Area praoptik medial, wilayah otak depan yang memainkan peran paling penting
dalam perilaku seksual jantan, tampaknya memainkan peran serupa dalam perilaku
maternal. Dengan demikian, stimulus dan hormone yang memfasilitasi perawatan bayi
mengaktivasi MPA.. sambungan-sambungan antara MPA dan amgdala medial
bertanggung jawab atas penekanan efek-efek menghindari bau bayi dan sebuah irkuit
berbeda yang dimulai di MPA terlibat dalam memantapkan efek penguatan bayi dan
meningkatkan motivasi untuk merawat bayi. Oksitoin, yang menfasilitasi pembentukan
ikatan paangan pada hewan pengerat betina, juga terlibat dalam pembentukan ikatan
antara induk betina dan bayi-bayinya. Sebuah penelitian fMRI menggunakan tikus
menujukkan aktivasi mekanisme-mekanisme penguatan di otak kerika ibu dierahi bayi-
bayinya. Wanita yang melihat foto-foto bayinya menunjukkan peningkatan aktivitas di
wilayah-wilayah otak serupa. (Neil R. Carlson, 2015)
Bayi yang baru lahir dari kebayakan spesiess mamalia hanya dirawat oleh induk
betina, dan tentu saja betina-lah yang memberi mereka makan. Akan tetapi, jantan
beberapa spesies hewan pengerat berbagi tuga merawat anak bersama induk betina
dan otak induk jantan yang merawat bayi ini menujukkan ejumlah perbedaan menarik
bila dibandingkan dengan otak induk jantan non-paternal dari spesie lain. Misalnya
tikuss lading prairie jantan yang monogamu membentuk ikatan pasangan dengan
betina mereka dan membantu merawat anak-anak mereka, ementara tiku lading bunga
jantan yang poligamu meninggalkan betinanya setelah kawin. Proes ini difasilitasi oleh
vasopressin, proses pembentukan ikatan. Ukuran MPA, yang berperan esensial dalam
perilaku maternal, menunjukkan lebih sedikit dimorfime seksual pada tikus lading
monogamus daripada tikus ladang promiskus. Dengan demikian MPA tampaknya
mamainkan peran serupa dalam perilaku parental pada laki-laki maupun perempuan
(Neil R. Carlson, 2015)