Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

SISTEM TERNER AQUADES-KLOROFORM-ASAM ASETAT

OLEH:
Elwaldus Golden Tritore NIM;1713031018
M. Imam Ghozali NIM; 1613031026

PRODI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019
I. Judul Percobaan :
Sistem Terner Pada Sistem Air-Kloroform-Asam Asetat
II. Tujuan Percobaan :
 Menggambarkan diagram sistem terner air-kloroform-asam asetat
 Menentukan garis dasi (tie line) pada sistem terner air-kloroform-asam asetat
III. Dasar Teori
Sistem tiga komponen sebenarnya banyak kemungkinannya dan yang paling umum
adalah sistem tiga komponen yang terdiri atas zat cair yang bercampur sebagian contohnya
adalah air-kloroform-asam asetat. Berdasarkan Aturan Fasa atau Hukum Fasa ada hubungan
yang umum antara derajat kebebasan dengan jumlah komponen dan jumlah fasa dalam suatu
sistem berkesetimbangan. Secara matematis hukum fasa dinyatakan dengan persamaan:
F=C–P+2
dimana F menyatakan derajat kebebasan, C adalah jumlah komponen dan P adalah jumlah
fasa. Aturan Fasa ini pertama kali ditemukan oleh Gibss sehingga sering juga disebut Aturan
Fasa Gibbs (Retug, dkk., 2002).
Untuk sistem tiga komponen, derajat kebebasan, F = 3 – P + 2= 5-P. Untuk P = 1,
maka F = 4. Karena tidak mungkin menyatakan sistem seperti ini dalam bentuk grafik yang
lengkap dalam tiga dimensi, apalagi dalam dua dimensi. Oleh karena itu, biasanya sistem
dinyatakan pada suhu dan tekanan tetap, sehingga diagram hanya merupakan fungsi
komposisi dan derajat kebebasan menjadi F =3-P. Jadi derajat kebebasan maksimal adalah
dua, dan dapat dinyatakan dalam suatu bidang. Dengan harga derajat kebebasan maksimal
adalah dua, harga P hanya mempunyai 2 pilihan yaitu 1 fasa dimana ketiga komponen
bercampur homogen atau 2 fasa yang meliputi 2 pasang misibel. Sistem 3 komponen pada
umumnya merupakan sistem cair-cair-cair. Jumlah fraksi mol ketiga komponen berharga 1
(XA+ XB+ XC = 1). Komposisi salah satu komponen sudah tertentu jika dua komponen
lainnya diketahui. Untuk memahami keadaan sistem tiga komponen, digunakan diagram fasa
segitiga. Diagram fasa merupakan cara mudah untuk menampilkan wujud zat sebagai fungsi
suhu dan tekanan. Diagram fasa segitiga dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Koordinat segitiga yang digunakan dalam menggambarkan sistem tiga komponen
Berdasarkan Gambar 1. tersebut untuk sistem tiga komponen, kedudukan sistem
ditentukan sebagai berikut.
Titik A adalah tempat kedudukan sistem 100% A ; 0% B ; 0% C
Titik B adalah tempat kedudukan sistem 0% A ; 100% B ; 0% C
Titik C adalah tempat kedudukan sistem 0% A ; 0% B ; 100% C
Garis miring AC dan sejajar dengannya secara berturut-turut dari kiri ke kanan
merupakan tempat kedudukan sistem 0% B ; 10% B ; 20% B ; dan seterusnya sampai 100%
B pada titik B. Garis miring BC dan yang sejajar dengannya secara berturut-turut dari kiri ke
kanan menunjukkan tempat kedudukan sistem 0% A ; 10% A ; 20% A ; dan seterusnya
sampai 100% A pada titik A. Garis AB yang sejajar dengannya secara berturut-turut dari kiri
ke kanan menunjukkan tempat kedudukan sistem 0% C ; 10% C ; 20% C ; dan seterusnya
sampai 100% C pada titik C. Titik D adalah kedudukan sistem komposisi 20% B ; 30% C ;
dan 50% A.
Bentuk diagram fasa sistem tiga komponen cairan yang bercampur sebagian
contohnya antara air- kloroform-asam asetat pada temperatur dan tekanan tetap ditunjukkan
pada Gambar 2. Dalam hal ini, air dan asam asetat bercampur sempurna, begitu juga
kloloform dan asam asetat. Tetapi air dan kloroform hanya bercampur sebagian.
CH3COOH

1 fasa

K’
2 fasa Q

P
CHCl3 H2O
K

Gambar 2. Diagram fasa air- kloroform- asam asetat


Kurva yang terdapat dalam segitiga merupakan kelarutan antara ketiga zat. Di dalam
kurva terdiri atas campuran sistem yang memiliki 2 fasa cair-cair dalam kesetimbangan, yaitu
asam asetat dengan kloroform yang larut dalam air dan asam asetat dengan air yang larut
dalam kloroform. Garis PQ menyatakan komposisi kedua fasa yang disebut garis dasi (tie
line). Berbeda halnya dengan sistem biner yang garis dasinya horisontal, garis dasi pada
sistem terner ini tidak seperti itu. Kedudukan garis dasi ditentukan melalui analisis kimia dari
setiap fasa.
Kloroform yang kelarutannya sangat kecil dalam air, apabila ditambahkan asam asetat
maka kelarutannya akan bertambah besar. Hal ini disebabkan karena asam asetat mudah larut
dalam air dan asam asetat dapat larut dalam kloroform dalam berbagai perbandingan.
Misalnya suatu sistem dimulai dari komposisi K, berdasarkan aturan Lever sistem ini
memiliki jumlah air yang lebih banyak daripada kloroform. Sistem ini merupakan sistem 2
fasa C jika dikocok akan terlihat keruh. Dengan menitrasi campuran oleh asam asetat, maka
komposisi akan berjalan sepanjang garis KK’ menuju titik 100% asam asetat. Dengan
pengocokan secara berhati-hati selama titrasi akan diperoleh tetesan terakhir ketika
kekeruhan tepat hilang, yaitu titik K’ .
IV. ALAT DAN BAHAN
Tabel Alat
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1 Buret 50 mL 3 buah
2 Labu erlenmeyer 100 mL 5 buah
3 Pipet volume 5 mL 1 buah
4 Corong pisah 100 mL 1 buah
5 Gelas kimia 500 mL 1 buah
6 Pipet tetes - 2 buah
7 Gelas kimia 100 mL 4 buah
8 Statif dan klem - 1 buah
9 Batang pengaduk - 1 buah
10 Labu ukur 100 mL 1 buah
11 Filler - 1 buah
12 Spatula - 1 buah
13 Kaca arloji - 1 buah
14 Piknometer - 1 buah

Tabel bahan
No Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1 Aquades - 1000 mL
2 Kloroform - 15 mL
3 Larutan NaOH 0,02 M 20 mL
4 Asam asetat 0,02 M 50 mL
5 Asam oksalat 0,02 M 15 mL
Indikator fenolftalein - 5 mL
6
(PP)
V. PROSEDUR KERJA
 Menentukan massa jenis aquades, kloroform, dan asam asetat
1. Massa jenis aquades ditentukan menggunakan gelas ukur dimana terlebih dahulu diukur
massa dari gelas ukur setelah itu dimasukkan aquades sebanyak 5 mL dan diukur massa
aquades.
2. Massa jenis kloroform dan asam asetat dicari dari handbook atau tabel botolnya
 Sistem Terner Pada Sistem Air-Kloroform-Asam Asetat
1. Sediakan tiga buah buret yang masing-masing berisi aquades, kloroform,
dan asam asetat.
2. Tentukan massa jenis aquades dengan menggunakan piknometer. Cari
massa jenia kloroform dan asam asetat di dalam hanbook atau tabel
botolnya.
3. Disediakan 4 buah Erlenmeyer dan masing-masing diberi tanda I, II, III,
IV.
4. Buatlah empat macam komposisi air-kloroform dalam labu Erlenmeyer
tersebut.
Labu I : 4 g aquades + 1 g kloroform
Labu II : 3 g aquades + 2 g kloroform
Labu III : 2 g aquades + 3 g kloroform
Labu IV : 1 g aquades + 4 g kloroform
5. Masing-masing campuran dalam Erlenmeyer tersebut dititrasi dengan
asam asetat sampai tidak keruh. Catat volume asam asetat yang digunakan
6. Siapkan corong pisah yang bersih dan kering dan diisi dengan 2,5 gram
aquades dan 2,5 gram kloroform. Tambahkan satu gram asam asetat
kemudian kocok campuran tersebut hingga diperoleh campuran yang
merata.
7. Campuran tersebut dibiarkan beberapa saat sampai didapat kembali 2
lapisan (L1 dan L2). Sementara itu, siapkan 2 buah labu Erlenmeyer yang
bersih dan kering dan ditimbang keduanya dengan teliti.
8. Pisahkan kedua lapisan yang diperoleh pada langkah sebelumnya serta
masing-masing lapisan tersebut dimasukan ke dalam Erlenmeyer (masing-
masing diberi tanda L1 dan L2) yang telah diketahui massanya. Kemudian
timbang kembali kedua Erlenmeyer tersebut.
9. Titrasi kedua cairan tersebut (L1 dan L2) dengan NaOH.
VI. Analisis Data dan Pembahasan
 Analisi Data
Perhitungan volume kloroform dan aquades (air) pada masing-masing perbandingan
 Massa Jenis Air
Massa aquades yang ditimbang : 4,97 gram
Volume aquades : 5 mL
𝑚
Maka massa jenis air ; 𝜌 = 𝑉
4,97 gr
𝜌𝑎𝑖𝑟 =
5 mL
= 0,994 gr/mL
 Massa Jenis kloroform = 1,47 gr/mL
 Massa Jenis asam asetat = 1,05 gr/mL

 Massa aquades setiap erlemeyer


Erlemeyer 1 : massa aquades = ρ x V
= 0,994 gr/mL x 4 mL
= 3,976 gr
Erlemeyer 2 : massa aquades = ρ x V
= 0,994 gr/mL x 3 mL
= 2,982 gr
Erlemeyer 3 : massa aquades = ρ x V
= 0,994 gr/mL x 2 mL
= 1,988 gr
Erlemeyer 4 : massa aquades = ρ x V
= 0,994 gr/mL x 1 mL
= 0,994 gr
 Massa kloroform (CHCl3 ) setiap erlemeyer
Erlemeyer 1 : massa CHCl3 = ρ x V
= 1,47gr/mL x 1 mL
= 1,47 gr
Erlemeyer 2 : massa CHCl3 = ρ x V
= 1,47 gr/mL x 1,5 mL
= 2,205 gr
Erlemeyer 3 : massa CHCl3 = ρ x V
= 1,47 gr/mL x 2 mL
= 2,94 gr
Erlemeyer 4 : massa CHCl3 = ρ x V
= 1,47gr/mL x 3 mL
= 4,41 gr
 Massa asam asetat (CH3COOH ) setiap erlemeyer
Erlemeyer 1 : massa CH3COOH = ρ x V
= 1,05 gr/mL x 7,4 mL
= 7,77 gr
Erlemeyer 2 : massa CH3COOH = ρ x V
= 1,05 gr/mL x 7,6 mL
= 7,98 gr
Erlemeyer 3 : massa CH3COOH = ρ x V
= 1,05 gr/mL x 8,3 mL
= 8,715 gr
Erlemeyer 4 : massa CH3COOH = ρ x V
= 1,05 gr/mL x 6,1 mL
= 6,405 gr
 Perhitungan mol (aquades, kloroform, asam asetat), dan persen fraksi mol (aquades,
kloroform, asam asetat) setiap erlemeyer.
Mr H2O = 18 gr/mol
Mr CHCl3 = 119,37 gr/mol
Mr CH3COOH = 60,05 gr/mol
Erlemeyer 1
Massa air
mol air = Mr air
3,976 gr
=
18 gr/mol

= 0,221 mol
Massa CHCl3
mol CHCl3 = Mr CHCl3
1,47 gr
= 119,37 gr/mol

= 0,012 mol
Massa CH3COOH
mol CH3COOH = Mr CH3COOH
7,77 gr
= 60,05 gr/mol

= 0,129 mol
mol air
Fraksi mol (X) air = mol air+mol kloroform+mol asam asetat

0,221 mol
=
0,221 mol + 0,012 mol + 0,129 mol
= 0,609
%X air = 0,609 x 100%
= 60,9 %
mol kloroform
Fraksi mol (X) kloroform = mol air+mol kloroform+mol asam asetat

0,012 mol
=
0,221 mol + 0,012 mol + 0,129 mol
= 0,034
%X kloroform = 0,034 x 100%
= 3,4%
mol asam asetat
Fraksi mol (X) asam asetat = mol air+mol kloroform+mol asam asetat

0,129 mol
=
0,221 mol + 0,012 mol + 0,129 mol
= 0,357
%X asam asetat = 0,357 x 100%
= 35,7%

Erlemeyer 2
Massa air
mol air = Mr air
2,982 gr
= 18 gr/mol

= 0,1661 mol
Massa CHCl3
mol CHCl3 = Mr CHCl3
2,205 gr
= 119,37 gr/mol

= 0,018 mol
Massa CH3COOH
mol CH3COOH = Mr CH3COOH
7,98 gr
= 60,05 gr/mol

= 0,133 mol
mol air
Fraksi mol (X) air = mol air+mol kloroform+mol asam asetat

0,166 mol
=
0,166 mol + 0,018 mol + 0,133 mol
= 0,523
%X air = 0,523x 100%
= 52,3 %
mol kloroform
Fraksi mol (X) kloroform = mol air+mol kloroform+mol asam asetat

0,018 mol
=
0,166 mol + 0,018 mol + 0,133 mol
= 0,058
%X kloroform = 0,058 x 100%
= 5,8%
mol asam asetat
Fraksi mol (X) asam asetat = mol air+mol kloroform+mol asam asetat

0,133 mol
=
0,166 mol + 0,018 mol + 0,133 mol
= 0,419
%X asam asetat = 0,419 x 100%
= 41,9%

Erlemeyer 3
Massa air
mol air = Mr air
1,988 gr
= 18 gr/mol

= 0,110 mol
Massa CHCl3
mol CHCl3 = Mr CHCl3
2,94 gr
= 119,37 gr/mol

= 0,025 mol
Massa CH3COOH
mol CH3COOH = Mr CH3COOH
8,715 gr
= 60,05 gr/mol

= 0,145 mol
mol air
Fraksi mol (X) air = mol air+mol kloroform+mol asam asetat
0,110 mol
=
0,110 mol + 0,025mol + 0,145mol
= 0,394
%X air = 0,394 x 100%
= 39,4 %
mol kloroform
Fraksi mol (X) kloroform = mol air+mol kloroform+mol asam asetat

0,025 mol
=
0,110 mol + 0,025mol + 0,145mol
= 0,088
%X kloroform = 0,088 x 100%
= 8,8%
mol asam asetat
Fraksi mol (X) asam asetat = mol air+mol kloroform+mol asam asetat

0,145 mol
=
0,110 mol + 0,025mol + 0,145mol
= 0,518
%X asam asetat = 0,518 x 100%
= 51,8%

Erlemeyer 4
Massa air
mol air = Mr air
0,994 gr
= 18 gr/mol

= 0,055 mol
Massa CHCl3
mol CHCl3 = Mr CHCl3
4,41 gr
= 119,37 gr/mol

= 0,037 mol
Massa CH3COOH
mol CH3COOH = Mr CH3COOH
6,405 gr
= 60,05 gr/mol

= 0,107 mol
mol air
Fraksi mol (X) air = mol air+mol kloroform+mol asam asetat

0,055 mol
=
0,055 mol + 0,037mol + 0,107mol
= 0,278
%X air = 0,278 x 100%
= 27,8 %
mol kloroform
Fraksi mol (X) kloroform = mol air+mol kloroform+mol asam asetat

0,037 mol
=
0,055 mol + 0,037mol + 0,107mol
= 0,186
%X kloroform = 0,186 x 100%
= 18,6%
mol asam asetat
Fraksi mol (X) asam asetat = mol air+mol kloroform+mol asam asetat

0,107 mol
=
0,055 mol + 0,037mol + 0,107mol
= 0,536
%X asam asetat = 0,536 x 100%
= 53,6%

Dengan perhitungan di atas, dapat dibuat tabel yang menggambarkan mol dan persen fraksi
mol dari larutan pada masing-masing kondisi pencampuran.
Tabel 2. Mol dan persen fraksi mol masing-masing larutan dalam campuran
Mol (mol) %X (%)
Tabung Asam Asam
Air Kloroform Air Kloroform
asetat asetat
I 0,221 0,012 0,129 60,9 3,4 35,7
II 0,166 0,018 0,133 52,3 5,8 41,9
III 0,110 0,025 0,145 39,4 8,8 51,8
IV 0,055 0,037 0,107 27,8 18,6 53,6

 Penentuan Garis Dasi

V L1 (lapisan atas) = 3 mL
V L2 (lapisan bawah) = 2,5 mL
Massa jenis air = 0,994 gr/mL
Massa Jenis kloroform = 1,47 gr/mL
Massa Jenis asam asetat = 1,05 gr/mL
Mr H2O = 18 gr/mol
Mr CHCl3 = 119,37 gr/mol
Mr CH3COOH = 60,05 gr/mol
V air = 2,5 mL
V CHCl3 = 2 mL
V CH3COOH = 1 mL

 Perhitungan Mol Total


massa aquades = ρ x V
= 0,994 gr/mL x 2,5 mL
= 2,485 gr
Massa air
mol air = Mr air
2,485gr
= 18 gr/mol

= 0,138 mol

massa CHCl3 = ρ x V
= 1,47 gr/mL x 2 mL
= 2,94 gr
Massa CHCl3
mol CHCl3 = Mr CHCl3
2,94 gr
= 119,37 gr/mol

= 0,025 mol

massa CH3COOH = ρ x V
= 1,05 gr/mL x 1 mL
= 1,05 gr
Massa CH3COOH
mol CH3COOH = Mr CH3COOH
1,05 gr
= 60,05 gr/mol

= 0,017 mol
Mol total = mol air + mol CHCl3 + mol CH3COOH
= 0,138 mol + 0,025 mol + 0,017 mol
= 0,18 mol

 Untuk L1 (lapisan atas)


Konsentrasi L1
VL1 x NL1 = VNaOH x NNaOH
3 mL x NL1 = 13,83 mL x 0,1 N
NL1 = 0,461 N
Konsentrasi asama asetat dalam molar (M)
N = M x valensi
M = N/valensi
M = 0,461N /1
M = 0,461 M
Mol asam asetat (L1)
n =MxV
= 0,461 M x 3 mL
= 1,383 mmol
= 1,383 x 10-3 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
% X asam asetat = x 100%
𝑚𝑜𝑙 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛

1,383 x 10−3 mol


= x 100%
0,18 mol

= 0,768%

 Untuk L2 (lapisan bawah)


Konsentrasi L2
VL2 x NL2 = VNaOH x NNaOH
2,5 mL x NL2 = 2,12 mL x 0,1 N
NL2 = 0,085 N
Konsentrasi asama asetat dalam molar (M)
N = M x valensi
M = N/valensi
M = 0,085/1
M = 0,085 M
Mol asam asetat (L2)
n =MxV
= 0,085 M x 2,5 mL
= 0,2125 mmol
= 0, 2125 x 10-3 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
% X asam asetat = x 100%
𝑚𝑜𝑙 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛

0,2125 x 10−3 mol


= x 100%
0,18 mol

= 0,118 %

 Pembahasan
Dalam percobaan ini dilakukan beberapa variasi komposisi pada volume aquades
dan kloroform sehingga volume asam asetat yang diperlukan ketika dilakukan titrasi
juga bervariasi. Hal ini bertujuan untuk memperoleh beberapa titik yang nantinya akan
dihubungkan sehingga dapat dibuat gambar diagram sistem terner air-kloroform-asam
asetat.
Langkah pertama yaitu menentukan massa jenis dari aquades, kloroform, dan
asam asetat glasial yang digunakan. Massa jenis kloroform dan asam asetat dicari dari
tabel pada botolnya karena kloroform dan asam asetat yang digunakan tanpa
diencerkan. Massa jenis kloroform adalah 1,47 kg/L atau 1,47 gram/mL dan massa
jenis asam asetat adalah 1,05 kg/L atau 1,05 gram/mL. Di sisi lain, massa jenis aquades
0,994 gram/mL.
Langkah kedua yaitu melakukan beberapa variasi komposisi aquades dan
kloroform pada 4 buah labu erlenmeyer. Variasi campuran yang digunakan antara lain :
(1) Tabung 1 yaitu 4 mL aquades dan 1 mL kloroform; (2) Tabung 2 yaitu 3 mL
aquades dan 1,5 mL kloroform; (3) Tabung 3 yaitu 2 mL aquades dan 2 mL kloroform;
(4) Tabung 4 yaitu 1 mL aquades dan 3 mL kloroform.
Masing-masing campuran dalam labu erlenmeyer tersebut (labu I, II, III, IV)
selanjutnya dititrasi dengan larutan asam asetat glasial sampai berubah menjadi bening.
Titrasi dihentikan ketika warna keruh pada campuran hilang dan diamati terbentuk
larutan bening tidak berwarna. Hilangnya kekeruhan ini dapat diasumsikan sebagai
suatu keadaan dimana campuran yang terbentuk sudah satu fasa dan diagram terner
merupakan titik awal terjadinya satu fasa. Volume asam asetat yang digunakan dalam
titrasi berturut-turut yaitu 7,4 mL, 7,6 mL, 8,3 mL, dan 6,1 mL.
Dengan perhitungan di atas, dapat dibuat table yang menggambarkan volume dan
massa larutan pada masing-masing kondisi pencampuran, yaitu dalam tabel berikut:
Tabel 1. Volume dan massa masing-masing larutan dalam campuran
Volume (mL) Massa (gram)
Tabung Asam Asam
Air Kloroform Air Kloroform
asetat asetat
I 4 1 7,4 3,976 1,47 7,77
II 3 1,5 7,6 2,982 2,205 7,98
III 2 2 8,3 1,988 2,94 8,715
IV 1 3 6,1 0,994 4,41 6,405

Dari data diatas, dapat digunakan dalam perhitungan persentase masing-masing


komponen dalam setiap labu erlemeyer. Dengan perhitungan di atas, dapat dibuat tabel
yang menggambarkan mol dan persen fraksi mol dari larutan pada masing-masing
kondisi pencampuran, yaitu dalam tabel berikut:
Tabel 2. Mol dan persen fraksi mol masing-masing larutan dalam campuran
Mol (mol) %X (%)
Tabung Asam Asam
Air Kloroform Air Kloroform
asetat asetat
I 0,221 0,012 0,129 60,9 3,4 35,7
II 0,166 0,018 0,133 52,3 5,8 41,9
III 0,110 0,025 0,145 39,4 8,8 51,8
IV 0,055 0,037 0,107 27,8 18,6 53,6

Dengan mengetahui persentase masing-masing komponen, maka dapat dibuat


sketsa diagram terner cair-cair pada masing-masing labu. Dengan menggabungkan
keempat titik dari masing-masing labu akan terbentuk kurva garis. Berikut merupakan
kurva dari percobaan yang telah dilakukan:
IV
III

II I

Gambar 3. Diagram sistem terner air-kloroform-asam asetat


Campuran antara air dengan kloroform merupakan campuran yang membentuk 2 fasa.
Penambahan asam asetat akan mengakibatkan terbentuknya campuran dengan 1 fasa. Ketika
campuran mulai berubah bening merupakan titik dimana terjadi perubahan fasa pada diagram
terner. Penggabungan titik-titik ini dengan garis akan membentuk kurva yang membatasi
sistem 2 fasa dengan sistem 1 fasa.
Garis dasi digunakan sebagai garis penentu komposisi sistem. Pada percobaan
dilakukan titrasi terhadap asam asetat yang telah terionisasi dengan menggunakan NaOH.
Asam asetat dapat terlarut dalam kloroform serta dalam air. Penentuan persen kadungan asam
asetat di dalam kloroform dan air dapat digunakan sekaligus untuk menentukan komposisi
komponen lainnya. Hasil percobaan didapatkan senyawa L1 (lapisan atas) yang merupakan
campuran antara aquades dan asam asetat memiliki volume 3 mL dan senyawa L2 (lapisan
bawah) yang merupakan campuran asam asetat dan klorofom memiliki volume 2,5 mL.
Penarikan garis dari komposisi asam asetat dalam kloroform dengan komposisi asam asetat
pada air, akan memotong kurva pada 2 titik. Pada percobaan ini, didapatkan data L1 dan L2
berturut-turut yaitu 0,768% dan 0,118 %. Garis dasi dapat dilihat pada gambar 4.
L1
L2

Gambar 4. Penarikan garis dasi.


VII. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Daerah pada diagram fase sistem terner air-kloroform-asam asetat akan terbagi
menjadi dua daerah, yaitu daerah satu fasa dan daerah dua fasa. Adapun gambar
diagramnya adalah sebagai berikut:
2. Garis dasi (tie line) pada sistem terner air-kloroform-asam asetat (L1  L2) ditentukan
melalui pengukuran persentase asam asetat pada lapisan satu (L1) yaitu 0,768% dan
lapisan dua (L2) yaitu 0,118 %. Persentase L1 dihubungkan dengan persentase L2
sehingga diperoleh suatu garis dasi. Adapun gambar diagramnya adalah sebagai
berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Oktaviana, Dian. 2012. Campuran Tiga Komponen (Diagram Biner). Diakses tanggal
04 November 2019 dari http://www.scrib.com.
Retug, Nyoman dan Dewa Sastrawidana. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Fisika.
Singaraja: IKIP N Singaraja.
Suardana, I Nyoman, Nyoman Retug, dan I Wayan Subagia. 2002. Buku Ajar Kimia
Fisika II. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Wiratini, Ni Made & Nyoman Retug. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Fisika.
Singaraja: Undiksha
Lampiran 1.

Gambar 1. Penimbangan massa aquades Gambar 2. Proses titrasi

Gambar 4. Menunggu pemisahan larutan L1


Gambar 3. Hasil titrasi dari 4 labu erlemeyer
dan L2

Gambar 5. Proses pemisahan larutan L1 dan


Gambar 6. Hasil titrasi larutan L1 dan L2
L2

Anda mungkin juga menyukai