Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) DI TRACKING

SUNGAI DESA WISATA PULESARI SEBAGAI POTENSI EKOEDUWISATA

Siti Nurhalizah¹, Kharisma Diah Tri Kurniawati²,Umi Lailatus Syifaa


Daulay³

¹ Pendidikan Biologi FMIPA UNY, Yogyakarta, Email : snurhalizah37@gmail.com


² Pendidikan Biologi FMIPA UNY, Yogyakarta, Email :
Kharisma.diah2016@student.uny.ac.id
³ Pendidikan Biologi FMIPA UNY, Yogyakarta, Email : uumilsd@gmail.com

ABSTRAK
Desa Wisata Pulesari merupakan salah satu desa wisata di daerah Turi, Sleman,
Yogyakarta yang memiliki basis alam sebagai wisata utamanya dan budaya sebagai wisata
pendukungnya. Desa Wisata Pulesari memiliki berbagai macam potensi wisata. Salah satu
potensi alam yang ada adalah keanekaragaman tumbuhan paku yang ditemukan di jalur
tracking sungai, namun potensi ini masih belum dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Sehingga, dilakukan penelitian untuk menginventarisasi keanekaragaman tumbuhan paku
yang ada di tracking sungai Desa Wisata Pulesari sebagai Potensi Ekoeduwisata.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan identifikasi terhadap
keanekaragaman tumbuhan paku (pteridophyta) di tracking sungai Desa Wisata Pulesari,
Turi, Sleman, Yogyakarta. Rangkaian penelitian ini dimulai dengan melakukan
pengambilan data tumbuhan paku di tracking sungai Desa Wisata Pulesari dengan metode
Eksplorasi (Exploration Method). Pengambilan data dilakukan dengan menuliskan ciri
morfologi tumbuhan paku yang ditemui dilapangan, mengambil sampel tumbuhan dan
dokumentasi untuk diidentifikasi secara lebih lanjut. Selanjutnya identifikasi dilakukan di
Laboratorium Biologi FMIPA UNY. Data yang diperoleh dianalisis secara analisis
deskriftif. Target luaran dari penelititan ini yakni leaflet yang dapat dimanfaatkan sebagai
media belajar sert artikel ilmiah yang diharapkan dapat emnambah informasi bagi
pembaca.

Kata kunci: Desa Wisata Pulesari, Identifikasi, Tumbuhan Paku, Ekoeduwisata

i
PENDAHULUAN Tumbuhan paku atau pteridophyta
Indonesia merupakan Negara yang merupakan salah satu golongan tumbuhan
memiliki potensi pariwisata dunia yang yang hampir dapat dijumpai pada setiap
banyak dan beranekaragam. Banyak hal yang wilayah di Indonesia. Tumbuhan paku
dimiliki oleh Indonesia yang tidak dimiliki dikelompokkan dalam satu divisi yang
oleh Negara-negara lain, seperti kebudayaan, jenis-jenisnya telah jelas mempunyai kormus
sejarah, serta alam yang begitu indah. dan dapat dibedakan dalam tiga bagian
Provinsi di Indonesia yang mempunyai pokok yaitu akar, batang, dan daun. Bagi
potensi pariwisata alam dan budaya/religi manusia, tumbuhan paku telah banyak
salah satunya adalah Daerah Istimewa dimanfaatkan antara lain sebagai tanaman
Yogyakarta (Mubyarto, 1972:dalam Idah hias, sayuran dan bahan obat-obatan. Namun
Rosida, 2013) secara tidak langsung, kehadiran tumbuhan
Keanekaragaman hayati paku turut memberikan manfaat dalam
(biological diversity) atau sering disebut memelihara ekosistem hutan antara lain
dengan biodiversity adalah istilah untuk dalam pembentukan tanah, pengamanan
menyatakan tingkat keanekaragaman sumber tanah terhadap erosi, serta membantu proses
daya alam hayati yang meliputi kelimpahan pelapukan serasah hutan. Berdasarkan
maupun penyebaran dari ekosistem, jenis tempat hidupnya, tumbuhan paku ditemukan
dan genetik. Dengan demikian tersebar luas mulai daerah tropis hingga
keanekaragaman hayati mencakup tiga dekat kutub utara dan selatan, mulai dari
tingkatan, yaitu: (1) keanekaragaman hutan primer, hutan sekunder, alam terbuka,
ekosistem, (2) keanekaragaman jenis, dan (3) dataran rendah hingga dataran tinggi,
keanekaragaman genetik (Brockerhoff et al., lingkungan yang lembab, basah, rindang,
2009). kebun tanaman, pinggir jalan paku dapat
Keanekaragaman memiliki dijumpai (Loveless 1989).
nilai-nilai lingkungan, budaya dan sosial Berdasarkan jenis sporanya,
yang penting. Kenekaragaman hayati adalah tumbuhan paku dibedakan menjadi
semua kehidupan di atas bumi ini baik tumbuhan paku homospora, heterospora
tumbuhan, hewan, jamur, mikroorganisme dan peralihan homospora heterospora.
dan berbagai materi genetik yang Tumbuhan paku homospora
dikandungnya serta kenekaragaman sistem menghasilkan spora dengan ukuran sama
ekologi dimana mereka hidup (Baiquni, yang tidak dapat dibedakan antara spora
2007). jantan dan betina, misalnya Lycopodium
sp (paku kawat). Tumbuhan paku

2
heterospora menghasilkan spora berbeda Oleh karena itu, penenlitian ini bertujuan
ukuran. Spora jantan berukuran kecil untuk mengetahui keanekaragaman
disebut mikrospora dan spora betina besar tumbuhan paku yang ada di tracking sungai
disebut makrospora, misalnya Selaginella Desa Wisata Pulesari.
sp (paku rane), Marsilea sp (semanggi)
(Harris, 1955). METODE PENELITIAN
Desa Wisata Pulesari merupakan
Penelitian ini dilakukan pada bulan
salah satu desa wisata di daerah Turi,
April – Juli 2019 dengan pengambilan data
Sleman, Yogyakarta yang memiliki basis
sebanyak lima kali pada pagi (pukul 08.00
alam sebagai wisata utamanya dan budaya
WIB – 11.00 WIB) di jalur tracking Sungai
sebagai wisata pendukungnya. Desa Wisata
Desa Wisata Pulesari, Turi, Sleman,
Pulesari memiliki berbagai macam potensi
Yogyakarta. Alat yang digunakan dalam
wisata, sebagian besar sudah mulai
penelitian ini adalah lembar pengamatan, alat
dikembangkan menjadi atraksi wisata,
tulis, kamera, buku panduan identifikasi,
diantaranya: wisata outbond & tracking
plastik, label, termometer, higrometer, dan
sungai, pemandangan Gunung Merapi,
lux meter.
wisata petik salak, dan kesenian tradisional,
Metode yang digunakan dalam
yaitu: Tari Salak dan Kobro Siswo. Namun,
penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik
potensi keanekaragaman biota yang ada di
eksplorasi dan dokumentasi. Subjek yang
kawasan desa wisata tersebut masih belum
digunakan adalah jumlah total dari data
dikembangkan secara maksimal khususnya
tumbuhan Paku yang diperoleh.
pada potensi tumbuhan paku (Pteridophyta),
Pengambilan data dilakukan dengan cara
sedangkan keanekaragaman tumbuhan paku
menjelajahi jalur tracking Sungai Desa
yang ada termasuk beragam sebab daerah
Wisata Pulesari, Turi, Sleman, Yogyakarta
tersebut masih asri dan cocok untuk
kemudian mencatat ciri morfologi dan
pertumbuhan tanaman paku.
mendokumentasikan perawakan tumbuhan
Tumbuhan paku sendiri merupakan
paku dengan jelas. Selanjutnya, proses
suatu divisi yang anggotanya sudah jelas
identifikasi dilakukan dengan melihat
mempunyai kormus, artinya tubuhnya sudah
karakter morfologi tumbuhan paku yang
dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok,
meliputi bagian akar, batang, daun dan spora.
yaitu: akar, batang, dan daun. Pada
Apabila pada suatu jenis tumbuhan paku
tumbuhan paku belum menghasilkan biji.
tidak ditemukan spora, maka karakter
Alat perkembangbiakannya yang utama
morfologi dilakukan dengan melihat karakter
adalah spora (Tjitrosoepomo, 2014 : 2019).

3
morfologi vegetatif dan generatif. Proses 4 Lindasaeceae Lindasaya macraeana

identifikasi ini dilakukan dengan 5 Polypodiaceae Drymoglossum piloselloides


menggunakan kunci determinasi, herbarium Pityrogramma calomelanos
dan mendiskusikan dengan ahli botani.
Microsorum scolopendria

6 Selaginellaceae Selaginella apoda


HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Penelitian identifikasi keanekaragaman


tumbuhan Paku ini dilakukan di tracking
sungai Desa Wisata Pulesari, Turi, Sleman,
Yogyakarta dengan metode eksploratif. Dari
penenlitian diperoleh data jenis-jenis
tumbuhan paku yang ada di wilayah tracking
sungai sepanjang kurang lebih 800 meter
yaitu 6 famili dan 16 spesies tumbuhan Paku.
Adapun jenis-jenis tumbuhan Paku yang
teridentifikasi terdapat pada tabel berikut.
Tabel 1. Data tumbuhan Paku
No Famili Jenis Jumbuhan paku

1 Thelypteridaceae Thelypteris chlamydophora


Rosest.

2 Pteridaceae Pteris ensiformes

Pteris biaurita

Pteris vitata

Adiantum raddianum

Adiantum hispidulum

Adiantum trapeziformes

3 Aspleniaceae Asplenium trichomanes

Asplenium caudatum

Asplenium nidus

4
pengambilan data berlangsung sekitar 29℃
yang menunjukkan bahwa lokasi Desa
Wisata Pulesari memiliki wilayah yang
masih cukup sejuk. Kemudian rerata pH
tanah yang diperoleh sebesar 6,875 yang
menunjukkan kondisi tanah di area ini netral
dan cukup baik untuk media tanam
tumbuhan Paku. Kecepatan angin dan
intensitas cahaya yang diperoleh memiliki
angka rerata yang cukup baik sebesar 57
km/jam dan 1.281,5 lux sehingga memiliki
kelembaban yang baik untuk menjadi habitat
tumbuhan Paku.
1. Thelypteris chlamydophora
Ditemukan di daerah yang lembab di
daerah sekitar aliran sungai, maupun di
pegunungan. Merupakan paku teresterial
Jumlah tumbuhan Paku yang beragam
yang memiliki batang tegak berwarna coklat,
ini didukung dengan kondisi wilayah desa
rhizomenya biasanya agak ramping, stipes
Pulesari yang sejuk dan lembab menjadikan
dan lamina memanjang. Daunnya menyirip
area sungai sebagai habitat yang baik untuk
dan berwarna hijau.
ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan
Paku. Melalui pengambilan data abiotik
rerata suhu yang diperoleh ketika

Tabel 2. Data Abiotik


No. Tanggal Suhu pH tanah Kecepatan Intensitas
(celcius) Angin Cahaya
1 3 Mei 2019 29 6,8 68 km/jam 348 lux
3 Mei 2019 30 6,8 61 1016
2 6 Mei 2019 29 6,9 56 1806
3 14 Juli 2019 28 7 43 1956
Rerata 29 6,875 57 1281,5
2. Pteris ensiformes

5
Tumbuhan paku ini termasuk kedalam daun berbentuk baji-kipas, jajar genjang,
jenis paku tanah (teresterial) memiliki tepi berlekuk bergerigi, terbagi menjadi 2-4
ketinggian mencapai 1 m, akar rhizomenya lobus, tekstur lunak Sorus berada dibawah
tegak, merayap, dan pendek. Daun tegak, lipatan daun yang tertupi indisium
menyirip rangkap, dan tidak beruas. Daun berbentuk ginjal.
steril memanjang 5-20 cm diatas tangkai, 6. Adiantum hispidulum
anak daun berbentuk garis dengan lebar Paku ini merupakan paku teresterial
20-25 mm, tepi daun rata dan ujungnya yang hidup pada area lembab. Tumbuh
bergerigi. merumpun atau berjumbai, memiliki
3. Pteris biaurita rambut-rambut halus, memiliki rimpang
Memiliki habitat teristerial, perakaran yang pendek gelap berada pada batuan atau
merupakan perakan serabut, perawakan tanah. Batang gelap, memanjang, daunnya
herba, akar berwarna coklat, batangnya berkembang dari warna hijau kemerahan ke
berupa rizom, rizom tertutup oleh akar, hijau tua, berbentuk elips panjang dan
kuncup daun pada saat masih muda pendek sempit, pinnules berbentuk kipas.
menggulung, tata letak daun tersebar, daun Sori terletak di sepanjang tepi bagian bawah
majemuk menyirip. daun.
4. Pteris vitata 7. Adiantum trapeziformes
Terdistribusi di daerah tropis dan sub Merupakan tumbuhan paku teresterial
tropis, pada tanah, tembok, dan tebing. yang hidup pada tempat lembab dan dikenal
Tumbuhan ini memiliki perakaran serabut sebagai suplir. Memiliki batang berbentuk
berwarna coklat, batang berbentuk bulat rimpang, tangkai daun berbentuk silindris
beralur secara longitudinal. Daunnya memanjang, berwarna coklat, teksturnya
majemuk menyirip dan tepi daun rata, halus. Daunnya berbentuk oval seperti
bentuk daun memanjang berukuran 1-4 cm, bangun trapesium, tekstur berupa helaian
daun muda menggulung dan akan membuka dengan permukaan berambut, berwarna
jika telah dewasa. Terdapat sorus di hijau. Spora terletak di ujung daun yang
permukaan bawah daun. ditutupi oleh insidium.
5. Adiantum raddianum 8. Asplenium trichomanes
Paku teresterial, memiliki batang Tumbuh pada daerah yang lembab,
berupa rhizome pendek, menjalar, bersisik, merupakan paku teresterial. Memiliki
berwarna coklat dan lanset. Tangkai daun rimpang pendek dan tebal ditutupi oleh
silindris, berwarna coklat, halus. Daun sisik, mengkilap, kasar. Daunnya tegak
majemuk, menyirip, rangkap 3-5. Anak berpasangan terususn secara asimetris. Vena

6
minor bercabang dan sori yang dilindungi berbentuk bulat, berbulu kasar dan coklat.
indisium tersusun 3-6 pasang sepanjang Daun majemuk, menyirip, sesil, tangkai
vena minor dibawah pinna. bulat panjang kaku berwarna hitam, anak
9. Asplenium caudatum daun berbentuk oval, asimetris, . Sorus
Tumbuh pada habitat teresterial yang berbentuk bulat memanjang atau berbentuk
lembab, memiliki rhizome menjalar, vena garis berwarna coklat berada di tepi daun
bebas mengarpu. Stipes berbentuk bulat sisi bawah dilindungi oleh indisium.
berwarna hitam, mencapai panjang 15-22 12. Drymoglossum piloselloides
cm. Bangun frond triangularis, berbentuk Tumbuhan paku ini sering disebut
pinnatus, berwarna hijau tua, frond sebgai paku sisik naga, hidup pada wilayah
memanjang dengan apeks acutus. yang lembab, merupakan tumbuhan epifit,
Pinna/lamina panjang diantara 8-12 cm, tumbuh merayap, akar rimpang memanjang
bermargin serratus, apeks caudatus, basis dan berdiameter kecil. Jarak antar daun
atteneutus, dengan bangun lanceolatus dekat, daun bertangkai pendek, berbentuk
berlobus. Sorus tersusun menyirip dan bulat tebal berdaging, berwarna
berjarak atara satu dengan yang lain. hijau-kecoklatan, ujung daun tumpul,
10. Asplenium nidus pangkal daun meruncing, daun fertil duduk,.
Paku jenis ini sering dikenal dengan Spora pada sisik naga terkadang ada dan
nama paku sarang burung. Tumbuh dalam tidak ada.
habitat umumnya sebagai epifit, rhizhome 13. Pityrogramma calomelanos
menjalar, vena menyirip. Stipes memiliki Paku ini memiliki habitat pada
panjang 3-5 cm, berbentuk pipih, berwarna lingkungan yang lembab, berbatu, terbuka,
coklat, tangkainya pendek dan tertutupi epifit, termasuk tanaman herba, akar
bulu-bulu halus. Memiliki frond simple, berbentuk serabut, rimpang pendek dan
berwarna hijau, linearis, pinna panjang, tegak bersisik coklat. Batang silindris,
margin integer, apeksnya acutus, basis berwarna coklat dan yang muda agak
acuminatus. Sorus tersusun menyirip dan kehijauan, panjang berkayu, percabangan
jarak antar sorus sempit. dikotom. Daun tunggal bergerigi,
11. Lindasaya macraeana berwarna hijau, peruratan bercabang, tulang
Habitusnya berupa tumbuhan terna, daun menyirip, dan teksturnya berupa
dapat tumbuh di semak-semak, bebatuan helaian tipis. Spora terletak dibawah daun
dan pada pangkal pohon. Memiliki akar dan tersusun menyebar.
yang serabut, rhizome panjang, merayap 14. Microsorum scolopendria
atau memanjat sekitar 2-5 mm. Batang

7
Paku ini merupakan jenis paku sejati,
hidup pada kondisi redup cahaya dan bisa SIMPULAN DAN SARAN
hidup pada wilayah terbuka. Tumbuhan ini Berdasarkan identifikasi keanekaragaman
memiliki rimpang yang besar, merayap pada tumbuhan Paku di Tracking sungai Desa
bebatuan, nama scolopendria mengacu pada Wisata Pulesari, Wonokerto, Turi, Sleman,
sifat lamina yang bergerigi. Pinnatifid daun Yogyakarta yang meliputi keanekaragaman
kasar, stipes/tangkai daun mencapa 4 cm, dalam hal bentuk, warna, ukuran, dan ada
bilah daun sempit oblong. Sori agak cekung tidaknya sporogonium pada tumbuhan Paku.
berbentuk bulat 2-3 mm. Maka diperoleh data 16 jenis Paku, yaitu
15. Selaginella apoda Thelypteris chlamydophora, Pteris
Berada pada habitat tanah yang lembab ensiformis, Pteris biaurita, Pteris vitata,
di area lahan basah, hutan terbuka, dan di Adiantum raddianum, Adiantum hispidulum,
sepanjang aliran sungai. Memiliki akar Adiantum trapeziformes, Asplenium
tunggal, daun kecil disepanjang batang, trichomanes, Asplenium caudatum,
merayap, percabangan dikotomis. Daun Asplenium nidus, Lindasaya macraeana,
dilapisi dengan gigi kecil berupa sisik Drymoglossum piloselloides, Pityrogramma
pendek, permukaan adaksil berlapis calomelanos, Microsorum scolopendria,
kutikula, ligule berbentuk penusuk naik Selaginella apoda, dan Selaginella ornata.
pada permukaan adaksil daun dan sporofil, Bagi para peneliti lain yang akan melakukan
daun dorsal memiliki ujung apeks penelitian tentang keanekaragaman
meruncing, strobili tegak terbatas 1-2 cm. tumbuhan Paku di Desa Wisata Pulesari
16. Selaginella ornata hendaknya dapat menambahkan
Habitatnya pada tempat lembab yang inventarisasi penambahan informasi yang
ternaungi maupun terbuka. Pertumbuhan lebih lengkap tentang karakterisasi
batang utama tegak, mudah patah, berwarna tumbuhan Paku dan interaksi dengan
merah kecoklatan. Akar dipangkal batang, lingkungannyasehingga data yang diambil
pola percabangan batang pseudopinnate, dapat menggambarkan secara keseluruhan
percabangan membentuk sudip. Daun Paku yang ada di wilayah tersebut.
dimorfik seluruhnya, tepi daun lateral
denticulate ciliolate, posisi daun lateral
sejajar batang, daun lateral oblong falcate,
berwarna hijau. Strobili rata dan sangat
rapat, sporofil dimorfik, sporofil dari daun
di bawah lebih kecil dari bagian atas.

8
REFERENSI
Anonim, 1980. Jenis Paku Indonesia.,
LBN-17, SDE-76, LIPI Bogor. Bogor.
Baiquni, H. 2007. Pengelolaan
Keanekaragaman Hayati.Social
Economic Environmental. Australia.
Brockerhoff E.G; Hervé Jactel H; Parrotta
J.A; Christopher P. Quine C.P dan
JeVrey Sayer J.V. 2008. Plantation
forests and biodiversity: Oxymoron or
Opportunity. Biodivers Conserv.
Haris, W. R. 1979. Arboricultur Care of
Trees, Shurbs and Vines in the
Landscape. Prentice Hall, Englewood,
Inc. New Jersey. pages. 440-444
Loveless, A. R. 1989. Prinsip-prinsip
Biologi Tumbuhan Untuk Daerah
Tropik 2. PT. Gramedia. Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. (2011). Taksonomi
Tumbuhan Schizophyta Thallophyta
Bryophyta Pteridophyta. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.

9
10

Anda mungkin juga menyukai