Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Adanya zat terlarut yang nonvolatile(tidak mudah menguap) menyebabkan penurunan
tekanan uap pada suatu larutan. Karena tekanan uap larutan selalu lebih rendan daripada
tekanan uap pelarut murni pada suhu berapapun, maka garis beku (perbatasan fase padat-cair)
dan garis didih (perbatasan fase cair-gas) untuk larutan berada dibawah garis beku/ didih
pelarut. Sebagai konsekuensinya, pada tekanan yang sama titik didih larutan menjadi lebih
tinggi daripada titik didih pelarut dan titik beku larutan menjadi lebih rendah daripada titik
beku pelarut.

1.2 Tujuan
Mengetahui faktor-faktor penyebab kenaikan titik didih dan penurunan titik beku pada
larutan elektrolit dan non-elektrolit

BAB II
LANDASAN TEORI
1. KENAIKAN TITIK DIDIH
Titik didih adalah suhu dimana cairan mendidih, dimana tekanan uap sebuah zat cair sama
dengan tekanan eksternal yang dialami cairan. Larutan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan
nilai Titik didih zat terlarut. Pertama adalah Titik didih zat terlarut lebih kecil daripada
pelarutnya sehingga zat terlarut lebih mudah menguap. Yang kedua adalah zat terlarut lebih
besar daripada pelarutnya dan jika dipanaskan pelarut lebih dulu menguap. Kenaikan Titik
didih larutan bergantung pada jenis zat terlarutnya. Dalam dunia industri, kenaikan Titik
didih sangat diperlukan pemahaman mengenai kenaikan Titik didih. Banyak kegiatan industri
yang menerapkan ilmu kenaikan Titik didih. Oleh karena itu penting untuk melakukan
percobaan ini untuk meningkatkan pemahaman mengenai kenaikan Titik didihuntuk diterapkan
di dunia industri.
Titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama
gelembung terbentuk dalam cairan, berarti selam cairan mendidih, tekanan uap sama dengan
tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah konstan maka suhu dan cairan yang mendidih
akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang diberikan pada cairan yang mendidih
hanya menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat
mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung dari besarnya
tekanan atmosfer

Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak
langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan yang gaya tarik antar
molekulnya kkuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik didihnya
rendah.

Pendidihan merupakan hal yang sangat khusus dari penguapan. Pendidihan adalah pelepasan
cairan dari tempat terbuka ke fase uap. Suatu cairan dikatakan mendidih pada titik didihnya,
yaitu bila suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfer sekitarnya. Pada titik
didih, tekanan uap cairan cukup besar sehingga atmosfer dapat diatasi hingga gelembung uap
dapat terbentuk dipermukaan cairan yang diikuti penguapan yang terjadi di setiap titik dalam
cairan. Pada umumnya, molekul dapat menguap bila dua persyaratan dipenuhi, yaitu molekul
harus cukup tenaga kinetik dan harus cukup dekat dengan batas antara cairan-uap.

Bila dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan komponen lain sukar
menguap (non volatile), makin rendah. Dengan adanya zat terlarut tekanan uap pelarut akan
berkurang dan ini mengakibatkan kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan uap
osmose. Keempat sifat ini hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan
oleh jenis zat terlarut. Seperti telah disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat koligatif larutan.
Adanya zat terlarut (solute) yang sukar menguap (non volatile), tekanan uap dari larutan turun
dan ini akan menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini
disebabkan karena untuk mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara dan untuk
temperatur harus lebih tinggi (Sukardjo, 1990 : 152).

Tb = kb . m
Tb = kenaikan titik didih larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk 1 mol zat
dalam 1000 gram pelarut)
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)

Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik didih harus dikalikan
dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi

ΔTb = kb x m [1+(n-1) α]

Dimana,

n = jumlah ion-ion dalam larutan

α = derajat ionisasi
2. Penurunan Titik Beku
Titik Beku merupakan suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatnya, atau dengan kata lain Titik Beku adalah suhu dimana pada suhu tersebut, zat cair
berubah menjadi padat. Sebagai contoh, suhu air ketika air tersebut berubah menjadi es
disebut Titik Beku air. Titik Beku suatu pelarut dalam larutannya juga bergantung pada
konsentrasi zat terlarut dan sifat pelarut tersebut. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu
0°C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Keberadaan zat terlarut
dalam suatu larutan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan uap jenuh pelarutnya dalam
larutan tersebut dan hal ini menyebabkan Titik Beku larutan berkurang. Besarnya
pengurangan Titik Beku suatu pelarut dalam larutannya tersebut kemudian dikenal dengan
sebagai penurunan Titik Beku (êTf). Jika zat telarutnya merupakan zat non elektrolit, maka
penurunan Titik Bekunya sebanding dengan molalitas larutan (m). Titik Beku (Tf) pelarut murni
lebih tinggi daripada Titik Beku larutan.

Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat
terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu, penurunan titik
beku tergolong sifat koligatif.

Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik
beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita
tahu adalah 00C dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air
maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah
di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat
terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik
bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).

Jika suatu pelarut ditambah zat terlarut, maka titik beku larutan akan turun sesuai dengan
jumlah partikel zat terlarut.

Untuk jumlah zat nonelektrolit dan zat elektrolit terlarut sama, maka titik beku larutan
elektrolit akan lebih rendah karena jumlah partikel zat elektrolit lebih banyak.

Tf = kf . m

Tf = penurunan titik beku larutan

Kf = tetapan penurunan titik beku molal pelarut

m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)


Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk penurunan titik beku harus
dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi :

ΔTf = kf . m [1+(n-1) α]

Dimana,

n = jumlah ion-ion dalam larutan

α = derajat ionisasi
BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 ALAT DAN BAHAN


ALAT:
A. Titik Didih
Tabung reaks
Penjepit tabung reaksi
Pemanas spirtus
Termometer

B. Titik Beku
Tabung Reaksi
Termometer
Gelas kimia

BAHAN:
A. Titik Didih
Larutan non elektrolit (urea)
Larutan elektrolit (asam asetat)

B. Titik Beku
Larutan non elektrolit (urea)
Larutan elektrolit (asam asetat)
Es batu
Garam

CARA KERJA
Masukkan larutan urea kedalam gelas kimia 25 ml kemudian dipanaskan hingga mendidih. Catat
suhunya.
Ulangi percobaan (1) di atas. Menggunakan larutan CH3COOH 25 ml.
Tuangkan larutan urea setinggi 4 cm kedalam tabung reaksi secukupnya dan masukkan tabung
reaksi tersebut kedalam gelas kimia yang sudah berisi es dan garam dapur. Aduklah larutan urea
tersebut hingga membeku. Catat uhunya.
Ulangi percobaan (3) dengan menggunakan larutan CH3COOH setinggi 4 cm tabung reaksi.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMATAN

TITIK DIDIH
Larutan non elektrolit (urea)
Sebelum didih : 32ᴼC
Setelah didih : 80ᴼC

Larutan elektrolit (asam asetat)


Sebelum didih : 32ᴼC
Setelah didih : 80ᴼC

TITIK BEKU
Larutan non elektrolit (urea)
Sebelum beku: 32ᴼC
Setelah beku : - 1ᴼC
Larutan elektrolit (asam asetat)
Sebelum beku: 32ᴼC
Setelah beku : - 1ᴼC

Anda mungkin juga menyukai