Anda di halaman 1dari 6

Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat ISSN: 2548-7558 (online)

http://journal.sttsimpson.ac.id/index.php/EJTI ISSN: 2548-7868 (cetak)

PRINSIP-PRINSIP FILSAFAT PENDIDIKAN KRISTEN

Tety & Soeparwata Wiraatmadja


Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala
Getasan, Kab. Semarang
E-mail: pelangikasih14@gmail.com

ABSTRACT: Tety and Soeparwata Wiraatmadja, The Philosophy Principles of Christian Educating.
This paper discusses the principles of the philosophy of Christian education. The writer describes in the
paper some important issues related to the principles of the philosophy of Christian education including
the review of the Christian education of theological and philosophical aspects, then epistemology and
axiology, the philosophy and purpose of Christian education. The final part of this paper the author
describes some of the principles of the philosophy of Christian education.

Keyword: Philosophy, Christian educating, theological aspects.

ABSTRAK: Tety dan Soeparwata Wiraatmadja, Prinsip-Prinsip Filsafat Pendidikan Kristen. Makalah
ini membahas tentang prinsip-prinsip filsafat pendidikan Kristen. Penulis menguraikan dalam makalah
beberapa hal penting terkait prinsip-prinsip filsafat pendidikan Kristen diantaranya adalah tinjauan ter-
hadap pendidikan Kristen dari aspek teologis dan filsafatnya, lalu epistemologi dan aksiologi, filsafat dan
tujuan pendidikan Kristen. Bagian akhir dari makalah ini penulis menguraikan beberapa prinsip filsafat
pendidikan Kristen.

Kata kunci: Filsafat, pendidikan Kristen, aspek teologis.

PENDAHULUAN hadap pendidikan Kristen dari aspek teologis dan fil-


Pendidikan merupakan usaha yang dilaku- safatnya, lalu epistemologi dan aksiologi, filsafat
kan untuk menolong seseorang mengalami perubah- dan tujuan pendidikan Kristen, serta prinsip-prinsip
an. Pendidikan juga memainkan peranan penting da- filsafat pendidikan Kristen.
lam sejarah kehidupan manusia. Demikian pula pen-
didikan Kristen berperan penting dalam sejarah ke-
METODE
kristenan. Praktik pendidikan sangat dipengaruhi
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah
oleh prinsip filsafat pendidikan, termasuk juga prak-
penelitian pustaka. Penulis melakukan kajian terha-
tik pendidikan Kristen harus dijalankan berdasarkan
dap sumber-sumber pustaka dan menguraikannya
prinsip filsafat pendidikan Kristen. Kurang tepatnya
dalam sebuah kerangka uraian sehingga lebih mudah
pendidikan Kristen dapat dilatarbelakangi kurang di-
dipahami. Penulis menggunakan sumber-sumber
fahaminya prinsip filsafat pendidikan Kristen. Fil-
acuan yang tahun terbitnya telah lama, tetapi masih
safat pendidikan Kristen dapat menjadi rel pelaksa-
dianggap menjadi sumber utama. Selain itu, penulis
naan pendidikan. Pada dasarnya terdapat prinsip-
menggunakan beberapa sumber tambahan dari buku-
prinsip penting dalam pendidikan Kristen dan prin-
buku yang membahas perkembangan filsafat pendi-
sip-prinsip tersebut perlu diuraikan sehingga dapat
dikan pada masa kini. Sumber-sumber pustaka yang
memberi menjawab pertanyaan “apa yang menjadi
digunakan dalam kajian ini adalah karya (1) M.J.
prinsip-prinsip filsafat pendidikan Kristen?”
Langeveld, Beknopte Theoritische Paedagogiek.
Melalui makalah ini, penulis menguraikan
Bandung: Jemmars, 1980; (2) F. Danuwinanta, ed.,
prinsip filsafat pendidikan Kristen dan menguraikan
Karya Lengkap Driyarkara: Esai-Esai Filsafat Pe-
beberapa hal penting terkait prinsip-prinsip filsafat
pendidikan Kristen diantaranya adalah tinjauan ter-

Tety & Soeparwata Wiraatmadja, Prinsip-Prinsip Filsafat Pendidikan Kristen 55


Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat ISSN: 2548-7558 (online)
http://journal.sttsimpson.ac.id/index.php/EJTI ISSN: 2548-7868 (cetak)

mikir yang Terlibat Penuh dalam Perjuangan Bang- apa kuperintahkan kepadamu pada hari ini ha-
sanya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006. ruslah engkau perhatikan. Haruslah engkau
mengajarnya berulang-ulang kepada anak-anak-
mu dan membicarakannya apabila engkau du-
PENDIDIKAN KRISTEN DI TINJAU DARI duk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam
ASPEK TEOLOGIS DAN FILSAFATNYA perjalanan, apabila engkau berbaring, dan apa-
bila engkau bangun. Haruslah juga engkau
Pendidikan mengikatnya sebagai tanda pada tanganmu dan
haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan haruslah engkau menuliskannya pada tiang
orang dewasa untuk menolong seorang anak yang pintu rumahmu dan pada gerbangmu.
belum dewasa, membimbing, menuntun dan meng- Demikian pula dalam Amsal 29:17 dinyatakan: “di-
arahkannya untuk mencapai kedewasaan atau ke- diklah anakmu, maka ia akan memberikan keten-
mandirian. Sementara ilmu pendidikan adalah ilmu traman kepadamu, dan mendatangkan sukacita pada-
bersifat teoretis, berdiri sendiri, murni, mengacu ke- mu.” Allah memerintahkan kepada orang Israel,
pada seluruh gejala pendidikan kemudian dipegang khususnya kedua orang tua mempunyai anak agar
dan diuraikan dengan menarik sepenuhnya keluar mereka mengajari dan mendidik anak mereka secara
dari gejala hidup yang ada, meninjaunya sebagai berulang-ulang, mengajari anak mereka takut akan
sasaran khusus, menjelaskannya dan berusaha me- TUHAN, mengajari anak mereka takut akan Allah.
mahami dan mencari maksudnya. M.J Langeniveld Kenapa harus diajarkan berulang-ulang? Supaya
menyatakan bahwa pendidikan atau pedagogik me- pendidikan pertama itu kuat.
rupakan kegiatan membimbing anak manusia me- Matius 7:28-29 “... setelah Yesus mengak-
nuju kepada kedewasaan dan kemandirian cirinya hiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu men-
adalah: individualitas, personalitas, sosialitas, dan dengar pengajarannya, sebab ia mengajar mereka se-
moralitas.1 Sementara itu, Driyarkara merumuskan bagai orang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli taurat
pendidikan sebagai usaha memanusiakan manusia mereka.” Tuhan Yesus memberikan contoh bagai-
dan membudayakannya.2 Jadi ilmu pendidikan mem- mana cara mengajarkan. Ia mengajarkan dengan ke-
bicarakan masalah-masalah pendidikan baik teoretis teladanan, Ia mengajar dengan hati, Ia mengajar de-
maupun praktis. Agar dapat dipertanggungjawabkan ngan penuh kuasa. Yesus memberitakan kerajaan
secara ilmiah, maka pendidikan perlu landasan kefil- sorga sudah dekat. Amanat Agung Tuhan Yesus da-
safatan. Melalui filsafat dapat dilahirkan pemikiran- lam Matius 28:19-20 memerintahkan agar murid-
pemikiran teoritis di dalam pendidikan dan pelaksa- murid-Nya, dalam hal ini termasuk juga orang
naannya. Dengan demikian filsafat pendidikan sa- Kristen masa kini, untuk menjadikan semua bangsa
ngat erat berkaitan dengan pendidikan dan mendu- sebagai murid-Nya.
kung pelaksanaannya agar kokoh dan terarah. Dalam paparan ini didapat bahwa pendidik-
an merupakan pelita menyala membawa dan menun-
Pendidikan dalam Alkitab tun manusia untuk kembali ke rencana Allah semula.
Di dalam Ulangan 6:6-9 dinyatakan: Dalam hal ini, pendidikan dipakai untuk menuntun
manusia menuju kebenaran yaitu Yesus Kristus. Pe-
1 lita hanyalah sebatas alat. Apabila tidak ada sumber
M.J. Langeveld, Beknopte Theoritische Pae-
dagogiek, terj.:Simajuntak, (Bandung: Jemmars, 1980). cahaya membuatnya menyala, maka ia tidak akan
2
F. Danuwinanta, ed., Karya Lengkap Driyar- berguna. Ada pun sumber tenaga itu adalah Kristus
kara: Esai-Esai Filsafat Pemikir yang Terlibat Penuh
sendiri direfleksikan melalui Alkitab. Dengan demi-
dalam Perjuangan Bangsanya (Jakarta: Gramedia Pus-
taka Utama, 2006), 415. kian dapat dikatakan bahwa menjadi inti dari pusat

56 Evangelikal, Volume 1, Nomor 1, Januari 2017


Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat ISSN: 2548-7558 (online)
http://journal.sttsimpson.ac.id/index.php/EJTI ISSN: 2548-7868 (cetak)

Kristen adalah Yesus “kembali kerencana Allah.” sang cahaya terang itu manusia diselamatkan. Alam
Berarti membawa, manusia melalui teladan pribadi semesta ada dikendalikan hukum Allah diciptakan
Yesus Kristus. oleh Allah, Kristuslah cahaya keselamatan yang
Mazmur 119:105 menyatakan: “Firman-Mu meletakan dasar kerajaan Allah dan menolong ma-
itu pelita bagi kakiku, dan terang bagi jalanku”. Ini nusia kembali kepadanya dan menyempurnakannya.
sejajar dengan Timotius 3:16 “segala tulisan yang
diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menga-
EPISTEMOLOGI
jar, untuk menyatakan kesalahan, dan untuk mendi-
Epistemologi berkaitan dengan pengetahuan
dik orang dalam kebenaran, jadi melalui pendidikan
dan kebenaran, hal apa yang kita ketahui dan cara
berdasarkan firman Tuhan-lah mampu menuntun
kita dapat mengetahuinya. Epistemologi menjawab
manusia menjadi pribadi yang berkenan dihadapan
tentang kebenaran dan pengetahuan. Epistemologi
Allah dengan meneladani pribadi Yesus Kristus”.
adalah cabang dari filsafat yang mempelajari sifat,
Dari paparan tersebut jelas ada landasan
sumber dan validitas dari pengetahuan. Yesus adalah
yang kokoh secara teologis dari pendidikan yang
terang dan jalan kebenaran. Sesuai dengan iman
dianut Alkitab.
yang kita miliki. Satu hal paling sesuai untuk epis-
Filsafat Pendidikan temologi adalah bahwa Yesus merupakan terang dan
Filsafat pendidikan adalah ilmu pendidikan jalan kebenaran. Kehidupan kekal hanya bisa kita
bersendikan filsafat atau filsafat yang diterapkan da- dapatkan dari Dia. Dengan kata lain, tidak ada jalan
lam pemikiran dan pemecahan masalah pendidikan. menuju kekekalan bila tidak melalui Dia. Bagaiman
John Dewey menyatakan bahwa: “philosophy may kita membuktikan hal ini? Ada dua cara untuk me-
even be difined as the general theory of education.”3 nentukan epistemologi, yaitu dengan menggunakan
Ada hubungan timbal balik antara filsafat dan pen- panca indera dan kesaksian. Dan untuk membukti-
didikan. Dapat juga merupakan suatu cara menjawab kan hal ini sudah banyak kesaksian yang diberikan
dan memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat mengenai hal ini secara turun-temurun. Tidak ada
filosofis dan memerlukan jawaban secara filosofis kebenaran diluar kerangka metafisika Allah. Semua
juga. Isi kandungan filsafatnya mendasari berbagai kebenaran yang ada di dunia ini tidak ada yag diluar
pemikiran mengenai pendidikan yaitu: Metaphysika- Allah, semuanya juga tertulis dalam Alkitab, semua
Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. kebenaran tersebut tercakup dalam Alkitab.
Alkitab adalah praanggapan atau titik tolak
AKSIOLOGI
pemikiran filsafat Kristen sekaligus filsafat pendi-
Aspek aksiologi merupakan aspek filsafat
dikan Kristen. Dari akar teologis dibangunlah kon-
yang berkaitan dengan nilai tertinggi, dan bermakna.
sep filsafat ini. Bagi seorang Kristen Allah adalah
Aspek ini terbagi dalam nilai etika dan estetika.
pencipta alam semesta. Manusia diciptakan segam-
Etika merupakan studi tentang nilai-nilai moral dan
bar dengan Allah. Kendati demikian manusia telah
perilaku. Aksiologi menjawab pertanyaan “apa itu
jatuh ke dalam dosa terseret oleh pemberontakan ke-
kebenaran, apa yang seharusnya dilakukan sese-
pada Allah. Hanya oleh penebusan Yesus Kristus
orang pada saat situasi seperti ini?”. Estetika adalah
studi dari nilai-nilai umum, prinsip yang mengatur
3
“John Dewey (1859–1952) - Experience and penciptaan dan penghargaan terhadap keindahan dan
Reflective Thinking, Learning, School and Life, Demo-
cracy and Education” http://education.stateuniversity. seni. Estetika menjawab pertanyaan “apa itu kein-
com/pages/1914/Dewey-John-1859-1952.html. Diakses pa- dahan, apa yang indah dari seni tersebut?”.
da 7 April 2016.

Tety & Soeparwata Wiraatmadja, Prinsip-Prinsip Filsafat Pendidikan Kristen 57


Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat ISSN: 2548-7558 (online)
http://journal.sttsimpson.ac.id/index.php/EJTI ISSN: 2548-7868 (cetak)

Pada awalnya manusia diciptakan segambar ini. Akan tetapi, karena keberdosaan kita keindahan
dan serupa dengan Allah, dan dalam eksistensinya yang terpancar bukan lagi dari dalam jiwa kita. Ke-
manusia diciptakan sebagai makhluk yang memu- jatuhan manusia membuat manusia tidak lagi men-
liakan Allah. Akan tetapi semua ini berubah sejak cermikan dan mempresentasikan Allah yang semula.
kejatuhan manusia kedalam dosa. Manusia tidak da- Seperti halnya dengan pelita, pelita tidak akan me-
pat menjalankan fungsi dan tugasnya seperti sedia mancarkan cahayanya apabila tidak memiliki sum-
kala. Hubungan manusia dengan Tuhan pun terpu- ber cahaya itu sendiri. Dan ia hanya akan menjadi
tus. Sebagai mahluk yang religius, manusia terus pelita yang pasif dan tidak akan menjadi pelita bila
mencari keberadaan Tuhan itu sendiri. Hal ini dapat tidak menjalankan fungsinya.
kita lihat dalam kehidupan dan kebudayaan manusia Pendidikan adalah pelita yang harus terus
khususnya di Asia yang masih banyak melakukan menyala untuk menerangi dan menuntun manusia-
pemujaan kepada berhala. Sayangnya, usaha manu- manusia berharga yang Allah ciptakan kembali ke-
sia ini tidak akan pernah berhasil dalam menemukan pada-Nya. Namun, sebagai pelaku pendidikan kita
Tuhan. Pertemuan ini hanya akan terjadi apabila harus terus diperbaharui oleh Roh Kudus, yaitu de-
Tuhan sendiri yang berinisiatif. Kedatangan Kristus ngan membaca firman-Nya dan terus membangun
ke dalam dunialah yang menjadi titik balik hu- hubungan pribadi dengan Tuhan.
bungan manusia dengan Allah.
Melalui kematian Kristus di kayu salib, FILSAFAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN
Allah menunjukan kasih dan keadilan yang sesung- KRISTEN
guhnya. Hubungan manusia didamaikan dengan Pendidikan Kristen adalah pendidikan yang
Allah, dan dilayakan kembali untuk datang kepada berpusat pada Allah, suatu implikasi dan interpretasi
Allah, bahkan disebut anak-anak Allah. Ia mene- kasih Allah. Pendidikan Kristen menggunakan filsa-
gaskan bahwa Dialah Allah yang penuh kasih dan fat teistis yang berlandaskan kebenaran firman
adil sehingga Dia harus mendisiplin umat-Nya. Da- Tuhan yang jelas berbeda dengan filsafat pendidikan
lam salib Kristus nilai-nilai moral yang sesungguh- Sekuler.4 Beth E. Brown sebagaimana dikutip oleh
nya terpresentasikan. Bahkan melalui salib Kristus Alfius Areng Mutak berkata Pendidikan Kristen ada-
manusia diperdamaikan dengan Allah dan status ma- lah suatu interaksi dengan kebenaran yang berim-
nusia pun menjadi baru. Manusia menjadi anak-anak plikasi pada hidup yang dipimpin dan dikuasai oleh
Allah yang menjadi terang dan membawa energi dari Roh Kudus, yang menghasilkan perubahan dalam
terang itu sendiri yaitu cahaya, dimana cahaya itu hidup para anak didik; perubahan yang menjadi-
sebenarnya mencerminkan siapakah kita ini? Kita kannya serupa dengan Kristus.5 Adapun tujuan pen-
adalah anak-anak Allah yan telah diselamatkan, didikan Kristen menurut Gordon Brown adalah ber-
sehingga kita harus menjadi surat terbuka yang dapat hubungan dengan tujuan hidup orang Kristen bagi
dibaca setiap orang. Nilai estetika disini bukan me- Tuhan dan kemuliaan-Nya. Pendidikan dipandang
nekankan kepada keindahan alam namun pada kein- sebagai sarana yang dipergunakan oleh Roh Kudus
dahan manusia itu sendiri, karena dicipta segambar untuk membawa murid kepada persekutuan dengan
dan serupa dengan Kristus. Setiap manusia memiliki Allah, bagi hidup dalam kekekalan. Pendidikan
keindahan tersendiri, antara satu dengan yang lain
4
Louis Berkhof dan Cornelius Van Til, Foun-
pasti memiliki perbedaan, baik wajah maupun ka-
dation Christian Education, terjemahan, cetakan ketiga,
rakter. Dengan begitu banyaknya populasi manusia (Jakarta: Momentum, 2010), 15
5
di dunia ini, kita tentu bisa membayangkan betapa Alfius Areng Mutak, “Gereja Dan Pendidikan
Kristen”, Jurnal Theologia Aletheia, Volume 7, Nomor
menakjubkan ciptaan Allah yang bernama manusia 12 (Maret 2005), 14.

58 Evangelikal, Volume 1, Nomor 1, Januari 2017


Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat ISSN: 2548-7558 (online)
http://journal.sttsimpson.ac.id/index.php/EJTI ISSN: 2548-7868 (cetak)

Kristen diperuntukkan pada pengembangan pemi- Peran pendidikan menyatakan kebenaran-Nya


kiran dalam perspektif Kristen dan untuk melatih Pendidik memberi pengaruh kepada sesama
mereka dalam kehidupan yang taat sehingga mereka dengan pengetahuan dan kebenaran Tuhan. Pendidik
dapat memenuhi tujuan Tuhan bagi keseluruhan hi- melatih murid untuk mengkomunikasikan arti lisan
dup. secara efektif untuk orang lain serta berpartisipasi
Douglos Wilson memperjelas tujuan pendi- dalam gereja dalam arti luas dalam penginjilan dan
dikan Kristen, yang pada dasarnya adalah suatu pro- pemuridan. Mengajarkan murid dalam pandangan
ses yang memfasilitasi pemulihan gambar dan rupa yang realistis dan pespektif Alkitab.
Allah yang telah rusak karena keberadaan dosa ma-
nusia, menuju kedewasaan sejati, sehingga anak da- PRINSIP-PRINSIP FILSAFAT PENDIDIKAN
pat memenuhi mandat ciptaan-Nya dalam ketaatan KRISTEN
kepada firman Allah. Pendidikan merupakan tang- Dalam bagian ini penulis menguraikan prin-
gung jawab setiap orang Kristen sebagai umat per- sip-prinsip filsafat pendidikan Kristen sebagai beri-
janjian Allah. Dalam memfasilitasi pemulihan gam- kut (1) Allah-lah sumber segala sesuatu. Allah ada-
bar dan rupa Allah, Gordon Brown menguraikan lah pencipta alam semesta. Jadi filsafat pendidikan
empat keharusan yang perlu dilakukan dalam proses Kristen adalah Teistis yang berakar pada kebenaran
pendidikan Kristen. firman Tuhan; (2) Manusia diciptakan segambar de-
ngan Allah. Namun manusia jatuh ke dalam dosa,
Belajar akan pengetahuan dan kebenaran Tuhan kendati demikian Tuhan memulihkan kembali seba-
Murid harus diajarkan bahwa Alkitab ada- gai pribadi yang utuh. Dengan demikian Filsafat
lah sumber hikmat dan pengetahuan, petunjuk bagi Pendidikan Kristen memandang bahwa manusia da-
kehidupan, sumber keselamatan, doktrin tentang ma- pat dikembalikan tubuh, jiwa dan rohnya oleh pem-
nusia, keselamatan dan Tuhan. Mengajarkan kebe- benaran Kristus sebagai kebenaran Kristen; (3)
naran tentang tingkah laku dan keberadaan manusia. Pendidik adalah roh, jiwa dan tubuhnya. Hanya oleh
Roh Kudus manusia dapat memancarkan cahaya te-
Respon terhadap Tuhan dan kebenaran-Nya rang Kristus. Itulah sebabnya Filsafat Pendidikan
Murid dituntun pada keselamatan melalui Kristen berusaha menunjukkan ke arah pembaharuan
iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Respon kepada- hidup yang sesuai kembali dengan kemuliaan Allah;
Nya menuntut komitmen dengan berserah pada (4) Alam semesta adalah ciptaan Tuhan. Filsafat
kasih Tuhan dan bersedia melayani-Nya. Murid di- pendidikan kristen memandang alam semesta adalah
tuntun untuk menghargai kebenaran Tuhan yang ter- ciptaan Allah yang tunduk kepada Allah sebagai sa-
kandung dalam firman Tuhan dan dalam realitas cip- rana kemuliaan-Nya; (5) Yang Berpusat kepada un-
taan-Nya. tuk dikembangkan sesuai dengan kehendak Allah.
Filsafat Pendidikan Kristen tidak sekadar menuju
Hidup Berdamai Dengan Tuhan dan Kebenaran- pemulihan pribadi manusia, tetapi juga kasih, kea-
Nya dilan dan kesejahteraan umat dan seluruh alam se-
Murid diajarkan taat kepada perintah Tuhan mesta.
untuk hidup berkenan kepada-Nya, hidup dalam ke-
luarga Tuhan, komunitas dan Negara. Pendidik KESIMPULAN
mengajarkan murid untuk menghargai alam ciptaan Pendidikan merupakan sebuah proses yang
Tuhan dan hidup berdasarkan hukum-hukum dan harus dilaksanakan untuk mencapai sebuah tujuan.
prinsip-prinsip kebenaran dalam hubungan manusia. Dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tersirat

Tety & Soeparwata Wiraatmadja, Prinsip-Prinsip Filsafat Pendidikan Kristen 59


Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat ISSN: 2548-7558 (online)
http://journal.sttsimpson.ac.id/index.php/EJTI ISSN: 2548-7868 (cetak)

beberapa ayat yang secara tidak langsung menuju Filsafat harus memainkan perannya sebagai pendo-
kepada pendidikan di antaranya Ulangan 6:6-9, rong, pembebas dan pendobrak. Oleh karena itu, fil-
Amsal 29:17 dan Matius 28:29. Filsafat pendidikan safat sangat berguna dalam segala bidang kehi-
menjadi akar dari pendidikan yang berfungsi sebagai dupan, secara khusus pendidikan Kristen. Selain dari
analisa persoalan dan pemecahan masalah. Di dalam pada itu ada prinsip-prinsip filsafat pendidikan
filsafat pendidikan Kristen segala persoalan ada Kristen meliputi Allah sumber segala sesuatu, ma-
penyelesaian, yang runtut dan di analisa secara rinci. nusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah,
Alkitab menjadi pusat pendidikan Kristen, pemulihan gambar dan rupa Allah dalam diri ma-
yang memberi banyak pelajaran berharga mengenai nusia, alam semesta adalah ciptaan Tuhan yang di-
pengalaman bersama dengan Tuhan. Adapun baha- kembangkan sesuai dengan kehendak Allah. Filsafat
san filsafat pendidikan meliputi epistemologi dan pendidikan Kristen tidak hanya mengajarkan kebe-
aksiologi. Filsafat dan tujuan pendidikan Kristen naran, melainkan mendorong manusia kepada pem-
membahas mengenai proses belajar akan kebenaran baharuan budi dan mempraktekkan setiap kebenaran
Tuhan, serta respon terhadap Tuhan dan kebenaran- ke dalam kehidupan secara nyata. Hal ini membuk-
Nya yang dibuktikan dengan berdamai dengan sesa- tikan filsafat pendidikan Kristen bukan sekedar teori
ma manusia dan berdamai dengan Tuhan. melainkan tindakan praktis, yang dapat di lihat dan
Filsafat pendidikan menjadi bagian yang rasakan sumber kebenarannya.
penting, karena induk dari segala ilmu pengetahuan.

DAFTAR RUJUKAN
“John Dewey (1859–1952) - Experience and Reflec- Danuwinanta, F. ed., Karya Lengkap Driyarkara:
tive Thinking, Learning, School and Life, Esai-Esai Filsafat Pemikir yang Terlibat
Democracy and Education” http://education. Penuh dalam Perjuangan Bangsanya. Jakar-
stateuniversity.com/pages/1914/Dewey-John- ta: Gramedia Pustaka Utama, 2006.
1859-1952.html. Diakses pada 7 April 2016. Langeveld, M.J. Beknopte Theoritische Paedago-
Berkhof, Louis dan Cornelius Van Til, Foundation giek, terj.:Simajuntak. Bandung: Jemmars,
Christian Education, terjemahan, cetakan 1980.
ketiga. Jakarta: Momentum, 2010. Mutak, Alfius Areng. “Gereja Dan Pendidikan Kris-
ten”, Jurnal Theologia Aletheia, Volume 7
Nomor 12 (Maret 2005).

60 Evangelikal, Volume 1, Nomor 1, Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai