Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalaamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT. Dan sholawat beserta salam semoga
selalu tercurah untuk Rasullah SAW.

Alhamdulillah dengan kehendak-Nya pada saat ini penulis telah dapat menyelesaikan
tugas ergonomi dengan judul “MANUAL HANDLING” dimana tugas tersebut merupakan
salah satu persyaratan untuk memenuhi mata kuliah ergonomi.

Dalam penyelesaian tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk semua
bantuan, baik moril maupun material yang telah diberikan dengan rasa syukur kepada Allah
SWT penyusun mengucapkan rasa terima kasih.

Demikianlah tugas ini penyusun buat, Penyusun menyadari dalam pembuatan laporan ini
jauh dari sempurna. sebelumnya penyusun ucapkan terima kasih.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

SERANG, September 2019

Kelompok 7

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………….……………………………………………………………1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….…2

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………….…3

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………...3

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………..3

1.3 Tujuan……………………………………………………………………………….……4

BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………………...5

2.1 Manual Handling………………………………………………………………...……5-11

2.2 Penyebab Cedera……………………………………………………………………..…11

2.3 Dampak Manual Handling…………………………………………………………...…12

2.4 Teknik Manual Handling…………………………………………………………….....13

2.5 Faktor Resiko Manual Handling……………………………………………………14-15

BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………….……..16

3.1 Kesimpulan…….………………………………………………………………….….…16

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….……17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara berkembang yang banyak sekali dijumpai industriindustri


yang masih menggunakan tenaga manusia dalam pemindahan material, walaupun
beberapa industri yang relatif modern telah banyak menggunakan mesin sebagai alat
bantu dalam pemindahan material, namun aktivitas pemindahan bahan secara manual
(Material Manual Handling) masih sangat diperlukan karena memilki kelebihan
dibandingkan dengan menggunakan alat yaitu bahwa pemindahan material secara
manual bisa dilakukan dalam ruang terbatas dan dimana dalam melakukan aktivitas
pekerja sangat mengandalkan fisik manusia untuk mengangkat barang, tetapi
pemindahan bahan secara manual (MMH) apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan
menimbulkan kecelakaan dalam industri, yang disebut juga ”Over Exertion– Lifting and
Carying”, yaitu kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh beban angkat yang
berlebihan (Nurmianto, 1996 : 147).

Tanpa disadari aktivitas pengangkatan barang yang dilakukan pekerja dapat


menyebabkan penyakit ataupun cidera pada tulang belakang terlebih jika pekerjaan
tersebut tidak dilakukan dengan benar. Manuaba (2000) dalam Tarwaka (1985)
mengatakan bahwa jikalau resiko tuntutan kerja lebih besar dari kemampuan seseorang
maka akan terjadi penampilan kerja yang bisa dimulai oleh adanya ketidaknyamanan,
overstress, kecelakaan kerja, cidera, rasa sakit dan tidak produktif.

Penanganan material secara manual (Manual Material Handling) didefinisikan


sebagai pekerjaan penanganan material yang terdiri dari mengangkat, menurunkan,
mendorong, menarik dan membawa. Manual Material Handling merupakan sumber
utama keluhan karyawan di industri, sehingga jika tidak dilakukan pada beban yang
sesuai, postur tubuh yang benar dan cara pengangkatan yang benar, dapat mengakibatkan
cidera atau kecelakaan saat bekerja.

3
Meskipun telah banyak mesin yang digunakan pada berbagai industri untuk
mengerjakan tugas pemindahan, namun jarang terjadi otomasi sempurna di dalam
industri. Disamping pula adanya pertimbangan ekonomis seperti tingginya harga mesin
otomasi atau situasi praktis yang hanya memerlukan peralatan sederhana. Sebagai
konsekuensinya adalah melakukan kegiatan manual di berbagai tempat kerja. Bentuk
kegiatan manual yang dominan dalam industri adalah manual handling.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok masalah untuk
dirumuskan dalam makalah ini adalah bagaimana teknik-teknik yang digunakan, apa saja
faktok risiko, penyebab cedera, dampak, apa saja jenisnya, dan momen gaya pada pekerja
pengangkat beras untuk mengurangi atau menghindari resiko cidera tulang belakang
(musculoskeletal disorder) dan nilai RWL.

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui apa itu Manual Handling

1.3.2. Untuk mengetahui penyebab cedera dari Manual Handling

1.3.3. Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan Manual Handling

1.3.4. Untuk mengetahui faktor resiko Manual Handling

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Manual Handling

2.1.1 Pengertian

Manual handling di definisikan sebagai suatu pekerjaan yang berkaitan


dengan mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik, menahan, membawa atau
memindahkan beban dengan satu tangan atau kedua tangan dan atau dengan
pengerahan seluruh badan (tarwaka, 2004)

Manual handling di definisikan sebagai suatu pekerjaan yang berkaitan


dengan mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik, menahan, membawa atau
memindahkan beban, termasuk kegiatan yang berulang, penggunaan peralatan dan
pengoperasian alat dan mesin. (code of practice manual handling, 2000)

Manual handling adalah segala aktifitas yang membutuhkan pergerakan


tangan oleh seseorang untuk mengangkat, menurunkan, mendorong, membawa,
menarik, memindahkan, menahan benda bergerak atau tidak bergerak. (workplace
health and safety, 1999).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan pengertian manual


handling adalah adalah aktivitas pada musculoskeletal untuk angkat angkut benda
baik bergerak maupun tidak bergerak.

Kenyamanan dari pekerja sudah terbukti sangat menunjang tingkat


produktivitas pekerja, dengan demikian para penanggung jawab keselamatan dan
kesehatan kerja harus memikirkan faktor-faktor bahaya biomekanika, sebaiknya
aktivitas manual material handling tidak membahayakan pekerja dan tidak
menimbulkan rasa sakit pada pekerja.

5
2.1.2 Jenis Manual Handling menurut tarwaka (2004)

1) Mengangkat/Menurunkan (Lifting/Lowering)

Mengangkat adalah kegiatan memindahkan barang ke tempat yang


lebih tinggi yang masih dapat dijangkau oleh tangan. Kegiatan lainnya adalah
menurunkan barang yaitu memindahkan barang ketempat yang lebih rendah.
Beberapa teknik/ cara yang benar dalam mengangkat/ menurunkan adalah:

a) Batas Angkatan

Batasan angkat menurut PER MEN No 1 tahun 1987 :

Aktivitas mengangkat Laki-laki Wanita dewasa


dewasa

Hanya mengangkat 40 Kg 10 Kg

sekalikali

Terus-menerus 15-18 Kg 10 Kg

Table 2.1 Batasan Angkat Manual Handling

b) Teknik Angkatan

• Berdiri dengan posisi yang benar serta pijakan kaki kuat.

• Letakkan tangan pada posisi di bawah beban

• Bengkokkan lutut

6
• Punggung dalam posisi lurus dan tidak membungkuk saat
mengangkat ketika pergerakkan ke atas.

• Saat mengangkat beban menggunakan kekuatan kaki dan


dibantu dengan perut dan lengan.

Gambar 2.2 Cara mengangkat

c) Mendorong/Menarik (push/pull)

Kegiatan mendorong adalah kegiatan menekan berlawanan arah tubuh


dengan usaha yang bertujuan untuk memindahkan obyek.

Kegiatan menarik kebalikan dengan itu.

Cara atau teknik yang benar dalam mendorong/ menarik adalah:

a. Pijakkan kaki yang kuat

7
b. Punggung tetap lurus dan tidak membungkuk

c. Gunakan kekuatan tangan untuk mendorong dan menarik

Gambar 2.3 Cara mendorong atau menarik

d) Memutar (twisting)

Kegiatan memutar merupakan kegiatan MMH yang merupakan


gerakan memutar tubuh bagian atas ke satu atau dua sisi
sementara tubuh bagian bawah berada pada posisi tetap.
Kegiatan memutar ini dapat dilakukan dalam keadaan tubuh
yang diam.

Teknik yang benar saat memutar adalah :

• Memutar dilakukan dalam keadaan diam atau tidak


sedang bejalan.

• Bagian yang bergerak memutar adalah kaki.

• Saat memutar pinggang tidak ikut memutar.

• Memutar dilakukan dengan perlahan.

8
• Beban di tumpukan pada badan.

Gambar 2.4 Cara memutar

e) Membawa (Carring)

Kegiatan membawa merupakan kegiatan memegang atau


mengambil barang dan memindahkannya. Berat benda menjadi
berat total pekerja.

Teknik yang benar dalam membawa adalah :

• Pijakan kaki yang kuat.

• Pegang objek sedekat mungkin dengan tubuh.

• Posisi leher dalam keadaan lurus.

• Posisi pinggang dalam keadaaan lurus.

• Beban ditumpukan pada badan.

9
Gambar 2.5 cara membawa

f) Menahan (Holding)

Memegang objek saat tubuh dalam keadaan diam (statis) Teknik


menahan yang benar :

• Pijakan kaki yang kuat.

• Pegang objek sedekat mungkin dengan tubuh.

• Posisi punggung dalam keadaan tegak/ lurus.

10
• Posisi leher dalam keadaan lurus.

Gambar 2.7 Cara menahan

2.2. Penyebab Cedera

Pekerjaan manual handling akan dapat menyebabkan stress pada kondisi


fisik (seperti pengerahan tenaga, sikap tubuh yang dipaksakan dan gerakan
berulang) yang dapat mengakibatkan terjadinya cedera, energi yang terbuang
secara percuma dan waktu kerja tidak efisien. Penyebab cedera secara umum
adalah:

a) Kerusakan perlahan karena kegiatan manual handling dalam jangka waktu


yang lama atau sering.

b) Kerusakan tiba-tiba karena kegiatan manual handling yang berat atau kuat
pengangkatan dengan posisi janggal.

11
c) Trauma langsung karena kejadian yang tidak diharapkan akibat manual
handling seperti terjatuh saat mengangkat beban karena lantai tidak datar.

Beberapa hal yang dominan yang menyebabkan terjadinya cedera saat manual
handling menurut tarwaka (2004) adalah:

a) Sikap tubuh yang tidak alamiah dan dipaksakan seperti, badan membungkuk,
dan memutir ke samping, jongkok, berlutut.

b) Gerakan berulang seperti, membawa atau mengangkat obyek kerja yang

terlaluu berat.

c) Sikap kerja statis, harus mempertahankan sikap diam untuk waktu yang lama
pada suatu jenis aktivitas.

2.3. Dampak Manual Handling

Menurut code of practice for manual handling (2000) dampak dari manual
handling yang tidak aman dari segi bahaya ergonomi adalah

a) Straindan spain pada otot.

b) Luka pada otot, tali sendi, cakram intervebrata dan struktur yang lain pada
tulang punggung.

c) Hernia dan sakit kronis.

d) Luka pada jaringan lunak seperti saraf, tali sendi, dan pada pergelangan
tangan, bahu dan leher

12
2.4. Teknik Manual Handling

Pada pekerjaan memindahkan barang atau beban, bentuk, volume, berat dan sifat
beban yang akan dipindahkan sangat menentukan cara-cara pelaksanaan pemindahan
tersebut baik mengangkat maupun meletakan kembali beban. Kegiatan mengangkat dan
mengangkut ini banyak melibatkan kerja otot dan tumpuan pada kerja tulang belakang
oleh karena itulah dibutuhkan teknik yang benar :

a) Membuat perencanaan dengan menilai beban, menentukan bagaimana


menanganinya, sebagai suatu cara untuk menghindari cedera akibat
pengerahan tenaga yang berlebihan.

b) Menentukan teknik terbaik dengan menghindari postur membungkuk,


memutir, dan menjangkau yang tidak diperlukan.

c) Menggenggam objek dengan pegangan yang kuat dan menggunakan

seluruh jemari dari kedua tangan dalam mengngkat barang.

d) Dorong beban sedekat mungkin dengan badan untuk mencegah stress yang
berlebihan di punggung.

e) Verifikasi penanganan tugas berat dengan yang ringan.

f) Periksakan material dari permukaan yang bergerigi, sudut yang runcing dan
tajam atau licin.

g) Menghilangkan minyak, air atau objek yang kotor sebelum mencoba untuk
menanganinya.

13
2.5. Faktor Resiko Manual Handling

Terdapat empat faktor resiko dari manual handling diantaranya :

a Task Faktors

Faktor task dapat menjadi faktor resiko dalam 3 hal yaitu:

• Layout, layout yang dapat menjadi fator resiko yaitu layout yang dapat
menyebabkan pekerjaan meraih atau menahan benda yang jauh dari
tubuh, memutar tubuh (twisting), menahan dari bawah, mengangkat
dari lantai, mengangkat setinggi bahu, layout tempat kerja yang buruk
(terlalu sempit), jarak angkut yang jauh serta postur statis.

• Apabila pekerjaan manual handling dilakukan sering atau dalam janga


waktu yang membuthkan usaha fisik, berulang-ulang pada saat duduk
atau berlutut, langsung setelah terjadi fleksi dalam waktu lama,
kurangnya waktu istirahat, beberapa gerakan handling sekaligus
(membawa, mengangkat dan meletakan) serta dipaksa mengiuti irama
kerja mesin. Tim yang menangani pekerjaan mencangkup penanganan
barang dengan 2 orang atau lebih dan berkoordinasi dengan
sekelompok orang.

b Faktor Beban

Aspek beban yang dapat menjadi fator resiko antara lain, berat, ukuran,
bentuk, permukaan licin atau rusak, pegangan tidak ada atau tidak memadai
serta tidak stabile.

c Faktor Lingkungan

Aspek lingkungan yang dapat menjadi faktor resiko antara lain: suhu
(diluar batas 19-26 C), kelembaban (diluar batas 35-50%) pencahayaan,

14
kebisingan, angin kencang, serta lingkungan fisik (adanya penghalang dan
permukaan lantai).

d Faktor Personal

Aspek personal dapat menjadi faktor resiko antara lain: kesehatan yang
meliputi faktor fisik (tinggi badan, jangauan, faleksibilitas, keuatan, berat
badan, daya tahan nafas dan cacat), usia, jenis kelamin, hamil atau baru
melahirkan, pernah terluka sebelumnya dan faktor psikologi.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan teori dan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

3.1.1 Identifikasi Resiko dalam Manual Handling dapat dilakukan dengan cara
wawancara dengan pekerja, survei terhadap tempat kerja, maupun pengecekan
terhadap cedera yang terjadi di tempat kerja tersebut.

3.1.2 Resiko yang tinggi maupun yang rendah sama-sama harus dikendalikan agar tidak
terjadi kecelakaan akibat kerja maupun penyakit akibat kerja.

3.1.3 Resiko seseorang pekerja yang mengangkat akan lebih mudah terkena MSDs,
maupun Low Back Pain dibanding orang yang pekerjaannya tidak
mengangkatangkat.

3.1.4 Penilaian resiko dilihat dari kapasitas kerja pekerja, beban kerja dari obyek, tugas
kerjam dan lingkungan tempat kerja.

3.1.5 Pengendalian resiko dapat secara teknik seperti penggunaan alat mekanik
pengangkat, secara administrasi yaitu rotasi pekerja, maupun secara perbaikan
rekayasa dengan reposisi sikap kerja.

16
DAFTAR PUSTAKA

Chaffin, D.B. and Park, K.S., A lonitudinal Study of low back pain as associated with
Occupational lifting factors, American Industrial Hygiene Association Journal, 1973, v
34, p.513.

Corlett, E.N., Eklund, J.A.E., Reilly T. and Troup, J.D.G. (1987). Assesment of workload from
measurement of stature, Applied Ergonomics, v18, pp. 65-71.

Health and Safety Commision (1982) (U.K), Proposal for Health and Safety (Manual Handling
of Loads). Regulation and guidance, HMSO, London.

Manuaba, A. 2000. Research and Application Of Ergonomics in Developing Countries, with


Special Refrence to Indonesia. Jurnal Ergonomi Indonesia 1 (1-6), 24-30.

M. Apple, James; 1986. Tata Letak pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi ketiga, Departemen
Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Nurmianto, Eko; 2004. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua, PT. Guna
Widya, Surabaya.

Sulistyani; 2003. Analisa Manual Material Handling Dengan Konsep NIOSH, Fakultas
Teknik, UMS: Surakarta

Tarwaka; Hadi; Solichul dan Sudiajeng, Lilik; 1985. Ergonomi Untuk Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dan Produktivitas, UNIBA Press, Surakarta.

Tarwaka. Bakri, S. Sudiajeng, L. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.

Tarwaka. 2008. Manajemen dan Implementasi K3 ditempat kerja. Surakarta:Harapan Press.

Waters, T.S. and Putz-Anderson, V. 1996. Manual Material Handling, Edited by Battacharya,
A. & McGlothlin, J.D., 1996. Occupational Ergonomics Theory and Application. Marcel
Dekker Inc, New York.

17

Anda mungkin juga menyukai