DISUSUN OLEH:
AINA MARDHIYAH
TANIA SUCCI DWI APRILIANI
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ULUM
TAMBAKBERAS JOMBANG
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak
terimakasih dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikiranya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menanmbah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
KELOMPOK 1
2
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 4
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................. 5
2.1 Konsep Dasar Dan Tujuan Pengarahan ...................................................... 5
2.2 Kegiatan Manajer Keperawatan dan Fungsi Pengarahan ............................ 7
2.3 Indikator Pengarahan yang Baik ................................................................ 8
2.4 Delegasi dan Supervisi Ruangan ................................................................ 11
2.5 Praktik Pengarahan (delegasi dan supervisi) Kepala Ruangan Sesuai 28
Standart Akreditasi ............................................................................................
BAB 3 PENUTUP .......................................................................................... 29
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 29
DAFTA PUSTAKA ........................................................................................ 30
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
yang telah ditetapkan, atau bahkan karyawan kurang bisa menghargai peran
dan fungsi pimpinan.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
Demikian juga proses manajemen baru terlaksana setelah fungsi pengarahan
diterapkan.
7
2.2 Kegiatan manajer keperawatan pada fungsi pengarahan
1. Kegiatan Pengarahan:
Implementasi dari fungsi pengarahan atau koordinasi dalam MPKP,
Menurut (keliat, 2006) :
1. Kegiatan operan
2. Pre conference
3. Post conference
4. Iklim motivasi
5. Supervisi
6. Delegasi
8
3) Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
4) Mengambil tindakan korektif
9
mampu mendengar dengan penuh perhatian, emosi tidak stabil dan
kepribadian yang kurang matang.
10
yang dianggap penting bagi dirinya dan yang lain diberikan saja tidak
dibaca.
2.4.1 Supervisi
1. Pengertian
Supervisi berasal dari kata super (bahasa Latin yang berarti diatas) dan videre
(bahasa Latin yang berarti melihat). Bila dilihat dari asal kata aslinya, supervisi
berarti "melihat dari atas". Pengertian supervisi secara umum adalah melakukan
pengamatan secara langsung dan berkala oleh "atasan" terhadap pekerjaan yang
dilakukan "bawahan" untuk kemudian bila ditemukan masalah, segera diberikan
bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya.
11
Supervisi adalah suatu aktivitas pengawasan yang biasa dilakukan untuk
memastikan bahwa suatu proses pekerjaan dilakukan sesuai dengan yang seharusnya.
Dalam aktivitas supervisi ini pihak yang melakukan supervisi disebut supervisi.
Seorang supervisor dituntut untuk dapat menguasai paling tidak dua hal penting agar
proses supervisi menjadi bernilai tambah, yaitu kemampuan teknis sesuai proses
pekerjaan yang ditangani dan kemampuan manajemen (Simamora,2012).
2. Tujuan Supervisi.
12
Menurut (Keliat Anna,2006), tujuan pelaksanaan supervisi adalah:
a Tujuan Umum
Memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada perawat dan staf agar
personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya. Keperawatan alam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses pelayanan asuhan
b. Tujuan khusus
3. Manfaat Supervisi.
13
Apabila kedua pemeringkatan ini dapat diwujudkan sama artinya dengan telah
tercapainya tujuan suatu organisasi. Sesungguhnya tujuan Pokok dari supervisi ialah
menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan
tepat dalam arti lebih efektif dan efisien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan
organisasi dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bahtiar,2009).
4. Fungsi Supervisi
5. Penerapan Supervisi.
14
2. Kepala ruang melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat
Pelaksana
1. Pelaksanaan
2 Sasaran
Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahan, serta bawahan yang melakukan pekerjaan. Jika supervisi mempunyai
sasaran berupa pekerjaan yang dilakukan maka disebut supervisi langsung
15
sedangkan jika sasaran berupa bawahan yang melakukan pekerjaan yang disebut
supervisi tidak langsung.
3. Frekuensi
4. Tujuan
16
5. Teknik
2. Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat supervisi harus edukatif
dan suportif, bukan otoriter.
3. Supervisi harus dilakukan secara teratur dan berkala. Supervisi yang hanya
dilakukan sekali, bukan supervisi yang baik.
5. Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan harus sesuai dengan
kebutuhan masing-masing bawahan secara individu.
17
6. Penerapan strategi dan tata cara yang sama untuk semua kategori bawahan,
bukan merupakan supervisi yang baik harus dilaksanakan secara fleksibel dan
selalu disesuaikan dengan perkembangan.
8.Pelaksana Supervisi.
4. Pelaksana supervisi harus memiliki sifat edukatif dan suportif, bukan otoriter,
5. Pelaksana supervisi harus mempunyai waktu yang cukup, sabar, dan selalu
berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku bawahan
yang disupervisi.
18
pelatihan yang bersifat khusus. Pelaksana supervisi yang baik membutuhkan bekal
yang banyak, termasuk bekal dalam melakukan komunikasi, motivasi, pengarahan,
bimbingan dan juga kepemimpinan
1. Kepala ruangan
Ruang perawatan dan unit pelayanan yang berada di bawah Unit Felaksara
Fungsional (UPF) mempunyai pengawas yang bertanggung jawab mengawasi
jalannya pelayanan keperawatan.
19
9. Sasaran Supervisi Keperawatan.
Setiap sasaran dan target dilaksanakan sesuai dengan pola yang disepakati
berdasarkan struktur dan hirarki tugas. Sasaran atau objek dari supervisi adalah
pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan, serta bawahan.Jangan melakukan
pekerjaan. Jika supervisi mempunyai sasaran berupa pekerjaan yang dilakukan,
maka disebut supervisi langsung, sedangkan jika sasaran berupa bawahan yang
melakukan pekerjaan disebut supervisi tidak langsung. Tujuan utamanya adalah
untuk meningkatkan kinerja pekerjaan Yang dilakukan oleh bawahan (Suarli dan
Bahtiar, 2009).
20
1. Pengamatan langsung
a) Sasaran pengamatan
b) Objektivitas pengamatan
c) Pendekatan pengamatan
2. Kerjasama
21
Untuk mengatasi masalah yang ditemukan, diperlukan kerjasama antara
pelaksana supervisi dan yang disupervisi. Kerjasama ini akan berhasil apabila
ada komunikasi yang baik antara pelaksana supervise dan yang disupervisi, serta
mereka yang disupervisi merasakan masalah yang dihadapi juga merupakan
masalah mereka sendiri (sense of belonging). Agar komunikasi yang baik dan
rasa memiliki ini dapat muncul, pelaksana supervisi dan yang disupervisi perlu
bekerjasama dalam penyelesaian masalah, sehingga prinsip-prinsip kerjasama
kelompok (team work) dapat diterapkan. Masalah, penyebab masalah, serta
upaya alternative penyelesaian masalah harus dibahas secara bersama-sama.
Kemudian, upaya penyelesaian masalah tersebut dilaksanakan secara bersama-
sama pula (Suarli & Bachtiar,2009).
3. Supervisi Keperawatan
22
analisis secara komprehensif bersama-sama dengan anggota perawat secara
efektif dan efisien. Melalui kegiatan supervise seharusnya kualitas dan mutu
pelayanan keperawatan menjadi fokus dan menjadi tujuan utama bukan malah
menyibukkan diri mencam atau penyimpangan (Arwani, 2006). Teknik supervisi
dibedakan menjadi dua, supervisi langsung dan tak langsung:
23
c) Supervisor menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat yang
disupervisi komponen pendokumentasian mulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kepada perawat yang
sedang menjalankan pencatatan dokumentasi asuhan keperawatan sesuai
form A dari Depkes.
24
Selain cara supervisi yang telah diuraikan, beberapa model supervise
dapat diterapkan dalam kegiatan supervisi antara lain (Suyanto, 2008):
a. Model Konvensional
b. Model ilmiah
c. Model klinis
d. Model artistik
25
pelaksana yang disupervisi. Dengan demikian akan tercipta hubungan saling
percaya sehingga hubungan antara perawat dan supervisor akan terbuka dan
mempermudah proses supervisi.
2.4.2 Pendelegasian
A. Pengertian
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. pelimpahan
tugas dan wewenang. Pendelegasian dilakukan secara berjenjang dari Karu
kepada Katim dan Katim kepada perawat.
B. Jenis pendelegasian
C. Mekanisme pendelegasian
D. Prinsip pendelegasian
2) Tugas terurai dengan jelas: apa yang harus dilakukan oleh penerima delegasi
tergambar secara rinci dalam catatan pendelegasian.
26
2) yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang berkompeten dan
setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnya.
3) Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara rinci, baik verbal
maupun tulis.
1) Bila kepala ruangan berhalangan hadir kepala seksi menunjukan salah satu
ketua tim untuk menggantikan tugas kepala ruang
27
2) Bila ketua tim berhalangan hadir, maka kepala ruangan menunjuk salah satu
anggota tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas ketua tim.
3)Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim
kekurangan personil maka kepala ruang penanggung jawab shift
berwewenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang
kekurangan personil tersebut atau katua tim melimpah kan pasien kepada
perawat pelaksana yang hadir.
2.4 Praktik pengarahan (delegasi dan supervisi) kepala ruangan sesuai standart
akreditasi
a) Memberi pengarahan tantang penugasan kepada ketua tim
b) Memeberi pujian kepada anggota tim yang melakukan tugas dengan baik
BAB 3
28
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
29
DAFTAR PUSTAKA
Sudarta wayan, Dkk (2019) Manajemen keperawatan teori dan aplikasi praktik
keperawatan, Gosyen Publishing; Yogyakarta.
30