Anda di halaman 1dari 29

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Untuk menciptakan bangsa yang memiliki kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat dibutuhkan kerja sama masyarakat dalam

menciptakan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan di

Indonesia berfungsi untukmeningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan masyarakat untuk hidupsehat sehingga setiap orang dapat

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Pembangunan kesehatan di

Indonesia masih perlu pembenahan yangterkonsentrasi guna mewujudkan

pembangunan kesehatan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap

tingkat kesehatan masyarakat Indonesia yang optimal1.

Di sini, peran masyarakat dan perangkat-perangkat kesehatan

memiliki peran yang sangat penting, salah satu perangkat kesehatan tersebu

t adalahPuskesmas. Puskesmas merupakan sebuah institusi pelayanan

kesehatan yang berbasiskan masyarakat yang ikut berperan sebagai

perangkat pembangunan kesehatan milik pemerintah1.

Upaya kesehatan puskesmas meliputi upayakesehatan wajib dan upaya

kesehatan pengembangan.
Di sini, puskesmasdifungsikan sebagai ujung tombak penentu kinerja

Kabupaten atau kota untukmewujudkan masyarakat yang sehat di wilayah

kerjanya karena Puskermasmerupakan sarana pelayanan kesehatan dasar

yang paling dekat denganmasyarakat. Puskesmas juga merupakan ujung

tombak penyelenggaraan UKMmaupun UKP di srata pertama pelayanan

kesehatan, dan merupakan UnitPelaksana Teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian

tugas pembangunan kesehatan di Kabupaten atau Kota.

Di dalam pembangunan kesehatan, Indonesia memiliki masalah

kesehatanyang cukup kompleks, dibuktikan dengan meningkatnya kasus

penyakit menular, banyaknya jumlah kematian yang terjadi,

serta meningkatnya penyakit yang dapatdicegah dengan imunisasi, didukung

dengan perolehan Indonesia dengan peringkat 4 sedunia untuk

kasus tuberculosis, selain itu Indonesia juga memperoleh peringkat 1 untuk

penularan HIV tercepat.

Hal ini merupakanmasalah kesehatan yang sangat membutuhkan

perhatian dan pembenahan. Namun dalam pembenahan dan pembangunan

kesehatan tidaklah mudah karena dipersulitdengan adanya keterbatasan

sumber daya manusia baik dalam aspek kualitasmaupun kuantitas.

Dengan adanya Puskesmas sebagai upaya keperawatan kesehatan

masyarakat yang terdiri dari upaya wajib dan upaya pengembangan ,


diharapkan pemberian pelayanan kesehatannya dapat mencegah dan

memberantas penyakit menular melalui upaya wajibnya yaitu P2M1.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan Puskemas?

1.2.2. Apa saja macam-macam dan penularan penyakit menular?

1.2.3. Apa itu program pemberantasan penyakit menular yang ada pada

Puskesmas beserta ruang lingkup dan kegiatan pokoknya?

1.2.4. Bagaimana implementasi program pemberantasan penyakit menular

pada puskesmas?

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui definisi Puskesmas.

1.3.2. Untuk mengetahui macam-macam dan penularan penyakit menular

1.3.3. Untuk mengetahui program pemberantasan penyakit menular yang ada

pada Puskesmas beserta ruang lingkup dan kegiatan pokoknya.

1.3.4. Untuk mengetahui implementasi program p2m pada puskesmas


1.4. Manfaat

Agar pembaca dapat mengetahui pengertian puskesmas, macam-macam

penyakit menular beserta program pemberantasannya, ruang lingkup dan

kegiatan pokoknya. Serta dapat mengetahui implementasinya

terhadap pemberantasan penyakit menular sehingga pembaca mendapatkan

banyak informasi tentang p2m di Puskesmas.


BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Definisi Puskesmas

Definisi Puskesmas dalam KEPMENKES RI Nomor

279/MENKES/SK/IV/2006, Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas

kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskemas merupakan ujung

tombak penyelenggaraan UKM maupun UKPdi strata pertama pelayanan

kesehatan, dan merupakan unit Pelaksana TeknisDinas Kesehtana

Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakansebagian tugas

pembangunan kesehatan di Kabupaten/Kota2.

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas ini meliputi upaya

kesehatan wajib dan upayakesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib

terdiri dari Promosi kesehatan,Kesehatan lingkungan, KIA/KB, P2M, Gizi dan

Pengobatan2.

2.2. Macam-macam dan Penularan Penyakit Menular

2.2.1. Penularan langsung dari manusia ke manusia

Ini dapat terjadi karena tetesan-tetesan halus yang terhambur dari batuk,

berludah,atau bersin, misalnya tuberkulose ; bersentuh (persetubuhan),

misalnya pada penyakit kelamin.

3.2.2. Penularan tidak langsung


A. Dengan perantara benda atau barang yang kotor (ada kumannya), biasanya

air,makanan dan susu segar. Sebagai contoh adalah perjalanan najis ke

mulut.Manusia makan bahan makanan dan minum air yang telah dikotori

dengan kuman penyebab penyakit. Penyakit-penyakit yang ditularkan dengan

cara ini antara lainialah kolera dan disentri.

B. Dengan perantara serangga atau gigitan binatang. Orang digigit serangga

atau binatang yang membawa kuman penyakit dalam saluran pencernaannya

ataudalam ludahnya. Sebagai contoh: Malaria, Filariasis, Dengue demam

berdarah danRabies

2.2.3. Jika diketahui cara bagaimana penyakit itu menular, maka dapat

dijalankanusaha-usaha yang jitu untuk menghilangkan sumber infeksi, dan

memutuskanrantai penularan penyakit. Dengan demikian Puskesmas dapat

banyak sekalimengurangi kejadian (incidence) penyakit menular. Didalam

pembatasan penyakitsering dipakai istilah wabah dan kejadian luar biasa

(KLB) yang artinya sebagai berikut :

A.Wabah

Wabah adalah suatu peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang telah

meluassecara cepat baik jumlah kasus maupun luas daerah terjangkit.

B. Kejadian Luar Biasa

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah Timbulnya suatu kejadian

kesakitan/kematiandan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian

yang bermakna secaraepidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun

waktu tertentu.Kriteria KLB (kriteria kerja) antara lain:


1) Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal

disuatu daerah

2) Adanya peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang dua kali atau

lebihdibandingkan dengan jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada

kurunwaktu sebelumnya (jam, hari, minggu) tergantung dari jenis

penyakitnya.

3) Adanya peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 kurun

waktu(jam, hari, minggu) berturut-turut menurut jenis penyakitnya

4) Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikkan dua kali

lipatatau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam

tahunsebelumnya

5) Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua

kalilipat atau lebih dibanding dengan angka rata-rata perbulan dari

tahunsebelumnya

6) Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu

tertentumenunjukkan kenaikan 50% atau lebih, dibanding dengan CFR dari

periodesebelumnya4

7) Proposional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu

menunjukkankenaikan dua kali atau lebih periode yang sama dalam kurun

waktu/tahunsebelumnya.

8) Beberapa penyakit khusus: kolera, DBD/DSS: Setiap peningkatan kasus

dari periode sebelumnya (pada daerah endemis), terdapat satu atau lebih pender
ita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan

bebas dari penyakit yang bersangkutan.

C.Penyakit-penyakit menular yang dilaporkan

Penyakit-penyakit menular yang dilaporkan adalah penyakit-penyakit

yangmemerlukan kewaspadaan ketat yaitu penyakit-penyakit wabah atau

yang berpotensi wabah/atau yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa

(KLB)Penyakit-penyakit menular dikelompokkan sebagai berikut:

1) Penyakit karantina atau penyakit wabah penting: Kholera Poliomylitis,

Pes,Difteri.

2) Penyakit potensial wabah/KLB yang menjalar dalam waktu cepat

ataumempunyai mortalitas tinggi, dan memerlukan tindakan segera: DHF,

Campak,Rabies, Diare, Pertusis.

3) Penyakit potensial wabah/KLB lainnya dan beberapa penyakit penting:

Malaria,Hepatitis, Enchephalitis, Frambosia, Typhus Abdominalis,Tetanus,

Influenza,Meningitis, Tetanus Neonatorum, Antrax, Keracunan.

4) Penyakit-penyakit menular yang tidak berpotensi wabah, tetapi

diprogramkan,di tingkat kecamatan dilaporkan secara bulanan melalui RR

terpadu Puskesmaske kabupaten, dan seterusnya. Penyakit-penyakit tersebut

meliputi: Cacing,Lepra, Tuberculosa, Syphilis, Gonorhoea dan filariasis, dan

lain-lain.Dari penyakit-penyakit diatas, pada keadaan tidak ada wabah secara

rutin hanyayang termasuk kelompok 1 dan kelompok 2 yang perlu dilaporkan


secaramingguan, sementaara bagi penyakit kelompok 3 dan 4 secara rutin

dilaporkan bulanan3.

2.3. Program Pemberantasan Penyakit Menular di Puskesmas

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular merupakan program

pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular

penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll). Tujuan dari program

P2M iniyaitu untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan

akibat penyakit menular.

Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalahMalaria,

demam berdarah dengue, diare, polio, filaria, kusta tuberkulosis paru,HIV/AIDS,

pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah denganimunisasi. Uraian

tugas umum untuk koordinator unit pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular yaitu menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit p2m,

mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan diunitnya, dan kut serta aktif

mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatankasus penyakit menular serta

menindaklanjuti terjadinya KLB.

Banyak sekaliupaya yang dilakukan oleh puskesmas untuk memberantas

penyakit menular,setelah puskemas bekerja, kinerja p2m puskesmas langsung

dilaporkan kepadakepala dinas kesehatan daerah tingkat II.


2.3.1. Ruang Lingkup Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

A.Surveilans epidemiologi

B.Imunisasi

C.TBC

D.Malaria

E.Kusta

F.DBD

G.PenanggulanganKLB

H.ISPA/Pnemonia

I.Filariasis

J.AFP

K.Diare

L.Rabies/Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR)

M.Kesehatan Matra (Haji dan P. Bencana)

N.Frambusia

O.Leptospirosis

P.HIV/AIDS
Q. Penyakit tidak menular (DM, hipertensi, dll).

2.3.2. Kegiatan Pokok P2M

Secara umum, untuk pemberantasan penyakit menular, puskesmas

memilikitugas-tugas yang terbagi dalam lima hal. Terdapat banyak sekali macam

penyakitmenular, berikut ini jenis penyakit menular yang bersumber data dari

puskesmas berdasarkan KEPMENKES RI NOMOR 1479/MENKES/SK/X/2003

tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi.

Penyakit Menular danPenyakit Tidak Menular Terpadu :

No penyakit No Penyakit

1 Kolera 13 Malaria klinis

2 Diare 14 Malaria vivax

3 Diare berdarah 15 Malaria falsifarum

4 Tifus perut klinis 16 Malaria mix

5 TBC paru BTA (+) 17 DBD

6 Tersangka TBC paru 18 Pneumonia

7 Kusta PB 19 Sifilis

8 Kusta MB 20 Gonorhea

9 Campak 21 Frambusia

10 Difteri 22 Filariasis

11 Batuk rejan 23 Influenzha


12 Tetanus

Kegiatan pokok pemberantasan penyakit menular oleh puskesmas terdiri

dari pencegahan dan penanggulangan faktor risiko, peningkatan imunisasi

, penemuandan tatalaksana penderita, Peningkatan surveilens epidemiologi

dan penanggulangan wabah, serta Peningkatan komunikasi, informasi dan

edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit3.

A.Pencegahan dan Penanggulangan

Faktor Risiko Selain pasien yang telah terinfeksi penyakit menular,

masyarakat yang memilikirisiko tinggi juga perlu diperhatikan, karena masyarakat

yang memiliki risikotinggi bisa memiliki risiko kapan saja terkena penyakit

menular. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko terdiri atas:

1) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-

undangan, dan kebijakan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko

dandiseminasinya

2) Menyiapkan materi dan menyusun rencana kebutuhan untuk pencegahan

dan penanggulangan faktor resiko

3) Menyediakan kebutuhan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko

sebagaistimulam

4) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman

pencegahan dan penanggulangan faktor risiko


5) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk

melakukan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko

6) Melakukan bimbingan, pemantauan dan evaluasi kegiatan pencegahan dan

penanggulangan faktor risiko

7) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi

dankonsultasi teknis pencegahan dan penanggulangan faktor risiko

8) Melakukan kajian program pencegahan dan penanggulangan faktor risiko

9) Membina dan mengembangkan UPT dalam pencegahn dan penanggulangan

faktor risiko.

10) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan

pencegahan dan pemberantasan penyakit.

B.Peningkatan imunisasi

Imunisasi sangat penting untuk mencegah dan melindungi seseorang

terjangkit penyakit menular, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh puskesms

dalam hal peningkatan imunisasi yaitu:

1) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-

undangan, dan kebijakan peningkatan imunisasi, dan diseminasinya

2) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan

peningkatanimunisasi

3) Menyediakan kebutuhan peningkatan imunisasi sebagai stimulan

yangditujukan terutama untuk masyarakat miskin dan kawasan khusus

sesuaidengan skala prioritas


4) Menyiapkan materi dan menyusun rancagan juklak juklak/ juknis protap

program imunisasi

5) Menyiapkan dan mendistribusikan sarana dan prasarana imunisasi

6) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk

melaksanakan program imunisasi

7) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan imunisasi

8) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi

dankonsultasi teknis peningkatan imunisasi

9) Melakukan kajian upaya peningkatan imunisasi

10) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan imunisasi

11) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan imunisasi

C.Penemuan dan tatalaksana penderita

Selain kunjungan penderita ke puskesmas, puskesmas harus berperan aktif

dalam penemuan dan kunjungan terhadap penderita. Penemuan dan tatalaksana

penderitaterdiri atas upaya bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan

penemuan dantatalaksana penderita, serta meningkatkan kemampuan tenaga

pengendalian penyakit untuk melaksanakan program penemuan dan

tatalaksana penderita.

Didalam upaya penemuan dan tatalaksana penderita dibutuhkan kerjasama

antaramasyarakat dan puskesmas untuk saling bekerjasama sehingga

dapatmemabangun status kesehatan pada masyarakat yang optimal dengan

pemberantasan penyakit menular , sebagai contoh seperti kasus TBC yang

membutuhkan peran penting puskesmas.


Apabila pasien berhenti dalam masa pengobatan akibat halangan tertentu

atau lalainya pasien dalam kunjungan ke puskesmas untuk kontrol,

maka puskesmas harus aktif mengunjungi rumah penderita, sebab apabila

pasien tersebut berhenti minum obat, maka upaya pemberantasan TBC

dikatakan gagal dan pasien harus mengulang tahap pengobatan mulai dari awal.

serta apabila pasien terus-terusan memberhentikan pengobatan di tengah-

tangah masa pengobatan, maka akan terjadi resistensi danhal ini dapat

menyebabkan kemungkinan penyebaran penyakit semakin besar.Itulah sebabnya,

puskesmas terdekat harus mengunjungi rumah pasien agar dapat menjangkau

pasien dan menyukseskan upaya p2m4.

Kegiatan pokok dalam upaya ini yaitu:

1) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan

dan perundangundangan, dan kebijakan penemuan dan tatalaksana penderita

dandiseminasinya

2) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan penemuan

dantatalaksana penderita

3) Menyediakan kebutuhan penemuan dan tatalaksana penderita sebagaistimulan

4) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman program

penemuan dan tatalaksana penderita

5) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untukmelaksanakan

program penemuan dan tatalaksana penderita

6) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan penemuan

dantatalaksana penderita
7) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasidan

konsultasi teknis penemuan dan tatalaksana penderita

8) Melakukan kajian upaya penemuan dan tatalaksana penderita

9) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya penemuan dantatalaksana

penderita

10) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan penemuan

dan tatalaksana penderita.

D. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah

Surveilans epidemilogi penyakit menular juga merupakan salah satu

upaya pemberantasan penyakit menular yang penting, karena dengan surveilansep

idemiologi penyakit menular, puskesmas dapat mengetahui penyebaran dan

hubungannya dengan faktor risiko, surveilans epidemiologi ini dapat mendukung

pemberantasan penyakit menular dari data yang didapat oleh puskesmas itu

sendiri. Kegiatan pokok:

1) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-

undangan, dan kebijakan peningkatan surveilans epidemiologi

dan penanggulangan KLB/wabah dan diseminasinya

2) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan

peningkatansurveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah

3) Menyediakan kebutuhan peningkatan surveilans epidemiologi

dan penanggulangan KLB/wabah sebagai stimulan

4)Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman program

surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah


5) Meningkatkan sistem kewaspadaan dini dan menanggulangi

KLB/Wabah,termasuk dampak bencana

6) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untukmelaksanakan

program surveilans epidemiologi dan penanggulanganKLB/wabah

7) Melakukan bimbingan,pemantauan, dan evaluasi kegiatan surveilan

sepidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah

8) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasidan

konsultasi teknis peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan

KLB/wabah

9) Melakukan kajian upaya peningkatan surveilans epidemiologi

dan penanggulangan KLB/wabah

10) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan

surveilansepidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah

11) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional

pelaksanaansurveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah

Surveilans merupakan kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus

terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang

mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-

masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan

secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan

dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program.


Jadi,surveilans epidemiologi penyakit menular merupakan kegiatan analisis

secarasistematis dan terus-menerus terhadao penyakit menular yang terjadi di

suatuwilayah tertentu agar dapat melakukan tindakan penanggulangaan

penyakitmenular secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data,

pengolahandan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara

program kesehatan.

Tujuan surveilans epidemiologi penyakit menular yaitu:

1) Terkumpulnya data kesakitan, data laboratorium dan data

KLB penyakit menular di Puskesmas sebagai sumber data Surveilans Terp

aduPenyakit Menular.

2) Terdistribusikannya data kesakitan, data laboratorium serta data

KLB penyakit menular kepada unit surveilans Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota,unit surveilans Dinas Kesehatan Propinsi dan unit

surveilans DirektoratJenderal Pemberantasan Penyakit Menular

3) Terlaksananya pengolahan dan penyajian data penyakit menular

dalam bentuk tabel, grafik, peta dan analisis epidemiologi lebih lanjut oleh

Unitsurveilans Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan

Propinsi danDitjen PPM &PL Depkes

4) Terdistribusinya hasil pengolahan dan penyajian data penyakit

menular beserta hasil analisis epidemiologi lebih lanjut dan rekomendasi k

epada program terkait di Puskesmas, Kabupaten/Kota, Propinsi, Nasional,

pusat- pusat riset, pusat-pusat kajian dan perguruan tinggi serta sektor

terkaitlainnya.
Di dalam KEPMENKES RI NOMOR 1479/MENKES/SK/X/2003

tentangPedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit

Menular danPenyakit Tidak Menular Terpadu, dinyatakan bahwa prioritas

surveilans penyakityang perlu dikembangkan adalah penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi, penyakit yang potensial menimbulkan wabah atau

kejadian luar biasa, penyakit menular dan keracunan, demam berdarah dan

demam berdarah dengue, malaria, penyakit-penyakit zoonosis antara

lain antraks, rabies, leptospirosis, filariasisserta tuberkulosis, diare, tipus perut,

kecacingan dan penyakit perut lainnya, kusta,frambusia, penyakit HIV/AIDS,

penyakit menular seksual, pneumonia, termasuk penyakit pneumonia akut berat (

severe acute respiratory syndrome),hipertensi,stroke dan penyakit jantung

koroner, diabetes mellitus, neoplasma, penyakit paruobstuksi menahun, gangguan

mental dan gangguan kesehatan akibat kecelakaan.

Salah satu ruang lingkup penyelenggaran surveilans terpadu penyakit

yaitusurveilans terpadu penyakit bersumber data Puskesmas, jenis penyakit

menularyang termasuk di dalam surveilans terpadu penyakit berbasis puskesmas

meliputikolera, tifus perut klinis, TBC paru BTA (+), tersangka TBC paru, kusta

PB Kusta MB, campak, difteri, batuk rejan, tetanus, hepatitis klinis, malaria

klinis,malaria vivax, malaria falsifarum, malaria mix, demam berdarah

dengue, pneumonia, sifilis, gonorrhoe, frambusia, filariasis, dan influenza5.

Data-datasurveilans terpadu penyakit didapatkan dari data harian

pelayanan yang disusundalam sistem perekaman data puskesmas. Masing-masing

unit surveilans diPuskemas memiliki peran khusus dalam penyelenggaraan


Surveilans TerpaduPenyakit Peran tersebut diformulasikan sebagai kegiatan

teknis surveilans yangsaling mempengaruhi kinerja antara yang satu dengan unit

surveilans yang laindalam jejaring surveilans. Peran puskesmas dalam STP

penyakit menular yaitu:

1) Pengumpulan dan pengolahan dataUnit surveilans puskesmas Unit

surveilans Puskesmas mengumpulkan danmengolah data STP

Puskesmas harian bersumber dari register rawat jalan &register rawat

inap di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, tidaktermasuk data dari

unit pelayanan bukan puskesmas dan kader kesehatan.Pengumpulan

dan pengolahan data tersebut dimanfaatkan untuk bahananalisis dan

rekomendasi tindak lanjut serta distribusi data.

2) Analisis serta Rekomendasi Tindak LanjutUnit surveilans Puskesmas

melaksanakan analisis bulanan terhadap penyakit potensial KLB di

daerahnya dalam bentuk tabel menurut desa/kelurahan dangrafik

kecenderungan penyakit mingguan, kemudian menginformasikan

hasilnya kepada Kepala Puskesmas, sebagai pelaksanaan

pemantauanwilayah setempat (PWS) atau sistem kewaspadaan dini

penyakit potensialKLB di Puskesmas. Apabila ditemukan adanya

kecenderungan peningkatan jumlah penderita penyakit potensial KLB

tertentu. maka Kepala Puskesmas melakukan penyelidikan

epidemiologi dan menginformasikan ke DinasKesehatan

Kabupaten/Kota. surveilans Puskesmas melaksanakananalisis tahunan

perkembangan penyakit dan menghubungkannya denganfaktor risiko,


perubahan lingkungan, serta perencanaan dan

keberhasilan program. Puskesmas memanfaatkan hasilnya sebagai bah

an profil tahunan, bahan perencanaan Puskesmas, informasi program d

an sektor terkait sertaDinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

3) Umpan Balik.

Unit surveilans Puskesmas mengirim umpan balik bulanan absensi

laporandan permintaan perbaikan data ke Puskesmas Pembantu di

daerah kerjanya.

4) Laporan

Setiap minggu, Puskesmas mengirim data PWS penyakit potensial

KLB keDinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Setiap bulan, puskesmas

mengirim dataSTP Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

dengan jenis penyakitdan variabelnya.E.

E. Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Pencegahan dan

Pemberantasan Penyakit

Setelah upaya-upaya yang telah dijelaskan di atas tadi, Puskesmas juga

memiliki upaya untuk meningkatkan komunikasi, informasi, dan Edukasi untuk

Mencegah dan pemberantasan penyakit menular di suatu wilayah kerjanya. Upaya

ini bisa dilakukan dengan pengembangan media promosi kesehatan dan

teknologikomunikasi, informasi dan edukasi (KIE); pengembangan upaya

kesehatan bersumber masyarakat, (seperti pos pelayanan terpadu, pondok bersalin

desa,usaha kesehatan sekolah dan generasi muda, Saka Bhakti Husada;

serta peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.


Media promosi kesehatan terhadap masyarakat perlu ditingkatkan

terutama promosi tentang penyakitmenular, cara penularan dan cara pencegahan

agar masyarakat bisa mengertisecara luas apa saja penyakit menular itu,

bagaimana cara mencegahnya dan bagaimana cara mengobatinya.

Selain itu puskesmas juga bertugas untuk mengajak masyarakat berperan

aktif dalam pengembangan upaya kesehatanmisalnya pos pelayanan terpadu dan

usaha kesehatan lain. Selain promosikesehatan, komunikasi dan informasi seputar

penyakit menular untuk masyarakat juga merupakan upaya puskesmas

dalam pemberantasan penyakit menular.Informasi yang diberikan terhadap

puskesmas seperti penyuluhan harus dibuatsemenarik mungkin agar masyarakat

tertarik terhadap acara yang diadakan.

Semisal, penyuluhan HIV/AIDS pada siswa SMP/SMA untuk pencegahan

penyakit menular seksual pada kalangan muda yang sekarang sedang marakterjadi

. Banyak siswa SMP yang masih belum mengerti apa itu penyakit HIV/AIDS dan

bagaimana cara penularannya sehingga di Indonesia penyebaran

HIV/AIDS sangatlah cepat.

Selain pemberian informasi, pembentukan karakter dan moral terhadap

kalangan muda juga sangat penting untuk membentuk moraldan karakter yang

baik sebagai dasar pembentukan negara untuk berkembang.

Meskipun moral merupakan faktor tidak langsung terhadap penyebaran

penyakitmenular terutama penyakit menular melalui hubungan seksual,

namun pembentukan moral sangat penting diberikan kepada generasi muda

untuk tujuan pencegahan penularan penyakit menular hubungan seksual.


Selain itu, pembentukan moral dan karakter bisa mendukung pembanguna

n negara yang berimbas kepada tingkat dan status kesehatan bangsa.Upaya selain

promosi yaitu pemberdayaan masyarakat melalui pos kesehatan pada puskesmas y

ang bersumberdayakan masyarakat.

Pos kesehatan ini tetap dikelola oleh puskesmas meskipun yang

melaksanakan orang-orang yang ingin berpartisipasi di dalamnya dengan

dibimbing oleh dokter atau bidan setempat. Dengan adanya pos kesehatanyang

bersumberdayakan masyarakat, maka secara otomatis pengetahuanmasyakarakat

akan bertambah.

Kegiatan pokok dari peningkatan komunikasi,informasi dan edukasi (KIE)

pencegahan dan pemberantasan penyakit yaitu:

1. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan

perundang-undangan, dan kebijakan peningkatan komunikasi

informasi dan edukasi(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit

dan diseminasinya

2. Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan

peningkatankomunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan

pemberantasan penyakit

3. Menyediakan kebutuhan peningkatan komunikasi informasi dan

edukasi(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit sebagai

stimulan
4. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan

juklak/juknis/pedoman program komunikasi informasi dan edukasi (KI

E) pencegahan dan pemberantasan penyakit

5. Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit

untukmelaksanakan program komunikasi informasi dan edukasi

(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit

6. Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan

komunikasiinformasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan

pemberantasan penyakit

7. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja

informasidan konsultasi teknis peningkatan komunikasi informasi dan

edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit

8. Melakukan kajian upaya peningkatan komunikasi informasi dan

edukasi(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit

9. Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan

komunikasiinformasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan

pemberantasan penyakit

10. Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional

pelaksanaankomunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan

pemberantasan penyakit.

3.4. Implementasi Pemberantasan Penyakit Menular Pada Puskesmas

3.4.1 Demam berdarah(dengue haemorrhagic fever=DHF)


suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengan dan ditularkan

melaluinyamuk aedes aegepti,terutama menyerang anak-anak dan dapat

menyebabkan kematian

A. Tanda tanda dan gejala:

1. Hari ke1: timbul panas mendadak(suhu badan 38-40),badan lemah dan

lesu

2. Hari ke2: petechie pada kulit,muka,lengan,paha

3. Kadang terjadi perdarahan hidung

4. Hari ke4-7 Bila keadaan parah penderita gelisah,keringat

banyak,ujungujung kaki dan tangan dingin

5. Trombocytopenia (100.000/mm atau kurang)

B. Tujuan: mengusahakan penurunan angka kematian dan insidensi

demam berdarah serendah mungkin

C. Kegiatan:

1. Pengamatan Epidemiologi dan tindakan pemberantasan

2. Surveilance epidemilogi

3. Surveilance vektor

4. Pemberantasan vektor

5. Pertolongan terhadap penderita

6. Penyuluhan dan pengarahn masyarakat untuk PSN

7. Pelaporan penderita dan pelaporan kegiatan

2.4.2 TB paru
Penyakit menular yang bersifat menahun oleh kuman

Mycobacteriumtubercolosis,penyakit ini menyerang paru paru

.A. Ciri khas:

1. Biasanya ditemukan melalui pemeriksaan tubekculine test (hal yang

penting bagi anak dibawah 5 tahun) dan dengan sinar tembusan X

2. Tingkat lanjut ditemukan mycobacterium dalam dahak,gejala klinis:

batuk,terkadang darah dalam dahak, demam, BB menurun

3. Mengganas pada bayi dan anak kecil

B. Tujuan: mengurangi kesakitan tuberculosis paru serendah mungkin

danmencegah penyebaran penyakit dengan BTA positif

C. Kegiatan:

1. Pengamatan epidemiologi dan tindakan pemberantasan

2. Penderita TB paru yang ditemukan baik pada kunjungan dalam gedung

maupun luar gedung puskesmas harus dicatat dan dilaporkan

3. Penderita tersangka TB paru yang berumur 15 tahun ke atas harus

diperiksa dahaknya sebanyak tiga kali berturut- turutal

4. Bila dalam dahaknya ditemukan BTA, berikan penjelasan

tentang pengobatan yang harus dijalani.

5. Penyuluhan kesehatan

6. Vaksinasi B.C.G dengan sasaran

- Anak anak:3-14 tahun

- Anak anak:6-7 tahun(usia masuk sekolah)

- Anak anak: 13- 14 tahun (usia keluar SD)


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan strata pertama yang memiliki

upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Di dalam

upaya kesehatan wajib, terdapat upaya pemberantasan dan pencegahan

penyakit menular yang biasa disingkat P2M. Di dalam pelaksanaan upaya-

upaya pokok pemberantasan dan pencegahan penyakit menular yang

dilaksanakan oleh puskemas ini, banyaksekali rangkaian kegiatan

yang telah dispesialisasikan menurut penyakitnya.Rangkaian kegiatan

tersebut merupakan pengembangan upaya kegiatan-kegiatanyang berada

dalam upaya pokok p2m. Dalam implementasi pelaksanaan upaya-upaya

tersebut, kerjasama antara masyarakat dan puskesmas sangatlah

dibutuhkanuntuk bersama-sama membangun kesehatan bangsa Indonesia

agar teraihnyastatus kesehatan yang optimal

.3.2. Saran Makalah ini sungguh tidak luput dari ketidak sempurnaan, maka

saran yang diberikan oleh penulis ialah:


3.2.1. Penguraian yang lebih rinci tentang puskesmas serta upaya kesehatan

wajibdan upaya kesehatan pengembangannya

3.2.2. Penguraian yang lebih rinci tentang implementasi p2m terhadap penyakit-

penyakit menular yang lain19

DAFTAR PUSTAKA
1. Menkes, 2006 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor279/MENKES/SK/IV/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan

Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas,

2. JakartaMenkes, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat

Kesehatan MasyarakatMenteri Kesehatan Republik Indonesia,

3. JakartaMENKES, 2003, Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor1479/MENKES/SK/X/2003 Tentang

Pedoman Penyelenggaraan SurveilansEpidemiologi Penyakit Menular dan

Penyakit Tidak Menular Terpadu,

4. JakartaJaya, AD, P2M, viewed 10 november

2013,<http://www.scribd.com/doc/165526531/P2M>Dinas Kesehatan,

viewed 10 november
2013,<http://kalbarprov.go.id/file/dokumen/profil/RPJMD_msopddinkes.p

df>

Anda mungkin juga menyukai