Anda di halaman 1dari 32

PROYEK

PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA DEPOK

ATA 2015/2016

CATU DAYA

Oleh:

Barkah Hidayah (12414037)

Chefi Setiawan (12414340)

Dodi Prayogo (13414229)

Gotama Mahardika M (14414607)

Hana Hanifah P (14414723)

KELAS 2IB02

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2016

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Proyek : CATU DAYA

Nama/NPM : 1. Barkah Hidayah / 12414037

2. Chefi Setiawan / 12414340

3. Dodi Prayogo / 13414229

4. Gotama Mahardika M / 14414607

5. Hana Hanifah P / 14414723

Kelas : 2IB02

Diperiksa tanggal : ____________________________

PJ Prak. Dasar Elektronika Asisten Penguji

( Dhika Tri Jaya) ( )

ii
ABSTRAK
Barkah Hidayah, 12414037. Chefi Setiawan, 12414340. Dodi Prayogo, 13414229. Gotama
Mahardika M, 14414607. Hana Hanifah P, 14414723.

CATU DAYA
Makalah Praktikum Dasar Elektronika. Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma,
2016
Kata Kunci : diode, transformator, rectifier, filter, dan voltage regulator.
(vii+ 23+ lampiran)
Rangkaian catu daya merupakan rangkaian yang memegang peranan penting dalam
rangkaian elektronika, proyek percobaan catu daya ini dimaksudkan untuk mempelajari
karakteristik serta cara kerja dari rangkaian catu daya. Peralatan yang digunakan pada
percobaan ini antara lain, transformator CT 3Amp, 3 buah diode bridge 3A, kapasitor 4700F
50V dan 10F 35V, resistor 0,1 2W dan 100 2W, IC LM7805, LM7905, LM7812,
LM7912, LM317, LM335, fuse, LED, dan sebagaianya.
Rangkaian catu daya dengan output +5V -5V, +12V -12V, dan variabel +1,25V
~20V, -1,25 ~20V, percobaan dilakukan dengan merangkain peralatan sesuai dengan gambar
rangkaian proyek yang telah ditentukan, rangkaian elektronika biasanya membutuhkan
tegangan DC, dengan tegangan yang lebih rendah disbanding dengan tegangan sebesar 220
VAC, sedangkan tegangan yang dipakai dalam rangkaian elektronik biasanya hanya sebesar
3V sampai 50V DC. Tegangan tersebut biasanya diperoleh dari baterai, tetapi penggunaan
baterai sebagai Catu Daya jauh lebih mahal. Untuk itu dibutuhkan suatu alat yang dapat
mengubah daya tegangan 220V AC menjadi tegangan DC sebesar tegangan yang
dibutuhkan.Catu daya mengubah tegangan masukan AC menjadi daya keluaran DC.

Daftar Pustaka (2014-2016)

iii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puji serta syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat meyelesaikan makalah proyek praktikum
dasar elektronika mengenai rangkaian catu daya.

Makalah proyek praktikum dasar elektronika ini telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah proyek praktikum dasar elektronika
mengenai rangkaian catu daya dapat member manfaat pada pembaca.

Depok, juli 2016

Penyusun

iv
DAFTAR GAMBAR

A. Diagram Catu Daya


Gambar 2.1 diagram block power suplly …………………....... 3
B. Dioda
Gambar 2.2.1 Macam-macam skema digram diode …… 4
Gambar 2.2.1.a Dioda emisi cahaya …………………... 4
Gambar 2.2.1.b Dioda Cahaya ………………… 5
Gambar 2.2.1.c Dioda Kapasitas …. 5
Gambar 2.2.1.d Dioda Penyearah …………… 6
Gambar 2.2.1.e Dioda Zener …………………… 6
C. Komopen-Komponen Utama Catu Daya
Gambar 2.2.2.1 Transformator ………………………………… 7
Gambar 2.2.2.2 Fluks magnet Transformator ……………………… 9
Gambar 2.2.3.1 Penyearah Gelombang ……………………………… 10
Gambar 2.2.3.2 Half Wave Rectifier ………………………………… 10
Gambar 2.2.3.3 Half Wave Rectifier Signal ……………………… 11
Gambar 2.2.3.4 Full Wave Rectifier ………………………………… 12
Gambar 2.2.3.5 Full Wave Brigde Output …………………………… 12
Gambar 2.2.3.6 Penyearah Gelombang Penuh 2 Dioda ………………… 13
Gambar 2.2.3.7 Full Wave Rectifier Output …………………………… 14
Gambar 2.2.4.1 Filter Kapasitor ………………………………………… 14
Gambar 2.2.5.1 IC Regulator 78XX …………………………………… 17
Gambar 2.2.5.2 IC Regulator 79XX …………………………………… 18
D. Susunan Rangkaian Catu Daya
Gambar 3.3.2 Rangkaian Sederhana Catu Daya …………………… 20

v
DAFTAR ISI

Judul ……………………………………………………………………………… i

Lembar Pengesahan ……………………………………………………………... ii

Abstrak …………………………………………………………………………… iii

Kata Pengantar …………………………………………………………………... iv

Daftar Gambar …………………………………………………………………… v

Daftar Isi ………………………………………………………………………….. vi

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………... 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….. 1


1.2 Tujuan Penulisan ……………………………………………………... 1

BAB 2 LANDASAN TEORI ……………………………………………………... 2

2.1 Teori Dasar ……………………………………………………………. 2

2.2 Komponen Utama Catu Daya………………………………………… 3

1. Dioda …………………………………………………………….. 3

2. Transformator ………………………………………………….. 7

3. Rectifier …………………………………………………………. 10

4. Filter …………………………………………………………….. 14

5. Voltage Regulator …………………………………………........ 15

BAB 3 PERANCANGAN ALAT ……………………………………………....... 19

3.1 Komponen Alat dan Bahan ………………………………………….. 19

3.2 Langkah-Langkah Pembuatan Catu Daya …………………………. 19

3.3 Prinsip Kerja ……………………………............................................ 19

vi
BAB 4 PENUTUP ……………………………………………………………........ 22

4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 22

4.2 Saran ……………………………………………………………….… 22

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………... 23

LAMPIRAN ……………………………………………………………………….. 24

vii
viii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peralatan elektronika memegang peranan penting dalam kehidupan manusia saat ini.
Hampir dapat dikatakan manusia bergantung pada penggunaan peralatan elektronika dalam
menjalani aktivitas sehari-hari. Sumber energi listrik yang digunakan manusia pada
umumnya berasal dari pembangkit AC yang memiliki tegangan sekitar 220 V. Banyak
diantara peralatan elektronika dalam proses kerjanya memerlukan tegangan yang lebih rendah
dari tegangan 220 V dan bersifat DC. Tegangan AC 220 V dapat dirubah menjadi tegangan
DC yang memiliki besar tegangan lebih kecil dengan menggunakan sebuah rangkaian
penyearah.

Akan tetapi, peralatan elektronika yang kita gunakan sekarang ini sebagian besar
membutuhkan arus DC dengan tegangan yang lebih rendah untuk pengoperasiannya. Oleh
karena itu, hampir setiap peralatan Elektronika memiliki sebuah rangkaian yang berfungsi
untuk melakukan konversi arus listrik dari arus AC menjadi arus DC dan juga untuk
menyediakan tegangan yang sesuai dengan rangkaian Elektronika-nya. Rangkaian yang
mengubah arus listrik AC menjadi DC ini disebut dengan DC Power Supply atau dalam
bahasa Indonesia disebut dengan Catu daya DC. DC Power Supply atau Catu Daya ini juga
sering dikenal dengan nama “Adaptor”.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari tulisan makalah ini adalah untuk memahami prinsip kerja
berbagai catu daya dan untuk lebih mengetahui karakteristik dalam catu daya. Serta untuk:

-mengetahui cara membuat catu daya

-mengetahui kegunaan catu daya dalam kehidupan sehari-hari

-mengetahui apa saja rangkaian dalam sebuah catu daya

1
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar

Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah suatu
alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika
lainnya. Pada dasarnya Power Supply atau Catu daya ini memerlukan sumber energi listrik
yang kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang dibutuhkan oleh perangkat
elektronika lainnya. Oleh karena itu, Power Supply kadang-kadang disebut juga dengan
istilah Electric Power Converter.

Komponen dasar yang digunakan untuk rangkaian yang lebih sederhana adalah
transformator, penyearah (dioda), resistor, kapasitor, dan inductor. catu yang diatur secara
lebih kompleks dapat menambahkan transistor atau trioda sebagai pengindra-tegangan dan
pengontrolan tegangan, ditambah dengan dioda zener atau tabung VR untuk menyediakan
tegangan acuan (reference). Sistem penyearah sendiri dibagi menjadi dua, yaitu penyearah
setengah gelombang (half wave) dan penyearah gelombang penuh (full wave).

Dalam sistem pengubahan daya, terdapat empat jenis proses yang telah dikenal yaitu
sistem pengubahan daya AC ke DC, DC ke DC, DC ke AC, dan AC ke AC. Masing masing
sistem pengubahan memiliki keunikan aplikasi tersendiri, tetapi ada dua yang
implementasinya kemudian berkembang pesat dan luas yaitu sistem pengubahan AC ke DC
(DC power supply) dan DC ke DC (DC-DC converter).

Sebuah DC Power Supply atau Adaptor pada dasarnya memiliki 4 bagian utama agar
dapat menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama tersebut diantaranya adalah
Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator.

Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Prinsip Kerja DC Power Supply,
sebaiknya kita mengetahui Blok-blok dasar yang membentuk sebuah DC Power Supply atau
Pencatu daya ini. Dibawah ini adalah Diagram Blok DC Power Supply (Adaptor) pada
umumnya.

2
Gambar 2.1

Diagram blok power supply

2.2 Komponen Utama Catu Daya

Pada umumnya power supply memiliki 4 komponen utama catu daya yaitu,
transformator, rectifier, filter, dan voltage regulator. Pada makalah ini kami juga ingin
membahas pengertian dari diode serta jenis-jenisnya.

1. Dioda

Diode sangat penting didalam rangkaian elektronika. Karena dioda adalah


komponen semikonduktor yang terdiri dari penyambung P-N. Dioda merupakan gabungan
dari dua kata elektroda, yaitu anoda dan katoda. Sifat lain dari dioda adalah menghantarkan
arus pada tegangan maju dan menghambat arus pada aliran tegangan balik.

Pada umumnya, dioda terbuat dari bahan silikon yang sudah dibekali tegangan
pemicu. Tegangan pemicu ini sangat diperlukan agar elektron bisa langsung mengisi hole
melalui area depletin layer. Didalam komponen dioda tidak akan terjadi pemindahan elekrton
hole dari P ke N maupun sebaliknya. Itu di sebabkan hole dan elektron akan tertarik ke arah
kutub yang berlawanan. Bahkan lapisan depletion layer semakin besar dan menghalangi
terjadinya arus.

Diode terbagi menjadi berbagai macam bagian, mulai dari Light Emiting Diode
(Dioda Emisi Cahaya) yang biasa disingkat LED, Diode Photo (Dioda Cahaya), Diode
Varactor (Dioda Kapasitas), Diode Rectifier (Dioda Penyearah) dan yang terakhir adalah
Diode Zener yang biasa disebut juga sebagai Voltage Regulation Diode. Semua jenis dioda
ini memiliki fungsi yang berbeda-beda yang sesuai dengan nama dioda itu sendiri. Dioda
disempurnakan oleh William Henry Eccles pada tahun 1919 dan mulai memperkenalkan
istilah diode yang artinya dua jalur tersebut, walaupun sebelumnya sudah ada dioda kristal

3
(semikonduktor) yang dikembangkan oleh peneliti asal Jerman yaitu Karl Ferdinan Braun
pada tahun 1874, dan dioda termionik pada tahun 1873 yang dikembangkan lagi prinsip
kerjanya oleh Frederic Gutherie.

Gambar 2.2.1

Macam skema diagram diode

a. Light Emiting Diode (Dioda Emisi Cahaya)

Dioda yang sering disingkat LED ini


merupakan salah satu piranti elektronik yang
menggabungkan dua unsur yaitu optik dan
elektronik yang disebut juga sebagai
Opteolotronic.

Dengan masing-masing elektrodanya


berupa anoda (+) dan katroda (-), dioda jenis
ini dikategorikan berdasarkan arah bias dan
diameter cahaya yang dihasilkan, dan warna
nya. Gambar 2.2.1.a

Diode emisi cahaya


4
b. Diode Photo (Dioda Cahaya)

Dioda jenis ini merupakan dioda yang peka


terhadap cahaya, yang bekerja pada pada daerah-
daerah reverse tertentu sehingga arus cahaya
tertentu saja yang dapat melewatinya, dioda ini
biasa dibuat dengan menggunakan bahan dasar
silikon dan geranium. Dioda cahaya saat ini banyak
digunakan untuk alarm, pita data berlubang yang
berguna sebagai sensor, dan alat pengukur cahaya
(Lux Meter). Gambar 2.2.1.b

Diode cahaya

c. Diode Varactor (Dioda Kapasitas)

Dioda jenis ini merupakan dioda yang unik,


karena dioda ini memiliki kapasitas yang dapat
berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya tegangan
yang diberikan kepada dioda ini, contohnya jika
tegangan yang diberikan besar, maka kapasitasnya
akan menurun,berbanding terbalik jika diberikan
tegangan yang rendah akan semakin besar
kapasitasnya, pembiasan dioda ini secara reverse.
Dioda jenis ini banyak digunakan sebagai pengaturan
suara pada televisi, dan pesawat penerima radio. Gambar 2.2.1.c

Diode kapasitas

5
d. Diode Rectifier (Dioda Penyearah)

Dioda jenis ini merupakan dioda penyearah arus atau


tegangan yang diberikan, contohnya seperti arus berlawanan
(AC) disearahkan sehingga menghasilkan arus searah (DC).
Dioda jenis ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda
sesuai dengan kapasitas tegangan yang dimiliki.

Gambar 2.2.1.d

Diode penyearah

e. Diode Zener

Dioda jenis ini merupakan dioda yang memiliki kegunaan sebagai penyelaras
tegangan baik yang diterima maupun yang
dikeluarkan, sesuai dengan kapasitas dari dioda
tersebut, contohnya jika dioda tersebut memiliki
kapasitas 5,1 V, maka jika tegangan yang diterima
lebih besar dari kapasitasnya, maka tegangan yang
dihasilkan akan tetap 5,1 tetapi jika tegangan yang
diterima lebih kecil dari kapasitasnya yaitu 5,1,
dioda ini tetap mengeluarkan tegangan sesuai
dengan inputnya. Gambar 2.2.1.e

Diode zener

Selain itu, masih banyak lagi fungsi dioda lainnya, sebagai berikut :

 Sebagai penyearah untuk komponen dioda bridge.


 Sebagai penstabil tegangan pada komponen dioda zener.

6
 Sebagai pengaman atau sekering.
 Sebagai pemangkas atau pembuang level sinyal yang ada di atas atau bawah tegangan
tertentu pada rangkaian clipper.
 Sebagai penambah komponen DC didalam sinyal AC pada rangkaian clamper.
 Sebagai pengganda tegangan.
 Sebagai indikator untuk rangkaian LED (Light Emiting Diode).
 Dapat digunakan sebagai sensor panas pada aplikasi rangkaian power amplifier.
 Sebagai sensor cahaya pada komponen dioda photo.
 Sebagai rangkaian VCO (Voltage Controlled Oscilator) pada komponen dioda
varactor.

Dapat disimpulkan bahwa Jenis-Jenis Dioda tersebut memiliki berbagai kegunaan


tersendiri yang dapat memanipulasi berbagai tegangan yang masuk melalui dioda
tersebut, Serta memeiliki berbagai macam fungsi dari diode.

2. Transformator

Transformator adalah sebuah alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan arus
bolak-balik. Transformator sering disebut trafo. Sebuah transformator terdiri atas sebuah inti
besi. Pada inti besi digulung dua lilitan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
Prinsip kerja tranformator adalah sebagai berikut.
1. Kumparan primer dihubungkan kepada sumber tegangan yang hendak diubah besarnya.
Karena tegangan primer itu tegangan bolak-balik, maka besar dan arah tegangan itu berubah-
ubah.
2. Dalam inti besi timbul medan magnet yang besar dan arahnya berubah-ubah
pula.Perubahan medan magnet ini menginduksi tegangan bolak-balik pada kumparan
sekunder.

Gambar 2.2.2.1

Transformator

7
Dari sebuah percobaan dapat ditunjukkan, bahwa:
1. Perbandingan antara tegangan primer, Vp, dengan tegangan sekunder, Vs sama dengan
perbandingan antara jumlah lilitan primer, Np, dan lilitan sekunder, Ns.
2. Perbandingan antara kuat arus primer, Ip, dengan kuat arus sekunder, Is, sama dengan
perbandingan jumlah lilitan sekunder dengan lilitan primer.
Dari kedua pernyataan tersebut dapat dituliskan secara singkat dengan persamaan sebagai
berikut:
Vp : Vs = Np : Ns.................................................................. (1)
Ip : Is = Vs : Vp..................................................................... (2)
Ip : Is = Ns : Np.................................................................... (3)
Ada dua hal perlu dipahami untuk transformator ini, yaitu:
1. Transformator hanya digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan arus bolak-
balik (AC) dan tidak untuk arus searah (DC).
2. Transformator tidak dapat memperbesar daya listrik yaitu tidak dapat memperbesar
banyaknya daya yang masuk ke dalam transformator tersebut.
Transformator (Trafo) berperan untuk menyalurkan tenaga atau daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan yang rendah atau sebaliknya, dengan frekuensi yang sama.
Transformator biasanya di tanahkan pada titik netral untuk sistem pengamanan. Prinsip kerja
transformator berdasar pada induksi elektromagnetik dimana tegangan masukan bolak-balik
yang membentangi primer menyebabkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung
dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini kemudian menginduksikan gaya gerak listrik
(ggl) dalam lilitan sekunder. Bila efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan
dilimpahkan ke lilitan sekunder.Jenis-jenis transformator diantaranya transformator step up,
transformator step down, autotransformator dan transformator 3 fasa.

Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan
rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan
yang rendah.

Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah kumpulan
lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan

8
kegunaanya untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik
kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.

Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut


diantaranya seperti :

 E – I Lamination
 E – E Lamination
 L – L Lamination
 U – I Lamination

Dibawah ini adalah Fluks pada Transformator :

Gambar 2.2.2.2

Fluks magnet transformator

Rasio lilitan pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer menentukan rasio
tegangan pada kedua kumparan tersebut. Sebagai contoh, 1 lilitan pada kumparan primer dan
10 lilitan pada kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari tegangan
input pada kumparan primer. Jenis Transformator ini biasanya disebut dengan Transformator
Step Up. Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1 lilitan pada
kumparan sekunder, maka tegangan yang dihasilkan oleh Kumparan Sekunder adalah 1/10
dari tegangan input pada Kumparan Primer. Transformator jenis ini disebut dengan
Transformator Step Down.

9
3. Rectifier

Rectifier atau penyearah gelombang adalah rangkaian Elektronika dalam Power


Supply (catu daya) yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC menjadi gelombang DC
setelah tegangannya diturunkan oleh Transformator Step down. Rangkaian Rectifier biasanya
terdiri dari komponen Dioda. Terdapat 2 jenis rangkaian Rectifier dalam Power Supply yaitu
“Half Wave Rectifier” yang hanya terdiri dari 1 komponen Dioda dan “Full Wave Rectifier”
yang terdiri dari 2 atau 4 komponen dioda.

Rangkaian Rectifier atau Penyearah Gelombang ini pada umumnya menggunakan


Dioda sebagai Komponen Utamanya. Hal ini dikarenakan Dioda memiliki karakteristik yang
hanya melewatkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.
Jika sebuah Dioda dialiri arus Bolak-balik (AC), maka Dioda tersebut hanya akan
melewatkan setengah gelombang, sedangkan setengah gelombangnya lagi diblokir. Untuk
lebih jelas, silakan lihat gambar dibawah ini :

Gambar 2.2.3.1

Penyearah gelombang

Penyearah Setengah Gelombang (Half Wave Rectivier)

10
Gambar 2.2.3.2

Half Wave Rectivier

Half wave rectifer hanya menggunakan 1 buah diode sebagai komponen utama dalam
menyearahkan gelombang AC. Prinsip kerja dari penyearah setengah gelombang ini adalah
mengambil sisi sinyal positif dari gelombang AC dari transformator. Pada saat transformator
memberikan output sisi positif dari gelombang AC maka diode dalam keadaan forward bias
sehingga sisi positif dari gelombang AC tersebut dilewatkan dan pada saat transformator
memberikan sinyal sisi negatif gelombang AC maka dioda dalam posisi reverse bias,
sehingga sinyal sisi negatif tegangan AC tersebut ditahan atau tidak dilewatkan seperti
terlihat pada gambar sinyal output penyearah setengah gelombang berikut. penyearah
gelombang,rectifier,penyearah power supply,teori penyearah gelombang,penyearah
gelombang AC,penyearah gelombang penuh,penyearah setengah gelombang,teori
rectifier,dasar teori penyearah,konsep rectifier,penyearah gelombang dengan filter,formulasi
penyearah,rumus filter,output penyearah gelombang,diode penyearah,rectifier dengan
diode,half wave rectifier,full wave rectifier Formulasi yang digunakan pada penyearah
setengah gelombang sebagai berikut.
Formulasi yang digunakan pada
penyearah setengah gelombang sebagai
berikut:

Vavg = Vm / πR

Gambar 2.2.3.3

Half wave rectifier signal

Penyearah Gelombang Penuh (Full wave Rectifier)


Penyearah gelombang penuh dapat dibuat dengan 2 macam yaitu, menggunakan 4
diode dan 2 diode. Untuk membuat penyearah gelombang penuh dengan 4 diode
menggunakan transformator non-CT seperti terlihat pada gambar berikut :

11
Penyearah Gelombang Penuh 4 Dioda (Bridge Rectifier)

Gambar 2.2.3.4

Full wave rectifier

Prinsip kerja dari penyearah gelombang penuh dengan 4 diode diatas dimulai pada
saat output transformator memberikan level tegangan sisi positif, maka D1, D4 pada posisi
forward bias dan D2, D3 pada posisi reverse bias sehingga level tegangan sisi puncak positif
tersebut akan di leawatkan melalui D1 ke D4. Kemudian pada saat output transformator
memberikan level tegangan sisi puncak negatif maka D2, D4 pada posisi forward bias dan
D1, D2 pada posisi reverse bias sehingan level tegangan sisi negatif tersebut dialirkan melalui
D2, D4. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik output berikut:

Gambar 2.2.3.5

Full wave rectifier bridge output

12
Penyearah Gelombang Penuh 2 Dioda

Penyearah Gelombong Penuh 2 Dioda memerlukan Transformer khusus yang


dinamakan dengan Transformer CT (Centre Tapped). Transformer CT memberikan Output
(Keluaran) Tegangan yang berbeda fasa 180° melalui kedua Terminal Output Sekundernya.
Perbedaan Fase 180° tersebut dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.2.3.6

Penyearah gelombang penuh 2 dioda

Di saat Output Transformer CT pada Terminal Pertama memberikan sinyal Positif


pada D1, maka Terminal kedua pada Transformer CT akan memberikan sinyal Negatif (-)
yang berbeda fasa 180° dengan Terminal Pertama. D1 yang mendapatkan sinyal Positif (+)
akan berada dalam kondisi Forward Bias (Bias Maju) dan melewatkan sisi sinyal Positif (+)
tersebut sedangkan D2 yang mendapatkan sinyal Negatif (-) akan berada dalam kondisi
Reverse Bias (Bias Terbalik) sehingga menghambat sisi sinyal Negatifnya.

Sebaliknya, pada saat gelombang AC pada Terminal Pertama berubah menjadi sinyal
Negatif maka D1 akan berada dalam kondisi Reverse Bias dan menghambatnya. Terminal
Kedua yang berbeda fasa 180° akan berubah menjadi sinyal Positif sehingga D2 berubah
menjadi kondisi Forward Bias yang melewatkan sisi sinyal Positif tersebut.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar output penyearah gelombang penuh berikut.

Formulasi yang digunakan pada penyearah setengah gelombang sebagai berikut:

13
Vavg = 2Vm/π

Gambar 2.2.3.7

Full wave rectivier output

4. Filter (Penyaring)

Filter atau tapis pada power supply merupakan bagian yang berfungsi untuk
meratakan atau membuang riak gelombang hasil proses penyearahan gelombang AC dari
transformer oleh dioda penyearah. Filter atau tapis yang sering digunakan dalam sebuah
power supply adalah filter C, RC dan LC. Berikut adalah beberapa jenis filter atau tapis yang
dapat digunakan pada suatu power supply. Filter/Tapis Power Supply Dengan Kapasitor
Tapis kapasitor sangat efektif digunakan untuk mengurangi komponen AC pada keluaran
penyearah. Pertama akan kita lihat karakter kapasitor sebagai tapis denganmemasang
langsung pada keluaran penyearah tanpa memasang beban. Rangkaian power supply dengan
filter/tapis kapasitor dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.2.4.1

Filter kapasitor

Saat sumber tegangan (masukan) dihidupkan, satu diode berkonduksi dan keluaran
berusaha mengikuti tegangan transformator. Pada kondisi ini tiba-tiba tegangan kapasitor
menjadi besar dan arus yang mengalir menjadi besar (dalam hal ini, i = C dv/dt; dv/dt = ∞ ).

14
Saat masukan membesar keluaran juga akan membesar, namun saat masukan menurun
tegangan kapaasitor atau keluaran tidak mengalami penurunan tegangan karena tidak ada
proses penurunan tegangan. Dalam keadaan ideal ini, tegangan keluaran DC akan sama
dengan tegangan puncak masukan dan akan ditahan untuk seterusnya. Efektivitas kapasitor
sebagai tapis tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah : Kapasitas/ukuran
kapasitor Nilai beban RL yang dipasang Waktu Ketiga faktor tersebut mempunyai hubungan
sebagai berikut :
T=R*C
dimana T adalah waktu dalam detik, R adalah hambatan dalam ohm dan C adalah
kapasitansi dalam farad. Perkalian RC disebut sebagai “konstanta waktu” merupakan ukuran
seberapa cepat tegangan dan arus tapis (kapasitor) merespon perubahan pada masukan.
Kapasitor akan terisi sampai sekitar 62,2% dari tegangan yang dekenakan selama satu
konstanta waktu. Demikian saat dikosongkan selama satu konstanta waktu, maka tegangan
kapasitor akan turun sebanyak 62,2%. Untuk mengisi kapasitor sampai penuh diperlukan
waktu sekitar 5 kali konstanta waktu.
Adapun, Fungsi kapasitor pada rangkaian diatas untuk menekan riple yang terjadi dari
proses penyearahan gelombang AC. Setelah dipasang filter kapasitor maka output dari
rangkaian penyearah gelombang penuh ini akan menjadi tegangan DC (Direct Current) yang
dpat diformulasikan sebagai berikut :
Vdc = 2Vmax/π
Kemudian untuk nilai riple tegangan yag ada dapat dirumuskan sebagai berikut :
Vriple = Iload/fC

5. Voltage Regulator
Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC (arus searah) yang tetap dan stabil,
diperlukan Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga tegangan
Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input yang berasal Output
Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC
(Integrated Circuit).

Pada DC Power Supply yang canggih, biasanya Voltage Regulator juga dilengkapi
dengan Short Circuit Protection (perlindungan atas hubung singkat), Current Limiting
(Pembatas Arus) ataupun Over Voltage Protection (perlindungan atas kelebihan tegangan).

15
Voltage Regulator atau Pengatur Tegangan adalah salah satu rangkaian yang sering
dipakai dalam peralatan Elektronika. Fungsi Voltage Regulator adalah untuk
mempertahankan atau memastikan Tegangan pada level tertentu secara otomatis. Artinya,
Tegangan Output (Keluaran) DC pada Voltage Regulator tidak dipengaruhi oleh perubahan
Tegangan Input (Masukan), Beban pada Output dan juga Suhu.

Terdapat berbagai jenis Voltage Regulator atau Pengatur Tegangan, salah satunya
adalah Voltage Regulator dengan Menggunakan IC Voltage Regulator. Salah satu tipe IC
Voltage Regulator yang paling sering ditemukan adalah tipe 7805 yaitu IC Voltage Regulator
yang mengatur Tegangan Output stabil pada Tegangan 5 Volt DC.

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai 3 Jenis IC Pengatur Tegangan DC


(DC Voltage Regulator) :

FIXED VOLTAGE REGULATOR (Pengatur Tegangan Tetap)

IC jenis Pengatur Tegangan Tetap (Fixed Voltage Regulator) ini memiliki nilai tetap
yang tidak dapat disetel (di-adjust) sesuai dengan keinginan Rangkaiannya. Tegangannya
telah ditetapkan oleh produsen IC sehingga Tegangan DC yang diatur juga Tetap sesuai
dengan spesifikasi IC-nya. Misalnya IC Voltage Regulator 7805, maka Output Tegangan DC-
nya juga hanya 5 Volt DC. Terdapat 2 jenis Pengatur Tegangan Tetap yaitu Positive Voltage
Regulator dan Negative Voltage Regulator.

Jenis IC Voltage Regulator yang paling sering ditemukan di Pasaran adalah tipe
78XX. Tanda XX dibelakangnya adalah Kode Angka yang menunjukan Tegangan Output
DC pada IC Voltage Regulator tersebut. Contohnya 7805, 7809, 7812 dan lain sebagainya. IC
78XX merupakan IC jenis Positive Voltage Regulator.

IC yang berjenis Negative Voltage Regulator memiliki desain, konstruksi dan cara
kerja yang sama dengan jenis Positive Voltage Regulator, yang membedakannya hanya
polaritas pada Tegangan Outputnya. Contoh IC jenis Negative Voltage Regulator diantaranya
adalah 7905, 7912 atau IC Voltage Regulator berawalan kode 79XX.

IC Fixed Voltage Regulator juga dikategorikan sebagai IC Linear Voltage Regulator.

16
Dibawah ini adalah Rangkaian Dasar untuk IC LM78XX beserta bentuk Komponennya
(Fixed Voltage Regulator).

Gambar 2.2.5.1

IC regulator LM78XX

ADJUSTABLE VOLTAGE REGULATOR (Pengatur Tegangan yang dapat disetel)

IC jenis Adjustable Voltage Regulator adalah jenis IC Pengatur Tegangan DC yang


memiliki range Tegangan Output tertentu sehingga dapat disesuaikan kebutuhan
Rangkaiannya. IC Adjustable Voltage Regulator ini juga memiliki 2 jenis yaitu Positive
Adjustable Voltage Regulator dan Negative Adjustable Voltage Regulator. Contoh IC jenis
Positive Adjustable Voltage Regulator diantaranya adalah LM317 yang memiliki range atau
rentang tegangan dari 1.2 Volt DC sampai pada 37 Volt DC. Sedangkan contoh IC jenis
Negative Adjustable Voltage Regulator adalah LM337 yang memiliki Range atau Jangkauan
Tegangan yang sama dengan LM317. Pada dasarnya desain, konstruksi dan cara kerja pada
kedua jenis IC Adjustable Voltage Regulator adalah sama. Yang membedakannya adalah
Polaritas pada Output Tegangan DC-nya.

IC Fixed Voltage Regulator juga dikategorikan sebagai IC Linear Voltage Regulator.

Dibawah ini adalah Rangkaian Dasar IC LM317 beserta bentuk komponennya (Adjustable
Voltage Regulator).

17
Gambar 2.2.5.2
IC regulator LM317

SWITCHING VOLTAGE REGULATOR

Switching Voltage Regulator ini memiliki Desain, Konstruksi dan cara kerja yang
berbeda dengan IC Linear Regulator (Fixed dan Adjustable Voltage Regulator). Switching
Voltage Regulator memiliki efisiensi pemakaian energi yang lebih baik jika dibandingkan
dengan IC Linear Regulator. Hal ini dikarenakan kemampuannya yang dapat mengalihkan
penyediaan energi listrik ke medan magnet yang memang difungsikan sebagai penyimpan
energi listrik. Oleh karena itu, untuk merangkai Pengatur Tegangan dengan sistem Switching
Voltage Regulator harus ditambahkan komponen Induktor yang berfungsi sebagai elemen
penyimpan energi listrik.

18
BAB 3

PERANCANGAN ALAT

Pada dasarnya Catu Daya yang lebih dikenal dengan nama Adaptor di masyarakat
merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai sumber tegangan DC (Direct Current) atau
arus searah untuk berbagai macam alat - alat elektronik.

Dipasaran harga Catu Daya ini cukup mahal, sedangkan harga untuk setiap komponen
penyusunnya tidaklah terlalu mahal. Karena hal tersebutlah penulis ingin berbagi cara
membuat catu daya sederhana ini. Maka dari itu kami ingin merancang catu daya sederhana
dengan outputnya yaitu +5 volt, -5 volt, +12 volt, -12 volt, dan variabel +1,25, ~20V, -1,25,
~20V..

3.1 Komponen Alat dan Bahan

Berikut ini adalah beberapa komponen yang diperlukan dalam pembuatan rangkaian
sederhana catu daya, sebagai berikut:

1. Solder
2. Timah
3. Penyedot timah
4. Multimeter
5. Bor mini
6. Tang
7. Papan PCB polos
8. 6 buah fuse dan fuse holder
9. 6 buah kapasitor masing-masing 4700μF 50V dan 10μF 35V
10. 9 buah soket banana
11. Travo 3 ampere
12. LED

3.2 Langkah-Langkah Pembuatan Catu daya

Setelah semua komponen alat dan bahan sudah lengkap, kita akan mulai merangkai
rangkaian catu daya tersebut, mula-mula kita membutuhkan gambar susunan rangkaian catu
daya sebagai berikut:
19
Gambar 3.3.2
Rangkaian Sederhana Catu Daya
Setelah kita sudah memahami rangkaian sederhana tersebut, terlebih dahulu kita
mempersiapakan segala komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan rangkaian catu daya
sederhana ini, dalam merangkai rangkaian ini ada beberapa hal yang perlu di perhatikan oleh
kita sehingga meminimalisir kesalahan yang fatal.
Mula-mula dalam memasang dioda (gunakan dioda brige 1 Ampere) dioda ini
memiliki 4 buah kaki yang berisi simbul +, -, dan 2 buah simbol ~.1 kaki yang berisi gambar
~ dihubungkan dengan travo yang berisi angka 12V, dan kaki yang bergambar ~ yang lainnya
dihubungkan dengan travo yang berisi tanda 0.
Kemudian kaki dioda yang bergambar + dihubungkan dengan kaki + capasitor, dan kaki
dioda yang berisi gambar -, dihubungkan dengan kaki - kapasitor.
Kemudian kaki + capasitor dihubungkan dengan kaki input dari IC 7812 (IC ini berisi 3
kaki, untuk lebih jelasnya lihat data Sheet yang disediakan di akhir pembahasan ini), dan kaki
- kapasitor dihubungkan dengan kaki Ground/- dari IC 7812.
Setelah itu kaki ke tiga dari IC 7812 yang merupakan kaki keuaran yang harus di
hubungkan dengan kaki + kapasitor yang ke 2, dan Ground dari IC 7812 dihubungkan dengan
kaki - dari kapasitor ke 2.
Setelah itu pada kaki + kapasitor ke dipasangkan ke salah satu kaki resistor 1k ohm dan
kaki yang satunga dari resisitor ini dihubungkan pada kaki + dari LED, kemudian kaki - dari
LED di hubungkan pada kaki - kapasitor ke 2.
Kemudian pada kaki + pada kapasitor ke 2 dipasangkan kabel yang berisi jepit buaya
warna merah, dan pada kaki - kapasitor ke 2 dipasangkan kaber yang berisi jepit buaya warna
hitam.

20
Dan yang terakhir adalah memasang kaber AC yang sudah berisi sekring pada travo.
Cara pemasangannya sangat mudah yaitu memasangkan salah satu bagian kabel AC ke travo
yang berisi tanda 220V dan bagian lain dari kabel AC dipasangkan pada travo yang
bertandakan 0 di sebelah tanda 220V.

3.3 Prinsip Kerja

Catu daya merupakan sebuah perangkat yang memasok listrik energi untuk satu atau
lebih beban listrik. Istilah ini paling sering di terapkan keperangkat yang mengubah satu
bentuk energi yang lain, meskipun dapat merujuk ke perangkat yang mengkonversi bentuk
energi lain (misalnya, mekanik, kimia, solar) menjadi energi listrik.

Catu daya merupakan pemberi sumber bagi perangkat elektronika. Perangkat


elektronika mestinya diberi catu daya arus searah DC agar dapat stabil dengan baik. Sumber
catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC dari pembangkit tenaga listrik. Untuk
itu dilakukan suatu perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC.

Untuk lebih lengkapnya mengenai prinsip kerja pada masing-masing komponen


utama pembaca dapat melihat pada bagian bab 2.

21
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Catu daya adalah sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk
piranti lain, terutama daya listrik. Pada dasarnya pencatu daya bukanlah sebuah alat yang
menghasilkan energi listrik saja, namun ada beberapa pencatu daya yang menghasilkan
energi mekanik, dan energi yang lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa catu daya
merupakan:
 Catu daya suatu sistem filter penyearah (rectifier-filter) yang mengubah tegangan
AC menjadi tegangan DC murni.
 Kuat arus pada suatu rangkaian berbanding terbalik antara hambatan dan
tegangan:
I=V/R
 Rangkaian catu daya dapat mengubah arus AC menjadi Dc sehingga catu daya
sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari
 Prinsip kerja dari catu daya dapat digambarkan sebagai berikut:
Input AC→Transformator→Rectifier→Filter→Voltage Regulator→Output
DC

4.2 Saran

Dalam pembuatan rangkaian sederhana catu daya ini perancang harus lebih teliti dan
hati-hati dalam merangkai satu demi satu komponen sehingga tidak adanya terjadi kesalahan
yang fatal, dan diharpkan dapat lebih dikembangkan lagi dikarenakan catu daya sangat
berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sangat penting penggunaannya
dalam sumber tegangan pda rangkaian elektronika.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://teknikelektronika.com/pengertian-power-supply-jenis-catu-daya/

http://teknikelektronika.com/prinsip-kerja-dc-power-supply-adaptor/

http://komponenelektronika.biz/jenis-jenis-dioda-dan-fungsinya.html

https://www.academia.edu/9036237/Rangkaian_Catu_Daya?auto=download

http://elektronika-dasar.web.id/konsep-dasar-penyearah-gelombang-rectifier/

http://elektronika-dasar.web.id/filter-power-supply-dengan-kapasitor/

http://goscience-go.blogspot.co.id/2011/12/cara-membuat-catu-daya.html

23
LAMPIRAN

24

Anda mungkin juga menyukai