Anda di halaman 1dari 18

KURIKULUM, PEMBELAJARAN DAN SUASANA AKADEMIK

Kurikulum
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
bahan kajian, bahan pelajaran serta cara penyampaiannya, dan penilaian hasil belajar yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi.

Kurikulum seharusnyamemuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi


utama, pendukung dan lainnyayang mendukung tercapainya tujuan, terlaksananya misi, dan
terwujudnya visi program studi. Kurikulum memuat mata kuliah/modul/blok yang mendukung
pencapaian kompetensi lulusan dan memberikan keleluasaan pada peserta didik untuk
memperluas wawasan dan memperdalam keahlian sesuai dengan minatnya, serta dilengkapi
dengan deskripsi mata kuliah/modul/blok, silabus, rencana pembelajaran dan evaluasi.
Kurikulum harus dirancang berdasarkan relevansinya dengan tujuan, cakupan dan kedalaman
materi, pengorganisasian yang mendorong terbentuknya hard skills dan keterampilan
kepribadian dan perilaku (soft skills) yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi.

Kompetensi
Uraian secara ringkas kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya yang merupakan
kekhususan atau keunggulan program studi.
Lulusan pendidikan dokter Spesialis Bedah Umum FK-UNHAS harus memenuhi
kompetensi atau kemampuan yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi yang harus
dicapai termasuk kompetensi umum dan kompetensi khusus.
Yang merupakan kompetensi umum :
 Mampu menunjukkan perilaku yang sesuai dengan Kode Etik Kedokteran Indonesia
 Mampu mengembangkan diri dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotor (KAP)
sebagai Dokter Spesialis Bedah sesuai tuntutan masyarakat dan kemajuan ilmu
pengetahuan.
 Mampu mengenali masalah bedah di masyarakat dan menyelesaikannya melalui
penanganan langsung maupun melalui suatu penelitian.
 Mampu mengatasi masalah kelainan bedah elektif maupun darurat sesuai kompetensi
(pengetahuan dan keterampilan) yang didapat selama pendidikan.
 Mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris dalam
mengemukakan pendapat dan hasil karya termasuk berkomunikasi dengan penderita
atau keluarganya selama menjalankan profesinya.

Yang termasuk kompetensi khusus :


Kemampuan Kognitif, Afektif dan Psikomotor (KAP) bidang bedah yang harus dicapai
tersebut diukur menurut taksonomi dari Bloom.

1. Tingkat taksonomi bidang Kognitif :


K1. Pengingatan kembali fakta (recall of fact):
a. pengetahuan;
b. pengertian.
K2. Penafsiran data (interpretation of data):
a. aplikasi;
b. analisis.
K3. Pemecahan masalah (problem solving):
a. sintesis;
b. evaluasi.
2. Tingkat taksonomi bidang Afektif
Al. Penerimaan (receiving):
a. penerimaan;
b. perhatian.
A2.Penanganan (responding):
a. penanggapan;
b. penghargaan.
A3. Internalisasi (internalization):
a. pengaturan;
b. pemeranan suatu nilai.
3. Tingkat taksonomi bidang Psikomotor
Pl. Peniruan (imitation):
a. pendorongan;
b. pengulangan yang terlihat.
P2. Penggunaan (manipulation):
a. pengikutan petunjuk;
b. pemilihan;
c. fiksasi.
P3. Ketelitian (precision):
a. reproduksi;
b. pengawasan.
P4. Penyambungan (articulation):
a. urut-urutan;
b. pengawasan.
P5. Naturalisasi (naturalization):
a. otomatisme;
b. interiorisasi.

Outcome PPDS – Ilmu Bedah yang akan dicapai dibagi 2 tahap pendidikan:
1. Outcome pendidikan Tahap Bedah Dasar:
Bidang Kognitif : sampai tingkat K2
Bidang Afektif : sampai tingkat A3
Bidang Psikomotor : sampai tingkat P3 pada beberapa jenis pembedahan atau P5
pada beberapa jenis pembedahan lain (Kurikulum program
studi Bedah ).

2. Outcome pendidikan Tahap Bedah Lanjut:


Bidang Kognitif : sampai tingkat K3
Bidang Afektif : sampai tingkat A3
Bidang Psikomotor : sampai tingkat P5

Catatan:
Pengertian tentang kompetensi utama, pendukung dan lainnya dapat dilihat pada
Kepmendiknas Nomor 045/U/2002 dan Standar Kompetensi Dokter Spesialis dari
Konsil Kedokteran Indonesia dan Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.

Catatan:
Pengertian tentang kompetensi utama, pendukung dan lainnya dapat dilihat pada Kepmendiknas
Nomor 045/U/2002dan Standar Kompetensi DokterSpesialis dari Konsil Kedokteran Indonesia
dan Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.

1.2 Jelaskan struktur kurikulum (perkuliahan, tugas khusus, operasi,bedside teaching, case
presentation, laporan jaga, dll),keterkaitan di antaranya, serta ketepatan waktu
pelaksanaannya.
Struktur Kurikulum pendidikan di Program studi Ilmu bedah mengikuti Kurikulum yang
telah disusun oleh Kolegium Bedah Indonesia pada tahun 2006 kemudian Silabus dan
Kurikulum Nasional diperbaharui pada tahun 2015. Dalam Kurikulum Nasional 2015 telah
ditetapkan masa studi 8 semester dan beban studi 144 SKS.
Tahapan pendidikan terdiri dari :
A. TAHAP BEDAH DASAR (SEMESTER I, II, III)
i. Pra-Bedah Dasar(12 SKS)
Durasi : 3 bulan
Topik-topik yang dibahas mencakup 8 modul, yaitu :
1. Ilmu Dasar Bedah:
a. Introduksi dan sejarah Ilmu Bedah
b. Anatomi, Fisiologi, Patologi, Mikrobiologi penyakit dan kelainan bedah
c. Farmakologi
d. Radioanatomi
2. Ilmu Bedah Dasar, Anestesiologi dan Radiologi
3. Ketrampilan Klinik Dasar Bedah
4. Ilmu Dasar Umum dan Humaniora :
a. Filsafat Ilmu,
b. Epidemiologi Klinik,
c. Metodologi Penelitian Bedah,
d. Biostatistik
e. Ilmu Bedah Berbasis Bukti
f. Etik, Bioetik, Hukum Ilmu Bedah
g. Profesionalisme Bedah
h. Keselamatan pasien, dokter dan personel kesehatan
i. Hubungan inter personal
j. Komunikasi
5. Prinsip metode pendidikan bedah
Kursus-kursus Bedah Dasar (10 hari):
a. Basic Surgical Skills Courses (Versi The Royal College of Surgeons of
Edinburgh)
b. Kursus Perioperatif
c. Kursus Nutrisi Perioperatif (LLL- ESPEN)
d. Kursus stoma dan perawatan luka
e. Kursus USG FAST

ii. Tahap Bedah Dasar ( 42 SKS)


Durasi : 12 Bulan
Topik:
Rotasi bedah dasar dilaksanakan pada divisi-divisi cabang ilmu bedah sebagai berikut
1. Bedah Digestif (1 bulan)
2. Bedah Onkologi, Kepala dan Leher (1 bulan)
3. Orthopaedi (1 bulan)
4. Urologi (1 bulan)
5. Bedah Plastik (1 bulan)
6. Bedah Anak (1 bulan)
7. Bedah Kardiothoraks (1 bulan)
8. Bedah Saraf (1 bulan)
9. Bedah Vaskular (1 bulan)
10. Bedah emergensi (1 bulan, di IGD)
11. Perawatan intensif bedah (1 bulan, di ICU)
12. Laparoskopi (1 bulan)

Metode pembelajaran:
1. Tutorial (Referat)
2. Diskusi dan refleksi kasus
3. Bedsite Teaching
4. Telaah kritis jurnal
5. Seminar
6. Manajemen perioperatif pada pasien
7. Pelatihan ketrampilan dan prosedur bedah di laboratorium klinik dan di kamar
operasi.
8. Jaga Malam on site di IGD

B. TAHAP BEDAH LANJUT (SEMESTER IV, V, VI, VII, VIII)


a. Tahap Bedah Lanjut I (36 SKS)
Durasi : 12 Bulan
Topik:
Tahap ini akan meliputi modul-modul topik pada divisi:
1. Bedah Digestif (2 bulan)
2. Bedah Onkologi, Kepala dan Leher (2 bulan)
3. Orthopaedi (2 bulan)
4. Bedah Plastik (1 bulan)
5. Bedah Saraf ( 1 bulan )
6. Urologi (1 bulan)
7. Kardiothoraks (1 bulan)
8. Bedah Anak (1 bulan)
9. Bedah Vaskuler (1 bulan)

Metode pembelajaran:
1. Tutorial (Referat)
2. Diskusi dan refleksi kasus
3. Bed Side Teaching
4. Telaah kritis jurnal
5. Seminar
6. Manajemen perioperatif pada pasien
7. Pelatihan ketrampilan dan prosedur bedah di laboratorium klinik dan di kamar
operasi.
8. Jaga Malam on site di IGD
Kursus-kursus di Semester IV:
a. Kursus DSTC (Definitive Surgical Trauma Care)
b. Basic Laparoscopic Surgery Course (BSS II)
c. Gastrointestinal Endoscopy Course

b. Tahap Bedah Lanjut II (54 SKS)


Durasi : 18 Bulan
Topik:
Tahap ini akan meliputi modul-modul topik pada divisi:
1. Bedah Digestif (2 bulan)
2. Bedah Onkologi, Kepala dan Leher (2 bulan)
3. Orthopaedi (2 bulan)
4. Bedah Saraf (1 bulan)
5. Urologi (1 bulan)
6. Kardiothoraks (1 bulan)
7. Bedah Anak (1 bulan)
8. Bedah Vaskuler (1 bulan)
9. Bedah Plastik (1 bulan )
10. Manajemen Bedah Mandiri di RS Jejaring ( 4 bulan)
11. Presentasi / publikasi tesis (1 bulan)
12. Ujian Nasional ( 1 bulan )

Metode pembelajaran:
1. Tutorial (Referat)
2. Diskusi dan refleksi kasus
3. Bedsite Teaching
4. Telaah kritis jurnal
5. Seminar
6. Manajemen perioperatif pada pasien
7. Pelatihan ketrampilan dan prosedur bedah di laboratorium klinik dan di kamar
operasi.
8. Jaga Malam on site di IGD

Metode Ujian:
1. Ujian tulis pilihan berganda
2. PBA (Procedure Based Assessment)

Kegiatan Akademik:
1. Ujian Nasional II (Bedah Lanjut ) di semester VIII
2. Presentasi/publikasi hasil penelitian di semester VIII

Pada Tahap Pra-Bedah Dasar setiap peserta didik diwajibkan mengikuti perkuliahan Mata
kuliah Dasar Umum ( MKDU ) dan Mata Kuliah Dasar Khusus ( MKDK ) yang
diselenggarakan oleh TKP-PPDS selama 5 bulan. Selama pendidikan para peserta didik
diberikan tugas khusus untuk membuat 3 makalah ilmiah dan 1 penelitian sebagai karya
akhir. Ke 3 makalah wajib tersebut adalah : Makalah I ( Tinjauan Pustaka ), Makalah II (
Laporan Kasus ) dan Makalah III ( Evaluasi Kasus Bedah ) ; semua karya Ilmiah ini
dipresentasikan didepan senior bedah dan peserta didik.
Selama pendidikan, peserta didik juga diikutkan dalam stase pada 8 divisi
Departemen Ilmu Bedah FK-UNHAS yaitu : divisi bedah Digestif, divisi Bedah Onkologi,
divisi Bedah Plastik, divisi Bedah Anak, divisi Bedah Urologi, divisi Bedah Thorax-Kardio-
Vaskuler dan divisi Bedah Ortopedi dengan durasi sesuai dengan yang telah ditentukan
dalam Kurikulum Nasional. Setiap mengawali stase di divisi para peserta didik diberikan
pre test sebagai evaluasi awal kemudian dalam stase para peserta didik diberikan bimbingan
dalam hal Kognitif, psikomotor dan afektif untuk mencapai Kompetensi Umum,
Kompetensi Dasar Ilmu Bedah dan Kompetensi Lanjut Ilmu Bedah yang harus dimiliki
oleh seorang calon ahli bedah. Peningkatan kognitif dalam bentuk diskusi kasus dan
pembacaan jurnal, peningkatan psikomotor dalam bentuk bimbingan operasi dan
peningkatan afektif dalam bentuk pelayanan pasien saat di poliklinik dan saat bedside
teaching. Sebelum keluar stase setiap peserta didik dilakukan post test untuk mengevaluasi
hasil yang dicapai selama stase di divisi.

Lengkapi tabel berikut untuk data lulusan tiga tahun terakhir.


Rata-rata Pencapaian
No. Prosedur Pencapaian Kompetensi Umum Selama Pendidikan per
Lulusan
-1 -2 -3
Etika:
Etika profesionalisme peserta didik Ilmu
bedah adalah untuk menjadi dokter spesialis Ilmu
Sangat Baik
bedah yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat
yang mempunyai kemampuan yang baik:
1. Sikap terhadap penderita 85
2. Sikap terhadap staf pendidik & kolega 90
1 3. Sikap terhadap paramedis dan non 85
paramedis
4. Disiplin dan tanggung jawab 90
5. Ketaatan pengisian dokumen medik 80
6. Ketaatan tugas yang diberikan 80
7. Ketaatan melaksanakan pedoman
90
penggunaan obat dan alat
Skor 85.7
Komunikasi: Sangat Baik
2 Komunikasi terhadap kolega, pasien/ keluarga,
paramedis dan staf pendidik dilakukan dengan :
1. Jujur 90
2. Terbuka 85
3. Bersikap baik 90
Skor 88.3

Kerjasama Tim:
Sangat Baik
1. Kerjasama yang baik antara kolega, dokter,
perawat, karyawan kesehatan, pasien dan 90
3 keluarga pasien
2. Bisa bekerjasama dalam bentuk tim secara
90
harmonis untuk pelayanan secara optimal
Skor 90
Patient Safety: Sangat Baik
Mengikuti kaidah-kaidah patient safety 90
IPSG 1-6: identifikasi, cuci tangan, time out,
4
komunikasi efektif, pencegahan infeksi, 85
pemberian obat.
Skor 87.5
85.7 + 88.3 + 90 + 87.5 / 4
Total Rata-rata
= 87.9

Pencapaian kompetensi lulusan tiga tahun terakhir.


Kompetensi Dasar Ilmu Bedah
Prosedur Pencapaian Kompetensi Rata-rata Pencapaian Selama
No.
Dasar (Prosedur Inti Bedah Umum) Pendidikan per Lulusan

(1) (2) (3)

1 Apendektomi (open) 60,8


Prosedur Pencapaian Kompetensi Rata-rata Pencapaian Selama
No.
Dasar (Prosedur Inti Bedah Umum) Pendidikan per Lulusan

(1) (2) (3)

2 Reseksi usus 17,5

3 Laparotomi 17,9

4 Biopsi insisional dan eksisional 62

5 Eksisi tumor jinak mamma 17,7

6 Insersi Pipa Intrathorakal + WSD 55,3

7 Splenektomi 7

8 Vesicolithotomi 7

9 Herniorrhapy 36,1

10 Bypass enterotomi 7,2

11 Perawatan luka bakar 22,8

12 Orchidectomi 6,6

13 Penutupan perforasi usus 19,1

14 Ileostomi dan Kolostomi 16,8

15 Release Torsio Testis 5,4

16 Herniotomi anak 23,2

17 Hemorhoidektomi. 21,6

18 Sistostomi 9,3

19 Nefrostomi 6,2

20 Operasi repair buli buli 3,8


Prosedur Pencapaian Kompetensi Rata-rata Pencapaian Selama
No.
Dasar (Prosedur Inti Bedah Umum) Pendidikan per Lulusan

(1) (2) (3)

Total Rata-rata 423,3

Kompetensi Lanjut Ilmu Bedah


No. Prosedur Pencapaian Kompetensi Rata-rata PencapaianSelama
Lanjut (Prosedur Khusus Bedah Pendidikan per Lulusan
Umum) (Asistensi)
(1) (2) (3)

1 Appendektomi per laparoskopi 2,3

2 Penanggulangan trauma hepar


12,6
(darurat)

3 Kolesistektomi per laparoskopi 8,5

4 Drenase pankreatitis (darurat/ Trauma) 2,8

5 Pankreatektomi distal (darurat/


1,9
Trauma)

6 Torako-laparotomi (darurat dan


4,2
elektif) (+ Trauma)

7 Cholecystectomy terbuka 11,5

8 Mastektomi radikal 3,4

9 ORIF tulang panjang 46,2

10 Amputasi ekstremitas 8,6

11 Reposisi fraktur impresi cranium


24,4
(darurat/ Trauma)
12 Kraniotomi 57,4

13 Labioplasty 22,3

14 Operasi A-V Shunt 30,3

15 Total Thyroidectomy 12,9

16 Open prostatektomi 16,3

17 Fiksasi eksternal tulang panjang 7,3

18 Reseksi Abdomino- perineal 6,3

19 Hemikolektomi 6,5

20 Nefrektomi total/partial (trauma) 2,6

21 Release kontraktur 17,9

Total Rata-rata 306,2

Proses pembelajaran dalam upaya pencapaian kompetensi.


Dalam rangka pencapaian kompetensi, jelaskan pelaksanaan:
1. Bimbingan perawatan di ruangan (bedsideteaching) (jumlah kegiatan dalam
minggu)
Para peserta didik yang stase di masing masing divisi akan di bimbing oleh beberapa
DPJP ( Dokter Penanggung Jawab Pasien ) saat visite harian di ruangan pasien.
Bimbingan atau bedsideteaching dalam bentuk MiniCEX, DOPS dan diskusi kasus
sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh DPJP masing masing divisi. Kegiatan di
setiap divisi dilakukan 5 x dalam seminggu.
2. Ronde ruang perawatan (jumlah kegiatan dalam minggu)
Peserta didik yang ditugaskan di ruang perawatan diatur oleh senior bedah atau chief
divisi yang ditugaskan, masing masing bertanggung jawab tehadap pasien di
beberapa ruangan dan diadakan pertukaran setiap minggu sehingga diharapkan setiap
peserta didik memperoleh kesempatan mempelajari variasi kasus yang sama.
Kegiatan di setiap divisi dilakukan 7 x seminggu
3. Bimbingan poliklinik (informasi frekuensi kegiatan per tahun)
Di poliklinik, peserta didik dibimbing oleh senior bedah yang bertugas sesuai jadwal
yang telah ditentukan. Peserta didik dibimbing bagaimana melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik yang baik, apa indikasi pemeriksaan penunjang serta bagaimana
membuat inform consent yang baik dan benar. Selama stase divisi ( 2 bulan ), rata
rata peserta didik mendapat kesempatan belajar di poliklinik 2 minggu atau 12
minggu per tahun
4. Bimbingan operasi (informasi frekuensi kegiatan per tahun)
Selama di ruang operasi elektif maupun emergency, peserta didik akan dibimbing
oleh senior bedah melalui beberapa tahapan yaitu observasi ( mengamati jalannya
operasi ), asisteren, bimbingan operasi dan operasi mandiri yang diawasi oleh senior
bedah. Apabila peserta didik sudah dianggap sudah mampu oleh senior bedah divisi
maka yang bersangkutan diberi kesempatan untuk melakukan operasi mandiri penuh.
Kegiatan bimbingan operasi dilakukan setiap hari. Seorang peserta didik mendapat
kesempatan bimbingan operasi rata-rata 2 x seminggu atau 104 x setahun.
Bimbingan operasi diberikan dalam 3 tahapan yaitu :
- Tahap asisten: Operator dilakukan oleh dosen konsulen, asisten I dilakukan oleh
peserta didik.
- Tahap operasi mandiri dengan bimbingan: Operator dilakukan oleh peserta
didik, asisten I dilakukan oleh dosen konsulen. Pada tahap ini konsulen subdivisi
bersangkutan memberikan bimbingan penuh kepada peserta didik.
- Tahap operasi mandiri: operasi dilakukan sepenuhnya oleh peserta didik, tidak
didampingi oleh konsulen.
5. Presentasi kasus sulit (informasi jumlah kegiatan per tahun)
Dalam pertemuan rutin mingguan divisi selalu dibahas tentang rencana operasi
elektif dan membahas kasus kasus sulit yang dipresentasikan oleh peserta didik yang
ditunjuk. Dalam diskusi ini seluruh peserta dilibatkan baik senior bedah maupun
peserta didik untuk mencari solusi dan diambil keputusan apa dan bagaimana
penatalaksanaan yang optimal untuk kasus tersebut. Kegiatan ini dilakukan seminggu
sekali atau sekitar 52 kali pertahun
6. Presentasi kasus kematian (informasi frekuensi kegiatan per tahun)
Para peserta didik juga diwajibkan untuk melaporkan kasus kematian yang dianggap
bermasalah atau yang perlu ditelusuri penyebab kematian penderita. Dengan
presentasi kasus kematian peserta didik dilatih untuk menganalisis penyebab
kematian pasien sehingga kejadian ini bisa diminimalisir dan tidak terulang lagi.
Kegiatan presentasi kasus kematian tergantung pada ada tidaknya kasus.
7. Journal reading (informasi frekuensi journal reading per tahun)
Dalam meningkatkan kognitif peserta didik, selama stase di divisi seorang peserta
didik diwajibkan untuk mempresentasikan journal reading 2 sampai 3 kali atau 12
sampai 18 kali journal reading dalam setahun.
8. Diskusi multi disiplin (informasi frekuensi kegiatan per tahun)
Beberapa divisi dalam departemen bedah aktif melakukan joint meeting dengan
departemen lain untuk membahas kasus kasus yang sulit antara lain : divisi Bedah
Anak, divisi Bedah Digestif, divisi Bedah Thorak-Kardio-Vaskuler dan divisi Bedah
Onkologi. Khusus Divisi Bedah Anak dan divisi Bedah Digestif, joint meeting
dilakukan setiap minggu sekali atau 52 kali per tahun.
9. Laporan jaga (informasi frekuensi kegiatan per tahun)
Laporan jaga kasus emergency dilakukan setiap hari senin, rabu dan jumat. Mulai
jam 7 sampai 8.30 pagi. Jumlah kegiatan pertahun sekitar 150 x.

10. Kuliah staf (informasi frekuensi kegiatan per tahun)


Kuliah untuk peserta didik diberikan oleh staf bedah berdasarkan topik yang disusun
oleh Ketua Program Studi Ilmu Bedah berdasarkan Silabus Kolegium Ilmu
Bedah.Jumlah kuliah staf dosen sekitar 52 x tahun.

Penilaian seluruh buku panduan / buku modul / logbook dalam satu tahun terakhir.
Tidak Ada/
Status:
Ada Berlaku
Nama Mata Ajar / Baru/
No. Perubahan Alasan Mulai
Modul/Logbook Lama/
pada Sem./Th.
Hapus
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Buku Kurikulum Ada revisi Baru 2015
Pro-gram Studi Ilmu perubahan
Bedah Indonesia pada isi
Buku Pedoman Tidak ada Baru Baru 2015
Pelaksanaan Uji
Kompetensi
Standar Pendidikan Ada Revisi Baru 2015
Dokter Spesialis perubahan
Bedah Indonesia
Standar Kompetensi Ada Revisi Baru 2015
Dokter Spesialis perubahan
Bedah Indonesia
Buku Modul Tidak ada -- Lama 2012
Logbook Tidak ada -- Lama 2012

Pelayanan RS Pendidikan Utama dan RS Pendidikan Jejaring


Kinerja pelayanan institusi merupakan jumlah operasi yang dilakukan institusi pendidikan baik
di dalam institusi maupun di lahan pendidikan lainnya (RS Pendidikan Jejaring).

Tabel berikut untuk data dalam satu tahun terakhir.


Jenis Jumlah
No.
Tindakan/Operasi Operasi Morbiditas Mortalitas
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Apendektomi 40 1 1
2 Herniotomi 30 0 2
3 Apendektomi anak 18 0 1
4 Herniotomi anak 9 1 0
5 Labioplasti 17 0 0
6 Trauma tumpul abdomen 35 0 0
7 Luka tusuk tembus 17 0 0
abdomen
8 Trauma muka 402 0 0
9 Tumor payudara jinak 127 0 0
10 Luka bakar fase akut 19 0 0
Total (a) = 694 (b) = 2 (c) = 4

Pelaksanaan pembimbingan karya tulis ilmiah yang diterapkan pada PS ini.


Jelaskan ketersediaan panduan pembimbingan karya tulis ilmiah, serta konsistensi dan
efektivitas pelaksanaannya.
Setiap peserta didik yang baru diterima sudah diberikan informasi tentang penulisan
karya tulis ilmiah yang harus mereka selesaikan selama pendidikan. Karya Tulis
Ilmiah ada 4 yaitu : Makalah I : Tinjauan Pustaka, Makalah II : Laporan Kasus,
Makalah III : Evaluasi Kasus dan Karya Akhir : Penelitian Prospektif. Semua karya
tulis ilmiah ini akan dibimbing oleh seorang staf dosen. Pembimbing dan penguji
tesis / karya akhir memiliki kualifikasi pendidikan minimal Sp.II dan atau SIII,
diusulkan oleh KPS .Judul makalah atau penelitian diberikan oleh pembimbing.
Untuk Penelitian Karya Akhir peserta didik selain dibimbing oleh seorang staf dosen
juga dibimbing oleh seorang dosen statistik dari Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Tahapan penelitian diawali dengan ujian proposal penelitian, pengajuan ethical
clearance pada komisi etik penelitian kesehatan, pelaksanaan penelitian, seminar
hasil, ujian tesis/karya akhir. Format penulisan adalah seragam mengacu pada Buku
Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi Edisi 4 yang dikeluarkan oleh program
Pascasarjana.
Selama di tingkat bedah dasar, peserta didik harus menyelesaikan Makalah I dan II
dan dipresentasikan di depan staf dosen dan peserta didik dalam pertemuan ilmiah
rutin di Prodi sebagai salah satu syarat untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat
Bedah lanjut, sedang makalah III dan Karya Akhir ( Penelitian Prospektif ) sebagai
salah satu syarat untuk ujian akhir ( lokal ) sebelum mengikuti Ujian Board
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai