Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM GEOHIDROLOGI

ACARA IV
ALIRAN AIR TANAH

Dosen Pengampu:
Drs. Yuli Priyana, M.Si

Asisten :
Aditya Saifuddin
Ambar wati
Fitria Hermawati
Khusna Furoida
Muhamad Abdul Latif
Ulfa Della Nova Tilova
Vania Ayurina S P
Viki Febrianto
Yesi Pratiwi

Disusun oleh :
Rifqi Hadi Firdaus
E100182106
Selasa, 8.40-10.20

LABORATORIUM SUMBERDAYA AIR


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
ACARA IV

ARAH ALIRAN AIRTANAH

I. TUJUAN
1. Mengetahui kontur airtanah di wilayah penelitian
2. Memperkirakan atau memprediksi arah aliran airtanah di wilayah
penelitian

II. ALAT DAN BAHAN


1. Aplikasi GPS Essentials
2. Software ArcGIS
3. Avenza Maps
4. Alat tulis
5. Alat ukur/Rol meter (meteran)
6. Bandul
7. Tabel Pengukuran Lapangan

III. LANDASAN TEORI


Air tanah terdapat dalam beberapa tipe formasi geologi, salah
satu yang penting adalah aquifer, yaitu formasi batuan yang dapat
menyimpan maupun meluluskan air. Formasi jenis ini merupakan suatu
formasi yang tembus air (permeable) yang merupakan struktur dimana
dimungkinkan adanya gerak an air yang melaluinya dalam kondisi
medan (field condition) biasa. Sebaliknya formasi yang tidak dapat
tembus air (impermeable) dinamakan aquiclude. Formasi ini
mengandung air tapi tidak dimungkinkan adanya gerakan air yang
melaluinya, misal tanah liat. Formasi lain yang benar-benar tidak
mampu menyimpan dan mengalirkan air, atau apabila mampu hanya
sangat kecil disebut aquifuge, termasuk didalamnya lapisan granit yang
keras. Selain itu ada yang namanya aquitard yaitu formasi yang dapat
dijenuhi air, tapi merupakan stratum yang mempunyai permeabilitas
sangat kecil. Formasi ini mampu menerima dan menyimpan air tetapi
tidak dapat memberi air dalam keadaan biasa, mampu memberi air bila
padanya diberikan tekanan atau gaya tekan yang kuat. (Santoso, 2009)
Arah aliran air tanah untuk unconfined aquifer dapat ditentukan
dengan metode tree point problem. Untuk itu diperlukan pengukuran
elevasi muka freatik dari tiga sumur yang diketahui posisinya secara
tepat. Arah aliran air tanah selalu tegak lurus 90° kontur air tanahnya
dan mengalir dari kontur tinggi ke rendah. Peta atau gambar yang berisi
kontur dan arah aliran air tanah sering dikenal sebagai flownets
Flownets adalah suatu peta atau konstruksi yang berisi peta
kontur airtanah (equippotential line) dan peta aliran tanah (streamlines).
Garis kontur air tanah adalah garis yang menghubungkan tempat –
tempat yang mempunyai kedalaman muka air tanah (hydraulic head)
yang sama.

Secara alami, aliran air tanah akan memotong tegak lurus (90º )
kontur air tanah pada kondisi akuifer yang homogen dan isotropis
karena pengaruh potensial gravitasi dan mempunyai arah aliran dari
muka air tanah (hydraulic head) tinggi menuju muka air tanah yang lebih
rendah. Flownets atau jaring airtanah yang ideal mempunyai bentuk
bujursangkar dengan luas yang relatif sama.Karena air tanah megalir
dari muka air tanah tinggi ke rendah, misal dari A ke b, maka rasio dari
selisih head A ke B dengan jaraknya disebut hydraulic gradient atau
kemiringan muka air tanah.
Arah aliran air tanah untuk unconfined aquifer dapat ditentukan
dengan metode tree point problem. Untuk itu diperlukan pengukuran
elevasi muka freatik dari tiga sumur yang diketahui posisinya secara
tepat. Arah aliran air tanah selalu tegak lurus 90° kontur air tanahnya
dan mengalir dari kontur tinggi ke rendah. Peta atau gambar yang berisi
kontur dan arah aliran air tanah sering dikenal sebagai flownets
(Todd,1959).

Flownets berfungsi untuk memprediksi arah pencemaran


airtanah, menentukan debit dan volume (potensi) airtanah di daerah
tertentu, mengetahui daerah tangkapan (recharge) dan daerah
pemanfaatan (discharge), dan mengetahui perubahan pola aliran
/anomali karena penurapan airtanah. Flownets terdiri atas garis aliran
(Flowlines) garis ekipotensial (Equipotential Lines) garis aliran adalah
suatu garis sepanjang yang bergerak dari bagian hulu ke bagian hilir
sungai melalui media tanah yang tembus air (permeable)
IV. METODE DAN LANGKAH KERJA
a. METODE
1. Metode flownet air tanah dan three point problem

Metode three point problem ini didasarkan pada data-data


ketinggian muka air tanah yang telah diperoleh dari hasil pengolahan
data kedalaman muka air tanah.titik-titik ketinggian muka air tanah
yang telah diketahui digunakan untuk mencari titik-titik air tanah
yang belum diketahui,yaitu dengan cara interpolasi.Titik-titik yang
mempunyai nilai TMA sama selanjutnya dihubungkan dengan garis
yang kemudian disebut dengan equipotensial line atau garis kontur.
Buatlah garis arah aliran air tanah,yaitu dengan menarik garis dari
daerah dengan TMA tinggi menuju daerah dengan TMA rendah
dengan membentuk sudut ( 900 ) pada setiap perpotongan dengan
garis kontur yang dilaluinya.Konsep ini merujuk pada sifat air yang
mengalir dari tempat tinggi menuju tempat rendah.
Apabila arah aliran telah terbentuk,maka flownet air tanah telah jadi dan
siap untuk digunakan sebagai dasar analisis potensi air tanah suatu
daerah.Flownet air tanah yang ideal adalah apabila antara garis-garis kontur
dan garis-garis arah aliran membentuk jarring-jaring persegi.Akan
tetapi,flownet ideal hanya akan terbentuk pada daerah yang datar dan
isotropis.Flownet merupakan peta yang berisikan kontur air tanah dan arah
aliran air tanah.Garis kontur menunjukkan daerah-daerah yang mempunyai
tinggi muka air tanah sama yang dapat dibuat melalui interpolasi dari titik-
titik tinggi muka air tanah yang telah diketahui sebelumnya.Sedangkan arah
aliran air tanah dapat ditentukan dengan menarik garis tegak lurus kontur
tinggi muka air tanah.selain dapat mengetahui arah aliran air tanah,flownet
juga berfungsi untuk memprediksi arah penvemarah air tanah,menentukan
debit dan volum ( potensi ) air tanah di daerah tertentu,mengetahui daerah
tangkapan ( recharge ) dan daerah pemanfaatan ( discharge ),serta
mengetahui perubahan pola aliran atau anomali karena penurapan air
tanah.Arah penvemaran air tanah adalah mengikuti arah aliran air tanah itu
sendiri pada aplikasinya,dapat diketahui apakah sumur-sumur penduduk di
suatu daerah berpotensi terkena pencemaran atau tidak jika ditemukan
adanya sumber pencemaran seperti penampungan limbah industri yang
bocor atau TPA sampah.

Berikut cara pembuatan flownet :

1. Plot data tinggi muka air ( TMA ) pada tiap sumur.


Apabila yang ada hanyalah data kedalaman muka air sumur,maka
terlebih dahulu diubah menjadi data tinggi muka air tanah,yaitu data
elevasi ( ketinggian ) tempat dimana sumur berada dikurangi kedalaman
sumur,maka akan diperoleh nilai TMA.Tinggi muka air tanah
merupakan ketinggian muka air tanah dari rata-rata muka air laut.
Cara memperoleh data kedalaman sumur dilapangan dapat
diilustrasikan pada gambar berikut :
Dalam hal ini perlu diingat bahwa apa yang dimaksud kedalaman air
sumur adalah berbeda dengan apa yang dimaksud ketinggian muka
air tanah ( TMA ). Pada gambar diatas,apabila diketahui kedalaman
sumur ( c ) adalah 10 meter,sedangkan lokasi dimana sumur tersebut
berada mempunyai ketinggian 245 mdpal,maka nilai TMA = 245-
10 = 235.
Menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai TMA sehingga
diperoleh kontur TMA ( equipotensial line ).pembuatan kontur
TMA dapat menggunakan metode three point problem.

b. LANGKAH KERJA
1) Langkah Kerja Pengambilan Data
1. Mencari titik sumur yang ada di desa trayu
2. Mencari titik koordinat dan elevasi dengan menggunakan GPS
essential
3. Mengukur tinggi bibir sumur
4. Mengukur kedalaman muka air tanah
5. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel pengukuran lapangan
6. Menghitung kedalaman muka air tanah sebenarnya dan ketinggian
elevasi sebenarmya.
2) Langkah Kerja Pembuatan Peta Arah Aliran AirTanah

1. Buka menu Start, pilih Arc Map, kemudian buka aplikasi ArcMap.

2. Add data batas desa jateng

3. Setelah data ditambahkan, pilih selection lalu pilih select by attributes


4. Lalu pilih attribute desa, tambahkan “=” lalu get unique value trayu

5. Lalu selanjutnya eksport data


6. Lalu zoom to layer, maka hasilnya akan seperti ini

7. Kemudian input data sumur yang telah dicari dilapangan di desa masing
masing. Pilih file, lalu pilih add data, lalu pilih add xy data. Sesuaikan
x, y, dan z nya.
8. Selanjutnya klik search, lalu search IDW, lalu pilih idw yang 3d analyst
9. Kemudian input point features dengan titik sumur desa. Lalu z value
dengan elevasi sebenarnya. Outpunya harus geodatabase sehingga
buatlah geodatabase saat menyimpan datanya. Lalu klik save

10. Maka akan menjadi seperti ini


11. Klik kanan pada data sumur, pilih properties. Centang label features in
this layer, lalu pilih elevasi.

12. Maka Hasilnya akan menjadi seperti ini


13. Kemudian pilih arctoolbox, pilih 3d analyst tools, pilih raster surface,
lalu pilih Contour with Barriers

14. Selanjutnya input raster dengan titik_idw, simpan filenya di gdb. Lalu
atur kontur intervalnya menjadi 10
15. Maka hasilnya akan menjadi seperti ini

16. Buatlah shapefile baru di folder masing masing.


17. Beri nama shapefile arah aliran dengan tipe polyline, lalu pilih
koordinatnya WGS 1984 UTM Zone 49S. klik ok

18. Klik dua kali pada symbol Aliran air, lalu atur sesuai yang telah
ditentukan sehingga menjadi seperti ini

19. Lalu klik start editing klik ok


20. Buat arah aliran air tanah sampai menjadi hasil akhir seperti ini

21. Buatlah layout untuk petanya sesuai aturan perkaBIG. Maka hasil
akhirnya akan menjadi seperti ini
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel Pengukuran Lapangan
tingg
i
bibir MAT z (elevasi
eleva sum kedalam sebenarn sebenarny
x y si ur an MAT ya a) ket
46645 91683
4 54 199 0,71 10,26 9,55 189,45 Sumur 1
46594 91681
6 69 183 0,74 4 3,26 179,74 Sumur 4
46618 91698
0 15 170 0,83 8,09 7,26 162,74 Sumur 7
46654 91680
6 66 141 0,79 12 11,21 129,79 Sumur 13
46654 91694
0 86 128 0,73 8,6 7,87 120,13 Sumur 16
46618 91695
3 19 157 0,63 15,57 14,94 142,06 Sumur 17
46579 91694
5 40 142 0,64 3,06 2,42 139,56 Sumur 18
46564 91692
0 30 147 0.64 4,26 3,62 143,38 Sumur 20
46619 91692
2 76 189 0,7 8,7 8 181 Sumur 28

2. Peta Aliran Air Tanah Desa Trayu Ukuran A4 layout sesuai kaidah
3. Grafik kedalaman muka airtanah

GRAFIK KEDALAMAN MUKA AIR TANAH


" DESA TRAYU "
200 189.45 179.74 181
150 162.74
142.06 139.56 143.38
129.79 120.13
100

50

0
Sumur Sumur Sumur Sumur Sumur Sumur Sumur Sumur Sumur
1 4 7 13 16 17 18 20 28

z (elevasi sebenarnya)
VI. ANALISIS
Setiap sumur mempunyai ketinggian atau elevasi yang berbeda-beda
dan mempunyai aliran air yang memusat, ada beberapa aliran air tanah yang
memusat yang dapat dilihat di peta kontur, pada saat membuat peta kontur
kita dapat melihat aliran air tanah tersebut mengalir kemana saja, pada saat
penelitian jarak antara satu sumur dengan sumur yang lain adalah minimal
100 meter agar pada saat dibuat peta aliran airnya tidak berdempetan

Di daerah Boyolali tepatnya di desa Trayu masih banyak warga yang


memakai air tanah atau sumur namun ada beberapa yang sudah
menutupnya. Bentuk topografi dan kontur pada desa trayu naik turun
sehingga menyebabkan aliran air tanah mengalir dari kontur tinggi ke
rendah yang berarti sumur dengan sumur lainnya saling terhubung. fungsi
sumur ini masih digunakan masyarakat untuk mandi, cuci piring dan
kebutuhan lainnya
VII. KESIMPULAN
1. Ketinggian elevasi pada tiap sumur berbeda beda
2. Saat penelitian jarak antara sumur satu ke sumur lainnya minimal 100
meter agar tidak acak acakan dan mengganggu satu sama lain saat
diinput di arcgis
3. Aliran air tanah menyebar dan terhubung antara satu sumur dengan
sumur lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai