Kasus Gastritis Erosif
Kasus Gastritis Erosif
GASTRITIS EROSIF
Penyusun:
dr. Resti Akmalina
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk-Nya, akhirnya dengan ini saya dapat
menyelesaikan Laporan Kasus sesuai pada waktu yang telah ditentukan.
Tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai salah satu kegiatan yang saya
lakukan dalam Program Internship Dokter Indonesia (PIDI) di RSUD dr. H. Andi
Abdurrahman Noor Tanah Bumbu yang kemudian dipresentasikan.
Semoga dengan dibuatnya laporan ini dapat memberi manfaat bagi siapapun
yang membutuhkan informasi khususnya dalam topik Gastritis Erosif.Kritik dan saran
yang membangun kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Penulis
2.2 ANAMNESA
KELUHAN UTAMA :
BAB berwarna hitam sejak 4 hari yang lalu.
2.6 Laboratorium
Tanggal 17 April 2014,
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGY
Hematologi Rutin
Haemoglobin 7.1 13.5 - 18 gr %
Hematokrit 22 40 - 48 %
Eritrosit 3.14 4.5 - 6.2 juta/ mm3
Leukosit 8200 5000 - 11000 /mm3
Trombosit 355 150 - 440 ribu/ mm3
Kimia Darah
SGOT 19 <37 U/L
SGPT 17 <42 U/L
Ureum 42 10 - 50 mg/dl
Creatinin 0.9 0.6 – 1.1 mg/dl
BUN 19.63 4.7 – 23,4 mg/dl
GDS 99 70 – 199 mg/dl
2.7 EKG
Tanggal 19 April 2014,
2.8 DIAGNOSA
Diagnosa Kerja : Gastritis Erosif, Melena
Diagnosa Banding : Ulkus Peptikum
2.11 PROGNOSA
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanasionam : dubia
Ad fungsionam : dubia ad bonam
2.12 FOLLOW UP
Tanggal S O A P
Tranfusi PRC 1
kolf
EKG
24-4-2014 BAB hitam (- TD: 150/90 mmHg Melena ec IVFD RL 18 tpm
Hari VII ), nyeri ulu gastritis Inj. Pantoprazol 1
Mata: CA +/+, SI -/-
hati (+) erosif vial / 24 jam iv
Abd: nyeri tekan epi
berkurang, Redacid 2x1 C
gastrium (+)
mual (-) Fudan 2x100mg
Hb: 8,8 mg/dl
Tranfusi PRC 1
kolf
26-4-2014 BAB hitam (- TD: 150/90 mmHg Melena ec Boleh pulang
Hari X ), nyeri ulu gastritis
Mata: CA +/+, SI -/-
hati (-), mual erosif Th/:
Abd: nyeri tekan epi
(-), Syr. Inpepsa 3x1 C
gastrium (-)
Lansoprazole 2x1
Hb: 10,1 mg/dl
A. Gastritis Erosif
3.1. Definisi
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis dan difus atau lokal.Gastritis erosif bila terjadi
kerusakan mukosa lambung yang tidak meluas sampai epitel.Gastritis merupakan
penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak dan merupakan respon mukosa
terhadap berbagai iritan lokal.Endotoksin bakteri (setelah menelan makanan), kafein,
alkohol, dan aspirin merupakan pencetus yang lazim.Infeksi Helicobacter pylori lebih
sering diangap penyebab gastritis akut.Obat-obatan seperti obat anti inflamasi non
steroid (OAINS), sulfonamid, steroid juga diketahui menggangu sawar mukosa
lambung.
c. Stress Ulkus
Istilah ulkus stress digunakan untuk menjelaskan erosi lambung yang terjadi
akibat stress psikologis atau fisiologis yang berlangsung lama. Bentuk stress dapat
bermacam-macam seperti: syok hipotensif, posttrauma dan operasi besar, sepsis,
hipoksia, luka bakar hebat (ulkus Curling), atau trauma serebral (ulkus Cushing).
Gastritis erosif akibat stress memiliki lesi yang dangkal, ireguler, menonjol
keluar, multiple. Lesi dapat mengalami perdarahan lambat menyebabkan melena, dan
seringkali tanpa gejala.Lesi ini bersifat superficial. Ulkus stress dibagi menjadi 2. Ulkus
cushing karena cedera otak ditandai oleh hiperasiditas nyata yang diperantarai oleh
rangsang vagus dan ulkus curling dan sepsis ditandai oleh hipersekresi asam lambung.
Sebagian besar peneliti setuju bila iskemia mukosa lambung adalah faktor etiologi
utama yang menyebabkan terjadinya destruksi sawar lambung dan terbentuk ulserasi.
3.4. Diagnosis
Diagnosis gastritiserosif ditegakkan berdasarkan pengamatan klinis,
pemeriksaan penunjang (radiologi dan endoskopi), dan hasil biopsy untuk pemeriksaan
kuman H. pylory.Pemeriksaan endoskopi memudahkan diagnosis tepat erosif.Dengan
endoskopi memungkinkan visualisasi dan dokumentasi fotografik sifat ulkus, ukuran,
bentuk dan lokasinya dan dapat menjadi dasar referensi untuk penilaian
penyembuhan.Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran niche atau
crater.Pemeriksaan tes CLO/PA untuk menunjukkan apakah ada infeksi H. pylori dalam
rangka eradikasi kuman.
3.5. Terapi
Terapi pada gastritis erosif terdiri dari terapi non-medikamentosa,
medikamentosa dan operasi.Tujuan dari terapi adalah menghilangkan keluhan,
menyembuhkan atau memperbaiki erosi, mencegah kekambuhan dan mencegah
komplikasi.
a. Non-medikamentosa
1. Istirahat
Stres dan kecemasan memegang peran dalam peningkatan asam lambung.Sebaiknya
pasien hidup tenang dan memerima stres dengan wajar.
2. Diet
Makanan lunak apalagi bubur saring, makanan yang mengandung susu tidak lebih
baik dari makanan biasa, karena makanan halus dapat merangsang pengeluaran asam
lambung. Cabai, makanan merangsang, makanan mengandung asam dapat
menimbulkan rasa sakit.
b. Medikamentosa
1. Antasida
Pada saat ini sudah jarang digunakan, sering untuk menghilangkan rasa sakit. Dosis
3x1 tablet.
3. Koloid Bismuth
Mekanisme kerja belum jelas, kemungkinan membentuk lapisan penangkal bersama
protein pada dasar ulkus dan melindunginya terhadap pengaruh asam dan
Laporan Kasus | Gastritis Erosif 8
pepsin.Dosis 2x2 sehari.Efek samping tinja kehitaman sehingga menimbulkan
keraguan dengan perdarahan.
4. Sukralfat
Mekanisme kerja kemungkinan melalui pelepasan kutup alumunium hidroksida yang
berkaitan dengan kutub positif molekul protein membentuk lapisan fisikokemikal
pada dasar ulkus, yang melindungi dari asam dan pepsin. Efek lain membantu
sintesis prostaglandin dan menambah sekresi bikarbonat dan mukus , meningkatkan
daya pertahanan dan perbaikan mukosa.
5. Prostaglandin
Mekanisme kerja dengan mengurangi sekresi asam lambung, menambah sekresi
mukus, bikarbonat dan menambah aliran darah mukosa serta pertahanan dan
perbaikan mukosa.Biasanya digunakan sebagai penangkal ulkus gaster pada pasien
yang menggunakan OAINS.
6. Antagonis Reseptor H2/ ARH2
Struktur homolog dengan histamin.Mekanisme kerjanya memblokir efek histamin
pada sel parietal untuk tidak memproduksi asam lambung. Dosis: Simetidin (2x400
mg), Ranitidin 300 mg/hari, Nizatidin 1x300 mg, Famotidin (1x40 mg), Roksatidin
(2x75 mg).
7. Proton Pump Inhibitor/ PPI
Mekanisme kerja memblokir enzim K+H+- ATP ase yang akan memecah K+H+-
ATP menjadi energi yang digunakan untuk mengeluarkan asam lambung.
Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kenaikan gastrin darah.PPI
mencegah pengeluaran asam lambung, menyebabkan pengurangan rasa sakit,
mengurangi faktor agresif pepsin dengan PH>4.
Omeprazol 2x20 mg
Lanzoprazol/ Pantoprazol 2x40 mg
c. Tindakan invasif
Tindakan invasif saat ini frekuensinya menurun akibat keberhasilan terapi
medikamentosa.Prosedur invasif yang dilakukan pada ulkus gaster pada ulkus
refrakter, darurat karena komplikasi perdarahan dan perforasi, dan sangkaan
keganasan. Tindakan invasif terdiri dari prosedur berikut:
1) Terapi endoskopi
a) Injeksi : penyuntikan submukosa sekitar titik perdarahan dengan
adrenalin (1:10000) sebanyak 0,5–1 ml/suntik dengan batas 10 ml atau
alcohol absolute (98%) tidak melebihi 1 ml.
b) Termal : koagulasi, heatprobe, laser.
c) Mekanik : hemoklip, stapler.
2) Terapi bedah
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV, Jilid I.
2006. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.