Anda di halaman 1dari 31

BAB III

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II DAN

METODE PENELITIAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta

1. Latar Belakang Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta

Puskesmas Gondokusman II Yogyakarta merupakan cabang dari

Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta. Puskesmas Gondokusuman II

Yogyakarta sebelum menjadi Puskesmas induk yang wilayah kerjanya di

Terban dan Kotabaru, merupakan Puskesmas pembantu (PUSTU). Selang

beberapa tahun akhirnya pada tahun 2010, Puskesmas Gondokusuman II

Yogyakarta diresmikan menjadi Puskesmas induk dengan nama

Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta yang terletak di Jalan Prof. Dr.

Sardjito Nomor 22, Kelurahan Gondokusuman Yogyakarta dengan

wilayah kerja terbagi menjadi wilayah Terban dan Kotabaru.

2. Fungsi dan Tugas Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta

Berdasarkan PERMENKES Nomor 75 Tahun 2014, tugas dan fungsi

Puskesmas adalah sebagai berikut :

a. Tugas Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam

rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

40
41

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Puskesmas

menyelenggarakan fungsi :

1) Penyelenggaraan tingka UKM pertama di wilayah kerjanya

2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

b. Fungsi Puskesmas

1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.

3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan.

4) Menggerakan masyarakat untuk mengidentifikasi dan

menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat

perkembangan masyarakat yang berkerjasama dengan sector lain

terkait.

5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan

upaya kesehatan berbasis masyarakat.

6) Melaksanakan peningkatan kompetisi sumber daya manusia

Puskesmas.

7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.

8) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.

9) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,

mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan,


42

10) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat ,

termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon

penanggulangan penyakit.

3. VISI Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta

Menciptakan Puskesmas pilihan masyarakat yang mendukung

tercapainya pengembangan kesehatan nasional dengan cara menyediakan

pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata.

4. MISI Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta

a. Menggerakkan pembangunan kesehatan di wilayah kerja dengan

melibatkan lintas program dan lintas sektoral secara terpadu dan

berkesinambungan

b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,

merata dan terjangkau

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga,

masyarakat serta lingkungannya.

5. Motto Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta

Pelayanan cepat, tanggap, terjangkau , dan bermutu.

B. Kondisi Geografis Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta

1. Kondisi Geografis

Puskesmas Gondokusuman II merupakan salah satu Puskesmas

yang terletak di Kecamatan Gondokusuman yang terletak di Jalan Prof.


43

Dr. Sardjito Nomor 22, Kelurahan Gondokusuman Yogyakarta.

Puskesmas Gondokusuman II untuk wilayah kerjanya terbagi menjadi 2

(dua) kelurahan, yaitu Terban dan Kotabaru yang melintasi sepanjang tepi

barat wilayah RW 1 (satu), 2 (dua), dan 3 (tiga) untuk kelurahan Terban

dan RW 1 (satu) dan 4 (empat) untuk kelurahan Kotabaru.

Luas wilayah Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta yaitu

seluas 150 Ha dengan Topografi rendah yang dimana luas wilayahnya

terbagi lagi menjadi luas wilayah Kelurahan Terban dan luas wilayah

Kotabaru. Luas wilayah Kelurahan Terban yaitu seluas 79 Ha (RW 12, RT

59), sedangkan luas wilayah Kelurahan Kotabaru yaitu 71 Ha (RW 4, RT

21).

Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta terbagi menjadi 4

(empat) batas wilayah, yaitu :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Catur Tunggal Depok Sleman

b. Sebelah Selatan : Kecamatan Danurejan Yogyakarta

c. Sebelah Barat : Kelurahan Cokrodiningratan Jetis Yogyakarta

d. Sebelah Timur : Kelurahan Klitren Gondokusuman Yogyakarta

2. Kondisi Demografis

a. Luas : 150 Ha

b. Jumlah Penduduk : 11.855 Jiwa

c. Jumlah Penduduk Laki-laki : 6.161 Jiwa

d. Jumlah Penduduk Perempuan : 5.694 Jiwa

e. Jumlah Kepala Keluarga : 3.145 Jiwa


44

f. Kewarganegaraan

WNI : 11.845 Jiwa

WNA : 10 Jiwa

g. Jumlah Penduduk Miskin : 1.779 Jiwa

Data masing-masing kelurahan :

a. Kelurahan Terban

1) Luas : 79 Ha

2) Jumlah Penduduk Laki-laki : 4.740 Jiwa

3) Jumlah Penduduk Perempuan : 4.325 Jiwa

4) Jumlah Kepala Keluarga : 2.715 Jiwa

5) Kewarganegaraan

WNI : 9.065 Jiwa

WNA : -

6) Jumlah Penduduk Miskin : 1.503 Jiwa

b. Kelurahan Kotabaru

1) Luas : 71 Ha

2) Jumlah Penduduk Laki-laki : 1.421 Jiwa

3) Jumlah Penduduk Perempuan : 1.369 Jiwa

4) Jumlah Kepala Keluarga : 630 Jiwa

5) Kewarganegaraan

WNI : 2.780 Jiwa

WNA : 10 Jiwa

6) Jumlah Penduduk Miskin : 276 Jiwa


45

C. Aspek Manajemen

1. Aspek Manajemen Operasional

a) Jenis Layanan di Puskesmas Gondokusuman II

Puskesmas Gondokusuman II terdiri dari satu Puskesmas induk dan

tidak memiliki PUSTU. Jenis layanan gondokusuman II meliputi

Poliklinik Umum (Balai Pengobatan Umum), Poliklinik Gigi (Balai

Pengobatan Gigi), Poliklinik KIA (Kesehatan Ibu Dan Anak),

Laboratorium, Farmasi, Klinik Konsultasi Gizi, dan Konseling ASI,

Klinik Konsultasi Psikologi, Klinik Konsultasi Berhenti Merokok dan

Konsultasi Kesehatan Lingkungan.

Pelayanan Puskesmas Gondokusuman II dengan jadwal pendaftaran

sebagai berikut :

1) Senin-Kamis : Jam 07.30 – 12.00 WIB

2) Jumat : Jam 07.30 – 10.00 WIB

3) Sabtu : Jam 07.30 – 11.00 WIB

Sementara untuk pasien gawat darurat akan tetap dilayanai selama jam

kerja di Puskesmas Gondokusuman yaitu :

1) Senin-Kamis : Jam 07.30 – 14.30 WIB

2) Jumat : Jam 07.30 – 11.30 WIB

3) Sabtu : Jam 07.30 – 13.00 WIB

b) Sarana dan Prasarana di Puskesmas Gondokusuman II

Sarana dan prasarana di Puskesmas Gondokusuman II terdiri dari alat

medis dan non medis, yaitu :


46

1) Alat medis, terdiri dari :

Bed UGD Set, EKG, tensi meter air raksa, tensi meter pegas, bedah

minor Kit, tabung oksigen, meja ginekologi, sterilisator listrik,

dopler, diagnostik set, dental unit, ekstrasi kit, konservasi kit,

citoject, light cure, ultrasonic scaller, dan alat penunjang

laboratorium.

2) Alat non medis, terdiri dari :

Peralatan mebeler (meja, kursi, lemari), AC, kulkas, rak, troli,

peralatan dapur, filling kabinet, mobil ambulance, sepada motor,

unit komputer, jaringan internet, laptop, kamera digital, printer,

televise, radio, amplifier, dan LCD.

c) Rencana Program Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta

Rencana program yang dilaksanakan oleh Puskesmas Gondokusuman

II Yogyakarta dibagi menjadi dua program, yaitu upaya kesehatan

wajib dan upaya kesehatan pengembangan.

(1) Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib terbagi menjadi 6 (enam) bagian, yaitu :

(a) Promosi Kesehatan

Upaya kesehatan wajib promosi kesehatan dilakukan dengan

adanya penyuluhan, penyuluhan yang dilakukan seperti

penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat baik kepada

rumah tangga, sekolah, sarana kesehatan, penyuluhan kepada

ibu menyusui untuk dapat memberikan ASI ekslusif kepada


47

bayinya, penyuluhan dalam mendorong terbentuknya upaya

kesehatan bersumber masyarakat baik yang dilakukan dalam

pos yandu serta dilakukannya penyuluhan NAPZA.

(b) Kesehatan Lingkungan

Dalam kaitannya dengan kesehatan lingkungan, upaya

kesehatan wajib yang dilakukan Puskesmas yaitu

i. Penyehatan air, dimana dilakukan inspeksi sanitasi sarana

air bersih dan pembinnaan kelompok masyarakat atau

kelompok pemakai air.

ii. Hygiene sanitasi makanan minuman, dimana dilakukan

inspeksi sanitasi tempat pengelolaan makanan serta

pembinaan.

iii. Penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah,

dimana dilakukan inspeksi sanitasi sarana pembuangan

sampah dan limbah.

iv. Penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga,

dimana dilakukan pemeriksaan penyehatan lingkungan

pada perumahan.

v. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.

vi. Pengamanan tempat pengelolaan pestisida.

vii. Pengendalian vector.

(c) Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana


48

Upaya kesehatan wajib yang dilakukan adalah upaya

kesehatan ibu baik pada saat mengandung dan proses

persalinan, kesehatan bayi, kesehatan balita dan anak pra-

sekolah, kesehatan anak usia sekolah dan remaja, serta

cakupan keluarga berencana.

(d) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya kesehatan yang dilakukan dalam perbaikan gizi

masyarakat yaitu dengan pemberian capsul vitamin A kepada

balita, pemeberian tablet besi kepada ibu hamil, serta

pemberian PMT.

(e) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Upaya yang dilakukan dalam pencegahan dan pemberantasan

penyakit menular adalah sebagai berikut :

i. TB Paru, dimana dengan diberikannya pengobatan TB

Paru

ii. Malaria, dimana dilakukan pemeriksaan dan pengobatan

serta Puskesmas akan merujuk ke rumah sakit bila sudah

terdektesi malaria berat.

iii. Kusta, dimana adanya penemuan, pemeriksaan dan

pemberian pengobatan terhadap penderita kusta.

iv. Palayanan imunisasi, dimana diberikannya penyuluhan,

pemberian imunisasi kepada bayi, pencarian drop out,


49

pemeberian imunisasi SD kelas I, II, dan III, serta

pemberian imunisasi Puskesmas.

v. Diare, dimana dilakukannya penyuluhan, penemuan

kasus, dan penanganan serta pengobatan.

vi. ISPA, dimana dilakukannya penyuluhan, penemuan

kasus, serta penanganan dan pengobatan bahkan akan

dirujuk bila sudah dalam keadaan berat.

vii. Demam berdarah, dimana dilakukannya penyuluhan agar

dapat menanggulangi penyebaran virus demam berdarah.

viii. HIV / AIDS, dimana dilakukan penyuluhan serta

penanganan dan pengobatan terhadap penderita.

ix. Rabies, dimana dilakukannya penyuluhan serta vaksinasi.

(f) Upaya Pengobatan

Upaya pengobatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

i. Pengobatan, dimana adanya kunjungan rawat jalan

umum dan kunjungan rawat jalan gigi.

ii. Pemeriksaan laboratorium, dimana adanya pemeriksaan

hemoglobin pada ibu hamil, darah trombosit pada

penderita DBD, test kehamilan, sputum TB, serta

pemeriksaan urine protein pada ibu hamil.

(2) Upaya Kesehatan Pengembangan


50

Dalam upaya kesehatan pengembangan, upaya kesehatan yang

dilakukan Puskesmas terbagi menjadi 9 (Sembilan) upaya

kesehatan, yaitu :

i. Upaya kesehatan usia lanjut, yang dimana dilakukan

pembinaan, pemantauan serta pemberian dana BANSOS

kepada kelompok usia lanjut.

ii. Upaya kesehatan mata atau pencegahan kebutaan, dimana

dilakukannya suatu penemuan kasus serta pemberian

pelayanan operasi katarak di Puskesmas.

iii. Upaya kesehatan telinga atau pencegahan gangguan

pendengaran, dimana dilakukannya suatu penemuan kasus

serta dilakukannya pelayanan tindakan bagi penderita.

iv. Kesehatan jiwa, dimana dilakukannya pemberdayaan

kelompok khusus dalam penemuan kasus, penanganan kasus

serta adanya rujukan kepada penderita gangguan jiwa.

v. Kesehatan olahraga, dimana dilakukannya pemberdayaan

masyarakat melalui pelatihan kader, pembinaan kelompok

serta pemeriksaan kesegaran jasmani masyarakat.

vi. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi, dimana

dilakukannya pembinaan di pos yandu, TK, SD, serta

adanya perawata gigi.


51

vii. Perawatan kesehatan masyarakat, dimana dilakukannya

kegiatan asuhan keperawatan pada keluarga dan kelompok

masyarakat, serta dilakukannya pemberdayaan.

viii. Bina keluarga tradisional, dimana dilakukannya pembinaan

tradisional serta pembinaan pengobatan tradisional.

ix. Bina kesehatan kerja, dimana dilakukannya pengawasan pos

UKK agar dapat berfungsi dengan baik serta pelayanan

kesehatan oleh tenaga kesehatan pada pekerja di pos UKK

2. Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan merupakan salah

satu faktor yang sangat penting dalam Puskesmas. Tenaga kesehatan

merupakan salah satu penggerak aktifitas Puskesmas serta yang menjalankan

segala aktifitas operasional di Puskesmas. Data tenag kesehatan di Puskesmas

Gondokusuman II Yogyakarta, sebagai berikut :

TABEL 3.1

TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II

YOGYAKARTA

No Jenis Tenaga Jumlah No Jenis Jumlah


Tenaga
1 Ka.Pusk 1 11 Petugas 1
Gizi
2 Ka.Sub.Bag.TU 1 12 Asisten 1
Apoteker
3 Dokter Umum 4 13 Apoteker 1
4 SKM 1 14 Analis 2
52

Kesehatan
5 Sarjana lain 0 15 Rekam 2
Medis
6 Perawat 3 16 Petugas 1
PKM
7 Bidan 3 17 Fungsional 3
umum
8 Dokter Gigi 2 18 Keuangan 2
9 Perawat gigi 2 19 Naban 5
10 Sanitarian 1 20 Psikolog 1

Sumber: Profil Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta

3. Aspek Manajemen Pemasaran

Pemasaran yang dilakukan oleh Puskesmas Gondokusuman II dilakukan

dengan 2 (dua) cara, yaitu:

a) Promosi

Promisi yang dilakukan oleh Puskesmas Gondokusuman II

Yogyakarta salah satunya adalah dengan memberikan penyuluhan

kepada masyarakat serta diberikannya pemberian vitamin, pengecekan

ibu hamil, dan pengecekan gizi kepada masyarakat.

b) Kerjasama Dengan Lembaga Dalam Bidang Pelayanan

Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta melakukan kerjasama

dengan 18 unit Puskesmas di kota Yogyakarta. Bentuk kerjasama yang

dilakukan adalah dengan dilakukannya mutasi pegawai bahkan tenaga

medis bila di setiap Puskesmas terjadi kekurangan tenaga. Puskesmas

Gondokusuman II Yogyakarta juga bekerjasama dengan beberapa


53

perguruan tinggi yang dimana sudah memiliki perjanjian kerjasama

(OMYU) dengan perguruan tinggi tersebut salah satunya STIKES

BHETESDA sehingga dengan kerjasama tersebut mahasiswa dapat

melakukan penelitian maupun PKL.

4. Aspek Manajemen Keuangan

Pembiayaan Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta berasal dari APBD

dan APBN.

D. Metode Penelitian

1. Obyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Gondokusuman II , Jln

Prof. DR. Sardjito No.22, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, yang

menjadi obyek penelitian adalah tenaga kesehatan Puskesmas yang

menjalankan tugas sebagai penyedia pelayanan kesehatan di Puskesmas

Gondokusuman II.

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek dan

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-

benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik atau sifat
54

yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. (Sugiyono, 2011:80). Populasi

dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan Puskesmas yang memberikan

pelayanan kesehatan yang berjumlah 34 tenaga kesehatan Puskesmas

Gondokusuman II Yogyakarta.

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel

yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

(Sugiyono, 2011:81).

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. (Sugiyono, 2011:85). Sampel dalam

penelitian ini adalah semua dari anggota populasi karena populasi sedikit.

Pengambilan responden yang tersedia dengan kriteria sebagai berikut:

semua tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas, tenaga kesehatan yang

bersedia untuk diteliti, tenaga kesehatan yang hadir, tidak sedang cuti.

4. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

a. Sumber Data

1) Data Primer
55

Yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. (Sugiyono.2012:137). Data primer merupakan data

yang diperoleh dari instansi yang bersangkutan berupa observasi dan

pegawai Puskesmas Gondokusuman II sebagai responden atau objek

dari penelitian ini.

2) Data Sekunder

Yaitu data yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data. (Sugiyono.2012:137). Data sekunder dalam

penelitian ini adalah data yang diperoleh penulis yang bersumber

dari catatan, laporan, arsip dan buku-buku daftar pustaka atau

literature lainnya baik yang dipublikasikan, maupun yang tidak

dipublikasikan.

b. Metode Pengumpulan Data

1) Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu

dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. (Sugiyono, 2011:142). Dalam hal ini,

peneliti memberikan kuesioner kepada tenaga kesehatan Puskesmas

Gondokusuman II untuk mengetahui kinerja dalam ketepatan waktu

memberikan pelayanan kesehatan.


56

2) Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri

yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu

wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu

berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada

orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila,

penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-

gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

(Sugiyono, 2011:145).

5. Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam

penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh

peneliti, yang selanjutnya sebagai disebut variabel penelitian. dengan skala

likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijabarkan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat

berupa kata-kata antara lain:


57

Penilaian Skor

SS : (Sangat Setuju) 5

S : (Setuju) 4

N : (Netral) 3

TS : (Tidak Setuju) 2

STS : (Sangat Tidak Setuju) 1

(Siregar, Sofiyan, 2010 : 139)

6. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Variabel Independen (X)

1) Budaya Clan (X1 )

Budaya organisasi yang bercirikan tempat kerja yang nyaman,

dimana orang-orang didalamnya berbagi banyak informasi pribadi,

seprti figure orang tua. Organisasi disatukan berdasarkan rasa

kesetiaan atau tradisi. Komutmen organisasi tinggi. Organisasi

menekankan pada manfaat jangka panjang dari pengembangan

sumber daya manusia (SDM) dan kepentingan besar untuk

menjaga kohesi dan moral organisasi. Kesuksesan didefinisikan

berdasarkan sensitifitas terhadap pelanggan dan kepedulian

terhadap orang lain (OCAI report, 2010 dalam Tesis Fattah

Hidayat, Sammy, 2011 :19-20). Dalam penelitian ini indikator

yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti adalah

sebagai berikut :
58

a) Karakter Dominan : kekeluargaan

b) Tipe Kepemimpinan : mentor dan fasilitator

c) Manajemen Personel : kerja tim, konsensus dan partisipasi

d) Prekat organisasi : kesetiaan dan rasa saling percaya

e) Penekanan strategi : pengembangan SDM, kepercayaan yang

tinggi, keterbukaan serta partisipasi

f) Kriteria keberhasilan : pengembangan SDM, kerja tim,

komitmen anggota dan kepedulian terhadap anggota

2) Budaya Adhokrasi (X2 )

Budaya adhokrasi bercirikan tempat kerja yang dinamis,

kewiraswastaan dan kreatif. Orang-orang di dalamnya berani

bertanggung jawab dan mengambil resiko. Pimpinan organisasi

dianggap sebagai inovator dan mengambil resiko. Perekat

organisasi dalam komitmen bersama untuk selalu mencoba hal

yang baru atau inovasi dan bereksperimen. Organisasi dalam

jangka panjang menekankan pada pertumbuhan dan mendapatkan

sumber daya baru. Kesuksesan berarti mendapatkan produk dan

layanan yang baru dan unik. Menjadi pimpinan dalam produk dan

layanan dianggap penting. Organisasi mendorong individu dalam

organisasi itu untuk mengambil inisiatif (OCAI report, 2010 dalam

Tesis Fattah Hidayat, Sammy, 2011 :20-21). Dalam penelitian ini

indikator yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti

adalah sebagai berikut :


59

a) Karakter Dominan : dinamis dan kewirausahaan.

b) Tipe Kepemimpinan : inovatif dan berani mengambil resiko.

c) Manajemen Personel : mengambil resiko, memberi kebebasan

dan keunikan.

d) Prekat organisasi : komitmen untuk menciptakan inovasi dan

perkembangan.

e) Penekanan strategi : penemuan baru, mencoba hal-hal baru.

f) Kriteria keberhasilan : produk atau layanan terbaru, pimpinan

dalam layanan atau produk

b) Budaya Market (X3 )

Budaya organisasi yang bercirikan organisasi yang berorientasi

pada hasil dimana perhatian utamanya adalah bagaimana

menuntaskan tugas. Individu dalam organisasi saling

berkompetisidan berorientasi pada target. Pimpinan dalam

organisasi adalah seorang pendorong prestasi yang keras, produktif

dan competitor. Mereka sangat teguh dan penuh tuntutan. Perekat

yang menjaga kesatuan organisasi adalah keinginan untuk

memenangkan kompetisi. Kesuksesan dan reputasi menjadi

perhatian utama. Fokus jangka panjang adalah pada aksi kompetitif

dan keberhasilan mencapai tujuan dan target yang terukur.

Kesuksesan didefinisikan berdasarkan bagian dan penetrasi pasar.

Harga yang kompetitif dan kepentingan di pasar dianggap penting .

gaya organisasi adalah kompetitif dan penuh tuntutan berprestasi


60

(OCAI report, 2010 dalam Tesis Fattah Hidayat, Sammy, 2011 :

21). Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk

mengukur variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

a) Karakter Dominan : orientasi pada tujuan.

b) Tipe Kepemimpinan : agresif, berorientasi pada hasil.

c) Manajemen Personel : kompetitif, tuntutan tinggi dalam

prestasi.

d) Perekat organisasi : prestasi dan pencapaian hasil, agresif dan

kemenangan.

e) Penekanan strategi : kompetisi dan prestasi, mencapai target.

f) Kriteria keberhasilan : memenangkan kompetisi, menjadi

pimpinan pasar yang kompeitif.

c) Budaya Hierarki (X4 )

Budaya organisasi bercirikan pada tempat kerja yang formal dan

terstruktur. Standar prosedur menentukan apa yang dikerjakan.

Pimpinan bangga sebagai kordinator dan ahli organisasi yang

mementingkan efektivitas. Menjaga organisasi yang lancar

kerjanya adalah prioritas utama. Aturan formal dan kebijakan

formal adalah yang menjadi kesatuan organisasi. Perhatian jangka

panjang adalah pada stabilitas dan kinerja dengan operasi yang

lancar dan efisiensi. Kesuksesan didefinisikan berdasarkan

pemberian layanan atau produk yang dapat diandalkan, rutinitas


61

lancar dan berbiaya rendah. Manajemen personel atau kepegawaian

memperhatikan rasa aman pegawai dan prediktibilitas (OCAI

report, 2010 dalam Tesis Fattah Hidayat, Sammy, 2011 : 22).

Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur

variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

a) Karakter Dominan : tempat terstruktur dan terkendali.

b) Tipe Kepemimpinan : koordinator mengatur dan berorientasi

pada efisiensi.

c) Manajemen Personel : memberi rasa aman, dan stabilitas

hubungan.

d) Perekat organisasi : peraturan dan kebijakan formal.

e) Penekanan strategi : efisiensi, stabilitas, kontrol dan

kelancaran..

f) Kriteria keberhasilan : efisiensi dapat diandalkan jadwal rutin

dan produk dengan biaya rendah.

b. Variabel Dependen (Y)

1) Kinerja Organisasi (Y)

Menurut Corminck dan Tiffin dalam Edy Sutrisno (2010 : 172),

mengungkapkan kinerja adalah kuantitas, kualitas, dan waktu yang

digunakan dalam menjalankan tugas.

Pada prinsipnya kinerja unit-unit organisasi di mana seseorang

atau sekelompok orang berada di dalamnya merupakan

pencerminan dari kinerja sumber daya manusia bersangkutan.


62

Untuk mengetahui kinerja karyawan diperlukan kegiatan-kegiatan

khusus. Bernardin dan Russel dalam Edy Sutrisno (2010 : 179-180)

mengajukan enam kinerja primer yang dapat digunakan untuk

mengukur kinerja, yaitu :

1. Quality

2. Quantity

3. Timeliness

4. Cost Efectiveness

5. Need for Supervision

6. Interpersonal Impact

7. Alat Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk


mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
(Sugiyono, 2010:348). Pada penelitian ini uji validitas yang digunakan
adalah korelasi product moment pearson (Tony wijaya, 2013:52)
dengan rumus:

nxy - (x) (y)


rxy =
nx 2
 (x)2 nX 2  (y) 2 

Dimana:

rxy : koefisien korelasi product moment.

n : jumlah sampel.

x : jumlah skor variabel X.


63

y : jumlah skor variabel Y.

xy : jumlah perkalian skor variabel X dengan skor variabel Y.

x 2 : jumlah kuadrat skor variabel X.

y 2 : jumlah kuadrat skor variabel Y.

b. Uji Reliabilitas instrumen

Reliabilitas merupakan proses pengukuran yang menunjukkan

suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif sama jika

dilakukan pengukuran ulang terhadap subyek yang sama, semakin

perbedaan hasil yang diperoleh, semakin andal tesnya (Tony Wijaya,

2013:17). Untuk menghitung reliabilitas digunakan koefisien Alfa

Cronbach, rumus koefisien alfa cronbach (Sugiyono, 2010:365).

  S i2 
 = 
k 
1  
 k 1  St 2 

Di mana :

 : Reliabilitas

K : Banyaknya butir pertanyaan

S i
2
: Jumlah varians butir

St 2 : Varians total

Suatu konstruk atau dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach alpha > 0,60.

8. Uji Normalitas Data


64

Seperti dikemukakan dimuka bahwa statistik parametris itu

bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianlisis

berdasarkan dostribusi normal. Untuk itu sebelum peneliti menggunakan

teknik statistik parametris, maka kenormalan data harus diuji terlebih

dahulu. Bila data tidak normal, maka statistik parametris tidak dapat

digunakan, untuk itu perlu digunakan statistik nonparametris. (Sugiyono.

2010:79).

Suatu data yang membentuk distribusi nornal bila jumlah data

diatas dan dibawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan

bakunya. (Sugiyono. 2006:70).

Pada penelitian ini, uji normalitas data menggunakan test

Kolmogorov-Smirnov dua sampel. Test ini digunakan untuk menguji

hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk

ordinal yang telah tersusun pada tabel distribusi frekuensi kumulatif

dengan menggunakan kelas-kelas interval. Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut: (Sugiyono. 2010:156).

D = maksimum [ S𝑛1 (X) - S𝑛2 (X)]

9. Alat Uji Analisis

a. Analisis Univariat (Analasis Deskriptif)

Analisis deskriptif sering disebut juga analisis univariat yang

bertujuan mendeskripsikan karakteristik responden atau variabel

penelitian. Dalam penelitian analitik, prosedur analisis data umumnya

didahului dengan analisis deskriptif (univariat), kemudian dilanjutkan


65

dengan analisi bivariat atau multivariat. Analisis deskriptif (univariat)

adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat

sendiri maupun secara kelompok. Tujuan analisis deskriptif untuk

membuat gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat

mengenai faktor-faktor serta hubungan antar fenomena yang diselidiki

atau diteliti (Susila & Suyanto, 2014 : 180).

Analisis deskriptif ini umumnya menampilkan tabel distribusi seperti

(Susila & Suyanto, 2014 : 181)

1) Tabel Distribusi Frekuensi

Pada analisis ini dilakukan frekuensi data dari satu vaiabel atau

membuat tabel distribusi frekuensi, yaitu :

a) Tabel distribusi frekuensi untuk data diskit

Apabila data yang dikumpulkan adalah jenis data diskrit dimana

tidak memiliki desimal atau apabila datanya dalam skala

nominal atau ordinal. Variabel ini juga merupakan varabel

nominal karena datanya diukur dengan skala nominal dimana

hanya membedakan antara kelompok satu dengan lainnya.

Dalam tabel distribusi frekuensi, rumus untuk menghitung

jumlah persentasenya adalah sebagai berikut :

𝑓𝑖
𝑃𝑖 = 𝑥100
𝑁

Dimana :

𝑃𝑖 = presentase masing-masing kelompok


66

𝑓𝑖 = frekuensi atau jumlah pada setiap kelompok

𝑁 = total sampel penelitian

2) Grafik

Ada beberapa jenis grafik antara lain :

a) Grafik Bar (kolom)

b) Grafik Pie

c) Histogram

3) Mean (Rata-rata)

Mean (rata-rata) adalah ukuran rata-rata yang merupakan

penjumlahan dari seluruh nilai dibagi dengan jumlah datanya.

Perhitungan rata-rata dibagi menjadi dua, yaitu :

a) Menghitung mean data tunggal

Menghitung mean data tunggal adalah cara yang langsung

digunakan, dimana mean adalah jumlah seluruh nilai dibagi

jumlah data, dengan rumus :


∑𝑛𝑖 = 1𝑋𝑖
𝑥=
𝑛

Dimana :

𝑥= mean dari suatu sampel

𝑥𝑖 = nilai dari data ke-i

𝑛 = jumlah data dari sampel

Apabila mean yang dihitung dari suatu populasi , maka simbol

yang digunakan adalah :


67

∑𝑛𝑖 = 1𝑋𝑖
𝜇=
𝑁

Dimana :

𝑥= mean dari suatu sampel

𝑥𝑖 = nilai dari data ke-i

𝑁 = jumlah data dari populasi

b) Menghitung mean data berkelompok

Jika data diperoleh dari tabel distribusi frekuensi yang

berkelompok, maka rumus untuk menghitung mean-nya adalah

sebagai berikut :

∑(𝑡𝑖 𝑓𝑖 )
𝑥̅ =
∑ 𝑓𝑖

Dimana :

𝑥̅ = Mean

𝑡𝑖 = Titik Tengah

𝑓𝑖 = Frekuensi

b. Analisis Bevariat atau Multivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis hubungan

atau pengaruh antara dua variabel, sedangkan analisis multivariat

digunakan untuk menguji hipotesis hubungan atau pengaruh lebih dari

dua variabel Penggunaan teknik atau metode analisis data tergantung

dari jenis data penelitian. Untuk menguji hipotesis asosiasi atau


68

hubungan (korelasi) bila datanya berbentuo ordinal digunakan teknik

sebagai berikut :

1) Korelasi Kendal Tau (τ)

Seperti dalam korelasi Spearman rank, korelasi Kendal Tau

(τ) digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis

antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk ordinal atau

rangking. Kelebihan teknik ini bila digunakan untuk menganalisis

sampel yang jumlah anggotanya lebih dari 10, dan dapat

dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial. Rumus

dasar yang digunakan adalah sebagai berikut.

∑A − ∑B
τ=
N(N − 1)
2

Di mana :

τ = Koefisien korelasi kendal Tau yang besarnya ( - 1 < τ < 1)

A = Jumlah rangking atas

B = Jumlah rangking bawah

N = Jumlah anggota sampel

(Susila & Susyanto, 2014 : 188-190)

Uji signifikansi koefisien korelasi menggunakan rumus z, karena

distribusinya mendekati distribusi normal. Rumusnya adalah

sebagai berikut.
69

τ
z=
2(N + 5)

9N(N − 1)

(Sugiyono, 2012 : 253)

c. Koefisien Korelasi (r 2 )

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan tersebut besar atau kecil maka dapat berpedoman pada

ketentuan yang tertera pada tabel sebagai berikut:

TABEL 3.2

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRESTASI

TERHADAP KOEFISIEN KORELASI

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono, 2010:231

Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan

koefisien determinasi, yang besarnya kuadrad dari koefisien korelasi

(r 2 ). Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena varians yang


70

terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang

terjadi pada variabel independen. (Sugiyono, 2010:231)

Anda mungkin juga menyukai