Anda di halaman 1dari 3

Kisah Persahabatan Putri Duyung

Dan Manusia
Di dasar laut, hiduplah kerajaan duyung, makhluk setengah ikan dan
manusia. Kerajaan itu bernama kerajaan Nethuna. Rakyat hidup makmur
dan damai berkat kepimpinan Raja Nerandra. Raja Nerandra memiliki
permaisuri bernama Ratu Malissyia. Mereka dikaruniai sepasang anak
kembar perempuan, namanya Shovia dan Shavia.

Shovia dan Shavia adalah anak kembar identik. Rambutnya yang hitam
legam sepunggung, alis yang tebal, matanya biru bak air laut, pipinya
yang agak chubby, lesung pipit di pipi kanan-pipi kiri, kulit yang putih,
tubuh yang lentur, dan warna ekor yang sama, yaitu merah-ungu dengan
sedikit warna emas.

Cara membedakan mereka hanya 1, yaitu dari mahkotanya. Jika mahkota


itu berwarna emas bertaburan mutiara ungu maka itu Shovia, sedangkan
mahkotanya perak bertaburan permata pink maka itu Shavia. Pintar, imut,
cantik, agak tomboy, tidak sombong, mudah bergaul, senang menolong,
suka berpetualang, bersih dan rapi adalah kepribadian mereka. Selain
kembar dari segi fisik maupun sifat, barang mereka juga sama. Mulai dari
baju, rok, aksesoris, perlengkapan sekolah, cermin, sisir, dan sebagainya.
Mereka juga tidak pernah bertengkar.

Pagi mulai menyapa makhluk di darat maupun di air. Si kembar terbangun


dari alam mimpinya yang indah.
“Pagi Shav!”
“Pagi Shov!”
Mereka segera memilih baju atasan. “Eh Shavia! gimana kalau pakai ini,”
usul Shovia seraya mengangkat dua baju. Baju berwarna merah dan
berhias payet-payet emas. Tali lengannya hanya satu dan terbuat dari
mutiara pink muda. “Hmm… Boleh, aku suka!” seraya mengambil salah
satu baju dari genggaman Shovia. Mereka mengenakan baju itu. Mereka
melepas mahkotanya masing-masing, lalu diletakkan di kotak merah.
“Aksesorisnya yang ini saja ya..” Shavia menangkat 2 kalung mutiara asli
dan berbandul karung berbentuk hati. Di bandul tersebut terukir nama
‘Shovia Syandra & Shavia Nerisya’, 2 Gelang terbuat dari kerang-
kerangan, 2 cincin berbandul hati, dan 2 cincin mutiara. Shovia
mengiyakan dan mengambil dari tangan Shavia.

Usai berdandan, mereka menata rambutnya. Rambut mereka sama-sama


digerai indah dan diberi bandana. Shavia menggendong tas ranselnya di
pundak, sedangkan Shovia mengenakan tas selempang. Mereka
berlomba-lomba berenang menuju meja makan. “Pagi Ayahanda,
Ibunda!” sapa Shovia dan Shavia. Mereka duduk di kursi makan. “Pagi
sayang!” jawab Ratu Malissyia dan Raja Nerandra. Mereka menyantap
menu sarapannya.

“Malissyia, aku segera berangkat!” pamit Raja Nerandra seraya ke luar


istana. “Ibunda, Ayahanda mau ke mana?” tanya Shavia, lalu menyantap
sarapannya. “Ayah mau ke kerajaan Glowie, ada urusan sama Raja
Carald, selama seminggu Ayahanda tak akan pulang,” jelas Ratu
Malissyia. Mereka sedikit murung. “Seminggu tanpa Ayahanda,” gumam
Shovia seraya mengaduk-aduk sarapannya. “Yeah,” tanggap Shavia.

“Ibunda, kami berangkat dulu!” pamit Si kembar. “Iya sayang!” jawab


Ratu Malissyia seraya tersenyum. Si kembar segera masuk ke kereta
kencana. Mereka menuju “The School Princess & Prince Mermaid”.
Khusus sekolah anak bangsawan.

Sesampainya, mereka berenang menuju kelas. Di kelas, mereka


menghampiri sahabat mereka yaitu Ovilia, Claista, dan Syerla-Syerli.
Syerla dan Syerli sahabat si kembar yang kembar, namun tidak identik.
Rambut Syerla panjang agak keriting sepunggung warna emas, sedangkan
rambut Syerli warna hitam lurus sebahu. Sifat Syerla feminin sedangkan
Syerli tomboy (sangat!). “Hai semua,” sapa Shovia dan Shavia kompak.
“Pagi Shav, Shov!!” sapa balik mereka. “Kamu sudah mengerjakan tugas
rumah dari Mrs. Loyd??” tanya Claista. “Sudah!” jawab Sikembar
kompak. “Eh jangan dandan truss dong La?!” tegur Ovilia. Syerla sedang
mempolesi wajahnya dengan make up. Sstt… Kadang satu hari Syerla
melapisi wajahnya dengan 20 lapisan make up! bahkan pernah 50
lapisan… Weleh Weleh…. “Biar! kan make up akyu yuntur,” ucap Syerla
centil. “Risih aku melihat Syerla make-up an,” gumam Syerli.

Teeeeeettttt…
Bunyi bel masuk. Seluruh siswa masuk ke kelas. Si kembar bersama
sahabat mengambil kelas TDM (Tentang Dunia Manusia).

Shavia menghempaskan tubuhnya ke kasurnya. Ekornya melambai-


lambai dengan lambat. Shovia mengenakan mahkotanya dan
memakainkan Shavia mahkotanya. “Trims,” jawab Shavia. “Hmm…
Shav!aku penasaran sekali dengan dunia manusia, gimana sih?” celetuk
Shovia seraya menyisir rambutnya yang kusut. “Hmm… Gimana kalau
tanya Ibunda?” usul Shavia. Ia yang tadi tidur sekarang duduk di kasur.
“Ayo.” Mereka berenang menghampiri Ibunda. “Manusia itu sangat jahat!
ia pernah membunuh salah seorang putri duyung. Kalian jangan pernah
ke dunia manusia,” jawab Ratu Malissyia dengan nada bentak saat Shovia
bertanya tentang dunia manusia. Mereka segera berenang ke kamar.
Mereka berpandang, seakan punya ide yang sama. Mereka berenang ke
luar istana secara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan pengawal dan
Ibundanya. Mereka ternyata berenang ke atas permukaan air!
“Lihat! ada kapal, ke sana yuk!” usul Shavia seraya menunjuk kapal di
pinggir pantai. Mereka berenang mendekati kapal yang besar dan megah.
“Shov! Tolongin aku!!!” teriak Shavia. Ekor Shavia terperangkap jaring
nelayan. Padahal jaraknya dengan kapal tak sampai 5 cm. “Ekorku
terjebak juga Shav!!” teriak Shovia. “Tetap di situ! aku akan menolong
kalian,” ucap seseorang. Mereka menoleh, ternyata seorang perempuan
dari kapal. Rambutnya yang emas berkilauan dan mengenakan gaun
berwarna biru. Ia membuka sepatunya dan menolong Si kembar. Lalu
gadis itu menyeret mereka untuk duduk di pinggir kapalnya.

“Kalian putri duyung?” tanya gadis itu. “Iya. Aku Shavia, ini kembaranku
Shovia!” ucap Shavia. “Kami anak Raja Nerandra, kerajaan Nethuna,”
sambung Shovia. “Owh.. Aku Vialin. Aku anak raja Eglynd kerajaan
Royald,” jawab gadis itu bernana Vialin. Mereka mengobrol.

“Vialin! Vialin!” ada seseorang memanggil Vialin. “Kami harus ke istana


dulu, daah Lin!!” seru Shavia seraya berenang ke dalam laut, disusul
Shovia.

Sejak saat itu, mereka sudah bersahabat dengan Vialin selama seminggu,
namun persahabatan mereka sungguh rahasia… Vialin menceritakan
persahabatannya dengan putri duyung, awalnya mereka tak percaya
apalagi Lutivah, kakaknya. Namun mereka melihat dengan mata kepala
sendiri bahwa Vialin berteman dengan Putri duyung.

Suatu hari, Shavia dan Shovia bertemu dengan Vialin di pinggir pantai.
Nasib buruk menimpa Shovia dan Shavia. Mereka tertangkap basah saat
mengobrol dengan Vialin oleh penasihat kerajaan. Penasihat kerajaan
memberi tahu kabar tersebut, akhirnya Si kembar diomeli habis-habisan.

Suatu hari, Shavia berenang mengelilingi laut, Maju tak dapat diraih,
malang tak dapat ditolak, Shavia ditangkap oleh seseorang manusia.
Ternyata ia penyihir bernama Goody (baca: godi). Ia ingin mencuri
permata mahkota Shavia yang diyakinin mempunyai kekuatan sihir.
Seluruh pembesar kerajaan khawatir karena Shavia tidak pulang-pulang.
Vialin memberi tahu kabar ini ke keluarganya. Mereka menolong Shavia.
Berhasil! Mereka mengembalikan Shavia ke keluarganya.

Raja dan Ratu bingung. Mereka berprasangka jika mereka ingin


menyakiti puterinya. Shovia menjelaskan semua tentang persahabatan
mereka. “Ayahanda, manusia itu ada yang jahat, ada yang baik. Makanya
jangan berprasangka buruk!” tutup Shovia. Mereka meminta maaf pada
keluarga Royald. Sejak saat itu, keluarga kerajaan Nethuna dan kerajaan
Royald bersahabat baik.

NURUL CHAIRANI
V (LIMA)

Anda mungkin juga menyukai