Filsafat Umum Realisme Aristoteles
Filsafat Umum Realisme Aristoteles
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk zaman sekarang ini, banyak orang yang tidak mengenal tokoh-
tokoh filosof yang dikarenakan mereka sungkan dan enggan mengetahui dan
mempelajari ilmu filsafat. Namun untuk tokoh filosof “Aristoteles”, telinga
kita tidak asing lagi mendengar namanya yang mana dia adalah seorang
filosof yang sangat terkenal. Karena tokoh filosof ini mampu menorehkan
sejarah yang berharga dengan pengaruhnya yang sangat besar terhadap
perkembangan pemikiran filosofis, yang mana beliau terkenal sebagai Bapak
“Logika”. Yang hingga sampai abad ke-21 sekarang ini, tak seorangpun
merasa bosan dengan filsafat Aristoteles, bahkan menjadikannya sebagai
landasan filosofis dalam berfikir.
1
dalam bunga-bunga gugur itu ia menemukan jejak perjalanan dirinya sendiri,
ia seperti melihat perjalanan dirinya yang demikian yang tidak menentu.
Termenung. Saat itulah, ia menjadi seorang filsuf!”1
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian filsafat ?
b. Siapa Aristoteles ?
c. Bagaimana Realisme Aristoteles ?
C. Tujuan Penulisan
a. Agar kita mengetahui pengertian filsafat.
b. Agar kita mengetahui siapa Aristoteles.
c. Agar kita mengetahui bagaimana Realisme Aristoteles.
1
Bambang, dkk, Filsafat untuk Umum, Jakarta : Kencana.2003.hlm.2
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Arti Etimologi
Kata Filsafat berasal dari kata yunani Filosofia, yang berasal dari kata kerja
Filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata
yunani “Philosophis” yang berasal dari kata kerja “Philein” yang berarti mancintai,
atau “Philia” yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kearifan. Dari kata
tersebut lahirlah kata inggris Philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai “cinta
kearifan”.3
Terminologis
2
Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum, (Bandung : Pustaka Setia,
2008).hlm.15.
3
Asmoro Achmadi, Filsafat umum, (Jakarta:Rajawali,2014).hlm.1
3
merasakan secara falsafi. Filsafat mengantarkan semua yang mempelajarinya ke
dalam refleksi pemikiran yang mendalam dan penuh dengan hikmah.4
Ia dilahirkan di Stageira, Yunani Utara pada tahun 384 SM. Ayahnya seorang
dokter pribadi di raja Macedonia Amyntas. Karena hidupnya di lingkungan istana, ia
mewarisi keahlian dalam pengetahuan empiris dari ayahnya. Pada usia 17 tahun ia
dikirim ke Athena untuk belajar di Academia Plato selama kira-kira 20 tahun hingga
Plato meninggal. Beberapa lama ia menjadi pengajar di Akademia Plato Untuk
mengajar logika dan retorika. Setelah plato meninggal dunia, Aris Toteles bersama
rekannya Xenokrates meninggalkan Athena karena ia tidak setuju dengan pendapat
pengganti Plato di akademia tentang filsafat. Ia dan rekannya pergi ke Assos, tiba di
Assos, Aris Toteles dan rekannya mengajar di sekolah Assos. Di sini Aris Toteles
menikah dengan Pythias. Pada tahun 345 SM kota Assos diserang oleh tentara Parsi,
rajanya (Rekan Aristoteles) dibunuh, kemudian Aris Toteles dengan kawan-
kawannya melarikan diri ke Mytelene di pulau Lesbos tidak jauh dari Assos.
Tahun 342 Aris Toteles diundang raja Philippos dari Macedonia untuk
mendidik anaknya Alexander. Dengan bantuan raja, Aris Toteles mendirikan sekolah
Lykeion.6
4
Op.cit, Atang dan Beni...,Filsafat...,hlm.15.
5
Ibid.Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum, 2008,hlm.16.
6
Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, (Jakarta;Rajawali Pers, 2014).hlm.54-56.
4
Aristotélēs
Ἀριστοτέλης
7
Lahir 384 SM Stagira, Chalcidice
Aristotelianisme
1. Logika
2. Filsafat Alam
3. Psikologi
4. Biologi
7
Zainal Abidin, Pengantar Filsafat Barat,Jakarta:Rajawali Pers.2014.hlm.104-105.
5
5. Metafifika, oleh Aris Toteles dinamakan sebagai filsafat pertama atau
theologia.
6. Etika
7. Politik dan Ekonomi
8. Retorika dan Poetika.8
Aristoteles, murid dan juga teman serta guru Plato, adalah orang yang
mendapat pendidikan yang baik sebelum menjadi filosof. Keluarganya adalah orang-
orang yang tertarik pada ilmu kedokteran. Sifat berpikir saintifik ini besar
pengaruhnya pada Aristoteles. Oleh karena itu, kita menyaksikan filsafat Aristoteles
berbeda warnanya dengan filsafat Plato. Sistematis, amat dipengaruhi oleh metode
empiris.9
C. Realisme Aristoteles
Istilah realisme berasal dari kata latin realis yang berarti “sungguh-
sungguh, nyata benar.” Sepanjang sejarah, realisme telah memiliki tema
umum yang disebut prinsip atau tesis kemerdekaan. Tema ini menyatakan
bahwa realitas, pengetahuan dan nilai yang ada secara independen dari
pikiran manusia. Ini berarti bahwa realisme menolak pandangan idealis
bahwa ide-ide hanya nyata.Barang ada bahkan meskipun tidak ada pikiran
untuk melihat mereka (ingat pertanyaan klasik tentang pohon tumbang di
hutan). Untuk realis, hal ini tentu sebuah realitas independen, namun realis
juga menganggap ide untuk menjadi bagian dari tesis.
8
Asmoro Achmadi,Filsafat Umum, Jakarta:Rajawali Pers, 2014.hlm.55-56.
9
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, (PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.2010).hlm.59-60.
6
sama. Kami berbagi sesuatu yang universal yang disebut
“kemanusiaan.”Kualitas universal ini tentunya nyata karena itu ada secara
mandiri dan terlepas dari satu orang. Aristoteles menyebut kualitas bentuk
universal (gagasan atau esensi), yang merupakan aspek nonmaterial dari
setiap objek materi tunggal yang berhubungan dengan semua benda lain dari
grup tersebut.
10
Ibid. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, Akal dan Hati....,hlm.61.
7
Aristoteles terkenal sebagai Bapak “Logika”. Itu tidak berarti bahwa
sebelum dia, tidak ada logika. Tiap uraian ilmiah berdasarkan logika. Logika
tidak lain dari berfikir secara teratur menurut urutan yang tepat atau
berdasarkan hubungan sebab dan akibat. Semua ilmuan dari filosifi sebelum
Aristoteles mempergunakan logika sebaik-baiknya. Pada dasarnya, berfikir
adalah mempertalikan isi pikiran dalam hubungan yang tepat. Akan tetapi,
Aristoteleslah yang pertama kali membentangkan cara berfikir yang teratur
dari suatu sistem.
Dasar ini disebut hukum penyikiran yang ketiga. Pada hal ini
aristoteles berpendapat bahwa ketiga hukum itu tidak saja berlaku bagi jalan
pikiran, tetapi juga seluruh alam takluk kepadanya. Hal ini menunjukan
8
bahwa membandingkan dan menarik kesimpulan harus mengutamakan yang
umum. (Ahmad syadali,2004 : 124).11
1. Jenis-Jenis Realisme
Jika realisme itu benar, akibatnya mungkin ada suatu gereja universal
yang mempunyai dogma yang berwibawa. Semua manusia berdosa karena
Adam berdosa, dan doktrin penebusan dan karya Kristus dapat diterapkan
kepada seluruh umat manusia. Tetapi jika nominalisme itu yang benar, maka
hanya gereja partikular lah yang riil; selain itu, dosa Adam dan penebusan
tidak berlaku lagi bagi tiap orang, dan kita bebas untuk mengganti dekrit-
dekrit gereja dengan keputusan-keputusan pribadi. Gereja Abad Pertengahan
membantu realisme, karena nominalisme condong untuk mengurangi
kekuasaan gereja.
11
Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum, Bandung;Pustaka Setia,
2008.hlm.226.
9
Aristoteles adalah lebih realis, dalam arti modern, dari pada gurunya,
Plato. Aristoteles merupakan seorang filosuf pertama. Ia menciptakan
cabang pengetahuan itu dengan menganalisis problem-problem tertentu yang
timbul dalam hubungannya dengan penjelasan ilmiah.
12
Imron. S.Ag. M.A, filsafat umum,Noer fikri offset,Palembang, hal 56-57.
13
Wahyu murtiningsih,para filsuf dari plot sampai ibnu bajjah,IRCiSoD, Jogjakarta, hal 56
10
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aristoteles juga terkenal sebagai bapak Logika, dimana logika tidak lain dari
berfikir secara teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab
dan akibat. Yang Pada dasarnya, berfikir adalah mempertalikan isi pikiran dalam
hubungan yang tepat. Akan tetapi, Aristoteleslah yang pertama kali membentangkan
cara berfikir yang teratur dari suatu sistem.
11