Pendahuluan
Dalam pemanfaatan energi terbarukan, ada beberapa energi alterantif yang
dapat dimanfaatkan sebagai pengganti pembangkit energi tenaga fossil. Salah satu
jenis pembangkit energi terbarukan adalah pembangkit energi tenaga panas bumi
atau yang sering disebut geothermal power plant. Geothermal merupakan suatu
sistem geologi alami yang memungkinkan adanya transfer energi panas dari
bawah permukaan bumi menuju permukaan bumi yang mengasilkan suatu
manifestasi dipermukaan bumi. Sistem geothermal membutuhkan fluida atau air
dalam sirkulasi sistemnya agar panas dibawah permukaan dapat dimanfaatkan.
Keberadaan sistem geothermal sangat terkait dengan keberadaan gunung api
sehingga negara-negara yang berada didalam jalur Ring of Fire memiliki potensi
besar sebagai pembangkit energi tenaga panas bumi. Indonesia termasuk dalam
salah satu negara yang memiliki potensi tinggi dalam pemanfaatan energi panas
bumi. Bahkan menurut International Geothermal Association, Indonesia
merupakan salah satu negara yang paling banyak mengasilkan listrik
menggunakan energi geothermal. Berikut lima negara yang paling banyak
menghasilkan listrik menggunakan energi geothermal:
1. Amerika Serikat 3,092 MWe
2. Filipina 1,904 MWe
3. Indonesia 1,197 MWe
4. Meksiko 958 MWe
5. Italia 843 MWe
Mwe = megawatt electrical
Sumber: International Geothermal Association
Dalam aspek ekonomi, panas bumi adalah bentuk energi yang tidak dapat
disimpan dan tidak dapat ditransportasikan dalam jarak jauh. Kondisi ini membuat
panas bumi terlepas dari dinamika harga pasar. Selain itu panas bumi dapat
menjadi alternatif yang sangat baik bagi bahan bakar fosil terutama untuk
pemanfaatan pembangkit listrik sehinga dapat mengurangi subsidi energi.
Dalam aspek lingkungan, limbah yang dihasilkan hanya berupa air yang
tidak merusak atmosfer dan lingkungan. Limbah buangan air pembangkit panas
bumi akan diinjeksikan jauh ke dalam lapisan tanah (reservoir) dan tidak akan
mempengaruhi persediaan air tanah. Emisi CO2 nya pun hanya berkisar di angka
200 kg/MWh, jauh lebih rendah bahkan kurang dari setengah emisi yang
dihasilkan oleh gas alam, minyak bumi, diesel ataupun batubara.
Panas bumi yang terkandung di dalam perut bumi merupakan bentuk
energi hasil rekayasa alam sehingga tidak diperlukan variasi rekayasa buatan
untuk menggali potensi energi tersebut. Investasi yang diperlukan pun jauh lebih
murah jika dibandingkan dengan negara lain. Dengan kisaran investasi yang sama,
energi yang dihasilkan oleh Panas bumi Indonesia 10 kali lebih besar jika
dibandingan dengan panas bumi dari negara lain.
Penutup
Panas bumi atau geothermal merupakan salah satu pembangkit energi
terbarukan yang ramah lingkungan. Geothermal memanfaatkan transfer panas dari
bawah permukaan bumi ke permukaan yang digunakan untuk memanaskan fluida
di bawah permukaan sehingga dapat digunakan untuk turbin pembangkit tenaga
listrik. Dengan potensi geothermal yang sangat besar hingga 29.215 GW,
Indonesia memiliki potensi geothermal terbesar didunia. Namun potensi
geothermal di Indonesia belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh
pemerintah. Beberapa faktor seperti regulasi pemerintah dan kurangnya investor
menyebabkan potensi pasar geothermal di Indonesia masih belum dimanfaatkan
dengan baik.
Daftar Pustaka
Daud, Yunus. 2013. “Geothermal Energy”.
Sanyal, S. and Koenig, J. 1995. “Resource Risk and Its Mitigation for the
Financing of Geothermal Project”. Proceedings of the World
Geothermal Congress: 2911-2915.