Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

Perhitungan selisih ( VARIANCE )

Kegiatan terakhir dari proses pengendalian Manajemen adalah menilai


kinerja manajer pusat pertanggung jawaban prestasi kejra pada intinya bisa
dilihat dari efisien dan efektif tidaknya suatu pusat pertanggung jawaban
menjalankan pusat yang menjadi tanggu jawabnya. Evaluasi dapat dilakukan
dengan cara membandingkan antara realisasi anggarandengan anbggaran
yang ditetapkan sebelumnya.
Kegiatan perbandingan tersebut dilakukan oleh unit usaha ataupun juga
perusahaaan secara keseluruhandengan menggunakan basis bulanan (
beberapa diantaranya dengan periode kuartalan ). Beberapa perusahaan
hanya melaporkan secara sederhana jumlah selisih yang terjadi selama
periode tertentu tanpa melaporkan penyabab terjadinya selisih tersebut.

Kerangka kerja untuk melakukan analisis selisih yang terjadi


mengunakan ide- ide sebagai berikut :
 Menentukan faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba.
 Pecah seluruh selisih laba berdasarkan fakto- faktor kunci penyebab tersebut.
 Memfokuskan pada pengaruh laba dari selisih yang di sebabkan oleh masing-
masing faktor penyebab.
 Berusaha menghitung pengaruh yang spesifik dari tiap faktor penyebab dengan
hnaya mengubah faktor yang bersangkutan sementara faktor yang lain
konstan.
 Menambah kompleksitas secara berurutan, satu lapis pada suatu waktu
dimulai dari tiangkatan yang paling umum.
 Menghentikan proses apabila penambahan kompleksitas pada tingkatan
tertentu tidak menambah kejelasan mengenai faktor- fakrtor yang mendasari
selisih laba secara keseluruhan.

Kinerja yang optimal adalah yang sesuai dengan anggaran. Hampir


semua perusahaan membuat analisis bulanan atas perbedaan antara
pendapatan dan beban aktual dengan yang dianggarkan untuk setiap unit
bisnis dan untuk organisasi keseluruhan (beberapa perusahaan
melakukannya per kuartal). Sistem yang efektif mengidentifikasikan varians
yang terjadi ke tingkat manajemen terendah. Varians bersifat hierarkis.
Varians dimulai dengan kinerja unit bisnis keseluruhan, yang dibagi menjadi
varians pendapatan dan varians beban. Varians pendapatan dibagi lebih lanjut
menjadi varians volume dan varians harga untuk unit bisnis keseluruhan dan
untuk setiap pusat tanggung jawab pemasaran dalam unit tersebut. Varians
tersebut dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan area dan distrik penjualan.
Varians beban dapat dibagi menjadi beban produksi dan beban lainnya. Beban
produksi dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan pabrik dan departemen dalam
suatu pabrik. Oleh karena itu, perusahaan bisa mengidentifikasikan setiap
varians dengan manajer individual yang bertanggung jawab untuk itu.
Karakteristik analisis yang digunakan dalam analisis varians meliputi ide-ide
berikut ini :

A. Selisih Pendapatan (Revenue Variance)


Varians pendapatan menjelaskan mengenai bagaimana menghitung varians
harga, volume dan bauran penjualan. Perhitungan tersebut dibuat untuk
setiap lini produk, dan hasil dari lini produk kemudian diagregasikan untuk
menghitung total varians. Varians yang positif adalah menguntungkan, karena
hal tersebut mengindikasikan bahwa laba aktual melebihi laba yang
dianggarkan, dengan varians yang negatif adalah tidak menguntungkan.

Pada bagian ini, diuraikan bagaimana menghitung selisih angka jual,selisih


volume, dan selisih campuran. Perhitungan dibuat untuk masing-masing lini
produk,dan hasil dari lini produk tersebut kemudian dikimpilkan untuk
menghitung selisih totalnya. Selisih positif menunjukan laba
(menguntungkan) karena lana sesungguhnya melebihi laba yang
dianggarkan, dan selisih negatif menunjukan rugi (tidak menguntungkan).

 Selisih Harga Jual ( Selling Price Variance). Selisih harga jual dihitung dengan
mengalikan perbedaan antara harga sesungguhnya dan hargha standar
dengan volume sesungguhnya { (Harga sesungguhnya – Harga Standar) x
Volume sesungguhnya }.
 Selisih Campuran Dan Volume ( Mix Volume Variance). Seringkali selisih
volume dan campuran tidak dsipisahkan. Besarnya selisih campuran dan
volume dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

varian
volume
diakibatkan dari menjual lebih banyak unit daripada yang dianggarkan.
Varians bauran diakibatkan dari menjual proporsi produk yang berbeda dari
yang diasumsikan dalam anggaran. Karena setiap produk memperoleh
kontribusi per unit yang berbeda, maka penjualan proporsi produk yang
berbeda dari yang dianggarkan akan menghasilkan suatu varians. Jika unit
bisnis tersebut memiliki bauran yang lebih kaya (contoh, proporsi produk yang
lebih tinggi dengan margin kontribusi yang tinggi), laba actual akan lebih
tinggi dari yang dianggarkan dan jika unit bisnis tersebut memiliki bauran
yang lebih ramping maka laba akan menjadi lebih rendah.

 Selisih Campuran (Mix Variance). Selisih campuran untuk masing-masing


produk dihitung dengan menggunakan persamaan :
 selisih Volume ( Volume Variance). Besarnya selisih volume dapat dicari
dengan mengurangkan selisih Volume dan selisih campuran dengan selisih
campuran. Perhitungan selisih volume juga dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan.

ANALISIS PENDAPATAN YANG LAIN. Jika tersedia informasi penjualan


berdasarkan produk, selisih pendapat dapat dianalisis lebih lanjut
berdasarkan produk.
PENETRASI PASAR DAN VOLUME INDUSTRI. Analisis pendapatan diperluas
untuk memisahkan selisih volume dan campuran menjadi jumlah yang
disebabkan oleh perbedaan pasang-pasar dan yang disebabkan oleh
perbedaan volume industri. Prinsipnya adalah manajer unit usaha
bertanggung jawab terhadap pasang pasar tapi tidak bertanggung jawab
terhadap volume industri karena volume industri ini dipemngaruhi ekonomi
secara luas
Persamaan berikut ini digunakan unutk memisahkan pengaruh
penetrasi pasar dari volume industri atas selisih volume dan campuran :
B. Selisih Biaya ( Expense Variance )
Biaya tetap adalah biaya jumlahnya totalnua tidakl dipengaruh oleh
besarnya vcolume penjualan meupun volume produksi. Sesuai dengan biaya
ini, maka selisih yang terjadi dihitung dengan cara membandingkan antara
biaya tetap menurut anggaran dengan biaya tetap sesunguhnya.
Biaya Variabel adalah biaya yang berubah secara langsung dan
proposional dengan volume. Biaya variabel yang dianggarekan harus
disesuaikan dengan volume produksi sesunguhnya.

II.II ANALSISI SELISIH DALAM DUNIA PRAKTIK

Memfokuskan Pada Laba Kotor


Banyak perusahaan perubahan harga ataupun faktor lain diharapkan
akan membawah perubahan harga jualm, dan tugas manajer pemasaran
adalah untuk memperoleh laba kotor yang dianggarkan. Kebijakan seperti ini
kjususnya penting pada periode terjadinya inflasi. Analisis selisih pada sistem
seperti itu tidak akan menghasilkan selisih tentang harga jual. Juga akan ada
selisih laba ; laba kotor perunit berbeda antar harga jual dan harga pokok
produk.
Hal ini dilakukan dengan mensubsitusi laba kotor untuk harga jual
dalam persamaan pendapatan. Laba kotor merupakan perbedaan antara harga
jual sesungguhnya dengan harga pokok standar. Harga pokok standar
hendaknya memasukkan perhitungan tersebut ke harga pokok produksi yang
disebabkan oleh perubahan harga bahan baku dan tenaga kerja. Standar
ini,lebih dari sesungguhnya, biaya yang digunakan atas ketidakefisiensi
produksi tidak mempengaruhi organisasi pemasaran.

Standar Evaluasi
Ada tiga jenis standar untuk menilai aktivitas sesungguhnya suatu unit
usaha dalam sistem pengendalian manajemen Ialah :
1. Standar atau anggaran yang ditetapkan sebelumnya. Jika standar atau
anggara ini disusun secra hati- hati dan dikoordinasikan dengan baik, maka
standar ini sangat bagus. Standar ini merupakan dasar kinerja sesungguhnya
yang di pakai pada kebanyakan perusahaan. Jika anggaran tersebut disusun
dengan cara tidak hati- hati, cara ini tidak layak menjadi dasar per bandingan.
2. Standar Historis. Cara merupakan catatan kinerja sesungguhnya pada masa
lalu. Kelemahan menndasar dari standar ini ialah :
 Keadaan sekarang mungkin sudah berubah antara dua periode yang di
bandingkan .
 Kinerja periode sebelumnya belum tentu dapat diterima.
3. Standar Eksternal. Standar ini diperoleh dari pusat pertanggung jawaban atau
perusahaan lain. Kinerja dari satu kantor cabang berbeda dengan kinerja
kantor cabang lainnya. Jika kondisi pada dua pusat pertanggung jawaban ini
sama, perbandingan seperti ini memungkinkan menjadi dasar evaluasi kinerja.
4. Keterbatasan standar. Selisih antar kinerja sesungguhnya dengan standarnya
bermafaat jika standar yang digunakan diperoleh dari standar yang valid.
FULL-COST SYSTEM
Jika perusahaan menggunakan biaya penuh Full-cost system, maka
maka biaya fariabel maupun biaya tetap dimasukan sebagai biaya elemen
persediaan biaya standar perunit. Pada periode tersisa pada persediaan lebih
dari mengalirkannya ke harga pokok penjualan. Sebaliknya, jika persediaan
menurun selama periode tersebut, lebih banyak biaya overhead tetap
dikurangkan pada harga pokok penjualan dari pada jumlah sesungguhnya
yang terjadi pada periode tersebut.
Jumlah selisih volume produksi ini harus dihitung di laporkan.selisih ini
merupakan perbedaan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah
sesungguhnya.
BIAYA TEKNIK DAN KEBIJAKAN
Selisih mengutungkan pada biaya teknik biasanya memberikan indikasi
kinerja yang baik yakni makin rendah biaya maka lebih baik kenerjanya.
Sebaliknya, kinerja pusat biaya kebijakan biasanya dinilai atas dasar
kepuasan jika biaya sesungguhnya sama dengan yang dianggarkan.
KETERBATASAN ANALISIS SELISIH
Disampng menerima laporan selisih terhadap anggaran data
sesungguhnya, manajer unit usaha tertentu juga menerima informasi dari
sumber lainnya.
VARIABEL KUNCI
Variabel ini merupakan indikator penting atas kesuksesan perusahaan.
Yang terpenting adalah informasi atas variabel kunci harus menjadi perhatian
utana manajer unit usaha.
SELISIH KAS
Selisih kas ataupun kas kecil merupakan perbedaan yang terjadi antara
jumlah kas menurut perhitungan fisik dengan catatan kas yang ada pada
rekening bank maupun catatan buku besar kas pada perusahaan.

Terjadinya selisih kas dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut :


• Adanya uang palsu
• Kehilangan akibat kekeliruan saat transaksi penjualan tunai, misalnya
kekeliruan saat melakukan pengembalian uang kepada pelanggan
• Adanya penerimaan atau pembayaran yang ada nilai recehannya
• Kesalahan pencatatan yang dilakukan baik pada saat melakukan
penerimaan kas maupun pengeluaran kas sehingga harus dilakukan jurnal
koreksi
• Sebab-sebab yang sama sekali tidak dapat diketahui

Apabila kas kecil menurut perhitungan fisik lebih besar bila dibandingkan
dengan catatan buku besar kas kecil maka hal itu disebut sebagai selisih kas
lebih (cash overage) tetapi apabila kas kecil menurut perhitungan fisik lebih
kecil dibandingkan menurut catatan buku besar kas kecil maka disebut selisih
kas kurang (cash shortage). Jurnal untuk mencatat selisih kas adalah sebagai
berikut :

a. Selisih kas lebih (cash overage)


Kas Kecil Rp xxx -
Selisih kas Kecil - Rp xxx

b. Selisih kas kurang


Selisih kas Kecil Rp xxx -
Kas Kecil - Rp xxx

Selisih kas kecil lebih dianggap sebagai pendapatan dan selisih kas kecil
kurang dianggap sebagai beban atau kerugian. Dalam laporan Laba/Rugi
selisih kas lebih akan diinformasikan sebagai pendapatan di luar usaha dan
selisih kas kurang akan diinformasikan sebagai beban di luar usaha.

Selisih kas yang terjadi saat terjadinya transaksi namun belum dicatat dalam
jurnal maka tidak perlu dibuat jurnal koreksi, tetapi kalau sudah dicatat
dalam jurnal atau karena kesalahan pencatatan maka harus dilakukan jurnal
koreksi.

Karakteristik sistem pengendalian manajemen pusat biaya teknik berbeda


dengan sistem pengendalian manajemen pusat biaya kebijakan, di mana bila
ditinjau dari segi:
Penyusunan anggaran Perbedaan yang paling mencolok, pada pusat
biaya teknis, sangat mungkin untuk mengestimasikan jumlah yang benar dari
biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu tingkat output,
sedangkan pusat biaya kebijakan membuat anggaran yang menjelaskan
jumlah yang akan dipakai dengan menentukan tingkat kepentingan pekerjaan
atau pekerjaan yang paling diutamakan, tetapi tidak mungkin untuk
menentukan dengan tepat tingkat optimum dari biaya. Sedangkan pada pusat
biaya teknis, jumlah dolar optimum dari input yang dibutuhkan untuk
memproduksi satu unit dari output dapat ditentukan. Pekerjaan diselesaikan
oleh pusat biaya kebijakan dipecah menjadi dua kategori umum:
berkelanjutan dan spesial. Pekerjaan berkelanjutan telah dilakukan secara
konsisten dari tahun dari tahun, seperti penyusunan laporan keuangan oleh
kantor controller. Pekerjaan spesial adalah proyek ”one-shot”, contohnya
pengembangan dan penginstalan sistem penganggaran keuntungan dalam
divisi yang baru diperoleh. Teknik yang sering digunakan manajemen dalam
tujuan persiapan anggaran pusat biaya kebijakan, proses formal dalam
mengusulkan anggaran untuk menyelesaikan pekerjaan spesifik dan
menyarankan pengukuran untuk digunakan dalam penilaian performa. Fungsi
perencanaan untuk pusat biaya kebijakan biasanya disediakan dalam satu
dari dua cara: incremental budgeting atau zero-base review.
Tipe pengendalian keuangan
Pengendalian keuangan dalam pusat biaya kebijakan berbeda sedikit dari yang
ada dalam pusat biaya teknis. Tujuan menjadi kompetitif biaya dengan men-
set standar dan pengukuran biaya aktual yang bertentangan dengan standar.
Perbedaan yang mencolok, tujuan utama dari biaya pusat kebijakan adalah
untuk mengendalikan biaya berdasarkan ijin manajer untuk berpartisipasi
dalam perencanaan, berbagi dalam diskusi tugas mana yang harus dijalankan,
dan apa tingkatan dari usaha yang tepat bagi tiap-tiap bagian. Dalam pusat
biaya kebijakan, pengendalian keuangan secara umum dilakukan pada
tingkatan perencanaan sebelum biaya muncul.
Pengukuran kinerja
Ukuran kinerja pusat biaya teknik adalah efisiensi (rasio output dengan input),
sedangkan ukuran kinerja pada pusat biaya kebijakan adalah kemampuan pusat
pertanggungjawaban dalam melaksanakan program-program yang direncanakan
dengan batas biaya yang dianggarkan. Pekerjaan utama manajer pusat biaya
kebijakan adalah untuk memperoleh output yang diharapkan. Menghabiskan jumlah
yang telah dianggarkan untuk melakukan tindakan yang dipertimbangkan akan
menghasilkan output yang memuaskan; menghabiskan lebih dari yang harus
diperhatikan; menghabiskan lebih sedikit dari yang mungkin menunjukkan bahwa
pekerjaan yang direncanakan belum selesai. Dalam pusat kebijakan, laporan
pengukuran keuangan bukanlah suatu rata-rata dari penilaian efisiensi manajer. Bila
dua tipe pusat pertanggungjawaban tidak dibedakan secara hati-hati, manajemen
kemungkinan keliru memperlakukan laporan performa pusat biaya kebijakan sebagai
yang ditunjukkan dari efisiensi unit, demikian juga dalam memotivasi keduanya
dalam membuat keputusan pengeluaran untuk menghabiskan lebih sedikit dari yang
jumlah yang dianggarkan, di mana, sebaliknya akan menurunkan output. Maka tidak
bijaksana bila memberi penghargaan kepada eksekutif yang menghabiskan sedikit
dari jumlah yang telah dianggarkan. Mengendalikan seluruh pengeluaran dapat
dilakukan dengan menerima persetujuan atasan, sebelum anggaran itu melebihi
target. Kadang-kadang, persentase tertentu dari kelebihan diijinkan tanpa
persetujuan tambahan.
Jangan Lupa Jempolnya/ Like

Anda mungkin juga menyukai