Anda di halaman 1dari 4

I. PENDAHULUAN (Oktarina, 2017; Handayani, 2016).

Ulva
lactuca merupakan rumput laut hijau yang
1.1. Latar Belakang dapat dimakan (edible). Ulva sp. juga
Rumput laut merupakan salah satu berpotensi sebagai sumber polisakarida
produsen primer di perairan laut Indonesia. bersulfat yaitu ulvan. Tidak semua ulvan
Potensi rumput laut di Indonesia dapat larut dalam air, ulvan yang tidak larut air
dikatakan cukup baik, hal tersebut ditandai menyerupai selulosa. Berat molekulnya
dengan potensi luas areal budidaya rumput berkisar dari 189 hingga 8200 kDA yang
laut saat ini tercatat 1,1 juta ha atau 9% dari terdiri dari mono atau disakarida seperti
seluruh kawasan potensial budidaya laut rhamnose, xylose, dan asam iduronic atau
dengan tingkat pemanfaatannya diperkirakan glukoronat (El Azm et al, 2019).
baru mencapai 25% (Permen-KP no.63, Fitur-fitur menarik menjadikan ulvan
2017). Rumput laut secara umum dapat kandidat yang baik sebagai senyawa yang
dikelompokkan menjadi empat, yaitu alga terbarukan dan murah untuk keperluan
merah, alga coklat, alga hijau biru, dan alga industri, namun, strukturnya sulit untuk
hijau (Apaydin et al., 2010). didefinisikan. Pengurangan enzim atau
Ulva lactuca tergolong dalam divisi kimiawi dari berat molekulnya dapat
Chlorophyta karena sel-sel mengandung mengarah pada struktur yang lebih dapat
klorofil a dan umumnya ditemukan di didefinisikan dan meningkatkan jangkauan
perairan laut Indonesia, khususnya di aktivitasnya, efisiensi, dan mengurangi
substrat berpasir dan berbatu. Ulva lactuca polydispersity dari berat molekulnya.
merupakan produsen bagi organisme Beberapa metode untuk mengurangi berat
herbivora, selain dapat menunjang molekul polisakarida telah dijelaskan.
kebutuhan hidup manusia sebagai bahan Hidrolisis asam ringan mengurangi berat
pangan dan industri (Trono et al., 1988 molekul tetapi gugus sulfat hilang selama
dalam Krisye et al., 2016). proses. Hubungan alfa 1-4 dari asam
Senyawa polisakarida bioaktif Ulva aldobiuronic resisten terhadap reaksi
lactuca yang berupa ulvan memiliki potensi tersebut. Pembelahan enzimatik polisakarida
untuk diaplikasikan sebagai antimikroba, umumnya tidak memiliki kelemahan
antivirus, antitumor, antiinflamantori, tersebut. Mikrobiota usus yang terkait
antioksidan, pelindung kulit, dan pelembab dengan makanan hewan, pada Ulva sp dapat
menjadi sumber enzim spesifik. Baru-baru sebanyak 1 liter dipanaskan terlebih dahulu
ini spesies bakteri baru Persicivirga sampai suhu 70-80oC kemudian dilakukan
ulvanivorans diisolasi dari kotoran Aplysia penambahan Na2CO3 , lakukan pengadukan
dan ditemukan mampu menurunkan ulvan berkala sampai Na2CO3 larut setelah itu ulva
menjadi sub unit disakarida dengan ulvan- sp dimasukan ke dalam larutan Na2CO3 dan
lyase ekstraseluer. Genus Persicivirga telah pengadukan berkala dilakukan selama 1 jam.
bergabung dalam genus Nonlabens dan Setelah dipanaskan kemudian disaring
ulvanivoran Nonlabens telah dideskripsikan menggunakan kain kasa dan saringan mess
untuk menghasilkan hidrolase β-glukuronil untuk diambil filtratnya. Filtrat diendapkan
yang terlibat dalam degradasi ulvan. Peneliti semalam dan setelah itu larutan disaring
lain telah menggambarkan degradasi ulvan kembali untuk mendapatkan filtrat yang
dengan cara enzimatik tetapi menggunakan diinginkan. Selanjutnya filtrat ditambahkan
enzim komersil pengurai alginate atau tanpa isoprophanol alcohol (ipa) dengan
karakterisasi lebih lanjut dari bakteri yang perbandingan 1:2 dan diendapkan selama 24
digunakan untuk mendapatkan enzim (Coste jam. Langkah selanjutnya filtrat disaring
et al, 2015). kembali menggunakan kain kasa kemudian
Tujuan praktikum Bioteknologi dikeringkan pada oven dengan suhu 50-60oC
Hasil Perairan ini adalah untuk sampai diperoleh filtrat kering. Kemudian
menghidrolisis ekstrak ulvan dengan metode filtrat kering ulva sp dilakukan uji
biologis menggunakan bakteri. Praktikum viskositas, kelarutan dan pH. Prosedur
Bioteknologi dan Kosmeseutika Hasil Laut ekstraksi ulvan dapat dilihat pada gambar 1.
dilaksanakan pada bulan September- Metode Pengukuran pH
November 2019 di Laboratorium Pada penelitian ini dilakukan
Bioteknologi 1, Fakultas Perikanan dan Ilmu pengukuran pH untuk sampel ekstrak ulvan,
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. dan ekstrak ulvan hidrolisat tanpa/dengan
Metodologi mikroba.Ulvan kering sebanyak 1 gram
Ekstraksi Dengan Na2CO3 dilarutkan dalam akuades sebanyak 10 ml
Proses ekstraksi diawali dengan kemudian dicelupkan kertas pH indikator
ditimbang ulva sp kering sebanyak 50 gram dan diamati perubahan warnanya.Prosedur
dan Na2CO3 5 gram, ulva sp di ekstraksi pengukuran pH dapat dilihat pada gambar 2
menggunakan air aquades. Air aquades
sebanyak 1 g dilarutkan ke dalam akuades
sebanyak 100 mL di dalam labu erlenmeyer
yang berukuran 250 mL. Kemudian
dilakukan sterilisasi menggunakan panci
presto (autoklaf) selama 60 menit, setelah itu
sampel didinginkan di suhu ruang. Inokulum
bakteri laut yang telah disiapkan kemudian
diinokulasi ke dalam sampel sebanyak 5 mL.
Selanjutnya sampel disimpan pada inkubator
dengan suhu 35°C selama 7 hari. Setelah
penyimpanan selama 7 hari sampel
dikeringkan menggunakan oven dengan
suhu 50°C selama 48 jam. Setelah
dikeringkan maka didapatkan hidrolisat
ulvan kering. Prosedur hidrolisis ekstrak
Gambar 1. Prosedur ekstraksi ulvan ulvan menggunakan inokulum bakteri laut
dengan Na2CO3
dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2. Prosedur pengukuran pH

Hidrolisis Ekstrak Ulvan Menggunakan


Bakteri Laut (Obata et al. 2015)
Hidrolisis ekstrak ulvan dilakukan
dengan menggunakan bakteri laut yang telah Gambar 1. Alur Proses Hidrolisis Ekstrak

disiapkan sebelumnya. Ekstrak ulvan ulvan dengan


Rendemen sebanyak 1 g kemudian dilarutkan dengan
Rendemen ekstrak dan hidrolisat ulvan
akuades 50ml. Proses pelarutan dilakukan
dinyatakan dalam persen. Analisis dilakukan
pada suhu 70 - 80⁰C pada penangas air,
dengan membandingkan jumlah ekstrak dan
setelah mencapai suhu tersebut sampel
hidrolisat ulvan yang didapat setelah proses
dimasukkan kedalam viskometer ostwald
pengeringan dengan jumlah sampel berupa
(Gambar 1) hingga ruang B penuh. Larutan
rumput laut ulva dan ekstrak yang
sampel kemudian dialirkan ke ruang A
digunakan. Rumus perhitungan rendemen
hingga mencapai garis C menggunakan
yaitu sebagai berikut:
bulb. Sampel dibiarkan mengalir dari garis
Berat Ulvan terekstraksi/terhidrolisis (g) R1 hingga garis R2, waktu aliran sampel
Rendemen (%) =
Berat sampel (g)
× 100%
tersebut dicatat. Selama proses pengukuran
larutan sampel dijaga agar tetap pada suhu
Uji Kelarutan dalam Air (AOAC 1995) Nilai viskositas sampel kemudian dihitung

Ekstrak Ulvan yang telah dengan menggunakan rumus:


dikeringkan ditimbang sebanyak 1 gram (a) ƞ0 × 𝑡
ƞ=
𝑡0
dan dilarutkan dalam 20 ml akuades
kemudian disaring dengan kertas saring
Whatman no. 42. Sebelum digunakan, kertas
saring dikeringkan dalam oven 105⁰C
selama 30 menit dan ditimbang (b). Setelah
penyaringan, kertas saring dikeringkan
kembali dalam oven selama 1 jam pada suhu
Gambar 1. Viskometer Ostwald
105⁰C. Setelah itu, kertas saring didinginkan
Keterangan:
di desikator kemudian ditimbang sampai
Ƞ = Viskositas sampel (Cp)
tercapai bobot tetap (c).
Ƞ0 = Viskositas air pada suhu 70⁰C
𝑐−𝑏
Kelarutan dalam air (%) = (1 − ( )) × (0,00404 Cp)
𝑎
100% t = Waktu aliran sampel
t0 = waktu aliran air
Uji Viskositas (Thakur & Wadwha 2017)
Sampel berupa ekstrak dan hidrolisat
ulvan yang telah dikeringkan ditimbang

Anda mungkin juga menyukai