Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT. Dan sholawat beserta salam semoga
selalu tercurah untuk Rasullah SAW.
Alhamdulillah dengan kehendak-Nya pada saat ini penulis telah dapat menyelesaikan
tugas ergonomi dengan judul “MANUAL HANDLING” dimana tugas tersebut merupakan
salah satu persyaratan untuk memenuhi mata kuliah ergonomi.
Dalam penyelesaian tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk semua
bantuan, baik moril maupun material yang telah diberikan dengan rasa syukur kepada Allah
SWT penyusun mengucapkan rasa terima kasih.
Demikianlah tugas ini penyusun buat, Penyusun menyadari dalam pembuatan laporan ini
jauh dari sempurna. sebelumnya penyusun ucapkan terima kasih.
Kelompok 7
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………….……………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….…2
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………….…3
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………….……4
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………………...5
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………….……..16
3.1 Kesimpulan…….………………………………………………………………….….…16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….……17
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Meskipun telah banyak mesin yang digunakan pada berbagai industri untuk
mengerjakan tugas pemindahan, namun jarang terjadi otomasi sempurna di dalam
industri. Disamping pula adanya pertimbangan ekonomis seperti tingginya harga mesin
otomasi atau situasi praktis yang hanya memerlukan peralatan sederhana. Sebagai
konsekuensinya adalah melakukan kegiatan manual di berbagai tempat kerja. Bentuk
kegiatan manual yang dominan dalam industri adalah manual handling.
Dari latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok masalah untuk
dirumuskan dalam makalah ini adalah bagaimana teknik-teknik yang digunakan, apa saja
faktok risiko, penyebab cedera, dampak, apa saja jenisnya, dan momen gaya pada pekerja
pengangkat beras untuk mengurangi atau menghindari resiko cidera tulang belakang
(musculoskeletal disorder) dan nilai RWL.
1.3. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian
5
2.1.2 Jenis Manual Handling menurut tarwaka (2004)
1) Mengangkat/Menurunkan (Lifting/Lowering)
a) Batas Angkatan
Hanya mengangkat 40 Kg 10 Kg
sekalikali
Terus-menerus 15-18 Kg 10 Kg
b) Teknik Angkatan
• Bengkokkan lutut
6
• Punggung dalam posisi lurus dan tidak membungkuk saat
mengangkat ketika pergerakkan ke atas.
c) Mendorong/Menarik (push/pull)
7
b. Punggung tetap lurus dan tidak membungkuk
d) Memutar (twisting)
8
• Beban di tumpukan pada badan.
e) Membawa (Carring)
9
Gambar 2.5 cara membawa
f) Menahan (Holding)
10
• Posisi leher dalam keadaan lurus.
b) Kerusakan tiba-tiba karena kegiatan manual handling yang berat atau kuat
pengangkatan dengan posisi janggal.
11
c) Trauma langsung karena kejadian yang tidak diharapkan akibat manual
handling seperti terjatuh saat mengangkat beban karena lantai tidak datar.
Beberapa hal yang dominan yang menyebabkan terjadinya cedera saat manual
handling menurut tarwaka (2004) adalah:
a) Sikap tubuh yang tidak alamiah dan dipaksakan seperti, badan membungkuk,
dan memutir ke samping, jongkok, berlutut.
terlaluu berat.
c) Sikap kerja statis, harus mempertahankan sikap diam untuk waktu yang lama
pada suatu jenis aktivitas.
Menurut code of practice for manual handling (2000) dampak dari manual
handling yang tidak aman dari segi bahaya ergonomi adalah
b) Luka pada otot, tali sendi, cakram intervebrata dan struktur yang lain pada
tulang punggung.
d) Luka pada jaringan lunak seperti saraf, tali sendi, dan pada pergelangan
tangan, bahu dan leher
12
2.4. Teknik Manual Handling
Pada pekerjaan memindahkan barang atau beban, bentuk, volume, berat dan sifat
beban yang akan dipindahkan sangat menentukan cara-cara pelaksanaan pemindahan
tersebut baik mengangkat maupun meletakan kembali beban. Kegiatan mengangkat dan
mengangkut ini banyak melibatkan kerja otot dan tumpuan pada kerja tulang belakang
oleh karena itulah dibutuhkan teknik yang benar :
d) Dorong beban sedekat mungkin dengan badan untuk mencegah stress yang
berlebihan di punggung.
f) Periksakan material dari permukaan yang bergerigi, sudut yang runcing dan
tajam atau licin.
g) Menghilangkan minyak, air atau objek yang kotor sebelum mencoba untuk
menanganinya.
13
2.5. Faktor Resiko Manual Handling
a Task Faktors
• Layout, layout yang dapat menjadi fator resiko yaitu layout yang dapat
menyebabkan pekerjaan meraih atau menahan benda yang jauh dari
tubuh, memutar tubuh (twisting), menahan dari bawah, mengangkat
dari lantai, mengangkat setinggi bahu, layout tempat kerja yang buruk
(terlalu sempit), jarak angkut yang jauh serta postur statis.
b Faktor Beban
Aspek beban yang dapat menjadi fator resiko antara lain, berat, ukuran,
bentuk, permukaan licin atau rusak, pegangan tidak ada atau tidak memadai
serta tidak stabile.
c Faktor Lingkungan
Aspek lingkungan yang dapat menjadi faktor resiko antara lain: suhu
(diluar batas 19-26 C), kelembaban (diluar batas 35-50%) pencahayaan,
14
kebisingan, angin kencang, serta lingkungan fisik (adanya penghalang dan
permukaan lantai).
d Faktor Personal
Aspek personal dapat menjadi faktor resiko antara lain: kesehatan yang
meliputi faktor fisik (tinggi badan, jangauan, faleksibilitas, keuatan, berat
badan, daya tahan nafas dan cacat), usia, jenis kelamin, hamil atau baru
melahirkan, pernah terluka sebelumnya dan faktor psikologi.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.1.1 Identifikasi Resiko dalam Manual Handling dapat dilakukan dengan cara
wawancara dengan pekerja, survei terhadap tempat kerja, maupun pengecekan
terhadap cedera yang terjadi di tempat kerja tersebut.
3.1.2 Resiko yang tinggi maupun yang rendah sama-sama harus dikendalikan agar tidak
terjadi kecelakaan akibat kerja maupun penyakit akibat kerja.
3.1.3 Resiko seseorang pekerja yang mengangkat akan lebih mudah terkena MSDs,
maupun Low Back Pain dibanding orang yang pekerjaannya tidak
mengangkatangkat.
3.1.4 Penilaian resiko dilihat dari kapasitas kerja pekerja, beban kerja dari obyek, tugas
kerjam dan lingkungan tempat kerja.
3.1.5 Pengendalian resiko dapat secara teknik seperti penggunaan alat mekanik
pengangkat, secara administrasi yaitu rotasi pekerja, maupun secara perbaikan
rekayasa dengan reposisi sikap kerja.
16
DAFTAR PUSTAKA
Chaffin, D.B. and Park, K.S., A lonitudinal Study of low back pain as associated with
Occupational lifting factors, American Industrial Hygiene Association Journal, 1973, v
34, p.513.
Corlett, E.N., Eklund, J.A.E., Reilly T. and Troup, J.D.G. (1987). Assesment of workload from
measurement of stature, Applied Ergonomics, v18, pp. 65-71.
Health and Safety Commision (1982) (U.K), Proposal for Health and Safety (Manual Handling
of Loads). Regulation and guidance, HMSO, London.
M. Apple, James; 1986. Tata Letak pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi ketiga, Departemen
Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Nurmianto, Eko; 2004. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua, PT. Guna
Widya, Surabaya.
Sulistyani; 2003. Analisa Manual Material Handling Dengan Konsep NIOSH, Fakultas
Teknik, UMS: Surakarta
Tarwaka; Hadi; Solichul dan Sudiajeng, Lilik; 1985. Ergonomi Untuk Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dan Produktivitas, UNIBA Press, Surakarta.
Tarwaka. Bakri, S. Sudiajeng, L. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.
Waters, T.S. and Putz-Anderson, V. 1996. Manual Material Handling, Edited by Battacharya,
A. & McGlothlin, J.D., 1996. Occupational Ergonomics Theory and Application. Marcel
Dekker Inc, New York.
17