Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D

DENGAN DIAGNOSA CARDIAC ARREST

a. Identitas pasien
Nama : Tn. D
Umur : 39 Tahun
Tanggal Lahir : 22 Juni 1980
Agama : Islam
Tanggal masuk : 11 Maret 2019
Tanggal pengkajian : 11 Maret 2019
No RM : 1234
Diagnosa Medis : Cardiac Arrest1q2

b. Keluhan Utama
Pasien datang dalam kondisi tidak sadarkan diri, nadi meningkat 204 BPM,
tidak ada nafas
c. Riwayat kesehatan
Pasien mempunyai riwayat merokok dan hiperlipidemia
d. Riwayat penyakit dahulu
Hiperlipidemia, pasien mengalami nyeri dada sejak 3 hari yang lalu
e. Primary Survey
Danger : riwayat penyakit menular tidak diketahui.
Response : Allert (+), respon terhadap verbal (+), respon terhadap nyeri (+),
tidak ada respon/unresponsive (+).
Airway : gurgling (-), snoring (-),
Breathing : ventilasi tidak adekuat, iregular, sianosis (-), Pernafasan cuping
hidung (-), retrasksi dinding dada (-), suara paru vesikuler.
Circulation : Nadi meningkat, capirally refil time > 2 detik, akral dingin
f. Secondary survey
1) SAMPLE
Berdasarkan keterangan, pasien tidak sadarkan diri, pasien mengalami
hyperlipidemia dan pernah dipasang PCI 2x. Pasien pernah mengkonsumsi
rokok. Keluarga mengatakan tidak ada alergi obat atau makanan, pasien
mendapatkan pengobatan antiplatelet, beta bloker, ACE inhibitor dan
statin. Stelah keluar dari rumah sakit pasien diberikan anti thrombin.
Terakhir pasien mengkomsumsi amiodarone. Tiba tiba pasien tidak
sadarkan diri dan didapatkan nadi meningkat kuat.
2) Tanda Vital
HR 204x/mnt
3) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Bentuk bulat, benjolan (-), Kesadaran GCS 3 E1M1V1, pupil
anisokor, reflek cahaya (+), kaku kuduk (-), benjolan (-), perdarahan
hidung mulut telinga (-), racoon eyes (-).
b) Dada paru
Bentuk dada simetris, lesi (-), jejas (-), bernafasan (+), krepitasi (-),
suara nafas vesikuler, retraksi interkosta (-).
c) Abdomen
Distensi abdomen (-), cembung supel (-), VU tidak teraba, lesi (-),
timpani, masa (-), BU (-)
d) Ekstremitas
Kekuatan otot tidak dapat dikaji, fraktur (-).
e) Kulit
Kulit pucat (+), kulit lembab dingin, edema (-).
f) Genitalia
Hemoroid (-), perdarahan (-), dipasang kateter.

g. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Nilai Rujukan Hasil


pH 7.35-7.45 7.324
PCO2 35-45 51,4
PO2 80-100 48,2
HCO3 22-26 26,1
Base Excess -7 - -2 -0,4
Kalium (K) 3.6 – 5.5 3,4
Laktat 0.7 – 2.5 2.5
Ureum 15 – 50 27
Natrium (Na) 135 – 145 134
Kalsium (Ca) 4.7 - 5.2 4,57
Hb 9.4 – 13.4 13,4
Leukosit 4400 – 11000 18.900

Interpretasi: Hasil AGD didapatkan asidosis respiratorik tidak


terkompensasi; terjadi peningkatan leukosit yang disebabkan oleh
respon inflamasi akibat cedera serebral.
2. Pemeriksaan EKG

h. Penatalaksanaan/terapi
Terapi kepatenan jalan nafas
OPHA nomor 19, Oksigen NRM 10 lpm
Terapi Obat-obatan
 Antiplatelet
 Beta blocker
 ACE inhibitor
 Statin
 Dopamine
 Anti-trombin
 Amiodarone
i. Penatalaksanaan keperawatan
 Mengkaji TD, HR, suhu, RR dan urine output.
 Menjaga kebersihan jalan nafas (suctioning)
 Mengurangi TIK dengan head up 30º
 Oksigenasi NRM 10 lpm
 Monitoring kesadaran dan reflek pupil

I. ANALISA KASUS

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS: pasien datang tidak sadarkan diri, Ventrikel tidak Penurunan curah
pernah masuk rumah sakit lima hari yang dapat memompa jantung
lalu dengan keluhan nyeri dada, diaphoresis darah
dan pasien sempat masuk IGD.
Penumpukan cairan
DO:
- Pasien tidak sadarkan diri pada ventrikel
- Nadi 204 BPM
- Diaphoresis beban kerja jantung
- Data EKG (VT)
meningkat

cardiac output
menurun

suplai darah ke
jaringan perifer dan
otak inadekuat

penurunan perfusi
jaringan

kelelahan, pucat,
akral dingin

penurunan curah
jantung

DS : pasien datang dengan riwayat sudah cardiac output Resiko


pernah dilakukan PCI sebanyak 2x, pasien menurun ketidakefektifan
sempat pulang tetapi datang kembali setelah perfusi jaringan
suplai kejarngan
menjalani pengobatan. otak
otak tidak adekuat
DO :
- Stenosis mitral
sel metabolism
- Hiperkolesterolemia
- Stenosis aortic anaerob
- Program pengobatan
kerusakan pada
jaringan otak
resiko ketidak
efektifan perfusi
jaringan otak

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan takikardia
2. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
II. PERENCANAAN KEPERAWATAN

X TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI


Setalah dilakukan tindakan 1. Kaji warna, konsistensi dan jumlah
keperawatan 1 x 8 jam sputum atau muntahan
2. Berikan posisi semifowler untuk
penurunan curah jantung teratasi
memaksimalkan ekspansi dada 1. Menghindari terjadinya
dengan kriteria hasil :
3. Berikan hidrasi yang adekuat
1. Ronki berkurang hipoventilasi dan aspirasi
4. Berikan suction nasotrakeal atau
2. RR 16-24 x/mnt 2. Menjaga bersihan jalan nafas
3. SaO2 >95% endotrakeal 3. Mengurangi sumbatan jalan nafas
Setalah dilakukan tindakan 1. Kaji adanya peningkatan TIK dan 1. Menentukan tindakan sesuai
keperawatan 1 x 8 jam resiko pembesaran ukuran otak perubahan kondisi
2. Posisikan pasien semifowler 30-45 2. Mengurangi TIK dan
ketidakefektifan perfusi jaringan
3. Kolaborasi pemberian vasodilator
meningkatkan venous return
otak tertangani dengan kriteria
(hipertensi) atau vasokonstriktor 3. Hipertensi meningkatkan
hasil :
( hipotensi) perdarahan, hipotensi menurunkan
1. Pupil OD 3 mm OS 1 mm
4. Bebaskan jalan nafas dan berikan suply
2. Muntah berhenti atau aliran darah ke otak sehingga
oksigen yang adekuat
berkurang upayakan TD dalam keadaan
5. Monitoring gas darah arteri dan
3. Reflek pupil (+)
normal
4. TD sistole 130-170 pertahankan PaO2 > 80 mmHg, PaCOa
4. Membuka aliran darah vena
mmHg > 35 mmHg, dan pH 7.35-7.45
menuju otak
5. RR 18-24 kali/menit 6. Hindari suction lebih dari 10 detik
5. Menceah hipoksemia dan
7. Atur suhu dalam rentang normal 36,5-
hipercarbi
37,5
6. Mencejah vasodilatasi pembuluh
8. Jika tanda pembesaran otak ditemui :
a. Hubungi dokter penanggung jawab otak
b. Pastikan posisi kepala 45 7. Menghindari hipoksemia
c. Turunkan laju cairan infus 8. Menghindari menggigil dan
d. Siapkan obat osmotik dan atau
frostbite
deuretik
e. Siapkan pasien untuk dilakukan CT
scan atau pembedahan

III. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN

Tgl DX Implementasi Evaluasi


18 1,2 1. Mengukur tingkat kesadaran S:
O:
Nov pasien
2016 2. Melakukan pemasangan infus di
tangan kanan dengan cairan
kristaloid RL 20 tpm
3. Memasang OPHA ukuran 19 dan
oksigen NRM 10 lpm
4. Melakukan suction
5. Memasang NGT dan kateter urine
6. Memberikan posisikan pasien
semifowler 15º-30º
7. Mengambil darah arteri
8. Monitoring RR, HR, TD dan
saturasi
9. Kolaborasi pemberian perdipine
0,5 mcg/kgBB/jam
10. Monitoring peningkatan TIK
11. Monitoring tingkat kesadaran
EVALUASI SUMATIF

No Diagnosa Evaluasi
1 Penurunan curah jantung S:

O:

A: masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi monitoring


elektrolit, monitoring BC, monitoring
status kesadaran, urine ouput.
2 Resiko ketidakefektifan perfusi S:
jaringan otak
O:

A: masalah teratasi sebagian.

P: lanjutkan intervensi monitoring


kesadaran, monitoring tanda-tanda vital,
kaji adanya tanda peningkatan TIK,
monitoring gas darah arteri, monitoring
perubahan

Anda mungkin juga menyukai