Anda di halaman 1dari 9

JPBSI 4 (1) (2015)

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS KLASIFIKASI


MENGGUNAKAN METODE SQ3R DENGAN MEDIA GAMBAR

Eko Widianto  dan Subyantoro

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Pembelajaran membaca teks klasifikasi peserta didik kelas X-2 SMA Taruna Nusantara Magelang
Diterima Juni 2015 belum terlaksana secara optimal karena pembelajaran yang dilakukan belum mampu memotivasi
Disetujui Juli 2015 peserta didik dengan baik. Perlu metode dan media pembelajaran yang lebih efektif dan mampu
Dipublikasikan Agustus memotivasi peserta didik. Upaya meningkatkan keterampilan membaca teks klasifikasi peserta didik
2015 kelas X-2 SMA Taruna Nusantara Magelang yaitu menggunakan metode SQ3R dengan media
________________ gambar. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan secara signifikan. Rata-rata nilai keterampilan
Keywords: peserta didik pada siklus I 82 dengan persentase ketuntasan 57%. Pada siklus II nilai rata-rata
reading of report text, SQ3R meningkat signifikan menjadi 93 dengan ketuntasan 100%. Peningkatan keterampilan membaca teks
method, and pictures media. klasifikasi ini juga diikuti perubahan sikap religius dan sosial ke arah yang lebih baik. Respon peserta
____________________ didik terhadap pembelajaran juga sangan baik.

Abstract
___________________________________________________________________
Learning of report text reading in SMA Taruna Nusantara Magelang is not performing well cause the students
haven’t been motivated by the lesson. They need a method and media on this learning which can motivate the
students. The effort to improve the reading skill of report text of SMA Taruna Nusantara Magelang Students for
the first class is using a SQ3R methode and pictures media. The result of this study indicates a significant
improvement. The average score of students reading in the first cycle increases from 82 to 93 on the second cycle.
The completeness percentage also increases from 57% to 100%. The reading skill improvement is also followed
by better learning process, religous attitude, and social attitudes than before.

© 2015 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6722
Gedung B1 Lantai 1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: widiantoeko@yahoo.co.id

1
Eko Widianto / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4 (1) (2015)

PENDAHULUAN Hanya delapan dari 24 peserta didik yang mampu


mencapai ketuntasan minimal. Peserta didik
Membaca menurut Haryadi (2010:77) yang belum mencapai kriteria minimal umumnya
merupakan interaksi antara pembaca dan memiliki beberapa permasalahan terkait
penulis. Interaksi tersebut tidak langsung, namun pengetahuan dan keterampilan dalam membaca.
bersifat komunikatif. Komunikasi antara Permasalahan tersebut antara lain; 1) peserta
pembaca dan penulis akan semakin baik jika didik kurang terampil dalam membaca sebuah
pembaca mempunyai kemampuan yang lebih teks, 2) peserta didik masih kurang
baik. Pembaca hanya dapat berkomunikasi memerhatikan pokok-pokok bacaan, 3) peserta
dengan karya tulis yang digunakan oleh didik cepat merasa jenuh dengan teks bacaan
pengarang sebagai media untuk menyampaikan yang panjang, dan 4) peserta didik masih kurang
gagasan, perasaan, dan pengalamannya. Dengan teliti dalam membaca, 5) setelah membaca,
demikian pembaca harus mampu menyusun peserta didik kesulitan dalam menyimpulkan
pengertian-pengertian yang tertuang dalam bacaan, dan 6) pembelajaran dirasakan monoton
kalimat-kalimat yang disajikan oleh pengarang dan membosankan oleh peserta didik karena
sesuai dengan konsep yang terdapat pada diri metode serta media pembelajaran kurang
pembaca. digunakan secara optimal.
Wulan (2010) dalam jurnal penelitiannya Permasalahan-permasalaan tersebut
mengungkapkan bahwa membaca adalah salah menjadi tantangan bagi guru mata pelajaran
satu faktor yang penting dalam kehidupan bahasa Indonesia untuk menciptakan suasana
masyarakat modern. Kemampuan membaca baru dalam pembelajaran membaca. Suasana dan
menjadi kebutuhan karena penyebaran informasi cara baru itu diharapkan mampu meningkatkan
dan pesan-pesan dalam dunia modern ini semangat belajar dan keterampilan membaca
disajikan dalam bentuk tertulis, dan hanya dapat siswa. Hal ini memberi indikasi bahwa metode
diperoleh melalui membaca. Apabila seseorang dalam membaca menjadi sangat penting dalam
tidak mampu membaca sehingga tidak kegiatan pembelajaran di kelas X SMA Taruna
memahami suatu petunjuk atau pengumuman Nusantara Magelang. Metode ini berfungsi
yang tertulis, maka orang tersebut akan mengangkat semangat peserta didik dalam
ketinggalan, salah jalan, atau tidak dapat pembelajaran membaca. Selain itu, metode
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. dalam membaca diharapkan mampu
Berdasarkan data yang peneliti temukan mengefektifkan pembelajaran keterampilan
melalui wawancara terhadap guru mata pelajaran membaca di dalam kelas. Melihat permasalahan
bahasa Indonesia kelas X di SMA Taruna tersebut, peneliti menawarkan solusi berupa
Nusantara Magelang, penguasaan keterampilan penggunaan metode SQ3R dan media gambar
membaca teks klasifikasi peserta didik kelas X-2 dalam pembelajaran membaca.
SMA Taruna Nusantara Magelang masih belum Salah satu metode dalam keterampilan
optimal. Terbukti dari 24 peserta didik, hanya membaca adalah metode SQ3R. Metode ini
delapan peserta didik yang mampu mencapai mengarahkan pembaca melakukan Survey,
kriteria ketuntasan minimal dengan skor 75. Hal Question, Reading, Recite, dan Review dalam
ini menunjukkan bahwa kompetensi kegiatan membaca. Tahapan-tahapan tersebut
pengetahuan dan keterampilan peserta didik akan memudahkan pembaca dalam menemukan
dalam membaca teks klasifikasi belum optimal. pokok bacaan dan menyimpulkan isi bacaan
Hasil pengamatan guru terhadap sikap peserta yang telah dibaca (Haryadi 2010).
didik juga belum menunjukkan karakter religius Fakta di lapangan juga menunjukkan
dan sosial secara maksimal. bahwa media pembelajaran yang digunakan
Penilaian guru terhadap pengetahuan dan dalam pembelajaran membaca kurang optimal.
keterampilan membaca teks klasifikasi peserta Hal ini menyebabkan peserta didik sering
didik juga belum sepenuhnya memuaskan. dihinggapi rasa jenuh dalam kegiatan

2
Eko Widianto / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4 (1) (2015)

pembelajaran. Selain metode SQ3R, peserta tentang topik; 5) mengaitkan informasi baru
didik akan dimudahkan dengan media gambar dengan informasi yang telah diketahui; 6)
untuk mengulas kembali bacaan. Isi tayangan memperoleh informasi untuk laporan lisan atau
gambar disesuaikan dengan teks yang dibaca oleh tertulis; 7) mengonfirmasi atau menolak prediksi;
peserta didik. Jadi, setelah peserta didik 8) menampilkan suatu eksperimen atau
membaca sebuah bacaan dengan langkah- mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari
langkah sesuai metode SQ3R, mereka mengulas suatu teks dalam beberapa cara lain dan
kembali isi bacaan dengan acuan sebuah gambar. mempelajari tentang struktur teks; dan 9)
Penelitian ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
mendeskripsikan proses pembelajaran. Penelitian Berdasarkan pendapat mengenai
ini juga mengungkapkan hasil peningkatan keterampilan membaca tersebut, dapat diambil
pengetahuan dan keterampilan peserta didik sebuah simpulan. Membaca merupakan
dalam membaca teks klasifikasi. Selain itu, keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif dan
penelitian ini juga mendeskripsikan perubahan sangat penting bagi kehidupan. Artinya
sikap religius dan sosial peserta didik dalam membaca membawa seseorang menerima
mengikuti pembelajaran membaca teks klasifikasi informasi dari kegiatan tersebut. Informasi-
menggunakan metode SQ3R dengan media informasi tersebut adalah informasi yang berguna
gambar. dan penting bagi seseorang. Melalui membaca
seseorang berinteraksi dengan penulis untuk
LANDASAN TEORETIS memperoleh informasi. Keterampilan membaca
tidak dapat didapatkan secara instan oleh
Secara sederhana Abidin (2012) seseorang. Seseorang harus melewati tahap demi
memberikan penjelasan tentang membaca. tahap dalam meningkatkan keterampilan
Menurut Abidin (2012:147) membaca secara membacanya. Membaca juga dapat dilakukan
sederhana dikaitkan sebagai proses dengan bersuara maupun tidak. Bergantung pada
membunyikan lambang bahasa tulis. Dalam tujuan dan materi bacaan yang tengah dihadapai
pengertian ini, membaca sering disebut sebagai oleh pembaca.
membaca nyaring atau membaca permulaan.
Membaca juga dapat dikatakan sebagai proses Teks Klasifikasi
untuk mendapatkan informasi yang terkandung Kemdikbud (2013) menjelaskan bahwa
dalam teks bacaan untuk beroleh pemahaman teks laporan juga sering disebut teks klasifikasi.
atas bacaan tersebut. Membaca seperti ini dapat Teks ini mengutamakan hubungan antara kelas
dikatakan sebagai membaca pemahaman. dan sub-subkelas atau anggota-anggota kelas
Membaca merupakan aktivitas yang dilakukan yang ada. Struktur teksnya adalah pernyataan
guna mengkritisi bacaan, maka disebut membaca umum/klasifikasi anggota/aspek yang
kritis. Selain ketiga definisi tersebut, membaca dilaporkan. Teks laporan juga disebut teks
juga dikatakan sebagai proses memperoleh klasifikasi karena teks tersebut memuat klasifikasi
informasi sebagai bahan pengembangan produk mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria
kreatif pascabaca. Membaca seperti ini dapat tertentu. Setelah menyelesaikan pelajaran ini,
dikatakan sebagai membaca kreatif. Berdasarkan kalian diharapkan dapat membangun teks
beberapa pengertian membaca tersebut jelas laporan yang benar.
bahwa membaca pada prinsipnya dapat Kosasih (2013:48) juga menjelaskan
didefinisikan berdasarkan berbagai sudut sebuah teks disebut teks laporan hasil observasi
pandang. atau teks klasifikasi karena teks itu
Tujuan membaca menurut Rahim (2008) mengemukakan fakta-fakta yang diperoleh
antara lain; 1) kesenangan; 2) menyempurnakan melalui pengamatan. Melalui teks tersebut,
membaca nyaring; 3) menggunakan strategi pembaca memperoleh sejumlah pengetahuan
tertentu; 4) memperbarui suatu pengetahuan ataupun wawasan, bukan hasil imajinasi. Artinya

3
Eko Widianto / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4 (1) (2015)

teks ini bukan termasuk ke dalam teks sastra atau tahapnya. Artinya, tahap dalam metode ini tidak
fiksi. Teks laporan/klasifikasi menyajikan fakta- dapat digunakan secara terpisah maupun bebas.
fakta atau sesuatu yang sudah pasti ada/terjadi. Setiap tahapan dalam metode ini harus
Berdasarkan penjabaran teks klasifikasi di diterapkan secara terstruktur dan terpola agar
atas, dapat disimpulkan bahwa teks klasifikasi tujuan membaca dapat tercapai dengan baik.
merupakan teks yang melaporkan suatu hal Melihat manfaat dan keefektifan metode SQ3R
secara global. Teks ini memiliki struktur berupa dalam membaca, peneliti akan menggunakan
pernyataan umum dan aspek yang dilaporkan. metode ini sebagai upaya peningkatan
Dalam kurikulum 2013, teks klasifikasi sangat keterampilan membaca peserta didik pada
penting untuk dipahami dengan baik oleh peserta jenjang SMA. Dengan metode ini, peneliti
didik pada jenjang SMA. berharap keterampilan membaca peserta didik
dalam penelitian ini akan meningkat.
Metode SQ3R dan Media Gambar Salah satu wujud media pembelajaran
Metode SQ3R merupakan proses adalah gambar. Hamalik (1986:43) berpendapat
membaca sistematik yang meliputi tahap Survey, bahwa gambar adalah segala sesuatu yang
Question, Read, Recite,dan Review. Kason (2012) diwujudkan secara visual dalam bentuk dua
dalam tesisnya menjelaskan bahwa metode dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran.
SQ3R adalah “Study system that has been around for Hal ini menunjukkan bahwa gambar dapat
decades and is comprised of five steps: Survey, Question, mewakili suatu ide, termasuk curahan perasaan
Read, Recite, and Review.” Pendapat tersebut ataupun pikiran. Pendapat ini menunjukkan
menunjukkan bahwa metode SQ3R merupakan bahwa dengan gambar ide-ide pengajar dalam
sistem belajar yang mengarahkan pembelajar pembelajaran yang sulit untuk dijelaskan dengan
pada lima langkah/tahapan. Langkah tersebut ceramah akan lebih mudah jika disajikan dengan
yaitu survey, question, read, recite, dan review. gambar. Sebab tidak semua hal dapat
Langkah/tahapan tersebut yang mengondisikan dideskripsikan secara gamblang melalui
pembaca lebih efektif dan efisien dalam penjelasan lisan.
membaca. Sebab sistem membaca menggunakan Sadiman (2009:29) menyebutkan bahwa
metode SQ3R mengarahkan pembaca pada gambar atau foto termasuk dalam media grafis.
tahapan yang berkesinambungan dalam Di antara media pendidikan, gambar atau foto
membaca. Mulai dari perencanaan, sampai merupakan media yang paling umum dipakai. Ia
dengan tahap akhir dalam membaca. merupakan bahasa yang umum dan dapat
Carlston (2012) juga mengungkapkan dimengerti serta dinikmati di mana-mana. Sebab,
bahwa “The Survey-Question-Read-Recite-Review seseorang dapat dengan mudah menemukan dan
(SQ3R) method is perhaps one of the oldest and most menyajikan gambar sebagai media pembelajaran.
widely implemented study strategies. The SQ3R Gambar juga mampu mendeskripsikan dengan
method applies most readily to textbooks and formal baik dan nyata sebuah ide atau suatu hal pada
reading assignments in which readers are required to imajinasi seseorang.
consume main points from expository writing.” Berdasarkan beberapa paparan mengenai
Pendapat Carlston menunjukkan bahwa SQ3R media gambar beserta manfaat dan
merupakan salah satu strategi pembelajaran kelemahannya, media ini akan digunakan dalam
paling tua. Metode SQ3R menerapkan cara penelitian ini. Media gambar masih sangat
membaca menemukan pokok-pokok penting representatif untuk digunakan dalam
dalam bacaan. Kemudian pembaca membuat pembelajaran. Selain mudah disajikan, media ini
catatan-catatan penting berdasarkan sudut juga mampu menarik perhatian serta merangsang
pandang pribadi. imajinasi peserta didik dalam pembelajaran.
Berdasarkan beberapa teori mengenai
metode SQ3R di atas, hal penting dalam metode METODE PENELITIAN
ini adalah keselarasan dan kesinambungan setiap

4
Eko Widianto / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4 (1) (2015)

Penelitian ini menggunakan desain Setelah dilakukan penelitian keterampilan


penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan membaca teks klasifikasi menggunakan metode
kelas menurut Basrowi (2008:25) merupakan SQ3R dengan media gambar, keberlangsungan
salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk proses pembelajaran membaca teks klasifikasi
berbagai kegiatan yang dilakukan untuk pada peserta didik kelas X-2 SMA Taruna
memperbaiki dan atau meingkatkan mutu Nusantara Magelang semakin baik. Pada siklus I
pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas aspek pengamatan proses mengalami masih
merupakan kegiatan yang langsung berhubungan belum maksimal. Namun, pada siklus II setiap
dengan tugas guru di lapangan. Singkatnya, PTK aspek pengamatan proses mengalami
merupakan penelitian praktis yang dilakukan di peningkatan. Aspek keantusiasan peserta didik
kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik dalam proses pembelajaran mengalami
pembelajaran yang ada. peningkatan 18% dari siklus I ke siklus II. Aspek
Subjek penelitian ini adalah keterampilan keantusiasan peserta didik dalam membaca
membaca peserta didik kelas X SMA Taruna menggunakan metode SQ3R masih dapat
Nusantara Magelang. Adapun sumber data dipertahankan persentase ketuntasannya sebesar
penelitian ini adalah kelas X-2 SMA Taruna 100% dari siklus I. Persentase ketuntasan
Nusantara Magelang. Berdasarkan hasil keefektifan dan keantusiasan peserta didik
wawancara dengan guru pengampu kelas X SMA menggunakan media gambar dalam
Taruna Nusantara Magelang diketahui bahwa menyimpulkan bacaan juga dapat bertahan 100%
keterampilan membaca peserta didik kelas X-2 pada siklus II. Adapun aspek keaktifan dan
SMA Taruna Nusantara Magelang masih belum keantusiasan peserta didik dalam proses refleksi
optimal. Oleh sebab itu, peneliti menentukan pembelajaran meningkat 35% pada siklus II.
subjek penelitian pada kelas X-2. Kemudian Rata-rata peningkatan persentase ketuntasan
peneliti berkolaborasi dengan guru menentukan hasil pengamatan proses pembelajaran dari siklus
metode membaca dan media pembelajaran I ke siklus II meningkat 13%. Berikut tabel
untuk meningkatkan keterampilan membaca peningkatan persentase ketuntasan hasil
peserta didik kelas X-2 SMA Taruna Nusantara pengamatan proses pembelajaran.
Magelang. Peneliti kemudian memilih metode
SQ3R dan media gambar sebagai upaya Tabel 1 Peningkatan Persentase Ketuntasan
meningkatkan keterampilan membaca peserta Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus I
didik kelas X-2. Dengan demikian, sumber data ke Siklus II
dalam penelitian ini adalah kelas X-2 SMA Penin
Aspek Siklu Siklu
Taruna Nusantara Magelang. No. gkata
Pengamatan sI s II
Data dalam penelitian ini berupa data n
kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif 1. keantusiasan
berupa hasil tes pengetahuan dan keterampilan peserta didik
74% 92% 18%
peserta didik dalam membaca teks klasifikasi. dalam proses
Adapun data kualitatif diperoleh dari hasil pembelajaran
observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. 2. keantusiasan
Analisis data juga dilakukan secara kuantitatif peserta didik
dan kualitatif. Data hasil tes pengetahuan dan dalam 100 100
0%
keterampilan dianalisis dengan teknik analisis membaca % %
kuantitatif. Sementara hasil observasi, jurnal, menggunakan
wawancara, dan dokumentasi dianalisis secara metode SQ3R
kualitatif. 3. keefektifan
HASIL PENELITIAN DAN dan 100 100
0%
PEMBAHASANNYA keantusiasan % %
peserta didik

5
Eko Widianto / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4 (1) (2015)

menggunakan persentase ketuntasan 100%. Sementara sikap


media gambar percaya diri dan kritis mencapai persentase
dalam ketuntasan yang masih lemah, yaitu 17%.
menyimpulka Adapun sikap kepemimpinan menjadi sikap yang
n bacaan berada pada persentase ketuntasan terendah
4. keaktifan dan sebesar 13%. Namun, pada siklus II sikap sosial
keantusiasan peserta didik mengalami peningkatan. Sikap
peserta didik 100 jujur, tanggung jawab, toleransi, santun, dan
65% 35%
dalam proses % semangat masih pada persentase ketuntasan
refleksi 100%. Sikap percaya diri mengalami peningkatan
pembelajaran sebesar 71% dengan persentase ketuntasan 88%
Rata-Rata 85% 98% 13% pada siklus II. Sikap kritis meningkat 66% dengan
persentase ketuntasan 83% pada siklus II.
Sikap religius peserta didik kelas X-2 SMA Adapun sikap kepemimpinan meningkat 70%
Taruna Nusantara Magelang mengalami dengan persentase ketuntasan 83% pada siklus II.
peningkatan setelah mengikuti pembelajaran Dengan demikian, sikap sosial peserta didik
membaca teks klasifikasi menggunakan metode mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
SQ3R dengan media gambar. Pada siklus I, Berikut tabel yang mendeskripsikan hasil
persentase ketuntasan sikap religius peserta didik peningkatan perubahan sikap sosial peserta didik
mencapai 83%. Sementara pada siklus I, dalam pembelajaran membaca teks klasifikasi
persentase ketuntasan sikap religius peserta didik menggunakan metode SQ3R dengan media
meningkat menjadi 92%. Dengan demikian, gambar.
sikap religius peserta didik mengalami
peningkatan 9% dari siklus I ke siklus II. Berikut Tabel 3 Peningkatan Perubahan Sikap Sosial
tabel yang mendeskripsikan peningkatan pada Siklus I dan Siklus II
perubahan sikap religius peserta didik. Peningkat
N Aspek Sikl Sikl an
Tabel 2 Peningkatan Perubahan Sikap Religius o. Observasi us I us II Pencapai
pada Siklus I dan Siklus II an
Peningkata 1. Jujur 100 100 0%
No Aspek Siklu Siklu n % %
. Observasi s I s II Pencapaia 2. Tanggung 100 100 0%
n jawab % %
Sikap 3. Toleransi 100 100 0%
religius % %
mensyuku 4. Santun 100 100 0%
1. ri nikmat 83% 92% 9% % %
Tuhan 5. Percaya diri 17% 88% 71%
Yang 6. Kritis 17% 83% 66%
Maha Esa 7. Kepemimpi 13% 83% 70%
nan
Sikap sosial peserta didik kelas X-2 SMA 8. Semangat 100 100 0%
Taruna Nusantara Magelang mengalami % %
peningkatan setelah mengikuti pembelajaran
membaca teks klasifikasi menggunakan metode Pengetahuan membaca teks klasifikasi
SQ3R dengan media gambar. Pada siklus I, sikap peserta didik kelas X-2 SMA Taruna Nusantara
jujur, tanggung jawab, toleransi, santun, dan Magelang mengalami peningkatan dan dapat
semangat melampaui ketuntasan dengan memenuhi target ketuntasan yang diharapkan.

6
Eko Widianto / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4 (1) (2015)

Pada siklus I, nilai rata-rata tes pengetahuan dengan persentase ketuntasan 57%. Sementara
mencapai 95 dengan ketuntasan 96%. Sementara pada siklus II nilai rata-rata meningkat signifikan
pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi No Skor Siklus I Siklus II
98 dengan ketuntasan 100%. Dengan demikian, . F P B F P B
terjadi peningkatan 4% dalam penilaian
1. 90-100 5 22 47 21 88 19
pengetahuan membaca teks klasifikasi peserta
% 0 % 65
didik dari siklus I ke siklus II. Hasil tes
2. 70-85 16 70 12 3 12 25
pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut.
% 85 % 5
3. 50-65 2 9 12 0 0 0
Tabel 4 Hasil Tes Pengetahuan Membaca Teks
% 5 %
Klasifikasi Siklus I dan II
4. 25-45 0 0 0 0 0 0
No. Skor Siklus I Siklus II
% %
F P B F P B
5. 0-20 0 0 0 0 0 0
1. 100 1 7 1 2 9 22 % %
8 8 8 2 2 00 Jumlah 23 10 18 24 10 22
% 0 % 0 80 0 20
0 % %
2. 80 4 1 3 2 8 16 Rata-rata 1880 = 82 2220 = 93
7 2 % 0 23 24
% 0 Ketuntasan 13 x 100% 24 x 100% =
3. 60 1 4 6 0 0 0 = 57% 100%
% 0 % 23 24
4. 40 0 0 0 0 0 0 (Tuntas) (Tuntas)
% % menjadi 93. Persentase ketuntasan pada siklus II
5. 0-20 0 0 0 0 0 0 juga meningkat secara tajam menjadi 100%.
% % Dengan demikian, keterampilan peserta didik
Jumlah 2 1 2 2 1 23 mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
3 0 1 4 0 60 Berikut tabel yang mendeskripsikan peningkatan
0 8 0 hasil tes keterampilan membaca teks klasifikasi
% 0 % menggunakan metode SQ3R dengan media
Rata-rata 2180 = 95 2360 = 98 gambar pada peserta didik kelas X-2 SMA
23 24 Taruna Nusantara Magelang.
Ketuntasan 22 x 100% 24 x 100% =
= 96% 100% Tabel 5 Hasil Tes Keterampilan Membaca Teks
23 24 Klasifikasi Siklus I dan II
(Tuntas) (Tuntas) Keterangan:
Keterangan: F = Frekuensi
F = Frekuensi P = Persentase
P = Persentase B = Bobot/jumlah skor
B = Bobot/jumlah skor
Tanggapan peserta didik terhadap
Selain pengetahuan, keterampilan pembelajaran membaca teks klasifikasi
membaca teks klasifikasi peserta didik kelas X-2 menggunakan metode SQ3R dengan media
SMA Taruna Nusantara Magelang mengalami gambar sangat baik. Berdasarkan hasil jurnal dan
peningkatan setelah mengikuti pembelajaran wawancara, peserta didik tampak puas dengan
membaca teks klasifikasi menggunakan metode pembelajaran ini. Mereka merasakan
SQ3R dengan media gambar. Pada siklus I, nilai kemudahan, kenyamanan, dan keberhasilan
rata-rata penilaian keterampilan mencapai 82

7
Eko Widianto / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4 (1) (2015)

dalam pembelajaran membaca teks klasifikasi 2) Sikap religius peserta didik kelas X-2
menggunakan metode SQ3R dengan media SMA Taruna Nusantara Magelang mengalami
gambar. Kesan peserta didik pada pembelajaran peningkatan setelah mengikuti pembelajaran
ini dari siklus I dan siklus II juga sangat positif. membaca teks klasifikasi menggunakan metode
Dengan demikian, pembelajaran membaca teks SQ3R dengan media gambar. Pada siklus I,
klasifikasi menggunakan metode SQ3R dengan persentase ketuntasan sikap religius peserta didik
media gambar dapat diterima secara positif oleh mencapai 83%. Sementara pada siklus I,
peserta didik kelas X-2 SMA Taruna Nusantara persentase ketuntasan sikap religius peserta didik
Magelang. meningkat menjadi 92%. Dengan demikian,
Tanggapan guru sebagai kolaborator sikap religius peserta didik mengalami
terhadap pembelajaran membaca teks klasifikasi peningkatan 9% dari siklus I ke siklus II.
menggunakan metode SQ3R dengan media 3) Sikap sosial peserta didik kelas X-2
gambar sangat baik. Hasil jurnal guru SMA Taruna Nusantara Magelang mengalami
menunjukkan respon positif dari guru sebagai peningkatan setelah mengikuti pembelajaran
kolaborator dalam penelitian ini. Guru menilai membaca teks klasifikasi menggunakan metode
penelitian ini berhasil. Menurut guru juga tampak SQ3R dengan media gambar. Pada siklus I, sikap
perbandingan yang positif antara siklus I dan jujur, tanggung jawab, toleransi, santun, dan
siklus II. Peserta didik yang semula masih semangat melampaui ketuntasan dengan
bingung dengan metode baru dalam persentase ketuntasan 100%. Sementara sikap
pembelajaran, mulai aktif, kondusif, dan percaya diri dan kritis mencapai persentase
interaktif dalam siklus II. Berdasarkan hasil ketuntasan yang masih lemah, yaitu 17%.
jurnal guru, guru tampak mendukung dan senang Adapun sikap kepemimpinan menjadi sikap yang
dengan penelitian ini. Dengan demikian, berada pada persentase ketuntasan terendah
pembelajaran membaca teks klasifikasi sebesar 13%. Namun, pada siklus II sikap sosial
menggunakan metode SQ3R dengan media peserta didik mengalami peningkatan. Sikap
gambar mendapatkan respon positif dari guru jujur, tanggung jawab, toleransi, santun, dan
mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas X-2 semangat masih pada persentase ketuntasan
SMA Taruna Nusantara Magelang. 100%. Sikap percaya diri mengalami peningkatan
sebesar 71% dengan persentase ketuntasan 88%
PENUTUP pada siklus II. Sikap kritis meningkat 66% dengan
Simpulan persentase ketuntasan 83% pada siklus II.
Adapun sikap kepemimpinan meningkat 70%
Berdasarkan data, analisis, dan dengan persentase ketuntasan 83% pada siklus II.
pembahasan dalam penelitian ini yang telah Dengan demikian, sikap sosial peserta didik
diuraikan pada bagian sebelumnya, penulis mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
mengambil simpulan sebagai berikut. 4) Pengetahuan membaca teks klasifikasi
1) Keberlangsungan proses pembelajaran peserta didik kelas X-2 SMA Taruna Nusantara
membaca teks klasifikasi pada peserta didik kelas Magelang mengalami peningkatan dan dapat
memenuhi target ketuntasan yang diharapkan.
X-2 SMA Taruna Nusantara Magelang Pada siklus I, nilai rata-rata tes pengetahuan
semakin baik. Pada siklus I aspek pengamatan mencapai 95 dengan ketuntasan 96%. Sementara
proses mengalami masih belum maksimal. pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi
Namun, pada siklus II setiap aspek pengamatan 98 dengan ketuntasan 100%. Dengan demikian,
proses mengalami peningkatan. Rata-rata terjadi peningkatan 4% dalam penilaian
peningkatan persentase ketuntasan hasil pengetahuan membaca teks klasifikasi peserta
pengamatan proses pembelajaran dari siklus I ke didik dari siklus I ke siklus II.
siklus II meningkat 13%. 5) Keterampilan membaca teks klasifikasi
peserta didik kelas X-2 SMA Taruna Nusantara

8
Eko Widianto / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4 (1) (2015)

Magelang mengalami peningkatan setelah Text Learning” University of Nebraska.


mengikuti pembelajaran membaca teks klasifikasi Volume 12 Number 1. Hal. 165.
menggunakan metode SQ3R dengan media Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia
Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
gambar. Pada siklus I, nilai rata-rata penilaian
Maryanto dkk. 2013. Buku Guru Bahasa Indonesia
keterampilan mencapai 82 dengan persentase
Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta:
ketuntasan 57%. Sementara pada siklus II nilai Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
rata-rata meningkat signifikan menjadi 93. Republik Indonesia.
Persentase ketuntasan pada siklus II juga Maryanto dkk. 2013. Buku Siswa Bahasa Indonesia
meningkat secara tajam menjadi 100%. Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Saran Republik Indonesia.
Nurhadi. 2005. Bagaimana Meningkatkan
Kemampuan Membaca? Bandung: Sinar Baru
Berdasarkan simpulan tersebut, peneliti
Algesindo.
merekomendasikan saran sebagai berikut.
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah
1) Guru mata pelajaran bahasa Indonesia Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
hendaknya menggunakan metode SQ3R dan Sadiman, Arief. 1990. Media Pendidikan: Pengertian,
media gambar dalam pembelajaran membaca. Pengembangan, dan Pemanfaatan. Jakarta:
Pembelajaran membaca teks klasifikasi Rajawali.
menggunakan metode SQ3R dengan media Wulan, Ratna. 2010. “The Role Of Intelligence,
gambar dapat menjadi alternatif dalam Vocabulary Knowledge, Attitudes, and Interest
pembelajaran membaca. Sebab, metode SQ3R on Children’s Reading Comprehension” Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pembelajaran. Volume
dan media pembelajaran dapat memudahkan
14 Nomor 2. Hal. 166-185.
serta memotivasi peserta didik dalam
Metode Menulis Berantai pada Siswa Sekolah
pembelajaran membaca teks klasifikasi. Menengah Atas”. BASASTRA Jurnal
2) Penerapan metode SQ3R dengan media Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan
gambar diharapkan dapat digunakan sebagai Pengajarannya Volume 1 Nomor 1, April 2012,
masukan peneliti lain dalam melakukan ISSN I2302-6405.
penelitian yang serupa. Penelitian ini juga dapat http://bastind.fkip.uns.ac.id/wp-
digunakan sebagai bahan perbandingan content/uploads/2013/02/Tri-Wulandari.
pembelajaran atau penelitian lain, sehingga dapat Diunduh pada Kamis, 16 Oktober 2014 pukul
18.02 WIB.
diketahui hasil yang efektif dalam penggunaan
metode serta media dalam pembelajaran
membaca.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis


Pendidikan Karakter. Bandung: Refika
Aditama.
Basrowi, H.M dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian
Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.
Carlston, David. 2012. “Benefits of Student Generated
Note Packets: A Preliminary Investigation of
SQ3R Implementation” Midwestern State
University. Volume 9 Number 12. Hal. 31.
Haryadi. 2010. Retorika Membaca: Model, Metode,
dan Teknik. Semarang: Rumah Indonesia.
Kasson, Sarah C. 2012. “Which Study Method Works
Best? A Comparison of SOAR and SQ3R for

Anda mungkin juga menyukai