Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ROFIQOH

NIM : 41118120006

MATA KULIAH : DRAINASE DAN SANITASI LINGKUNGAN

ANALISIS HIDROLOGI, SIKLUS HIDROLOGI DAN ASPEK HIDROLIKA


1. Analisis Hidrologi
Analisa Frekuensi dan Probabilitas
Analisis frekuensi data hidrologi berkaitan dengan besaran peristiwa ekstrem yang berhubung
kait dengan frekuensi kejadiannya melalui penerapan distribusi probabilitas. Data hidrologi yang
dianalisis, diasumsikan tidak bergantung dan terdistribusi secara acak dan bersifat stokastik.

Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampaui.
Sebaliknya, kala ulang merupakan waktu hipotetik dimana suatu hujan dengan besaran tertentu
akan disamai atau dilampaui. Dalam hal ini tidak terkandung bahwa kejadian tersebut akan
berulang secara teratur setiap kala ulang tersebut.

Curah Hujan Wilayah ( Area Rainfall)

Curah hujan yang diperlukan untuk mengetahui profil muka air sungai dan rancangan saluran
drainase adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada
suatu titik tertentu (point rainfall). Untuk menentukan rata- rata maksimum hujan dapat
menggunakan metode metode rata -rata aljabar, garis Isohiet, dan poligon Thiessen.

Analisa Intensitas Curah Hujan


Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada kurun waktu dimana air
tersebut berkonsentrasi. Dalam menentukan debit banjir rencana (design flood), perlu didapatkan
harga sesuatu intensitas curah hujan terutama bila dipergunakan metode ratio.

n
R  24 
I  24 .  ,
24  tc 

R24 = curah hujan maksimum dalam 1 hari (mm/jam)


tc = waktu konsentrasi (jam)

n = tetapan (untuk Indonesia diperkirakan n = 2/3)

Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh untuk
mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS.

tc  t0  td

0,167
2 nd 
t 0   x3,28 xLo x 
3 s

L
td 
60v

Debit Rancangan

Debit air yang disalurkan diambil pada rencana debit banjir yang besar, sebagai dasar untuk
perhitungan ukuran bangunan yang direncanakan. Ini untuk menghindari terjadinya kerusakan
bangunan akibat debit air yang berlebihan dan juga perencanaan bangunan yang bersifat ekonomis.
Debit banjir yang terjadi pada suatu area tergantung dari kondisi area tersebut. Pada area yang
masih alami besarnya debit banjir cenderung lebih kecil dibandingkan area yang sudah
dikembangkan pada kondisi kemiringan lahan yang sama.

3
Qtotal = Qair hujan + Qair limbah rumah tangga (m /jam)

Debit Air Hujan (Q air hujan)


𝑸 = 𝟎,𝟐𝟕𝟖 𝑪𝑰𝑨

3
Q = debit limpasan (m /detik)

I = intensitas hujan (mm/jam)


2
A = luas daerah pengaliran (km )
C = koefisien limpasan

Metode rasional dikembangkan dengan asumsi bahwa:

1. Curah hujan terjadi dengan intensitas yang tetap dalam jangka waktu tertentu, setidaknya sama
dengan waktu konsentrasi.

2. Limpasan langsung mencapai maksimum ketika durasi hujan dengan intensitas tetap, sama
dengan waktu konsentrasi.

3. Koefisien run off dianggap tetap selama durasi hujan.

4. Luas DAS tidak berubah selama durasi hujan

Jika asumsi terpenuhi maka curah hujan dan aliran permukaan DAS dapat digambarkan pada
grafik berikut :

Debit Air Kotor

Debit air kotor adalah debit yang berasal dari buangan aktivitas penduduk seperti mandi, cuci dan
lain-lain baik dari lingkungan rumah tangga, bangunan (fasilitas) umum atau instansi, bangunan
komersial, dan sebagainya.
2. Siklus Hidrologi

Menurut Kodoatie (2012) proses perjalanan air dalam siklus hidrologi,

a. Penguapan / Evaporasi, Proses ini terjadi pada laut, danau, waduk, rawa, sungai, tambak dan lain-
lain.

b. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi yaitu suatu proses pengambilan air oleh akar tanaman untuk kebutuhan
hidupnya, kemudian terjadi penguapan pada tanaman tersebut. Proses pengambilan air oleh akar
tanaman disebut transpirasi, sedangkan proses penguapan pada tanaman akibat dari sinar
matahari disebut evaporasi.
c. Hujan/salju turun
d. Air hujan di tanaman

e. Aliran permukaan (run-off), aliran yang bergerak diatas permukaan tanah.

f. Banjir / genangan

g. Aliran sungai (river flow)

h. Transpirasi, Proses pengambilan air oleh akar tanaman untuk memenuhi kebutuhan hidup dari
tanaman tersebut

i. Kenaikan kapiler, Air dalam tanah mengalir dari aliran air tanah karena mempunyai daya
kapiler untuk menaikkan air ke vadose zone menjadi butiran air tanah (soil moisture), demikian
juga butiran air tanah ini naik secara kapiler ke permukaan tanah.

j. Infiltrasi, Sebagian dari air permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah (soil water).
k. Aliran antara (interflow), Air dari soil water yang mengalir menuju jaringan sungai, waduk,
situ-situ dan danau.
l. Aliran dasar (base flow), Aliran air dari ground water yang mengisi sistem jaringan sungai,
waduk, situ-situ, rawa dan danau.
m. Aliran run-out, Aliran dari ground water yang langsung menuju ke laut.
n. Perkolasi, Air dari soil moisture di daerah vadose zone yang mengisi aliran air tanah.
o. Kenaikan kapiler, Aliran dari air tanah (ground water) yang mengisi soil water.
p. Return flow, Aliran air dari soil water/vadoze zone menuju ke permukaan tanah.
q. Pipe flow (aliran pipa), Aliran yang terjadi dalam tanah.
r. Unsaturated throughflow , Aliran yang melewati daerah tidak jenuh air.
s. Saturated flow, Aliran yang terjadi pada daerah jenuh air.

Menurut Seyhan (1990), daur hidrologi diberi batasan sebagai suksesi tahapan-tahapan yang
dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer, evaporasi dari tanah atau laut
maupun air pedalaman, kondensasi untuk membentuk awan, presipitasi, akumulasl di dalam
tanah maupun dalam tubuh air, dan evaporasi kembali. Daur hidrologi mempunyai manfaat yang
kecil bagi hidrolog yang terlibat dengan pengkajian terinci, kuantitatif dari terjadinya air dan
gerakannya. Namun, daur tersebut berguna untuk memberikan konsep pengantar mengenai
bagaimana air bersirkulasi secara umum dan proses-proses yang terlibat dalam sirkulasi ini.

Siklus hidrologi terdiri dari:

a. Siklus Pendek (Kecil)

Siklus pendek adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan :

1. Penguapan air laut karena pemanasan matahari di permukaan laut


2. Air laut mengalami perubahan bentuk menjadi gas
3. Terjadi kondensasi
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan
6. Hujan jatuh di permukaan air laut.

Siklus pendek menghasilkan hujan di atas permukaan air laut.

b. Siklus Sedang

Siklus sedang adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan :

1. Penguapan air laut


2. Kondensasi
3. Angin menggerakkan uap air menuju daratan
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di daerah daratan
6. Air hujan akan mengalir kembali ke laut melalui sungai

c. Siklus Panjang (Besar)

Siklus panjang adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan :

1. Penguapan
2. Sublimasi
3. Terbentuk awan yang mengandung kristal es
4. Angin menggerakan kristal es ke daratan
5. Turun hujan es (hujan salju)
6. Pembentukan gletser
7. Gletser yang mencair membentuk aliran sungai
8. Air sungai mengalir menuju laut.

Anda mungkin juga menyukai