivah, kakaknya. Namun mereka melihat dengan mata kepala
sendiri bahwa Vialin berteman dengan Putri duyung.
Suatu hari, Shavia dan Shovia bertemu dengan Vialin di pinggir pantai.
Nasib buruk menimpa Shovia dan Shavia. Mereka tertangkap basah saat
mengobrol dengan Vialin oleh penasihat kerajaan. Penasihat kerajaan
memberi tahu kabar tersebut, akhirnya Si kembar diomeli habis-habisan.
Suatu hari, Shavia berenang mengelilingi laut, Maju tak dapat diraih,
malang tak dapat ditolak, Shavia ditangkap oleh seseorang manusia.
Ternyata ia penyihir bernama Goody (baca: godi). Ia ingin mencuri
permata mahkota Shavia yang diyakinin mempunyai kekuatan sihir.
Seluruh pembesar kerajaan khawatir karena Shavia tidak pulang-pulang.
Vialin memberi tahu kabar ini ke keluarganya. Mereka menolong Shavia.
Berhasil! Mereka mengembalikan Shavia ke keluarganya.
NURUL CHAIRANI
V (LIMA)