Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN PALLIATIVE DAN

KUALITAS HIDUP PASIEN PALLIATIVE

Disusun Oleh :

1. Catur Fitriyana ( P1337420117048 )


2. Dina Nur Halimah ( P1337420117069 )
3. Muhammad Faiq Dhiyaur ( P1337420117088 )
4. Nova Herawati ( P1337420117050 )
5. Oisya Widhia Sista A. P ( P1337420117080 )
6. Tika Indra Oktaviana ( P1337420117063 )
7. Vita Syofiana ( P1337420117070 )

Dosen Pembimbing : Sri Utami Dwiningsih, MNS

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini kami
juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing
kami menulis makalah ini.
Dalam makalah ini kami membahas tentang Konsep Dasar Keperawatan
Palliative Dan Kualitas Hidup Pasien Palliative. Makalah ini merupakan inovasi
pembelajaran untuk memahami secara mendalam mengenai Konsep Keperawatan
Palliative.
Untuk kesempurnaan makalah ini, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari semua pembaca. Hanya dengan kritik saran tersebut kesalahan, kekurangan dan
kekhilafan yang ada dalam makalah ini dapat diperbaiki.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami berharap dan berdoa semoga
makalah ini menjadi makalah yang baik dan bermanfaat.

Semarang, 2 Desember 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4
A. Latar Belakang.............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
C. Tujuan ........................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 7
A. Pengertian Keperawatan Paliatif .................................................................. 7
B. Tujuan Perawatan Paliatif ............................................................................. 7
C. Prinsip Perawatan Paliatif Care .................................................................... 8
D. Model/Tempat Perawatan Paliatif Care ........................................................ 8
E. Klasifikasi Palliative Care ............................................................................ 9
F. Peran dan Fungsi Perawat pada Asuhan Keperawatan Paliatif .................. 11
G. Kualitas Hidup Pasien Paliatif .................................................................... 12
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ................................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan paliatif adalah pelayanan interdisiplin yang memfokuskan
pelayanannya pada peningkatan kualitas hidup pasien yang menderita
penyakit serius. Komponen inti dari perawatan paliatif meliputi penilaian dan
penatalaksanaan gejala fisik dan psikologi, identifikasi dan bantuan untuk
krisis spiritual, penerapan pola komunikasi yang efektif untuk merumuskan
dan mencapai tujuan akhir perawatan, pemberi bantuan dalam pengambilan
keputusan medis yang kompleks, dan koordinasi perawatan yang dilakukan
oleh orang/keluarga terdekat, klinisi, pembimbing rohani dan pekerja sosial.
Pada waktu dahulu pelayanan paliatif lebih ditujukan kepada pasien-
pasien kanker, tetapi dengan berjalannya waktu, kondisi penyakit kronik
progresif lainnya seperti gagal jantung, penyakit paru obstruktif menahun,
gagal ginjal kronik, stroke dan HIV/AIDS memerlukan perawatan ini. Di
negara maju, diperkirakan 70% kematian berasal dari penyakit-penyakit
tersebut.
Mengacu pada definisi dari perawatan paliatif yang diberikan oleh
World Health Organization (WHO), yaitu merupakan sistem perawatan
terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara
meringankan nyeri dan penderitaan gejala-gejala lainnya, memberikan
dukungan spiritual dan psikososial mulai saat didiagnosis sampai akhir hayat
dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/berduka. Oleh karena itu
pada prinsipnya perawatan paliatif ini diberikan tidak berhenti setelah
penderita meninggal dunia, tetapi juga masih diteruskan dengan memberikan
dukungan kepada keluarga yang berduka.

4
Pada suatu penelitian yang melibatkan pasien terminal dari lima
penyakit kronik dan progresif, yaitu kanker, AIDS, gagal jantung, penyakit
paru obstruktif menahun dan gagal ginjal kronik didapatkan 11 gejala yang
sering dikeluhkan pasien. Gejala-gejala tersebut adalah nyeri, depresi,
ansietas, nausea, konstipasi, insomnia, fatiq, delirium, sesak nafas, diare dan
anoreksia. Sehingga diperlukan perhatian dalam pengelolaan gejala-gejala
tersebut.
Pada penelitian Study to Understand Prognoses and Preferences for
Outcomes and Risks of Treatments (SUPPORT), menunjukkan bahwa pada 3
hari menjelang kematian, didapatkan 80% pasien yang sedang dirawat
mengeluhkan rasa lemah yang berat (fatiq), 50% mengeluhkan sesak berat,
dan 40% mengalami nyeri yang hebat.
Pada pasien yang menderita penyakit kronik terlebih pada stadium
terminal seringkali menderita kecemasan dan depresi. Depresi dan kecemasan
seringkali terlambat dikenali dan diobati secara adekuat. Komorbiditas depresi
dengan penyakit kronik akan memperburuk perjalanan penyakit sehingga
memperpanjang lama perawatan di rumah sakit, menurunkan kualitas hidup
pasien dan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas.
Disamping mengontrol gejala, elemen penting tatalaksana menghadapi
pasien yang menderita penyakit kronik progresif baik kanker maupun kanker
adalah komunikasi, baik pada pasien kanker maupun pada keluarganya.
Memberikan semangat dan pemahaman pada pasien, menyampaikan sasaran
tatalaksana yang dilakukan, menyampaikan pelayanan yang sesuai dengan
sasaran pada pasien dan keluarga merupakan hal penting. Kepercayaan
merupakan faktor yang utama dalam membangun hubungan dengan
pasien.Faktor kultur dalam memberikan informasi, proses yang optimal
beserta isinya, dan kesulitan memberitahukan mengenai harapan. Membuat
suatu keputusan pada pelayanan paliatif memerlukan pengetahuan yang
kompleks dan terintegrasi, dampak etik dan legalitas serta kemampuan dalam

5
berkomunikasi.Kualitas dari komunikasi dengan pasien dan keluarganya
menjadi fundamental bagi peningkatan kualitas dari pelayanan.
Mengacu pada prinsip tujuan pelayanan perawatan paliatif yaitu
memperbaiki kualitas hidup dengan memperhatikan hal realistik yang ingin
dicapai oleh pasien, maka berdasarkan tujuan klinik, maka sebagai pemberi
pelayanan paliatif diharapkan dapat membantu mengatasi atau mengurangi
gejala-gejala yang dialami pasien paliatif. Sehingga harapan menjalani
kehidupan sehari-hari yang berkualitas mulai dari didiagnosis sampai
menjelang ajal didampingi oleh keluarga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Keperawatan Palliative Care?
2. Apa tujuan dari adanya Keperawatan Palliative Care?
3. Apa saja prisip-prinsip yang ada pada Palliative Care?
4. Apa saja model dari Keperawatan Palliative Care?
5. Apa saja klasifikasi yang ada dari Keperawatan Palliative Care?
6. Apa peran dan fungsi perawat dalam Palliative Care?
7. Bagaimana kualitas hidup pasien Palliative Care?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Keperawatan Palliative
Care?
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari adanya Keperawatan Palliative Care?
3. Untuk mengetahui apa saja prisip-prinsip yang ada pada Palliative Care?
4. Untuk mengetahui apa saja model dari Keperawatan Palliative Care?
5. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi yang ada dari Keperawatan
Palliative Care?
6. Untuk mengetahui apa peran dan fungsi perawat dalam Palliative Care?
7. Untuk mengetahui bagaimana kualitas hidup pasien Palliative Care?

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keperawatan Paliatif


Perawatan paliatif care adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki
kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan
dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melaui pencegahan dan
membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini dan penilaian yang
tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan
spiritual (WHO 2011).

B. Tujuan Perawatan Paliatif


Tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan
pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga
memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien
meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara
psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.
Perawatan paliatif meliputi :
1. Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya
2. Menegaskan hidup dan mempercepat atau menunda kematian.
3. Mengintegrasikan aspek-aspek psikologis dan spiritual perawatan pasien
4. Tidak mempercepat atau memperlambat kematian
5. Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu
6. Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga menghadapi
penyakit pasien dan kehilangan mereka.

7
Menurut The National Consensus Project for Quality Palliative Care ,
tujuan akhir dari perawatan paliatif yaitu mencegah dan mengurangi
penderitaan serta memberikan bantuan untuk memperoleh kualitas kehidupan
terbaik bagi pasien dan keluarga mereka tanpa memperhatikan stadium
penyakit atau kebutuhan terapi lainnya.

C. Prinsip Perawatan Paliatif Care


Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasien dan
keluarga pasien, Dukungan untuk caregiver, Palliateve care merupakan accses
yang competent dan compassionet, Mengembangkan professional dan social
support untuk pediatric palliative care, Melanjutkan serta mengembangkan
pediatrik palliative care melalui penelitian dan pendidikan (Ferrell, & Coyle,
2007: 52)
Perawatan paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini :
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses
yang normal.
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
4. Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual.
5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
6. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
7. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan
keluarganya.
8. Menghindari tindakan yang sia-sia.

D. Model/Tempat Perawatan Paliatif Care


1. Rumah sakit, (Hospice hospital care), Poliklinik, Rawat singkat, Rawat
Inap

8
2. Rumah (Hospice home care)
3. Hospis (Hospice care)
4. Praktek bersama , Tim/ kelompok perawatan paliatif

E. Klasifikasi Palliative Care


Palliative care/perawatan (terapi) paliatif terbagi menjadi beberapa macam
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Palliative Care Religius
Agama merupakan hubungan antara manusia dengan tuhan. Terapi
religious sangat penting dalam memberikan palliative care. Kurangnya
pemenuhan kehidupan beragama, menimbulkan masalah pada saat terapi.
Pengetahuan dasar dari masing-masing agama sangat membantu dalam
mengembangkan palliative care. Terkadang palliative care spiritual sering
disamakan dengan terapi paliatif religious. Palliative care spiritual bisa
ditujukan kepada pasien yang banyak meyakini akan adanya Tuhan tanpa
mengalami ritual suatu agama dan bisa juga sebagai terapinreligius
dimana selain meyakini ritual agama memiliki tata cara beribadah dalam
suatu agama. Dalam agama islam perawatan paliatif yang bisa diterapkan
adalah :
a. Doa dan dzikir
b. Optimisme
c. Sedekah
d. Shalat Tahajud
e. Puasa
2. Terapi Paliatif Radiasi
Terapi paliatif radiasi merupakan salah satu metode pengobatan
dengan menggunakan radiasi / sinar untuk mematikan sel kanker yang
akan membantu pencegahan terhadap terjadinya kekambuhan. Terapi

9
radiasi dapat diberikan melalui dua cara. Pertama dengan menggunakan
cara radiasi eksterna, dan kedua dengan brakiterapi. Radiasi eksterna
adalah suatu teknik radiasi dimana sumber radiasi berada di luar tubuh
pasien. Radiasi ini menggunakan suatu mesin yang mengeluarkan radiasi
yang ditujukan kea rah sel kanker. Brakiterapi adalah suatu teknik radiasi
dimana sumber radiasi diletakkan di dalam tubuh pasien dekat dengan sel
kanker tersebut. Peran radioterapi pada palliative care terutama adalah
untuk mengatasi nyeri, yaitu nyeri yang disebabkan oleh infiltrasi tumor
local.
3. Terapi Paliatif Kemoterapi
Pemakaian kemoterapi pada stadium paliatif adalah untuk
memperkecil masa tumor dan kanker dan untuk mengurangi nyeri,
terutama pada tumor yang kemosensitif. Beberapa jenis kanker yang
sensitive terhadap kemoterapi dan mampu menghilangkan nyeri pada
lymphoma. Myeloma, leukemia, dan kanker tentis.Pertimbangan
pemakaian kemoterapi paliatif harus benar-benar dipertimbangkan dengan
menilai dan mengkaji efek positif yang diperoleh dari berbagai aspek
untuk kepentingan pasien.
4. Pembedahan
Tindakan pembedahan pada perawatan paliatif bermanfaat untuk
mengurangi nyeri dan menghilangkan gangguan fungsi organ tubuh akibat
desakan massa tumor / metastasis. Pada umumnya pembedahan yang
dilakukan adalah bedah ortopedi / bedah untuk mengatasi obstruksi
visceral. Salah satu contoh tindakan pembedahan pada stadium paliatif
adalah fiksasi interna pada fraktur patologis / fraktur limpeding / tulang
panjang.
5. Terapi Musik
Alunan musik dapat mempercepat pemulihan penderita stroke,
demikian hasil riset yang dilakukan di Finlandia. Penderita stroke yang

10
rajin mendengarkan music setiap hari, menurut hasil riset itu ternyata
mengalami Peningkatan pada ingatan verbalnya dan memiliki mood yang
lebih baik dari pada penderita yang tidak menikmati musik. Musik
memang telah lama digunakan sebagai salah satu terapi kesehatan,
penelitian di Finlandia yang dimuat dalam Jurnal Brain itu adalah riset
pertama yang membuktikan efeknya pada manusia. Temuan ini adalah
bukti pertama bahwa mendengarkan music pada tahap awal pasca stroke
dapat meningkatkan pemulihan daya kognitif dan mencegah munculnya
perasaan negative.
6. Psikoterapi
Gangguan citra diri yang berkaitan dengan dampak perubahan citra
fisik, harga diri dengan citra fungsi sosial, fungsi fisiologis, dan
sebagainya dapat dicegah / dikurangi dengan melakukan penanganan
antisipatorik yang memadai. Tetapi hal ini belum dapat dilaksanakan
secara optimal karena kondisi kerja yang belum memungkinkan.
7. Hipnoterapi
Hipnoterapi merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang
mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan,
dan perilaku. Hipnoterapi bisa bermanfaat dalam menerapi banyak
gangguan psikologis-organis seperti hysteria, stress, fobia (ketakutan
terhadap benda-benda tertentu atau keadaan tertentu), gangguan
kecemasan, depresi, perilaku merokok, dan lain-lain.

F. Peran dan Fungsi Perawat pada Asuhan Keperawatan Paliatif


1. Pelaksana perawat : pemberi asuhan keperawatam, pendidikan kesehatan,
koordinator, advokasi, kolaborator, fasilitator, modifikasi lingkungan.
2. Pengelola : manajer kasus, konsultan, koordinasi
3. Pendidik : Di pendidikan / dipelayanan

11
4. Peneliti

G. Kualitas Hidup Pasien Paliatif


Kualitas hidup merupakan konsep utama sekaligus tujuan dalam proses
perawatan paliatif dan juga di pelayanan kesehatan lainnya. Ide tentang
kualitas hidup bukan hal yang baru, karena di masa Yunani kuno system
pelayanan kesehatan telah menetapkan salah satu tujuan dalam pelayanan
adalah untuk meningktkan kualitas hidup pasien. Kualitas hidup memiliki
makna yang sangat luas hal ini berdasarkan perspektif seseorang dalam
menilainya. sehingga kualitas hidup dapat di nilai dari konteks social,
psikologis, maupun kedokteran.
Secara umum kualitas hidup merupakan kepuasaan hidup seseorang
mengenai hidupnya yang bersifat subyektif, dan kepuasan tersebut di
pengaruh oleh seluruh aspek dari individu yang mencakup aspek fisik,
psikologis, social dan spiritual. Menurut Kepmenkes RI No.812 tahun 2007
menjelaskan bahwa kualitas hidup merupakan keadaan pasien yang
dipersepsikan terhadap keadaan pasien sesuai konteks budaya dan system nilai
yang di anutnya, termasuk tujuan hidup, harapan, dan niatnya. Dalam teori
Gap, Calman mengemukakan bahwa kualitas hidup merupakan hubungan
yang berlawanan dari perbedaan antara harapan seseorang dengan persepsi
pada situasi saat itu. Sehingga semakin kecil gap atau celah maka semakin
baik kualiats hidup seseorang.
Berikut Ilustrasi teori Gap di kutip dari Kaasa & Loge (2015).

12
Ilustrasi di atas menggambarkan perubahan kualitas hidup dari T0 ke
T1 dapat disebabkan oleh haranpan, pengalaman, atau kedua secara
bersamaan. Contoh kasus A dan B diatas menunjukkan kualitas hidup kedua
pasien tersebut pada T0 berada pada level yang hamper sama, akan tetapi
terjadi perubahan kondisi penyakit dari masing-masing pasien yang boleh
jadi mereka memiliki stadium dan komplesitas penyakit yang berbeda
sehingga pada pemeriksaan di T1 menunjukkan kualitas hidup yang berbeda.
Ada beberapa dimensi dari kualitas hidup yang di kemukanan oleh
Clinch, Dudgeon & Schipper (1998) yaitu gejala fisik, kemampuan
fungsional, kesejahteraan keluarga, spiritual, fungsi social, kepuasan terhadap
pengobatan, orientasi masa depan, kehidupan seksual, dan fungsi dalam
bekerja. Pada tahun 1948, Karnofsky mengemukakan dimensi kualitas hidup
dalam perawatan paliatif yaitu; perubahan atau peningkat secara subjektif,
perubahan atau peningkatan secara obyektif, status performance. Status
performance pasien dapat di ukur dengan menggunakan the Karnofsky
Performance Status Scale. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan sebagai
dasar untuk prognosis masa bertahan hidup pasien, terutama pada pasien
kanker dengan metastasis. Namun, nilai kualitas hidup yang di ukur dengan
menggunakan berbagai macam alat ukur (kuesioner, atau lembar observasi)
cenderung memiliki kekurangan atau kelemahan, karena alat ukur tersebut
hanya menilai aspek-aspek tertentu saja yang di tetapkan sehingga hasil akhir
dari pengukuran tersebut tidak menggambarkan kepuasaan subjektif pasien
secara menyeluruh.
Beberapa panduan yang sering di gunakan untuk menilai kualitas hidup
pasien, secara umum di kelompok menjadi Kualitas hidup secara umum atau

13
kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan, kualitas hidup yang
fokus pada penyakit tertentu, atau kualitas hidup yang pada domain. Karena
makna kualitas hidup dapat berbeda pada setiap orang, Maka kualitas hidup
hanya dapat di definisikan atau di maknai hanya oleh pasien berdasarkan
pengalaman hidupnya. Sehingga seorang perawat harus dapat memahami
factor-faktor yang berkontribus terhadap kualitas hidup, baik positif maupun
negative.

14
15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan paliatif care adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki
kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan
dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan
membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini dan penilaian yang
tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan
spiritual.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka kami memberi saran sebagai
berikut.
1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan memperhatikan perawatan
pada pasien paliatif dan menjelang ajal.
2. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien paliatif
dan menjelang ajal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Doyle, Hanks and Macdonald, 2003. Oxford Textbook of Palliative Medicine.


Oxford Medical Publications (OUP) 3 rd edn 2003
Ferrell, B.R. & Coyle, N. (Eds.) (2007). Textbook of palliative nursing,
2nd ed. New York, NY: Oxford University Press
KEPMENKES RI NOMOR: 812/ MENKES/SK/VII/2007 Tentang Kebijakan
Perawatan Palliative Menteri Kesehatan Republik Indonesia Woodruff
Asperula
Becker, R. (2015). Fundamental Aspects of Palliative Care Nursing: An
Evidence-Based Handbook for Student Nurses 2nd Edition. Andrews
UK Limited
Kaasa, S., & Loge, J. H. (2015). Quality of life in palliative care: principles
and practice. In Cherny, N., Fallon, M., Kaasa, S., Portenoy, R. K., &
Currow, D. C. (Eds.). (2015). Oxford textbook of palliative medicine
5 th edition. Oxford University Press, USA.
Campbell, Margaret. (2013). Nurse to nurse : Perawatan Paliatif. Jakarta :
Penerbit Salemba.

17

Anda mungkin juga menyukai