ACARA IV
ALIRAN AIR TANAH
Dosen Pengampu:
Drs. Yuli Priyana, M.Si
Asisten :
Aditya Saifuddin
Ambar wati
Fitria Hermawati
Khusna Furoida
Muhamad Abdul Latif
Ulfa Della Nova Tilova
Vania Ayurina S P
Viki Febrianto
Yesi Pratiwi
Disusun oleh :
Rifqi Hadi Firdaus
E100182106
Selasa, 8.40-10.20
I. TUJUAN
1. Mengetahui kontur airtanah di wilayah penelitian
2. Memperkirakan atau memprediksi arah aliran airtanah di wilayah
penelitian
Secara alami, aliran air tanah akan memotong tegak lurus (90º )
kontur air tanah pada kondisi akuifer yang homogen dan isotropis
karena pengaruh potensial gravitasi dan mempunyai arah aliran dari
muka air tanah (hydraulic head) tinggi menuju muka air tanah yang lebih
rendah. Flownets atau jaring airtanah yang ideal mempunyai bentuk
bujursangkar dengan luas yang relatif sama.Karena air tanah megalir
dari muka air tanah tinggi ke rendah, misal dari A ke b, maka rasio dari
selisih head A ke B dengan jaraknya disebut hydraulic gradient atau
kemiringan muka air tanah.
Arah aliran air tanah untuk unconfined aquifer dapat ditentukan
dengan metode tree point problem. Untuk itu diperlukan pengukuran
elevasi muka freatik dari tiga sumur yang diketahui posisinya secara
tepat. Arah aliran air tanah selalu tegak lurus 90° kontur air tanahnya
dan mengalir dari kontur tinggi ke rendah. Peta atau gambar yang berisi
kontur dan arah aliran air tanah sering dikenal sebagai flownets
(Todd,1959).
b. LANGKAH KERJA
1) Langkah Kerja Pengambilan Data
1. Mencari titik sumur yang ada di desa trayu
2. Mencari titik koordinat dan elevasi dengan menggunakan GPS
essential
3. Mengukur tinggi bibir sumur
4. Mengukur kedalaman muka air tanah
5. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel pengukuran lapangan
6. Menghitung kedalaman muka air tanah sebenarnya dan ketinggian
elevasi sebenarmya.
2) Langkah Kerja Pembuatan Peta Arah Aliran AirTanah
1. Buka menu Start, pilih Arc Map, kemudian buka aplikasi ArcMap.
7. Kemudian input data sumur yang telah dicari dilapangan di desa masing
masing. Pilih file, lalu pilih add data, lalu pilih add xy data. Sesuaikan
x, y, dan z nya.
8. Selanjutnya klik search, lalu search IDW, lalu pilih idw yang 3d analyst
9. Kemudian input point features dengan titik sumur desa. Lalu z value
dengan elevasi sebenarnya. Outpunya harus geodatabase sehingga
buatlah geodatabase saat menyimpan datanya. Lalu klik save
14. Selanjutnya input raster dengan titik_idw, simpan filenya di gdb. Lalu
atur kontur intervalnya menjadi 10
15. Maka hasilnya akan menjadi seperti ini
18. Klik dua kali pada symbol Aliran air, lalu atur sesuai yang telah
ditentukan sehingga menjadi seperti ini
21. Buatlah layout untuk petanya sesuai aturan perkaBIG. Maka hasil
akhirnya akan menjadi seperti ini
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel Pengukuran Lapangan
tingg
i
bibir MAT z (elevasi
eleva sum kedalam sebenarn sebenarny
x y si ur an MAT ya a) ket
46645 91683
4 54 199 0,71 10,26 9,55 189,45 Sumur 1
46594 91681
6 69 183 0,74 4 3,26 179,74 Sumur 4
46618 91698
0 15 170 0,83 8,09 7,26 162,74 Sumur 7
46654 91680
6 66 141 0,79 12 11,21 129,79 Sumur 13
46654 91694
0 86 128 0,73 8,6 7,87 120,13 Sumur 16
46618 91695
3 19 157 0,63 15,57 14,94 142,06 Sumur 17
46579 91694
5 40 142 0,64 3,06 2,42 139,56 Sumur 18
46564 91692
0 30 147 0.64 4,26 3,62 143,38 Sumur 20
46619 91692
2 76 189 0,7 8,7 8 181 Sumur 28
2. Peta Aliran Air Tanah Desa Trayu Ukuran A4 layout sesuai kaidah
3. Grafik kedalaman muka airtanah
50
0
Sumur Sumur Sumur Sumur Sumur Sumur Sumur Sumur Sumur
1 4 7 13 16 17 18 20 28
z (elevasi sebenarnya)
VI. ANALISIS
Setiap sumur mempunyai ketinggian atau elevasi yang berbeda-beda
dan mempunyai aliran air yang memusat, ada beberapa aliran air tanah yang
memusat yang dapat dilihat di peta kontur, pada saat membuat peta kontur
kita dapat melihat aliran air tanah tersebut mengalir kemana saja, pada saat
penelitian jarak antara satu sumur dengan sumur yang lain adalah minimal
100 meter agar pada saat dibuat peta aliran airnya tidak berdempetan