PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Membuat sediaan krim dari ekstrak teh hijau (Camelia sinensis L) sebagai krim
pemutih wajah
2. Untuk memanfaatkan bahan herbal menjadi kosmetika yang aman, bebas dari
bahan kimia yang berbahaya
1.3 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman teh termasuk dalam jenis pohon. Ujung ranting dan daun muda
berbentuk halus. Tanaman teh umumnya tumbuh di ketinggian 200-2.300 meter di
atas permukaan laut. Daun teh tersebar tunggal, bentuk daun elips memanjang
dengan pangkal runcing, bergerigi seperti kulit tipis. Ukuran berkisar 6-8 x 2-6 cm
( Alamsyah, 2006 ).
Tanaman Teh
3
2.2 Klasifikasi Tanaman Teh
Teh dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu Teh Hijau (tidak
difermentasi), Teh Oolong (semifermentasi), dan Teh Hitam (fermentasi penuh).
Perbedaannya terletak pada proses pengolahan teh tersebut sehingga
mempengaruhi kandungan katekinnya (Alamsyah, 2006).
Teh Hijau : Dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol oksidase yang
berada dalam teh segar. Metode inaktivasi enzim polifenol oksidase teh
hijau dapat dilakukan melalui pemanasan (udara panas) dan penguapan.
Kedua metode ini berguna untuk mencegah terjadinya oksidasi enzimatis
katekin.
Teh Oolong : Diproses melalui pemanasan daun dalam waktu singkat
setelah penggulungan. Oksidasi terhenti dalam proses pemanasan,
sehingga teh oolong disebut semifermentasi.
Teh Hitam : Dibuat melalui oksidasi katekin dalam daun segar dengan
katalis polifenol oksidase atau disebut dengan fermentasi. Proses
fermentasi ini dihasilkan dalam oksidasi polifenol sederhana, yaitu katekin
teh diubah menjadi molekul yang lebih kompleks dan pekat.
4
(GC), epigalokatein (EGC), epikatein galat (ECG), galokatein galat
(GCG), dan epigalokatekin galat (EGCG) (Alamsyah, 2006).
Flavonol
Flavonol merupakan senyawa golongan flavonoid yang memiliki
oksidasi terendah. Efek flavonoid sangat banyak, oleh karena itu
tumbuhan yang mengandung flavonoid banyak digunakan dalam
pengobatan tradisional, diantaranya yaitu memiliki daya antibakteri dan
antivirus ( Robinson, 1995). Flavonol tanaman teh memiliki senyawa
yang sangat mirip komposisi kimianya dengan katekin. Flavonol teh
meliputi quarsetin, kaemferol, dan mirisetin. Flavonol merupakan
antioksidan alami yang mempunyai kemampuan mengikat logam
(Alamsyah, 2006).
5
Daun teh mengandung karbohidrat yang berasal dari gula
sederhana hingga kompleks. Karbohidrat yang penting diantaranya
sukrosa, glukosa dan fruktosa. Keseluruhan karbohidrat yang dikandung
teh adalah 0,75 % dari berat daun kering (Alamsyah, 2006).
Substansi Pektin
Pektin yang terurai menjadi asam pektat dan metil alkohol dengan
bantuan enzim pektin metal esterase. Metil alkohol akan menguap dan
sebagian diubah menjadi asam organik yang akan menghasilkan aroma
khas (Rohdiana,2009).
Alkaloid
Alkaloid pada teh memiliki sifat penyegar. Alkaloid utama dalam
daun teh adalah kafein. Kafein akan bereaksi dengan katekin membentuk
senyawa kesegaran dari seduhan teh (Alamsyah,2006).
Klorofil dan zat warna lain
Dalam proses inaktivasi enzim terjadi pemanasan senyawa klorofil
yang menyebabkan perubahan dari warna hijau segar menjadi hijau
zaitun karena klorofil diubah menjadi feofitin. Jika terjadi suasana yang
sangat asam , feofitin akan diubah menjadi feoforbid yang berwarna hijau
kecoklatan (Alamsyah,2006).
Protein dan Asam Amino
Asam amino , karbohidrat dan katekin akan membentuk senyawa
aromatis. Asam amino yang berpengaruh adalah alanin, fenil alanin,
valin, leusin dan isoleusin. Seluruh kandungan protein dan asam amino
bebas adalah 1,4-5% dari berat daun kering (Alamsyah,2006).
Substansi Resin
Kandungan resin sekitar 3% dari berat daun kering. Peranan renin
adalah menaikkan daya tahan tanaman teh terhadap kondisi beku
(Alamsyah,2006).
Vitamin
Daun teh mengandung vitamin C, K, A, B1 dan B2. Kandungan
vitamin C pada teh hijau sebesar 100-250 mg dan vitamin K sebanyak
300-500 IU/g (Alamsyah,2006).
6
Substansi Mineral
Kandungan mineral dalam teh cukup banyak diantaranya yaitu
magnesium,flour, natrium, kalsium dan seng. Mineral berfungsi dalam
pembentukan enzim di dalam tubuh (Alamsyah,2006).
2.3.4 Enzim
Peranan enzim adalah sebagai biokatalisator pada setiap reaksi
kimia di dalam tanaman. Enzim yang terkandung dalam daun teh
diantaranya invertase, amylase, β-glukosidase, oximetilase, protease dan
peroksidase (Alamsyah,2006).
2.4 Efek Samping, Kontra Indikasi, Interaksi, Toksisitas dan Dosis dari Teh
Hijau
Efek samping
Alergi, laksansia, konstipasi dan gangguan pencernaan lainnya akibat konsumsi
berlebihan daun teh karena kandungan tanin dan asam klorogenat. Ansietas,
insomnia, tekanan darah tinggi, mual, asam lambung meningkat dan reaksi
hipersensitivitas (BPOM, 2010).
Kontra indikasi
Hati-hati penggunaan pada ibu hamil dan menyusui dikarenakan kandungan
kafein pada daun teh dapat menyebabkan gangguan tidur pada bayi (BPOM,
2010).
7
Interaksi Obat
Kandungan kafein dapat mengganggu kerja obat antihipertensi, meningkatkan
kadar plasma karbamazepin, dipiridamol dan klozapin. Kadar tanin tinggi dapat
menggangu absorbsi obat serta zat besi. Penggunaan bersamaan efedra dengan teh
dapat meningkatkan kejadian hipertensi serta stimulasi SSP (Susunan Syaraf
Pusat). Teh juga dapat meningkatkan resiko pendarahan jika digunakan
bersamaan dengan obat-obat antikoagulan dan antiplatelet (BPOM, 2010).
Toksisitas
Secara umum dinyatakan aman (Generally known as save/GRAS). Konsumsi
berlebihan daun teh (lebih dari 300 mg kafein atau 5 cangkir minuman teh per
hari) dapat menyebabkan gelisah, tremor dan peningkatan refleks. Tanda awal
keracunan adalah muntah dan kejang perut. Akan tetapi tidak mungkin
menyebabkan keracunan yang fatal (BPOM, 2010).
Menurut hasil studi, suatu krim topikal dengan ekstrak teh hijau 3% akan
memberikan hasil yang sama dengan larutan yang mengandung benzoil peroxide
4%. Studi tersebut dilakukan secara acak terhadap 108 subyek yang dibagi
menjadi 2 kelompok di mana satu kelompok mendapat krim benzoil peroxide 2
kali sehari selama 12 minggu dan kelompok yang lain mendapat krim ekstrak teh
hijau 2 kali sehari selama 12 minggu juga. Kemudian dilakukan pemeriksaan dan
pengambilan foto oleh dokter kulit setiap minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa
terlihat krim teh hijau mampu mencerahkan warna kulit pasien dan memperbaiki
keseluruhan wajah pasien (Anonim, 2010).
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
sering diaduk. Setelah 5 hari campuran tersebut diserkai, diperas, dicuci ampasnya
dengan cairan penyari, lalu maserat dipindah dalam bejana tertutup dan dibiarkan
di tempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari. Setelah 2 hari maserat
dienaptuangkan atau disaring. Kemudian maserat disuling atau diuapkan pada
tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50oC hingga konsistensi yang
dikehendaki.
10
BAB IV
KESIMPULAN
11