Oleh:
Aldila Maudina
1113034000078
FAKULTAS USHULUDDIN
1439 H/2018 M
1
WALIMAH URS DALAM PERSPEKTIF HADIS
Skripsi
Disusun Oleh:
Aldila Maudina
NIM: 1113034000078
Pembimbing:
1439 H/2018 M
2
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
Aldila Maudina
3
ABSTRAK
Resepsi pernikahan atau walimah urs‟ merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan
dalam sebuah pernikahan. Selain untuk menjalankan syariat Agama, resepsi
pernikahan atau walimah urs‟ ini juga bertujuan untuk menghindarkan fitnah
dikalangan masyarakat luas. Akan tetapi pelaksanaannya harus sesuai dengan apa
yang telah disyari‟atkan oleh agama. Sebagian masyarakat tentunya ada yang
mengadakan walimah urs‟ dengan cara mewah dan banyak meghabiskan biaya.
Selain itu bagi yang tidak memliki biaya mereka hanya melaksanakan akad nikah
saja tidak diadakannya walimah urs‟. Hal ini dikarenakan himpitan ekonomi.
Skripsi ini menggunakan metode kualitatif yaitu sebuah metode yang menekankan
pada aspek pemahaman lebih mendalam terhadap suatu masalah. Kemudian
mengacu kepada kitab hadis al-kutub at-Tis‟ah, kitab syarah hadis dan kitab fiqih
munakahat yang membahas sesuai tema yang diteliti. Kemudian metode
penelitian hadis penulis menggunakan metode tematik, yaitu dengan cara
mengumpulkan hadis-hadis yang berkaitan dengan tema walimah urs.
Dalam skripsi ini penulis memberi kesimpulan bahwa kandungan hadis walimah
urs menurut Imam Nawawi hadis nabi “awlim walau bisyattin” adalah dalil
dianjurkannya dalam mengadakan walimah urs, bagi yang mampu hendaknya
tidak kurang dari satu kambing. Dan menurut mayoritas Ulama bahwasannya
mengadakan walimah urs sangat dianjurkan.
i
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah Swt., yang maha pengasih lagi maha penyayang.
penulis berkat izin dari-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Semoga kita termasuk
HADIS” merupakan salah satu tugas akhir , melalui upaya yang melelahkan dan
penuh perjuangan alhamdulillah skripsi ini telah selesai disusun guna memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strate satu dalam Ilmu Al-
Qur‟an dan Tafsir pada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terlebih dahulu penulis sembahkan kado kecil ini kepada Kepada kedua
orang tua tercinta malaikat tanpa sayapku Ayahanda H. Sahro Hamdan dan
Ibunda Hj. Nursiyah Abd Hamid yang telah berjuang dengan segala kemampuan
baik berupa materil maupun spiritual untuk kelancaran studi bagi penulis. Yang
selalu mendo‟akan kebaikan dalam setiap aktifitas penulis, yang tidak henti-
terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak.
ii
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Selaku Rektor Universitas Islam
2. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
3. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA., (selaku Ketua Jurusan Ilmu Al-Qur‟an
4. Ibu Lisfa Sentosa Aisyah, S.Ag, MA., selaku dosen pembimbing yang
skripsi ini.
telah tulus dan ikhlas memberikan ilmu dan pengalaman berharga kepada
hal.
7. Kepada seluruh guru di SD, MTS dan MA Berkat ilmu dari mereka semua
iii
8. Keluargaku teruntuk abangku Robby Auliya dan pamanku H. Zaini
Perawati, Dini, Rara, Rika, Gina, Syifa, Iffa, Phera, Uyun, Dll. Semoga
persahabatan kita tak hanya berakhir sampai disini, terima kasih telah
penulis.
10. Dan seluruh pihak yang telah membantu proses perkuliahan dan penulisan
memberikan manfaat bagi pembaca dan menjadi awal untuk memotivasi penulis
agar terus berkarya. Semoga Allah Swt., selalu memberi limpahan berkah dan
membalas semua kebaikan pihak-pihak yang turut serta membantu dalam proses
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. v
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................................. vi
v
Pedoman Transliterasi
pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang terdapat dalam buku Pedoman
vi
ى N En
و W We
ه H Ha
ء ˋ Apostrof
ي Y Ye
Vokal
Vokal dalam bahasa arab, seperti vokal dalam bahasa indonesia, terdiri
dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal
َ A Fathah
َ I Kasrah
َ U Dammah
berikut:
ي ai a dan i
و au a dan u
vii
Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa arab
Kata Sandang
huruf, yaitu اه, dialihaksarakan menjadi huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-
dîwân.
Syaddah (Tasydîd)
dengan sebuah tanda (َ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini
tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata
viii
Ta Marbûtoh
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata
yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat
contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti
oleh kata sifat (na‟t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûtah tesebut
diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/
1 طويقة Tarîqah
Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih
aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang
berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa indonesia. Antara lain
untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama
diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama diri didahului oleh kata
sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri
tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâli
ix
Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan
dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic)
atau cetak tebal (bold), jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak
tidak „Abd al-Samad al-Palimbâni, Nuruddin al-Raniri tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.
Setiap kata baik kata kerja (fi‟il), kata benda (ism), maupun huruf (harf)
ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-
x
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan, manusia tidak terlepas dari pergaulan sosial, hal ini
tanpa bantuan orang lain, karena Allah telah menciptakan alam ini beserta
hidupnya. Hal tersebut telah diatur Allah secara teratur dan begitu terorganisir
makhluk-makhluk lainnya.
dengan menikah maka Allah akan menjamin rezeki, kebahagiaan, dan pahala
ibadah yang berlipat ganda. Dengan menikah maka seseorang telah sempurna
berlabuhnya dua insan yang saling mencinta tidak bisa diukur dengan tujuan
11
yang pendek. Selain mampu mempersatukan dua hati tujuan pernikahan juga
untuk mereka dari jenis mereka, menyematkan emosi dan perasaan ini pada
jiwa mereka, serta menjadikan hubungan tersebut sebagai penenang jiwa dan
syaraf, relaksasi bagi tubuh dan hati, stabilitas bagi kehidupan dan
penghidupan, suka cita bagi ruh dan nurani, dan ketentraman bagi laki-laki
dan perempuan.1
dari sisi materi saja, tetapi juga mengarahkan, mendidik, membimbing anak-
anak dan keluarga menjadi lebih baik. Itulah kenapa Islam sangat
1
Sayyid Quthb, Tafsir Fî-Zhilalil Qur‟an: Di Bawah Naungan Al-Qur‟an, Juz XXI Surat
Ar-Rum, Hal 648, (Robbani Press, Cetakan Pertama) , Shafar 1430 H/ Februari 2009.
2
menganjurkan untuk menikah. Karena didalamnya terdapat banyak kemuliaan
jika kita mengetahuinya dan menjalaninya sesuai dengan aturan dan ajaran
Islam.
cara mewah dan banyak meghabiskan biaya. Selain itu bagi yang tidak
menjamu para undangan dengan makanan yang sekedarnya atau bahkan ada
hari dan dengan beraneka ragam hiburan dan makanan yang disajikan hingga
terkesan berlebihan.
Walimah Urs. Acara semacam ini dianggap lumrah dan telah membudaya
bagi setiap lapisan masyarakat mana pun, hanya saja cara dan sistemnya yang
berbeda karena setiap adat dan budaya memiliki cara nya masing-masing.
Dalam pandangan agama Islam hal itu tidak jadi masalah, asalkan tidak
3
Dalam hal ini Islam memandang bahwa mengadakan Walimah Urs
pengantin dikenal banyak orang, bahwa mereka adalah pasangan suami istri
yang sudah sah secara agama dan tercatat dalam bukti buku pernikahan.
pernikahan (Walimah „Urs). Di sisi lain hal yang paling menjadi trendy topic
adalah mengenai Pesta pernikahan, dimana pada zaman era modern seperti
sekarang ini, banyak masyarakat yang terbuai akan pesona dunia, sehingga
mereka cenderung untuk meniru gaya barat yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam, dari cara meminang, pergaulan sebelum menikah, sampai upacara yang
high class sampai medium class. Islam telah memberikan tuntunan kepada
2
D.R. Hasbi Indra MA, Potret Wanita Shalehah, (Pena Madani) Jakarta 2004. Hal 142
4
pernikahan, sehingga tidak ada yang merasa diberatkan ataupun
penyimpangan-penyimpangan lainnya.
walimah walau hanya dengan seekor kambing. Pada zaman sekarang mungkin
pula dana yang ada disimpan untuk keperluan hidup berumah tangga.
mulia dibandingkan dengan pesta pernikahan atau Walimah Urs yang terkesan
Dapat kita ketahui bahwa banyak sekali Walimah Urs berubah menjadi
dijadikan ajang untuk buang-buang uang dengan resepsi yang mewah. Selain
itu banyak makanan yang telalu banyak sehingga mubazir dan sia-sia.
Namun karena disebabkan gengsi social ataupun karena faktor adat, sehingga
5
Walimah urs sangat dianjurkan bahkan ada yang mewajibkan, sebab
ketika Ali R.A. melamar Fatimah R.A, Rasulullah SAW bersabda bahwa:
muslimin untuk menghadiri walimah yang beliau adakan. Disini tidak ada roti
menganjurkan diadakan nya walimah urs, selain sebagai rasa syukur serta
wujud kebahagiaan atas telah terlaksana nya akad nikah dan dilangsungkan
mengadakan Walimah Urs walau hanya dengan jamuan yang seadanya dan
3
Mahmud Ash-Shabbagh, As-Sa‟âdah Az-Zaujiyah fil Islam, (CV. Pustaka Mantiq 1993)
hal 95
4
H.R Ahmad Juz.5/539
5
Mahmud Ash-Shabbagh, As-Sa‟âdah Az-Zaujiyah fil Islam, (CV. Pustaka Mantiq 1993)
hal 95
6
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-
Bukhari Al-Ju‟fi Al-Bukhari, Sahih Bukhari bab nikah juz 3 no 5169, Daar el-Hadith hal 267
6
telah dicontohkan juga bahwasannya Rasulullah mengadakan Walimah Urs
Selain itu dengan diadakannya, Walimah Urs juga sebagai wujud rasa
memohon do‟a restu dari para khalayak atau teman dekat untuk memberikan
spirit atas dukungan do‟a restu dan juga dukungan materi (kado) bagi kedua
1. Identifikasi Masalah
7
Slamet Abidin, Fiqih Munakahat, (Bandung: CV Pustaka Setia. 1999) hal 201
8
Al-Imam Abu Al-Husain Muslim bin al-Hajaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Sahih Muslim, Juz
3 Kitab Nikah, Daar el-Hadith, Hal 440
9
DR.Hasbi Indra MA ,Potret Wanita Salehah, (Pena Madani : Jakarta 2004). Hal 142
7
bagian penting demi terciptanya fokus pembahasan, untuk itu objek yang
akan dituangkan dalam karya tulis ini diidentifikasi pada hal-hal berikut:
2. Pembatasan Masalah
3. Perumusan Masalah
Inti permasalahan yang akan dikaji pada penulisan skripsi ini adalah :
Rasul Saw
Manfaat Penulisan
8
3. Untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai Walimah Urs bagi
D. Metodologi Penelitian
dan mudah untuk difahami. Adapun metodologi penelitian tersebut antara lain:
maknanya.11 Tujuan dari metode ini adalah untuk memahami secara luas
buku yang berkaiatan dengan masalah yang akan dibahas, kemudian dari
10
Hamka Hasan, Metodologi Penelitian Tafsir Hadis (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah, 2008) Hal. 121
11
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Salemba Humanika, 2012),
hal.7
9
bacaan tersebut penulis mengklarifikasikan materi yang dituangkan dalam
kitab hadis yaitu al-Kutub al-Tis‟ah, dan beberapa Kitab Syarh seperti
Fath al-Bârí dan syarh Sahíh Muslim. Sumber sekunder untuk melengkapi
tulisan ini, penulis juga merujuk beberapa buku yang berkaitan dengan
tema Walimah Urs atau yang berkaitan dengan nikah seperti Fiqih
yang terkait dengan pembahasan yang akan dibahas oleh penulis, lalu
2. Metode Pembahasan
hukum mengadakan Walimah Urs yang dianjurkan oleh nabi, dan dengan
3. Metode Penulisan
12
Winaro Suharmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1994), Hal.138-139
10
Metode penulisan dalam penelitian ini mengacu pada buku
E. Tinjauan Pustaka
ada beberapa skripsi yang membahas atau berkaitan dengan judul yang
Barat)” Yang ditulis oleh Mhd Hanafi mahasiswa Jurusan Tafsir Hadis
hadis)” Yang ditulis oleh Ahmad Muhfudz mahasiswa Jurusan Ilmu Al-
11
Jakarta Barat Menurut Hukum Islam” yang di tulis oleh M. Irfan
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada skripsi ini penulis
melihat bagaimana tata cara khitbah dan walimah pada masyarakat betawi
menurut hukum islam karena setiap daerah atau adat berbeda tata cara
setiap adat atau wilayah berbeda beda dalam pelaksanaan walimah ursy‟
dalam hal ini ditinjau studi kasus di Desa Rima Kec. Banyuasin III Kab.
Perkawinan Adat Muslim Suku Dani Papua Ditinjau Dari Hukum Islam”
mengenai masyarakat muslim suku Dani Papua telah cukup lama terisolasi
12
Penulis menemukan sebuah skripsi dengan judul “Pendapat Ulama
cara berhutang, masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah
dengan kombinasi weton wage pahing atau dikenal dengan istilah ge-wing.
Urs” jurnal tersebut menjelaskan bagaimana etika makan dan minum pada
13
acara pernikahan atau Walimah Urs dengan mengakaji sumber dari Al-
mengenai akad nikah dan pesta pernikahan yang sesuai dengan adat dan
standing party pada pesta pernikahan walimah dan dari judul yang penulis
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terbagi menjadi 5 bab, setiap bab terdiri dari beberapa
tinjauan sanad.
13
Aprilia Mardiastuti, Syariat Makan dan Minum Dalam Syariat Islam:Kajian Terhadap
Fenomena Standing Party Pada Pesta Penikahan W alimah Urs, Jurnal: UIN Sunan Kalijaga,
2016
14
BAB II
Pesta pernikahan atau disebut juga dengan Walimah Urs merupakan hal yang
sudah biasa diadakan bagi seseorang yang telah melaksanakan akad nikah. Islam telah
menganjurkan kepada kita untuk melaksanakan pernikahan atau Walimah Urs. Hal itu
Dalam masyarakat sering ditemui seseorang yang hanya melaksanakan akad nikah
saja tetapi tidak mengadakan Walimah Urs, padahal Nabi Saw sangat menganjurkan
untuk mengadakan Walimah Urs. Karena dengan diadakan pesta pernikahan atau
Walimah Urs selain bertujuan untuk memberitahu kepada masyarakat agar kedua
mempelai diakui sudah menjadi pasangan suami istri yang sah. Dan selain itu juga
sebagai ucapan rasa syukur dan terima kasih atas kebahagiaan terhadap sesuatu yang
pernikahan untuk tujuan mulia diantara nya : Ikut serta merasakan kebahagiaan di hari
teman dan anggota satu masyarakat di dalam acara bersenang-senang. Semua ini
mempunyai pengaruh besar yang di wujudkan Islam. Dan juga untuk memperkuat
rahasia dan untuk menampakkan kegembiraan dengan adanya peristiwa yang dihalalkan.
Perkawinan supaya diberitahukan kepada khalayak umum agar diketahui oleh orang
15
banyak dan supaya mendorong yang belum menikah agar segara menikah, terutama untuk
Walimah Urs terdiri dari dua kata, yaitu al-walimah dan al-urs. Al-walimah secara
etimologi berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata ( )الوليمةdalam bahasa indonesia berarti
pesta, jama‟nya adalah ()والئم. Sedangkan al-urs secara etimologi berasal dari bahasa arab,
yaitu ( )عرسyang dalam bahasa Indonesia berarti perkawinan atau makanan pesta.2
Pengertian walimah urs secara terminologi adalah suatu pesta yang mengiringi
akad pernikahan, atau perjamuan karena sudah menikah.3 Menurut Imam Syafi‟i bahwa
walimah terjadi pada setiap perayaan dengan mengundang seseorang yang dilaksanakan
dalam rangka untuk memperoleh kebahagiaan yang baru. Yang paling mashur menurut
pendapat yang mutlak, bahwa pelaksanaan walimah hanya dikenal dalam sebuah
pernikahan.4
Menurut Sayyid Sabiq Walimah berasal dari kata al-walam yang artinya
berkumpul, karena sepasang suami istri berkumpul. Sedangkan secara istilah, walimah
makanan untuk acara pesta. Ada juga yang mengatakan, walimah berarti segala macam
1
H.S.A.Alhamdani, Risalah Nikah Hukum Perkawinan Islam, Pustaka Amani Jakarta Cet Ketiga 1989.
Hal 168
2
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Yayasan Peyelenggara Peterjemah/Penafsir Al-
Qur‟an, 1973, Hal. 507
3
Mochtar Effendi, Ensiklopedi Agama dan Filsafat, Palembang: Universitas Sriwijaya, Cet. Ke-1, 2001,
Hal. 400
4
Taqiyudin Abi Bakar, Kifayatul Akhyar, Juz II, Semarang: CV Toha Putra, Hal.68
5
Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Ringkasan Fikih Sunnah, Pustaka Al-Kautsar Cet Pertama
Agustus 2013 hal 426
6
Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita, Pustaka Al-Kautsar. Hal 487
16
Pesta perikahan atau yang disebut juga “walimah” adalah pecahan kata dari : َم
ََ َول
artinya mengumpulkan. Karena dengan pesta tersebut dimaksudkan memberi doa restu
Di dalam kamus mu‟jam al-Washit kata urs adalah )َو َلِيْ َمتُ ُه َما َ(ج
َ َو َالتَ ْزويْ ُج
َ َف
ُ َالزفَا
ِّ :َ س
ُ العُ ْر
َ أَ ْع َراسKata urs jika diartikan yaitu upacara pernikahan atau pesta pernikahan. 8Sedangkan
kata walimah adalah َ(ج)َوالَئِ َُم ِس َوغَي ِره ِ ِ Jika diartikan yaitu makanan yang
َ َ َ ُك ُّل َطَ َع ٍام:َ ُالول ْي َمة
ْ َ ٍ َصنَ َع َل ُع ْر َ
Walimah Urs diadakan ketika acara akad nikah berlangsung atau sesudahnya,
walimah biasa diadakan menurut adat dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat,
karena setiap adat mempunyai cara yang berbeda dalam melaksanakan Walimah Urs.
Yang terpenting dari tujuan diadakannya pesta pernikahan (walimah urs) adalah
pengumuman atas adanya sebuah perkawinan dan mengumpulkan kaum kerabat serta
teman-teman, atas kegembiraan dan rasa syukur kedua mempelai serta mendoakan kedua
Gus Arifin dalam bukunya mengutip Imam Nawawi ada delapan macam walimah yaitu :
2. Walimah Aqiqah : Walimah yang diadakan dalam rangka mensyukuri kelahiran anak
3. Walimah Khurs :Walimah dalam rangka mensyukuri keselamatan seorang istri dari
talak
7
Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqih Wanita, CV Asy-Syifa, Semarang. Hal 382
8
Syauqi Dhaif, Mu‟jam al-wasit, Juz 2, Maktabah Shurouq ad-Dauliyyah, Mesir, hal 592
9
Syauqi Dhaif, Mu‟jam al-wasit, Juz 2,... hal 1057
10
Abdul Aziz Dahlan, Enslikopedi Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996, hal 1917
17
4. Walimah Naqi‟ah : Walimah yang diadakan untuk menyambut kedatangan musafir
8. Walimah I‟dzar atau Walimatul Khitan : Walimah yang diadakan dalam rangka
Jumhur Ulama sepakat bahwa mengdakan walimah itu hukumnya sunnah muakad.
Namun ada juga yang mengatakan walimah itu hukumnya wajib, Dasarnya adalah
َاََتَلثَعَوثِتش ثبة
َ َ
13
11
Gus Arifin, Menikah untuk bahagia fiqih pernikahan islami, Kompas Gramedia Jakarta 2013, Hal 142-
143
12
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari Al-Ju‟fi
Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Juz 3 Daar el-hadith hal 627
13
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari Al-Ju‟fi
Al-Bukhari Shahih Bukhari,.....hal 627
18
Menurut Abdul Muhaimin As‟ad dalam bukunya beliau berkata, walimah
(perjamuan) pengantin itu hukumnya sunnah muakkad. Dan ada pula sebagian Ulama
ضثمت َسنبئتتثث
ثعَ ثِنَع ت ثش بةَثَ تضيث عّ ثعننهبثلَبعَقثثَََثَلث عنتليث َ ث عل ت ت ت ت ت
َ َ َََ َثعَ َث
ََ َ ُّ َ َ َ َ َ َ َ َ َعْثث َِِّب ث َفلةَثِنق
14 َ ت
َ ْتِبَلَ تثْث تِب
ثشع ثي
“Diriwayatkan dari Shafiyyah binti Syaibah RA, ia berkata: Nabi Saw berwalimah
atas sebagian isti-istrinya dengan dua mud (1,4 kg) dari gandum. (HR. Bukhari)15
seperti halnya walimah perkawinan.Bagi yang mampu, walimah itu paling sedikit dengan
menyembelih seekor kambing. Karena Nabi SAW menyembelih seekor kambing ketika
mengadakan walimah untuk perkawinan beliau dengan Zainab binti Jahsy. Namun
demikian boleh saja diadakan walimah seada-adanya yang penting dengan sesuatu yang
bisa dimakan.16
membedakannya dengan nikah sirri (nikah rahasia) yang tidak disukai oleh Islam. Dan
disamping untuk bergembira ria, bersenang-senang karena memang hal itu dihalalkan
oleh Allah bagi orang mukmin, juga untuk menghindari munculnya isu-isu buruk, dan
supaya tidak timbul fitnah. Karena, bila seorang pria berjalan-jalan berduaan dengan
Paling tidak mereka menyangka wanita itu adalah kekasih atau pacarnya. 17
mengajarkannya. Tapi, pesta yang bagaimana? Karena memang banyak kebiasaan pesta
14
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari Al-Ju‟fi
Al-Bukhari, Sahih Bukhari,.... hal 627
15
Abdul Muhaimin As‟ad, Risalah Nikah, Bintang Terang, Surabaya, Cet Pertama 1993, hal 49.
16
Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqih Wanita (Fiqhul Mar‟ah Al-Muslimah), CV. Asy-Syifa, Semarang.
17
Muhammad Ali As Shabuni, Az Zawajul Islami Mubakkiran,(pernikahan dini yang islami), Pustaka
Amani Jakarta Cet. Kesatu Jumadil Tsani 1417/November 1996, Hal 140.
19
yang tumbuh dan berkembang di seputar lingkungan masyarakat kita. Kadang ada yang
mewah dan mahal mengapa demikian? Dan apa yang sebenarnya fungsi pesta
perkawinan?
Penulis akan menjelaskan hadis-hadis yang terkait dengan Walimah Urs, dan
bagaimana hukum serta anjuran untuk melaksanakan pesta pernikahan atau Walimah Urs
yang sesuai dengan syariat Islam. Karena kebanyakan dari masyarakat yang di era modern
seperti sekarang ini mengadakan Walimah Urs dengan menelan biaya yang tidak sedikit,
sahabat dan pada semua kitab fiqih, para ulama mengupas masalah “walimah” dalam
membahas tentang nikah. Dia mengutip hadis Nabi yang menganjurkan walimah,
Walimah bisa dilaksanakan saat akad nikah atau setelahnya, biasa dilakukan
sesuai adat yang berlaku.19 Kebanyakan dari masyarakat seperti sekarang ini mengadakan
acara walimah urs setelah akad nikah. Setelah sang suami sah ijab qobul kemudian
diadakan acara walimah ursy sebagai bentuk rasa syukur karena separuh dari agamanya
Hal yang sama juga terjadi pada sabda beliau kepada „Abdurrohman bin‟Auf.
Pada saat beliau telah melihat bekas warna kuning dan kunyit padanya, beliau baru
besabda kepadanya,
18
Dr. H.Dadang Hawari, Persiapan menuju perkawinan yang lestari, Pustaka Antara Jakarta 1991 hal 52
19
Syaikh Sayyid Sabiq, Ringkasan Fiqih Sunnah, Senja Media Utama Cet 1 2007.
20
َأََتَلثَعَوثثِتش ثبة
َ َ
20
permasalahan ini amatlah luas. Pesta pernikahan bisa saja diselenggarakan setelah
terjadinya akad. Rentang waktu pada hari-hari itu adalah saat-saat bisa diselenggarakan
pesta pernikahan, karena penyebabnya masih ada, yakni adanya kebahagiaan yang masih
berlangsung. Dan hikmah dari diselenggarakannya pesta pernikahan itu pun masih ada
walimah urs dilaksanakan setelah akad atau sesudahnya, sesuai adat dan tradisi ditempat
Dalam pelaksanaan walimah urs, tidak boleh meninggalkan kerabat dan sahabat.
Sebab bila itu terjadi akan menyakiti hati mereka. Demikian pula jangan mengkhususkan
undangan bagi orang-orang kaya. Yang patut diundang adalah, semua kerabat baik kaya
maupun miskin.23
20
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari Al-Ju‟fi
Al-Bukhari, Sahih Bukori, bab nikah, juz 3, Daar el-hadith, hal 624
21
Riyadh Al-Muhaisin Kholid bin Ibrohim Ash-Shoq‟abi Muhammad bin Sholih Al-„Utsaimin, Al-
„Unusah wa z‟Zawaj, Min Ahkami „L-Walimah min Syahri Manari „s-Sabil, edisi terjemahan (Jangan telat
menikah bekal-bekal menuju pernikahan islami), Al-Qowam Cet satu November 2007 M/Dzulqo‟dah1428 H
Cet kedua Juli 2008 M/Rajab 1429 H. Hal 115-117
22
Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwairiji, Ensiklopedi Insan Al-Kamil, Darus Sunnah,
Juli 2015.
23
Thoriq Ismail, Az-Zuwajul Islami, Pustaka Progressif Cet ketiga April 2004. Hal 106
21
Rasulullah SAW bersabda :
Dalam pelaksanaan walimah ada beberapa adab yang harus dipatuhi, di antara
nya
kelapangan ekonomi.
ثعَن ثَتِب َنزََةَ تثِبنْثمت َسنبئتت َثِبنبثَََث ثِببَثَ قثََ ثو َثُث عثّتثث نَ ث عّن ت:بُث
َ َثعَ ن َثَ ََنل َثََََل
ََ َ َ َ َ َ َ َ َثعن َثل
ت
َ َ َّعْثَمَ َ َثَض َيث ع
َ ثعَ َثب ننَ َ ثأَتإمل َثرَِّ َح
ثشبةث َ َََل
26
“Dari Anas RA, ia berkata : “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW
mengadakan walimah untuk istri nya seperti beliau mengdakan walimah untuk
Zainab, beliau menyembelih sesekor kambing”. (HR. Bukhari)
b. Jika tidak mampu maka boleh berwalimah dengan makanan apa saja yang ia
24
Al-Imam Abu Al-Husain Muslim bin al-Hajaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Shahih Muslim, Juz 3, Daar el-
Hadith, hal 451
25
H.R Ahmad no.5/539
26
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari Al-Ju‟fi
Al-Bukhari, Sahih Bukhari, Juz 3 Hal 627
22
c. Tidak boleh mengundang orang-orang kaya saja, hanya menyertakan orang-orang
Sabda Nabi :
“Makanan paling buruk adalah makanan dalam walimah di mana orang-orang kaya
diundang makan sedangkan orang-orang miskin tidak diundang. Barang siapa tidak
meyambut undangan (walimah) itu, maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan
Rasul-Nya”. (HR. Muslim)
diiringi alat-alat musik, memutar-mutar gelas khamar di meja dan lain sebagainya.28
ثعنْث
َ نبسثببعت تنَثِن تْثَتعَ َث
َ ْثعن
ت
َ ثعمن َزَثلَ َنبال
َ َ َثحن لَ نَنَبثع َسن ثِ َنْث َنوم
ت ح لَ نَنَبثمَ زثِْثعتيث ْله ت
َ ْضم ُّي َثَ ْلَ َلثِ َن
َ َ ٍّ َ َ َ َ
ثَن َا ث عنِّ َانب َ ث بَن ت ثعنْثعبئتشنةَثعنْث عنلتنيث نل ث علن ثعَ ن تثََنل ثلَن َ ت َِت عةَثِ تْثَتَِبثعب تنَث عنلزَ تْثعنْث ع َْ ت
َ بُثََع نَنو َ ََ َ َ َ ِّ َ َ َ َ َ َ َ َ َ
29 ت ت ت ت
ثعَ ثِبعغزَِ ث
ُب َ ََ ض تزَِو
Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al Jahdlami dan Al Khalil bin Amru
keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Isa bin Yunus dari Khalid bin
Ilyas dari Rabi'ah bin Abu 'Abdurrahman dari Al Qasim dari 'Aisyah dari Nabi
27
Al-Imam Abu Al-Husain Muslim bin al-Hajaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Shahih Muslim, Juz 3, Daar el-
Hadith, hal 451
28
DR. „Abdullah Nashih‟Ulwan, Adab al-Khitbah wa al-Zafaf wa Huquq al-Zaujain, Penerjemah Aunur
Rafiq Shaleh, Al-Ishlahy Press, Jakarta Syawwal 1407 H-1987 M. Hal 108-112
29
Al-Imam Ibnu Majah, Sahih Ibnu Majah, Dar Al-Kutub Al-ilmiyah, Lebanon 2008, Hal 305
23
shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Umumkanlah pernikahan ini, dan
tabuhlah rebana." (H.R Ibnu Majah)
Islam pada setiap waktu shalat. Pada masa awal Islam, keberadaan masjid sama
muda agar berani menikah. Inilah tujuan yang di cita-citakan dari pemberlakuan
ajaran dan tuntutan Islam yang teramat mulia dan benar. 30 Biasanya dalam pesta
pernikahan oleh yang mampu pada upacara walimah diadakan hiburan yang berupa
pelaminan, supaya mereka lebih gembira. Hal ini diperbolehkan dalam ajaran Islam
selama musik dan nyanyian itu bersifat positif (membawa kebaikan) tidak dicampuri
oleh omongan kotor, cabul, yang kiranya dapat mengarah ke perbuatan dosa.
pelaksanaan walimah urs, perlu diperhatikan dengan musik dan nyanyi tersebut.Musik
dan nyanyi tersebut harus diperuntukan untuk hal yang positif, tidak bertentangan
menyita waktu, tenaga, dan dana. Dalam ibadah saja tidak diperbolehkan berlebih-
lebihan, apalagi selainnya. Musik dan nyanyian tidak boleh dibarengi dengan
perbuatan haram, misalnya bercampur baurnya dengan laki-laki dan perempuan dalam
30
Muhammad Ali al-Shabuni, Kawinlah Selagi Muda, diterjemahkan dari al-Zawaj al-Islami al-
Mubakkir, Dar al-Qalam, Damaskus, Cet kesatu, 1411 H/1991 M, hal 142
31
Abdul Muhaimin As‟ad, Risalah Nikah, Bintang Terang Surabaya, Cet kesatu 1993, hal.49
24
D. Hukum Menghadiri Walimah Urs
mayoritas ulama berpendapat bahwa menghadiri undangan pesta pernikahan adalah wajib
menghadiri. Ini seperti yang dinukilkan dari ijma ulama oleh Ibnu „Abdil Barr, Nawawi
dan Al-Qodhi „Iyadh. Namun dalam ijma tersebut masih terdapat hal-hal yang perlu d
telaah ulang.
bahwa menghadiri undangan pesta pernikahan adalah Fardhu kifayah. Jika telah ada
orang yang menghadiri undangan tersebut, maka yang lainnya tidaklah berdosa bila tidak
menghadirinya.
pernikahan hukumnya adalah wajib seperti yang menjadi madzhab dari mayoritas
ulama.32Memenuhi undangan Walimah Urs hukumnya wajib bagi yang diundang. Sebab,
memenuhi undangan menunjukkan sikap perhatian dan menyenangkan bagi pihak yang
mengundang.
ثَترَ ث:بُ َثَ ََ َلث عّ تث َ ل ث عّثَث َعَ ت َثَ ََل َثث َ َثع تْث ِ تْثعَ َمَزثل
َ َثل:ُب ت َ ثعَ ثِببعت َ ََح لَ نَن
َ ثعْثمَبأ َع
َ ك َ َ ت َ َثلَنَز:ُب َ َثَي َيثل
َ َْ ِبثَي َيث
ىلث ع َوعت َم تثةُأَن َأِتَب
33 ت ت ت
َ َح ََث َ ثث
َ ََدع َيث
“Apabila salah seorang di antara kamu diundang acara walimah (resepsi
pernikahan), maka hendaknya dia datang.”(HR. Muslim)
32
Riyadh Al-Muhaisin Kholid bin Ibrohim Ash-Shoq‟abi Muhammad bin Sholih Al-„Utsaimin, Al-
„Unusah wa z‟Zawaj, Min Ahkami „L-Walimah min Syahri Manari „s-Sabil, edisi terjemahan (Jangan telat
menikah bekal-bekal menuju pernikahan islami), Al-Qowam Cet satu November 2007 M/Dzulqo‟dah1428 H
Cet kedua Juli 2008 M/Rajab 1429 H. hal 118-119.
33
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari Al-Ju‟fi
Al-Bukhari, Sahih Bukhari, Juz 3 Daar el-hadith hal 628
25
Dan terdapat pada hadis lain yang diriwayatkan melalui Abu Musa al-Asyari
ت
ِّ ثِبو ََن ث َعن تْث عنلت
نيث َ ٌَثح لََ تِن َثِبن َو:
َ ثعْثَتَِب َثَ ئ َلث َعْثَتَِب َ ُب َ َثَفَب َنثل
َ ْثع َ َثح لََنن
َ بثَي َي َ لد َ َث َثح لََنن
ٌ َبثِب َس
ودَ ث ع َم تز َث ت ثأَ ُّاو ث ععبت ث ت:بُث
َ ََ ل ث عّثَث َعَ ت َثَ ََل َثثل
ض َ َنَث ََََْ بَو ث ع لَ ع َثيث ََ ثع َ
34
ت ت
َ 36ثَآََثَأطََثز َ ع لبثئت َث ع َمَُطَِّوعَثَتِب ن َزثمنَف تس تث ن
َ ثشآََث َ َبط َثَ ن
“Orang yang berpuasa sunnah, pemimpin terhadap dirinya sendiri. Apabila ia
berkehendak, boleh tetap berpuasa, boleh juga ia berbuka” (HR. Muslim dan
Turmudzi)
Dari hadis hadis yang telah disebutkan, sangatlah jelas bahwasannya Nabi SAW
selain sebagai bentuk rasa hormat kita memenuhi undangan dan juga menghibur tuan
rumah yang sedang berbahagia mengadakan pesta pernikahan walimah ursy. Bahkan
Rasulullah SAW mewajibkan orang yang berpuasa untuk hadir memenuhi undangan
34
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari Al-Ju‟fi
Al-Bukhari Sahih Bukhari, Juz 3 Daar el-hadith hal 628
35
Al-Imam Abu Al-Husain Muslim bin al-Hajaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Sahih Muslim, Juz 3, Daar el-
Hadith hal 450
36
Al-Imam Abu Al-Husain Muslim bin al-Hajaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Sahih Muslim,... hal 452
26
dijelaskan oleh Imam Muslim dalam hadis nya. Dan bagi orang berpuasa bagi nya boleh
tetap berpuasa atau jika ia mau berbuka puasa dibolehkan, untuk mencicipi sajian yang
telah disediakan.
Ulama hadis-hadis tersebut secara tegas mewajibkan untuk memenuhi undangan, apabila
tidak ada halangan maka sebaiknya untuk menghadiri undangan kecuali ada udzur atau
halangan yang tidak memungkinkan untuk menghadirinya. Misalnya karena ada hal yang
tidak bisa di tinggalkan ataupun karena jarak tempuh yang terlampau jauh, maka tidak
kepentingan perut, melainkan niat ittiba terhadap perintah syariat, menghormati saudara,
turut menghibur, meyambung tali persaudaraan. Dan jangan berprasangka buruk apabila
37
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari Al-Ju‟fi
Al-Bukhari, Sahih Bukhari, Juz 3 Daar el-hadith Hal 630
38
Thariq Ismail Kahiya, Az-Zuwajul Islami (Mata kuliah menjelang pernikahan) Pustaka Progresif, Cet
ketiga: April 2004, Hal 110
27
1. Yang mengundang adalah seorang mukallaf,merdeka dan dewasa.
miskin.
4. Tidak mengkhusukan datang hanya pada hari pertama, menurut pendapat yang
masyhur
5. Tidak boleh mengakhiri undangan yang telah datang terlebih dahulu, demi
tempuhnya jauh dan sangat memberatkan baginya, maka tidak mengapa jika tidak
mendoakan kedua mempelai semoga bahagia dalam menempuh hidup baru. Abu
Hurairah berkata, Rasulullah Saw bila memberi ucapan kepada pengantin, beliau
bersabda
Telah menceritakan Quta‟ibah telah menceritakan Hammad bin Zaid dari Tsabit dari
Anas bin Malik Rasul Saw melihat Abdurrahman bin auf. Beliau bertanya: "Apakah
itu?" Dia menjawab; "Saya baru saja menikahi seorang wanita dengan mahar
sekeping emas." Beliau mendo'akan: "Barakallahu Laka (semoga Allah
memberkatimu), adakankah walimah walau hanya dengan (memotong) seekor
39
Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq, Pustaka Al-Kautsar,
Cet Pertama agustus 2013, Hal 498
40
Imam Nawawi, Sahih Muslim bi syarah an-nawawi, Juz 5, Daar el-Hadith,Hal 229
28
kambing." Abu Isa At Tirmidzi berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Ibnu
Mas'ud, Aisyah, Jabir dan Zuhair bin 'Utsman." Abu Isa berkata; "Hadits Anas
merupakan hadits hasan sahih. (H.R Muslim)
1. Jika yang diundang memiliki alasan yang kuat atau karena perjalanannyaterlalu jauh
hingga sangat menyulitkan, maka ia boleh tidak menghadiri nya. Berdasarkan riwayat
Atha „ bahwa Ibnu Abbas pernah diundang mengahadiri acara walimah. Sementara
2. Mendoakan keberkahan bagi pengantian pria dan wanita, ada beberapa doa yang
dianjurkan untuk dibaca dalam hal ini. Akan tetapi diantara doa yang masyhur adalah
doa yangn terdapat pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Doa tersebut
adalah
undangan walimah wajib hukumnya, yaitu walimah yang dikenal dengan sebutan
walimatul urs‟ (walimah pernikahan). Akan tetapi semua jenis undangan, baik berupa
berlaku padanya. Saya tidak memberikan keringanan kepada siapapun untuk tidak
41
Riwayat Abdurrazzaq dalam Mushannaf (19664), Al-Hafidz berkata dalam Fathul Barri (IX/213) :
“Sanadnya Sahih”.
29
menghadirinya. Tetapi kalaupun ia tidak menghadirinya saya tidak bisa katakan ia
Dalam pelaksanaan walimah urs, harus menjauhi etika keji yang sudah begitu
dan perempuan, minum-minuman khamar dan bebagai kemaksiatan lain yang erat
misalnya adanya hiburan seperti dangdut para hadirin yang datang menikmati hiburan
tersebut. Bercampurnya antara laki-laki dan perempuan dalam satu tempat. Hal yang seperti
ini sebaiknya dihindari, karena perbutan yang seperti itu dilarang oleh Agama.
42
Abu Ishaq AL-Huwaini Al-Atsari, Al-Insyirah fi Aadaabin Nikah, (Bekal-bekal menuju pelaminan
mengikuti sunnah), At-Tibyah-Solo, Cet Keempat, Mei 2002 Hal 68-73.
43
Thoriq Ismail Kahiya, Az-Zuwajul Islami (Mata kuliah menjelang pernikahan) Pustaka Progresif, Cet
ketiga: April 2004, Hal 108
30
BAB III
WALIMAH URS’
Secara etimologi takhrij berasal dari akar kata خَر َج َيَُْر ُج َخُرْو ًجاmendapat
َ
tambahan tasydid/syiddah pada ra (‘ain fiil) menjadi جَّر َج َيُِّْر ُج ََتْ ِر ًجاyang
َ berarti
Maksudnya menampakan sesuatu yang tidak ada atau sesuatu yang masih
mengemukakan letak asal hadis pada sumber yang asli, yakni kitab yang di
sama.
31
31
Adapun hasil dari penelusuran takhrij hadis pertama melalui kamus al-
hadis yang telah dirujuk pada kitab al-Mu’jam al-Mufahras li al-Faz al-Hadis
didapat dari aplikasi lidwa, hadis penguat ini penulis cantumkan sebagai
bawah ini penulis akan tuliskan beberapa hadis penguat yang penulis dapatkan
a. Sahih Bukhari
ِ ِ ٍ
َ َوَرَوهُ َعْب د ُ رَّد َّدر َِْ ِْ ْد ُدْ َعد ْدِا َع د ِْ رَّىَّدِ ِّ َ دَّ رََّّد ُ َعَْه د َو َم دَّ ََّ ََ د َّ دَىَا َعْب د ُ رَّّد ْد ُدْ دُ ِْ ُم د
ْدَ َر ِاددهَ رَّّد ُ َعْىد ُ أَ َّ َعْبد ُ رَّد َّدر َِْ ِْ ْد ُد ٌ دَ َعد ْدْ َُِْهد ٍ رَّ َّ ِِْد ِ َعد ْْ أَنَد ٍ ْد ِْ َااَِّدٌ َخبَدَرندَدا َااَِّد
ْأ
ُ ا َجاءَ إِ ََل َر ُم ِِْل رَّّ ِ َ َّ رََّّد ُ َعَْهد ِ َو َمدَّ ََّ َوِد ِ أََد ُدر ُد ْ َرٍَ لَ َهدرَََّ ُ َر ُم ْدِ ُل رَّّد ِ َوَرَوهُ َعْبد ٍ ِع
َْ
32
َ َ ِدا ِر ِ ِ ٍ
دال ْ ر ََّّر َِْ ِْ ْ ُْ َع ْدِا َعد ِْ رَّىَّدِ ِّ َدَّ رََّّد ُ َعَْهد َو َمدَّ َ َ ر
َ َْخبَد ُرهُ أَندَّ ُ َد َدوَّو َج ْرا َدرأٌََ ا َدْ رْصَن
ِال َر ُم ِْ ُل رَّّ ِ َ َّ رََّّ ُ َعَْهد ِ َو َمدَّ ََّ أ َْوِْْ َوََّ ْد ََب ٍ ال ِزنَةَ ندَِرٍَ ِا ْْ ذَ َه
َ َ َ ت إََِّْهد َها؟
َ َك َّْ ُم ْق
ٍَِشا
َ
Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf dari Nabi Saw,
telahmenceritakan Abdullah bin Yusuf telah menceritakan Malik dari
Humaid at-Thail dari Anas bin Malik RA, Abdurrahman bin Auf datang
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam nabi bertanya kepada
Abdurrahman bin Auf saat ia menikahi seorang wanita Anshriyah, berapa
mahar yang kamu berikan padanya? ia pun menjawab, "Seukuran biji
berupa emas." Kemudian Nabi Saw berkata : adakanlah walimah walau
hanya dengan seekor kambing.
b. Sahih Muslim
ٍ َِِّ ِْ اا
ِْ َِْ دَ أَ َّ َعْبد َ رَّ َّدر َي ََ َّ َدىَا أَُِ َع َِرنَةَ َع ْْ َدتَ َادَ َع ْْ أَنُّ ََ َّ َدىَا ُُمَ َّ ُ ْ ُْ عُبَدْه ٍ رَّْغََُِب
َ ْ
دال
َ دب لَد َق ٍ وْزِ ندَدِرٍَ ِا ْدْ َذ َه ِل رََّّ ِ َ َّ رََّّد ُ َعَْهد ِ َو َمدَّ ََّ َعَد ِ ا َدوَّوج َعَ َعه ِ رم ٍ
َ َ َُ ْ َ َ ِْ ْ َْ َع
ٍَِل رََّّ ِ َّ رََّّ عَه ِ ومََّّ أَوِْ وََِّ ِشا ُ ََّ ُ َر ُم
َ َْْْ َ ََ َْ ُ َ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Ubaid Al Ghubari telah
menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Qatadah dari Anas bin
Malik bahwa Abdurrahman bin 'Auf menikah dengan maskawin emas
seberat biji kurma pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya:
"Adakanlah walimah walaupun hanya dengan seekor kambing."
33
aku telah menikahi seorang wanita. Beliau berkata: "Mahar apakah yang
telah engkau berikan kepadanya?" Ia berkata; emas sebesar biji kurma.
Beliau berkata: "Rayakanlah (adakanlah walimah) walaupun hanya dengan
menyembelih satu ekor kambing."
d. Sunan at-Tirmidzi
34
nawah emas, " beliau bersabda: "Semoga Allah memberimu berkah,
buatlah walimahan meskipun dengan seekor kambing."
b. Sunan Ad-Darimi
35
َ دال رَّىَّدِ ُّ َ دَّ رََّّد ُ َعَْهد ِ َو َمدَّ ََّ أ َْوِْْ َوََّد ْدِ ِ َشدداٍَ َد
َّدال أَنَد ٌ َََّقد ْ َرأَْدتُد ُ َ َهد َد ٍ نَددِرٍَ ِاد ْدْ ذَ َهد
َ دب لَد َقد َ
َِّ ُد ِّ ْراَرأٍََ ِا ْْ نِ َها ِِ دَ ْع َ َا ِِِْ ِاا َةَ أََّْ ِ ِد ىَا ٍر
Telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq telah menceritakan kepada
kami Ma'mar dari Tsabit al-Bunani dari Anas bin Malik, Nabi
Shallallahu'alaihi wa Sallam bertemu Abdur Rahman bin Auf yang terlihat
warna bekas minyak wangi pada pakaiannya, maka Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya, "Ada apa denganmu
wahai Abdur Rohman"! ia berkata, "Saya barusan menikah dengan wanita
dari Anshar", Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam bersabda, "Berapa
mahar yang kamu berikan kepadanya?." Ia berkata: "Seukuran biji kurma
emas", Nabi Shallallahu'alaihi wa Sallam bersabda, "Adakan walimah
walau hanya dengan seekor kambing." Anas berkata, "Saya melihat dia
membagi kepada setiap istrinya sepeninggalnya dengan seratus ribu dinar.
Pada hadis kedua penulis akan mengkaji hadis mengenai walimah ursy
1. Sahih Bukhari dalam kitab Nikah bab man awlama a’la ba’dhi nisaihi
a. Sahih Bukhari dalam kitab nikah, bab man awlama a’la ba’dhi nisaihi
36
ِ ض نِ َها ِِ أَ ْكثَدَر ِا ْْ دَ ْع
ض ِ اد َا ْْ أ َْوََْ َعَ دَ ْع َ َ
ٍ
َ دت َج ْح د ٍ ِعْى د ِ دال ذُكِددر َددوِو ز دىَددب ِْىد ٍِ
َ ْ َ ُ ْ َ َ داد ْد ُدْ َزْد َعد ْدْ َا ددت َد ُ َّد ََ د َّ دَىَا ََِّد
ٌ ََ د َّ دَىَا ُا َه د
ِِ ِ ِ ٍ ال اددا رأَ ددت رَّىَّدِ دَّ رََّّد عَهد ِ ومدََّّ أَوَْ عَد أ ٍ
ََََْد اد ْدْ ن َهددا َاددا أ َْوََْ َعَْهد َهددا أ َْو
َ َ َْ َ ََ َْ ُ َ َّ ُ ْ َ َ َ أَنَهد َ َق
ٍَِشا
َ
Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah menceritakan kepada
kami Hammad bin Zaid dari Tsabit ia berkata; Suatu ketika, pernah
disebutkan mengenai perkawinan Zainab binti Jahsyi di hadapan Anas,
maka ia pun berkata, "Aku belum pernah melihat Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mengadakan walimah terhadap seorang pun dari para
isteri-isterinya sebagaimana walimah yang beliau adakan terhadapnya.
Saat itu, beliau mengadakan walimah dengan seekor kambing.
ِ دال ََّ َّ ددا دخد د رَّىَّد دِ د دَّ رََّّد د عَهد د ٍ َخبدرنَددا َُِهد د ٌ َع ددْ أَنَد د ِ د د ِْ ااَِّ د
َْ ُ َ ُّ َ َ َ َ دَ َ د َ ْ ْ ْ َ َ ْ ََد د َّ دَىَا ُه َش د ْده ٌَّ أ
َ َ ََْب ر ْدىَ ِة َج ْح ٍ أ َْو
ال لَرَطْ َع َ ىَا ُخْبدًور َو ََلْ ً ا ِ َّ
َ ََو َم َ بَوْدى
Telah menceritakan kepada kami Husyaim berkata, telah mengabarkan
kepada kami Humaid bin Anas bin Malik berkata; "Ketika malam pertama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di rumah Zainab binti Jahsy, beliau
mengadakan walimah, dan kami memakan roti beserta daging pada
walimah tersebut."
B. Tinjauan Sanad
dan menyajikan guru-guru dan murid beliau sehingga dapat dipastikan sanad
hadis.
37
Maka penulis melakukan penelitian yang dimulai pada periwayat
Imam Abu Dawud lalu diikuti pada periwayat sebelum imam Abu Dawud dan
penelitian dari imam abu dawud karena menurut penulis yang terdapat di
dalam Sunan abu dawud masih terdapat hadis-hadis dhaif dan tidak terdapat
1. Abu Dawud
Menurut Abdurrahman bin Abi Hatim, bahwa nama dari imam Abu
Dawud adalah Sulaiman bin al-Asy’ats bin Syadad bin ‘Amru bin’ Amir.1
Imam Abu Dawud meninggal pada hari jum’at tanggal 16 bulan syawwal
as Syaibani al Bagdadi, Yahya bin Ma’in Abu Zakariya, Ishaq bin Ibrahim
bin Rahuyah abu Ya’qub al-Hanzali, Utsman bin Muhammad bin abi
1
Abu Muhammad ‘Abd al-Rahman bin Abi Hatim Muhammad bin Idris bin al-Munzir al-
Razi, Kitab al-Jarh wa al-Ta’dil, Juz IV, cet.1 (Hayderabat: Majlis Dairat al-Maarif, 1987) hal.
102
2
Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ahmad bin ‘Usman al-Zahabi, Siyar a’lam al-Nubala Juz
XIII, Cet. VII, (Bayrut: Mu’assasat al-Risalah,1990)
38
Murid-murid beliau diantaranya: Imam Abu Isa at Tirmidzi, Imam
Nasa’i, Abu Ubaid al-Ajuri, Abu Tayyib Ahhmad bin Ibrahim Al-
Baghdadi.3
dan disiplin ilmu lainya yang mengalir kepada imam Abu Dawud.
Tsiqah, Ibnu Hibban berkata Abu Dawud merupakan salah satu imam
dunia dalam bidang ilmu dan fiqih, dan Adz Dzahabi mengatakan : Abu
pada tahun 223 H salah satu guru beliau adalah Shadaqah bin Musa dan
Ismail seorang yang tsiqah, dan Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan Tsiqah
tsabat.
3
Ahmad ibn ‘ali ibn Hajar al-Asqalani, Tahzib al-Tahzib, Juz IV, Hal:150
39
Tabi’in kalangan pertengahan, semasa hidup beliau tinggal di negeri
Bashrah, beliau wafat pada tahun 167 H. Salah satu guru beliau adalah
Anas bin Malik, dan murid beliau adalah Muhammad ibn Aban Al-Ju’fi,
Hammad bin Salamah adalah seorang yang tsiqah, dan Yahya bin Ma’in
Nama lengkap beliau adalah Tsabit bin Aslam al-Bannani selain itu
beliau tinggal di negeri Bashrah, beliau wafat pada tahun 127 H. Salah satu
dari guru beliau adalah Anas bin Malik dan murid beliau adalah Shodaqoh
5. Humaid
hidup beliau tinggal di negeri Madinah, beliau wafat pada tahun 142 H.
Guru beliau diantara nya adalah Sufyan bin Uyainah, Hammad bin
Usamah, Al-Walid bin Muslim, Bisyr bin Bakar At-Tunisiy dan Ya’la bin
‘Ubaid. Murid beliau adalah Yaqub bin Syaibah, Yaqub bin Sufyan,
40
Muhammad bin Yahya Adz-Dzuhliy, Abu Hatim Muhammad bin Idris Ar-
Razi.
Komentar ulama tentang beliau : Yahya bin Ma’in berkata beliau seorang
Nama lengkap beliau adalah : Anas bin Malik bin An Nadlir bin
Dlamdlom bin Zaid bin Haram, beliau memiliki kuniyah Abu Hamzah,
sanad yang dikatakan ashahu’i asnaid, ialah bila sanad itu terdiri dari
Malik, Nafi’i, dan Ibnu Umar. Imam Yahya bin Sa’id al-Qahthan dan
Hadis.
termasuk dalam kategori hadis hasan, karena ada perawi yang diklaim
41
lemah pada hafalannya. Namun hadis ini diperkuat karena adanya hadis
dari jalur lain. sehingga derajatnya naik menjadi hadis shahih li ghairihi
42
BAB IV
A. Asbabul Wurud
mengetahui asbab nuzul dalam al-Qur‟an. Menelusuri konteks awal yang menyertai
kemunculan suatu hadis merupakan salah satu cara untuk memahami sebuah hadis
dengan benar. 1 Dengan kata lain, asbabul wurud adalah salah satu peranti dalam
Menurut Yusuf Qardawi, seseorang tidak bisa memahami hadis dengan benar
munculnya teks hadis. Melepaskan teks hadis dari konteks nya akan mengantarkan
Diriwayatkan oleh Malik dalam al-Muwaththa, Ahmad dan enam ahli hadis dari
Anas bin Malik r.a. Al-Bukhari juga meriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf r.a.
Menurut Al-Bukhari dari Humaid katanya : “Aku mendengar Anas berkata : “Ketika
Anshar. Maka Sa‟ad pun berkata : “Aku hendak membagi hartaku untukmu dan
“Semoga Allah memberkatimu pada istri dan hartamu. Sa‟ad keluar menuju pasar, lalu
dia berniaga sehingga memperoleh keuntungan berupa susu dan minyak samin. Maka
1
Ali Mustafa Ya‟qub, Cara Benar Memahami Hadis, (Ciputat: Maktabah Darus Sunnah, 2016), hal.109
43
Abdurrahman kawin (dengan salah seorang istri Sa‟ad). Ketika Nabi SAW mengetahui
(kehendak nikah itu), beliau bersabda: “Selenggarakanlah pesta nikah dan seterusnya”.
mengadakan walimah urs yang dianjurkan Rasul, tetapi bisa kita lihat pada masa
sekarang ini walau masanya sudah berbeda pada zaman nabi dahulu sangat dianjurkan
أ َْوِِلْ َولَ ْو بِ َشاة: صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ُّ ِال الن
َ َِّب َ فَ َق
Nabi SAW bersabda, “Buatlah walimah meskipun dengan menyembelih seekor
kambing”. Kata „Lau‟ (meskipun) pada kalimat ini bukan bersifat „imtina‟iyyah‟
(pencegahan) , tetapi littaqlil (untuk menujukkan jumlah yang paling minim). Dalam
kambing”).
2
Ibnu Hamzah Al-Husaini Al-Hanafi Ad-Damsyiqi, Asbabul Wurud, latar belakang historis timbulnya
hadis-hadis rasul, diterjemahkan oleh : H.M. Suwarta Wijaya B.A, Drs. Zafrullah Salim, Kalam Mulia, Jakarta
jilid 2 hal.215
44
Riwayat ini sekiranya benar maka kambing tersebut merupakan bantuan dari Nabi SAW.
Ini menjadi perkara yang mementahkan pendapat mereka yang berdalil dengannya bahwa
seekor kambing yang merupakan batas paling minimal yang disyariatkan bagi orang yang
mampu.
Pada dasarnya masalah ini lebih tepat disebutkan pada pembahasan tentang adab, masalah
yang dimaksud Imam Bukhari membuat bab pada pembahasan tentang adab dengan judul
„Persaudaraan dan Persekutuan”, kemudian menyebutkan juga hadis pada bab di atas
melaui Yahya bin Said Al-Qaththan, dari Humaid, dan beliau hanya menyebutkan lafadz,
ِ الربِْي ِ ِ
َ ْ َص لَى اللّ و َعلَْي و َو َس لَّ َم بَْي نَ وُ َوب
َّ ِ َْ ب ُّ َِّ لَ َّما قَِ َم َعلَْي نَ ا َعْد ُِ ال َّر َِْ ِ بْ ِ َع ْوَ فَاَ ََّى الن: ال
َ ِب َ ََع ْ أَنَس ق
أ َْوِِلْ َولَ ْو بِ َشاة: صلَى اللّو َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ُّ ِال لَوُ الن
َ َِّب َ فَ َق
Dari Anas dia berkata, “Ketika Abdurrahman bin Auf datang kepada kami, Nabi
SAW mempersaudarakan antara dia dengan Sa‟ad bin Ar-Rabi‟. Lalu Nabi SAW
bersabda kepadanya, „Buatlah walimah meski dengan menyembelih seekor
kambing”).
Al-Muhib Ath-Thabari menduga bahwa ia adalah hadis tersendiri. Oleh karena itu,
dia membuat bab dalam pembahasan walimah dengan judul, “Penyebutan walimah untuk
persaudaraan.” Kemudian dia menukil hadits dengan lafadz seperti tadi seraya berkata,
“Hadits ini diriwayatkan Imam Bukhari.” Namun keberadaan hadis ini sebagai penggalan
hadis pada bab di atas merupakan hal yang sangat jelas bagi mereka yang mengetahui
sedikit ilmu hadis. Imam Bukhari sangat sering melakukan hal seperti itu. Perintah
kepada Abdurrahman bin Auf agar melakukan walimah berkaitan dengan pernikahannya,
bukan karena persaudaraan. Al- Muhib juga menyinggung persoalan ini namun
diposisikan hanya sebagai suatu kemungkinan. Padahal ia tidak bisa dianggap sebagai
3
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bâri, (Penjelasan kitab sahih bukhari Penerjemah,Amiruddin), (Jakarta
: Pustaka Azzam, 2010) Juz 25 hal 451
45
Ibnu Hajar mengatakan, penafian Anas bahwa Nabi Saw tidak mengadakan
walimah atas seorang pun diantara istrinya melebihi walimah Zainab, tampaknya perlu
dipahami menurut apa yang dia ketahui. Atau karena apa yang terjadi berupa keberkahan
dalam walimahnya, dimana kaum muslimin dikenyangkan dengan roti dan daging
kambing, karena yang nampak, ketika beliau menikahinya walimah dengan Maimunah
binti Al-Harits saat beliau menikahinya ketika umrah qadha di Makkah dan beliau
walimah tersebut tidak lebih dari seekor kambing, sebab saat itu kehidupan telah lapang
keluasan kepada kaum muslimin sejak penaklukan Khaibar. Ibnu Al-Manayyar berkata,
“Disimpulkan dari pengutamaan sebagian istri atas sebagian yang lain dalam hal
walimah, tentang bolehnya mengkhususkan sebagian mereka atas yang lainnya dalam hal
perhatian, kelembutan, dan hadiah.” Ibnu Hajar mengatakan, pembahasan tentang ini
ض نِ َسائِِو
ِ صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َعلَى بَ ْع ِ ُ أَوَِل رس
َ ول اللَّو ََُْ
Nabi SAW mengadakan walimah atas sebagian istrinya.
kemungkinan paling dekat adalah Ummu Salamah. Ibnu Sa‟ad meriwayatkan dari
Syaikhnya (Al Waqidi) melalui sanadnya, dari Ummu Salamah, dia berkata, “Ketika Nabi
SAW meminangku dia menyebutkan kisah pernikahannya dengan beliau SAW maka
kantong berisi sya‟ir maka aku mengambilnya dan menumbuknya, lalu aku memasaknya
di periuk, lalu aku mengambil sedikit ihalah (lemak atau minyak) untuk lauk, maka itulah
46
Ibnu Sa‟ad menyebutkan juga bersama Ahmad melalui sanad yang shahih hingga
Abu Bakar bin Abdurrahman bin Al-Harits, bahwa Ummu Salamah mengabarkan
mengambil tsifal (kulit pengalas gilingan) mmiliku, lalu mengeluarkan biji-biji gandum
yang berada dalam kantong, kemudian aku mengeluarkan lemak dan memasaknya untuk
beliau SAW, kemudian beliau istirahat malam, dan pagi harinya” An-Nasa‟i
substansi pokoknya terdapat dalam riwayat Muslim tanpa menyertakan hal itu. Adapun
riwayat At-Thabari dalam kitab Al-Ausath dari jalur Syarik, dari Humaid, dari Anas dia
berkata :
َْصلَّى اللّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َعلَى أ ُِّم َسلَ َمةَ بِتَ ْمر َوَس ِ
َ أ َْوَِلَ َر ُس ْو ُل اللّو
(Rasulullah Saw mengadakan walimah ketika menikahi Ummu Salamah dengan hidangan
Namun, hal ini adalah kekliruan berasal dari periwayat sesudah Syarik (yakni
Jandal bin Waliq), kerena Muslim dan Al-Bazzar melemahkannya, tetapi dikuatkan oleh
Abu Hatim Ar-Razi dan Al- Bisti. Hanya saja yang akurat dari hadis Humaid, dari Anas,
bahwa hadis itu berkenaan dengan kisah Shafiyyah. Demikian juga diriwayatkan An-
Nasa‟i dari riwayat Sulaiman bin Bilal dan selainnya dari Humaid, dari Anas, secara
ringkas. Namun, ia telah dikutip Imam Bukhari secara panjang lebar di bagian awal
pembahasan tentang nikah melalui jalur lain dari Humais dari Anas. Kemudian para
penulis kitab As-Sunan menukil dari Az-Zuhri dari Anas sama seperti itu sehubungan
kepadanya.
47
ِّ ض َ ِم ْ َولِْي َمتِ ِو َرَى َ ِد ْر َعوُ ِعْن َِ يَ ُه ْوِد
ي بِ َشطْ ِر ِ الزم
َ ْان أَف
ِ ِ اطمة فَما َكا ن
َ ت َول َمةً ِ ِْف َل
ََّ ك َْ
ِ ِ ِ
َ َ َ لََق ِْ أ َْوَِلَ َعل ٌّي ب َف
َشعِ ْي
berkata, “Setengah Sha‟ gandum.” Dengan demikian, terjadi keserasian kisah pada bab
diatas. Kemudian penisbatan walimah kepada Rasulullah SAW bersifat majaz, mungkin
karena beliau yang membayarkan harga gandum kepada si Yahudi, dan mungkin juga
( ِِبَُِّيْ ِ ِم ْ َشعِيDengan dua mud gandum). Demikian tercantum dalam riwayat semua
periwayat yang menukilnya dari Ats-Tsauri yang sempat di dapatkan dan telah disebutkan
terdahulu. Hanya saja dalam riwayat Abdurrahman bin Mahdi disebutkan ْ َ ِم
ِ ْ اع
َص َ ِب
ِ (شDengan
اع ْي َ dua sha‟ gandum). Riwayat ini dinukil An-Nasa‟i dan Al-Ismaili dari
Abdurrahman. Akan tetapi, meski dia lebih pakar dibanding perawi lainnya dari Ats-
Tsauri, namun jumlah yang banyak tentu lebih akurat dibandingkan satu orang, seperti
dikatakan Asy-Syafi‟i.4
Dalam pernikahan Rasul dengan istrinya beliau berkata “ُ”أَطْ َع َم ُه ْم َُّْد ًزا َو ََلْ ًما َح ََّّت تَ َرُكوه
beliau menghidangkan roti dan daging sampai orang-orang tidak dapat menghabiskannya.
Maknanya mereka makan hingga kenyang lalu meninggalkan makanan itu karena sudah
kenyang.
istrinya yang lebih banyak dan lebih utama dari pada resepsi yang beliau selenggarakan
4
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bâri Penjelasan Kitab Sahih Bukhari, Juz 25, Pustaka Azzam, Juni
2008, Hal 474
48
untuk pernikahan Zainab” Mungkin itu merupakan wujud syukur Rasulullah atas nikmat
Allah, yaitu karena beliau dinikahkan dengan Zainab dengan wahyu diturunkan
kepadanya, dengan tanpa wali ataupun saksi, berbeda dengan istri yang lainnya.5
Dalam syarah Aunul Ma‟bud hadis “Awlim walau bi syattin” merupakan batas
kambing. Tetapi para ulama sepakat tidak ada batasan dalam hal ini. walimah urs‟ yang
Dari beberapa hadis yang telah ditemukan oleh penulis, kedua hadis tersebut
saling keterkaitan. Teks hadis yang pertama menunjukan bahwa Nabi SAW mengadakan
walimah untuk istri nya dengan menyembelih seekor kambing. Teks hadis yang
keduaNabi Saw mengadakan walimah dengan dua mud gandum. Dan terdapat juga pada
hadis yang lain diriwayatkan bahwa Nabi Saw pernah mengadakan walimah dengan
kurma, samin, dan keju tanpa ada nya daging. Hadis pertama nabi sangat menganjurkan
untuk mengadakan walimah walau hanya dengan seekor kambing. Karena disunatkan
walimah (pesta nikah). Riwayat hadis tersebut terdapat Anas bin Malik, ia digolongkan
Hadis pertama dan kedua berkenaan dengan kisah Abdurrahman bin Auf, tetapi
dia memenggalnya menjadi dua bagian. Riwayat ini dia nukil dari Ali, dari Sufyan, dari
Humaid. Ali yang dimaksud adalah Ibnu Al-Madini, dan sufyan adalah Ibnu Uyainah.
Dalam sanad ini, Sufyan telah menegaskan telah mendengar langsung dari Humaid,
demikian pula Humaid mengatakan mendengar langsung dari Anas, maka hilanglah
kecurigaan tadlis (penyamaran) dari keduanya. Namun, dia membaginya menjadi dua
5
Imam Nawawi, Syarah Sahih Muslim, Jilid 7, Cet. Pertama (Darus Sunah : Jakarta Timur) Hal.71
6
Abu Toyyib Muhammad Syamsul Haq al-Adzim, Aunul Ma‟bud, Juz 6, hal.140
7
Imam Nawawi, Al-Majmu‟ Syarah Al-Muhadzdzab, ter: Abdul Somad dan Umar Mujtahid, jilid 6
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2010) hal 503
49
bagian. Pada bagian walnya dia menyebutkan pertanyaan kepad Nabi SAW kepada
Abdurrahman bin Auf. Dia berkata. “Ketika mereka datang ke Madinah, orang-orang
muhajirin tinggal pada kaum Anshar.” Lalu dia mengungkapkan hal ini dengan
perkataannya, “Dari Humaid, dia berkata: Aku mendengar Anas.” Sementara dalam
riwayat Al-Kasymihani, sesungguhnya dia mendengar Anas.” Yakni mirip seperti hadis
disebutkan secara mu‟allaq (tanpa menyebut awal sanad). Namun, pandangan pertama
Dalam hadis kedua bahwasannya Nabi SAW mengadakan walimah dengan dua
mud gandum. Anas ra. Meriwayatkan bahwa proses walimah antara Nabi Saw dan
Shafiyah, adalah ketika Nabi SAW masih dalam perjalanan. Ummu Sulaim menyiapkan
walimah bagi beliau, sebagai hadiah darinya untuk menyambut kedatangan beliau pada
malam harinya. Pada esok harinya Nabi SAW juga mengadakan walimah dimana beliau
juga berkata kepada sahabat “siapa di antara kalian yang mempunyai kelebihan sesuatu di
sisinya, maka datanglah kepada kami” Beliaupun menghamparkan hambal yang terbuat
dari kulit dan para sahabat datang dengan membawa sejenis keju, mentega, serta kurma.
Lalu para sahabat wanita membuat hidangan dari bahan-bahan tersebut untuk kemudian
Muhammad bin Khallad, dari Sufyan, Humaid menceritakan kepadaku, aku mendengar
Anas.” Lalu dia mengutip kedua hadis itu sekaligus. Al-Humaidi meriwayatkan dalam
Musnadnya dan dari jalurnya dikutip Abu Nu‟aim dalam kitab Al-Mustakhraj dari
Sufyan, menggunakan lafadz „menceritakan‟ pada setiap jenjang sanadnya, namun juga
disebutkan secara terpisah. Dia mengatakan pada setiap sanad itu, Humaid menceritakan
8
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bâri Penjelasan Kitab Shahih Bukhari, Juz 25, Pustaka Azzam, Juni
2008, Hal 453
9
Ibnu Ibrahim, Kado Perkawinan, Jakarta, Pustaka Azzam, 2000, Hal.237
50
kepada kami, sesungguhnya dia mendengar Anas. Kemudian Ibnu Abu Umar mengutip
dalam Musnadnya dari Sufyan dan dari jalur dikutip Al-Ismaili dia berkata, “Dari
Humaid, dari Anas”, lalu semuanya dikutip sebagai satu hadis. Disamping itu, kisah
kedua disebutkan lebih dahulu dari pada kisah pertama, seperti pada riwayat selain
Sufyan.10
Dalam pelaksanaan walimah, hidangan yang disajikan tidak ada ketentuan khusus
tentang jenis makanan tersebut. Namun hal tersebut disesuaikan dengan kesanggupan
Zainab dengan memotong seekor kambing. Adapun jika seseorang mengadakan walimah
dengan selain domba betina (kambing) maka hukumnya boleh. Karena Nabi Saw pernah
melakukan walimah itu dengan cara jamuan biasa dan sederhana, dengan tidak
yang mubazir. Karena walimah itu memang harus dilaksanakan menurut kemampuan dan
10
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bâari Penjelasan Kitab Shahih Bukhari, Juz 25, Pustaka Azzam, Juni
2008, Hal 454
11
Abdul Rahman, Perkawinan dalam Syari‟at Islam (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal 39
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
menurut Imam Nawawi hadis nabi “awlim walau bisyattin” adalah dalil
tidak kurang dari satu kambing. Dan menurut mayoritas Ulama bahwasannya
B. Saran-saran
1. Kajian hadis mengenai walimah urs masih layak untuk dikaji lebih dalam
adat dan sukunya. Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini menjadi
3. Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan,
57 57
DAFTAR PUSTAKA
Adzim, Abu Toyyib Muhammad Syamsul Haq, Aunul Ma’bud, Baitul Afkar Ad-Dauliyah.
Ali Bassam, Abdullah, Fikih Hadits Bukhari Muslim, Ummul Qura Cetakan 1, Oktober 2014.
Ash-Shabbagh, Mahmud, As-Sa’adah Az-Zaujiyah fil Islam, CV. Pustaka Mantiq, 1993.
Asqalani, Ibnu Hajar, Fathul Barri Fi Syarhi Shahih Al-Bukhari, Darul Mishri, 2001 M/1421
H.
As-Sa’di, Syaikh Abdurrahman bin Nashir, Syarah Umdatul Ahakam, Jakarta, Darus Sunnah
201, Cetakan kedua.
Arifin, Gus, Menikah Untuk Bahagia Fiqih Pernikahan Islami, Kompas Gramedia, Jakarta
Aziz, Abdul, Al-Fatawa asy-syari’iyyah fi al-Masa’il al-ashiriyyah min fatwa Ulama al-
balad al-Haram (Fatwa-Fatwa Terkini I), Darul Haq: Jakarta
Dimasyiqi, Ibnu Hamzah Al-Husaini Al-Hanafi, Asbabul Wurud Latar Belakang Hadis
historis timbulnya hadis-hadis rasul, Kalam Mulia: Jakarta.
Darimi, Al-imam Al-Kubra Abu Muhammad Abd bin Abdrahman bin Al-Fadil Bahram,
Sunan Ad-Darimi, Dar Al-Kufr.
Dahlan, Abdul Aziz, Enslikopedi Hukum Islam, Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996.
Effendi, Mochtar, Ensiklopedi Agama dan Filsafat, Palembang: Universitas Brawijaya, Cet 1,
2000.
Hajaj an-Naisaburi, Al-Imam Abi Husin Muslim, Shahih Muslim, Dar el-Hadith.
58
Hamdani, Risalah Nikah Hukum Perkawinan Islam, Pustaka Amani, Jakarta, Cet Ketiga
1989.
Hawari, Dadang, Persiapan Menuju Perkawinan yang Lestari, Pustaka Antara: Jakarta.
Majid, Nurcholis, Islam Dokrin dan Peradaban Jakarta: Yayayasan Wakaf Paramadina,
1992.
Mardiastuti, Aprilia, Syariat Makan dan Minum Dalam Syariat Islam : Kajian Terhadap
Fenomena Standing Party Pada Pesta Pernikahan Walimah Urs, Jurnal: UIN
Sunan Kalijaga, 2016
Muhaisin, Riyadh, Al-Unusah waz-Zawaj Min Ahkami’ L-Walimah min Syahri Manari’s-
Sabil, (Al-Qowam cetakan satu)
Naysaburi, Abu al-Husayn Muslim bin al-Hajaj, Shahih Muslim, Kairo: Dar el-Hadis, 1994
Rasjid, Sulaiman, Fiqih Islam, Bandung : Penerbit Sinar Baru Algensindo, 1994
Rasyid, Ibnu, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid, Jakarta: Pustaka Amani, 2007
Syarifuddin Amir, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia Antara Fiqh Munakahat Dan
Undang-Undang Perkawinan, Jakarta Prenada Media, 2006.
59
Syafi’i, Al-Umm, Juz VII, Beirut, Dar Al-Kutub, Al-Ilmiyah.
Taimiyah, Ibnu, Majmu’ Fatawa Tentang Nikah, Jakarta Selatan : Pustaka Azzam 2002.
Ulwan, Abdullah Nashih, Adab al-Khitbah wa al- Zafaf wa Huquq al-Zaujain, Al-Ishlah,
Press: Jakarta.
Qardhawi, Yusuf as-Sahwah al-Islamiyah Bayna al-Juhud wa at-Tatarruf, Kairo: Dar asy-
syuruq.
Quthb, Sayyid, Tafsir Fi-Zhilalil Qur’an, Penerbit, Robbani Press, Februari 2009.
Ya’qub, Ali Mustafa, Cara Benar Memahami Hadis, Ciputat: Maktabah Darus Sunnah.
Zain, Lukman, Hikmah Walimah Urs Dengan Kehormatan Perempuan Persepektif Hadis,
Jurnal: Diya al-Afkar Vol. 4 2016.
60