Anda di halaman 1dari 14

PENYAKIT MALARIA DAN

KECACATAN DOWN SYNDROME.

DI SUSUN OLEH:
NAMA: MELANIE DOTZAUER
NIM: 19110301012

DI BERIKAN KEPADA DOSEN:


CHRISTIANI ENDAH. P, S.PD, M.PD

PENDIDIKAN GURU- PAUD


FAKULTAS EKONOMIKA DA HUMANIORA
UNIVERSITAS DHYANA PURA
2019

1
DAFTAR ISI.

BAB I PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………...2

1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………...3

BAB II PEMBAHASAN.
2.1 Pengertian Malaria……………………………………………………………………..4

2.2 Gejala Malaria Pada Anak…………………………………………………………….5

2.3 Penanganan dan Pencegahan


Malaria………………………………………………………………...…………………….6

2.4 Pengertian Down


syndrome………………………………………………………….........................................7

2.5 Penyebab Down


syndrome…………………………………………………………………………………….8

2.6 Penanganan Anak dengan Down


syndrome………………………………………………………….………………….……...9

BAB III PENUTUP.


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….10

3.2 Saran…………………………………………………………………………………...11

DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………….......……….12

2
BAB I
PENDAHULUAN.

1.1 Latar Belakang.


Dalam makalah ini saya akan membahas tentang 2 (dua) hal yaitu:
1. Malaria.
2. Down Syndrome.

Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Hippocrates. Gejala penyakit ini ditandai
dengan demam tinggi, yang biasanya intermiten, anemia dan splenomegali. Namun pada anak di
bawah usia 5 tahun gejala karakteristik tersebut tidak tampak jelas, bahkan makin muda usia gejala
makin tidak jelas, dan umumnya gejala yang menonjol adalah diare dan anemia. Pada manusia
terdapat 4 spesies plasmodium yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium-falciparum, Plasmodium
malariae dan Plasmodium ovale. Apabila tidak segera di atasi Plasmodium falciparum dapat
mengakibatkan kematian dalam waktu beberapa hari. Plasmodium lainnya jarang berakibat fatal.
Sampai saat ini kurang dari 1 juta orang yang meninggal disebabkan oleh malaria di negara-negara
tropis sebagian besar di antaranya yang menimpa anak-anak di bawah usia 5 tahun. Di Indonesia
penyakit malaria ditemukan tersebar di seluruh kepulauan, terutama di Indonesia bagian Timur.

Down Syndrome adalah materi genetik tambahan menyebabkan keterlambatan


perkembangan anak, dan kadang mengacu pada retardasi mental. anak dengan down sindrom
memiliki kelainan pada kromosom nomor 21 yang tidak terdiri dari 2 kromosom
sebagaimana mestinya, melainkan tiga kromosom (trisomi 21) sehingga informasi genetika
menjadi terganggu dan anak juga mengalami penyimpangan fisik. Dahulu orang-orang
dengan down sindrom ini disebut sebagai penderita mongolisme atau mongol. Istilah ini
muncul karena penderita ini mirip dengan orang-orang Asia (oriental).

Istilah sindrom ini sepertinya sudah usang, sehingga saat ini kita menggunakan
istilah down sindrom. Angka kejadian down sindrom ini meningkat seiring pertambahan usia
ibu waktu hamil, dimulai sejak umur 35 tahun (Kumala, 2007). Menurut penelitian down syndrome
menimpa satu di antara 700 kelahiran hidup atau 1 diantara 800-1000 kelahiran bayi. Diperkirakan
saat ini terdapat empat juta penderita down syndrome di seluruh dunia, dan 300 ribu kasusnya
terjadi di Indonesia. Analisis baru menunjukkan bahwa dewasa ini lebih banyak bayi dilahirkan
dengan down syndrome dibanding 15 tahun lalu. Karena merupakan suatu kelainan yang tersering
yang tidak letal. Kelainan mayor yang sering berhubungan adalah kelainan jantung 30-40%. Atresia
gastrointestinal, leukimia dan penyakit tiroid. IQ berkisar 25-50. Insidensnya pada Wanita yang
hamil diatas usia 35 th meningkat dengan cepat menjadi 1 diantara 250 kelahiran bayi. Diatas 40 th
semakin meningkat lagi, 1 diantara 69 kelahiran bayi.

3
1.2 Rumusan Masalah.
1. Bagaimana gejala dan tanda penyakit malaria?
2. Bagaimana cara pencegahan penyakit malaria?
3. Apa yang dimaksud dengan Down Syndrome?
4. Bagaimana cara menangani penderita Down Syndrome?

1.3 Tujuan.
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit malaria.
2. Untuk mengetahui gejala dan tanda penyakit malaria.
3. Untuk mengetahui cara pengobatanpenyakit malaria.
4. Untuk memberi pengetahuan mengenai down syndrome.
5. Agar bisa memahami penanganan Down Syndrome.
6. Agar mengerti dan memahami ciri fisik down syndrome.

4
BAB II
PEMBAHASAN.

2.1 Pengertian Malaria.


Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Malaria
adalah salah satu jenis penyakit serius dan berbahaya yang disebabkan oleh infeksi parasit.
Umumnya, parasit tersebut ditularkan melalui gigitan nyamuk, terutama oleh nyamuk Anopheles.
Salah satu jenis parasit yang paling umum menyebabkan penyakit ini adalah Plasmodium
falciparum. parasit tersebut dapat ditularkan dan dilepaskan ke dalam aliran darah Anda. Parasit
akan berkembang di dalam hati, dan dalam beberapa hari akan mulai menyerang sel darah merah
Anda.Walaupun mudah menular melalui gigitan nyamuk, malaria bisa sembuh secara total bila
ditangani dengan tepat. Namun jika tidak ditangani, penyakit ini bisa berakibat fatal dari
menyebabkan anemia berat, gagal ginjal, hingga kematian. Di Indonesia, jumlah penderita malaria
cenderung menurun dari tahun ke tahun. Namun, beberapa provinsi di Indonesia masih banyak
yang menderita malaria, terutama di wilayah timur Indonesia, yaitu Papua dan Papua Barat.
Sementara itu, provinsi DKI Jakarta dan Bali sudah masuk ke dalam kategori provinsi bebas
malaria.

2.2 Gejala Malaria Pada Anak.

Pada kebanyakan orang, tanda-tanda dan gejala malaria muncul sekitar 10 hari hingga 4
minggu setelah pertama kali terinfeksi. Namun, terdapat pula kasus di mana penderita mulai
merasakan gejala 7 hari setelah tergigit nyamuk, atau bahkan 1 tahun kemudian. Penderita malaria
akan mengeluhkan gejala Menggigil sedang sampai berat, Demam tinggi, Tubuh kelelahan, Banyak
berkeringat, Sakit kepala, Mual disertai muntah, Diare dan Nyeri otot. Pada kondisi yang lebih
parah, seperti terjadinya komplikasi, kemungkinan penderita akan mengalami gejala Kejang,
Kebingungan, Buang air besar berdarah, Anemia hingga Koma.

2.3 Penanganan dan Pencegahan Malaria pada anak.


Apabila melihat anak kita menunjukkan gejala malaria, kita harus tahu langkah-langkah
yang harus dilakukan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kita sebagai ibu lakukan di
rumah untuk menangani gejala malaria yang terjadi:

 Beristirahat
Pastikan anak selalu beristirahat dan tidak melakukan kegiatan apapun. Malaria
yang terjadi dapat menyebabkan kelelahan dan kelemahan yang parah. Jadi, Si Kecil

5
harus selalu menghemat energi yang keluar, agar tubuh dapat menyingkirkan sumber
penyakit tersebut.

 Mengonsumsi Makanan yang Sehat


Ketika anak mengidap malaria, tubuhnya pasti akan berusaha untuk melawan infeksi
yang ada. Salah satu hal yang dibutuhkan oleh anak adalah makanan sehat, supaya
tubuhnya dapat bekerja maksimal untuk sembuh dari penyakit.

 Jaga Suhu Tubuh Tetap Normal


Hal penting lainnya yang harus dilakukan sebagai penanganan pertama pada gejala
malaria adalah tetap menjaga suhu tubuh normal. Selain memberikan obat penurun
demam, ibu juga dapat menempelkan kompres untuk menurunkan demam yang
terjadi pada Si Kecil.

Jika hal tersebut dilakukan dengan benar, Si Kecil akan membaik dalam beberapa hari. Namun,
apabila anak menunjukkan gejala seperti kejang-kejang, dehidrasi, hingga kehilangan kesadaran,
bawalah segera ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dari ahli medis.

Di bawah ini adalah upaya untuk mempertahankan orang dewasa yang sehat tetap sehat
maupun mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Kegiatannya sederhana dan dapat dilakukan
oleh sebagian besar masyarakat, seperti:

I. .Menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk malaria dengan cara tidur


menggunakan kelambu pada malam hari, tidak berada di luar rumah, mengolesi
badan dengan obat nyamuk (repelen), memakai obat nyamuk bakar, memasang
kawat kasa pada jendela, dan menjauhkan kendangternak dari rumah.

II. Membersihkan tempat sarang nyamuk dengan cara membersihkan semak-semak di


sekitar rumah dan melipat kain-kain yang bergantungan, danmengalirkan atau
menimbun genangan-genangan air serta tempat-tempat yangdapat menjadi tempat
perindukan nyamuk Anopheles.

III. .Membunuh nyamuk dewasa dengan penyemprotan insektisida.

IV. Membunuh jentik-jentik dengan menebarkan ikan pemakan jentik.

6
V. Membunuh jentik dengan menyemprot larvasida.Selain itu, pencegahan primer juga
dilakukan terhadap parasit yaitu dengan pengobatan profilaksis. Pengobatan
profilaksis diberikan dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya
gejala.
2.4 Pengertian Down syndrome.
Down syndrom adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak
yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk
akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.
Down syndrome terjadi karena kelainan susunan kromosom ke-21, dari 23 kromosom manusia.
Pada manusia normal, 23 kromosom tersebut berpasang-pasangan hingga jumlahnya menjadi
46. Pada penderita down syndrome, kromosom nomor 21 tersebut berjumlah tiga (trisomi),
sehingga totalnya menjadi 47 kromosom.
Jumlah yang berlebihan tersebut mengakibatkan kegoncangan pada sistem metabolisme sel,
yang akhirnya memunculkan down syndrom.( christy arum,2012). Penyebab yang spesifik
belum diketahiui, tapi kehamilan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun beresiko tinggi memiliki
anak syndrom down. Karena diperjirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat
menyebabkan “non-disjunction” pada kromosom yaitu terjadi translokasi kromosom 21 dan 15.
Hal ini dapat mempengaruhi pada proses menua.Bagi ibu-ibu yang berumur 35 tahun
keatas, semasa mengandung mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan anak Down
Syndrom. Sembilan puluh lima penderita down syndrom disebabkan oleh kelebihan kromosom
21. Keadaan ini disebabkan oleh “non-dysjunction” kromosom yang terlibat yaitu kromosom 21
dimana semasa proses pembahagian sel secara mitosis pemisahan kromosom 21 tidak berlaku
dengan sempurna.
Di kalangan 5 % lagi, kanak-kanak down syndrom disebabkan oleh mekanisma yang
dinamakan “Translocation“. Keadaan ini biasanya berlaku oleh pemindahan bahan genetik dari
kromosom 14 kepada kromosom 21. Bilangan kromosomnya normal yaitu 23 pasang atau
jumlah kesemuanya 46 kromosom. Mekanisme ini biasanya berlaku pada ibu-ibu di peringkat
umur yang lebih muda. Sebahagian kecil down syndrom disebabkan oleh mekanisma yang
dinamakan “mosaic”. ((Widodo J,2010)
2.5 Penyebab Down syndrome.
Down syndrome terjadi ketika ada satu salinan ekstra dari kromosom nomor 21. Kromosom
atau struktur pembentuk gen normalnya berpasangan, dan diturunkan dari masing-masing orang
tua. Ada beberapa faktor yang berisiko menimbulkan salinan ekstra pada kromosom 21 tetatpi
ada factor- fartor lain juga yaitu:

7
1. Usia ibu saat hamil.
Usia wanita saat hamil berperan besar terhadap kesehatan dan keselamatan janin
dalam kandungan. Down syndrome bisa terjadi di berapapun usia Anda saat mengandung,
tetapi peluangnya semakin besar pada kehamilan di usia 35 tahun ke atas. Hamil di usia 30
tahun memiliki peluang 1 banding 800 untuk mengandung bayi Down syndrome. Wanita
yang berusia 35 tahun saat hamil berpeluang 1 banding 350. Risikonya meningkat tajam
menjadi 1:10 pada wanita yang hamil saat berusia 49 tahun. Walaupun begitu, kini banyak
anak Down syndrome yang lahir dari wanita berusia kurang dari 35 tahun karena
peningkatan angka kelahiran di usia muda. Peneliti menemukan bahwa rahim wanita yang
mendekati usia menopause, kemampuan tubuh untuk menyeleksi kecacatan embrio sudah
menurun. Usia telur yang lebih tua juga dipercya memiliki risiko lebih tinggi terhadap
pembagian kromosom yang tidak tepat.

2. Genetik turunan orangtua.


Dilansir dari Mayo Clinic, sekitar 4% kasus Down syndrome adalah hasil dari
genetik warisan salah satu pihak orangtua. Baik pria dan wanita bisa menjadi pembawa
Down syndrome di dalam gennya. Pembawa genetik disebut sebagai carrier. Seorang
pembawa (carrier) bisa tidak menunjukkan tanda atau gejala DS, tapi ia bisa menurunkan
proses kelainan tersebut ke janinnya, menyebabkan tambahan kromosom 21. Risiko
menurunkan Down syndrome akan tergantung pada jenis kelamin dari orangtua pembawa
kromosom 21 yang telah disusun ulang:
 Jika ayah adalah agen pembawa (carrier), risiko DS sekitar 3%
 Jika ibu adalah agen pembawa (carrier), risiko DS berkisar antara 10-15%
Oleh karena itu, sebaiknya Anda melakukan skrining genetik sebelum merencanakan
kehamilan.

3. Pernah melahirkan bayi Down syndrome sebelumnya.


Wanita yang sebelumnya pernah mengandung bayi Down syndrome berisiko untuk
memiliki bayi selanjutnya yang juga mengidap DS. Namun begitu, peluangnya termasuk
rendah. Umumnya, kehadiran Down syndrome pada kehamilan selanjutnya hanya berkisar
sekitar 1 persen. Menurut penelitian Markus Neuhäuser dan Sven Krackow dari Institute of
Medical Informatics, Biometry and Epidemiology di University Hospital Essen, Jerman,
risiko bayi lahir dengan Down syndrome juga bergantung pada seberapa jauh jarak usia
antar anak sebelumnya dengan bayi tersebut. Semakin jauh jarak antar kehamilan, semakin
meningkat risiko Anda mengandung bayi Down syndrome.

8
4. Kekurangan asam folat.
Beberapa ahli berpendapat bahwa Down syndrome dapat dipicu oleh kerja
metabolisme tubuh yang kurang optimal untuk memecah asam folat. Penurunan
metabolisme asam folat bisa berpengaruh terhadap pengaturan epigenetik untuk membentuk
kromosom. Untuk mencegah hal ini, setiap wanita yang akan berencana hamil sepatutnya
harus mencukupi kebutuhan asam folat sejak sebelum hamil. Bahkan, asupan asam folat
perlu dipenuhi dari sejak remaja, bukan saat hamil saja. Asam folat memiliki peran yang
sangat penting dalam perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi. Bahkan ketika
Anda belum tahu bahwa Anda hamil, otak dan sumsum tulang belakang bayi Anda sudah
mulai terbentuk. Dengan kandungan asam folat yang cukup pada darah Anda saat itu, Anda
telah membantu pembentukan otak dan sumsum tulang belakang bayi secara optimal.

5. Faktor lingkungan
Faktor risiko yang paling umum dan seringnya menyebabkan bayi terlahir dengan
Down syndrome adalah paparan bahan kimia dan zat asing yang ibu terima dari lingkungan
sehari-hari selama masa kehamilan. Rokok merupakan zat beracun yang dapat
memengaruhi pembentukan kromosom bayi semenjak dalam kandungan. Ibu yang merokok
memiliki rantai kromosom yang lebih pendek daripada normalnya. Selain meningkatkan
risiko mengandung bayi Down syndrome, merokok saat hamil juga dapat menyebabkan
bayi lahir dengan kelainan jantung dan otak.
2.6 Penanganan Anak dengan Down syndrome.
Meskipun mendidik anak dengan kondisi down syndrome memiliki banyak tantangan,
bahkan bisa-bisa menyebabkan rasa frustasi dan ingin menyerah. Tetap saja orang tua harus
selalu bersabar dan terus mendorong agar anak down syndrome ini juga dapat tumbuh layaknya
anak-anak umum lainnya. Meskipun membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk belajar
dibandingkan anak-anak normal lainnya, namun anak-anak dengan kondisi down syndrome
juga bisa berprestasi. Bahkan sudah banyak pembuktian jika merawat serta memberikan kasih
sayang yang cukup akan membuat anak dapat hidup seperti anak-anak lain pada umumnya. Nah
berikut ini ada beberapa cara mendidik anak down syndrome yang perlu diketahui sebagai
orang tua.
1. Pahami Perkembangan Fisik dan Mental.
Hal pertama yang penting untuk dipahami sebagai orang tua yang memiliki kondisi
anak down syndrome adalah memahami dan mengerti jika kondisi fisik dan mental anak
berbeda, sehingga perkembangan yang terjadi juga akan jauh lebih lambat jika
dibandingkan dengan anak-anak normal lainnya. Sehingga dibutuhkan kesabaran yang

9
lebih dan mulailah untuk mendidik anak sedini mungkin sehingga nantinya akan snagat
membantu dalam membentuk kemampuan fisik dan mental anak.

2. Konsisten Dalam Memperlakukan Anak.


Seringkali yang menjadi permasalahan utama dalam anak dengan berkebutuhan
khusus adalah mengenai masalah perilaku. Dan untuk mengatasi permasalahan tersebut,
sebagai orang tua harus konsisten dalam memperlakukan anak serta apa yang menjaid
harapan kedepan untuk anak-anaknya. Anak-anak anda membutuhkan banyak dukungan
yang dapat dilakukan dalam bentuk pujian pada hal-hal baik yang mampu dilakukannya.

3. Selalu Memberikan Kasih Sayang Yang Cukup Pada Anak.


Cara mendidik anak down syndrome lainnya adalah dengan memberikan kasih
sayang yang cukup kepada anak. kasih sayang di dalam keluarga, terutama orang tua
menjadi hal yang sangat diperlukan bagi perkembangan anak. Down Syndrome sendiria
dalah kondisi yang akan dialami anak seumur hidupnya. Namun jika kasih sayang yang
diberikan di dalam keluarga sangat cukup bagi anak tentu saja akan membuat anak
dengan berkebutuhan khusus ini menjadi lebih sehat dan bahagia.

4. Kenali Bakat Yang Dimiliki Anak.


Sebagai orang tua penting rasanya mengetahui karakteristik anak berbakat dalam
diri anak anda. Meskipun kondisi anak down syndrome, namun tetap saja anak bisa
memiliki bakat yang terpendam di dalam dirinya. Untuk itu fokuskan diri untuk
mengenali bakat anak dan mengembangkan bakar tersebut. Jika dirawat dengan baik
dan penuh kasih sayang, maka bukan tidak mungkin anak-anak berkebutuhan khusus ini
dapat berprestasi. Bahkan banyak sekali bukti-bukti di luar sana yang memperlihatkan
jika anak dengan kondisi down syndrome bisa berprestasi hingga ke tingkat
internasional sekalipun.

5. Jangan Lupa Untuk Menyadari Kelemahan Anak.


Meskipun anak-anak dengan kebutuhan khusus bisa memiliki kelebihan, namun
anak-anak dengan down syndrome ini juga memiliki beberapa keterbatasan dan
kelemahan yang penting untuk disadari orang tua. Sehingga sebagai orang tua, anda
juga harus selalu bersabar dan berusaha serta mengetahui keterbatasan dan kelemahan
anak-anak anda.

10
6. Mencari Sekolah Yang Cocok.
Cara menangani anak berkebutuhan khusus lainnya yang penting dilakukan adalah
dengan mencarikan sekolah yang tepat untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini.
Meskipun memiliki keterbelakangan fisik dan mental, bukan berarti jika anak-anak
down syndrome ini tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Mereka juga
memiliki hak yang sama seperti layaknya anak-anak normal lainnya yang dapat
mengenyam pendidikan. Namun tentu saja anak-anak ini tidak bisa dimasukkan ke
sekolah umumnya. Pilihan yang tepat adalah sekolah luar bisa yang memang dapat
memberikan pendidikan yang sesuai dengan kondisi anak kebutuhan khusus.

7. Lindungi Anak Dari Penyakit Menular.


Jangan lupa untuk melindungi anak-anak anda dari penyakit-penyakit menular. Ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah anak bisa terjangkit
penyakit menular, misalnya saja dengan pemberian ASI eksklusif semaksimal mungkin.
ASI memiliki kandungan antibodi yang dapat menguatkan sistem imun anak untuk
melawan infeksi yang mungkin saja dapat timbul. Hal ini pun juga berlaku pada anak-
anak normal lainnya. Setelah memasuki usia 6 bulan, orang tua dapat mulai memberikan
nutrisi lainnya melalui makanan lain semisal kacang-kacangan, pisang, nasi, telur dan
lainnya. Namun tetaplah memberikan ASI sepenuhnya kepada anak. Jangan lupa untuk
memberikan vaksinasi secara rutin kepada anak sehingga dapat terlindungi dari berbagai
macam penyakit. Anak-anak dengan kondisi down syndrome memang cukup rentan
terkena batuk rejan maupun campak. Sehingga penting untuk melakukan vaksinasi
secara rutin. Selain itu lakukan perawatan medis sedini mungkin ketika anak-anak
terjangki dengan penyakit seperti sakit telinga, sakit tenggorokan, atau batuk.

8. Mencari Tahu Banyak Informasi Terkait Situasi Yang Dihadapi.


Carilah informasi sebanyak mungkin mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kondisi yang sednag anda hadapi. Dengan memiliki banyak ilmu dan pengetahuan
mengenai down sindrom, tentunya akan sangat membantu anda untuk mendidik anak-
anak yang berkebutuhan khusus. Anda bisa mendapatkan ilmu melalui dari membaca
buku, browsing internet, dan mendalami tentang psikologi anak.

11
9. Berkomunikasi Menggunakan Kalimat Pendek.
Biasanya anak dengan berkebutuhan khusus akan mengalami sedikit kebingungan
ketika orang lain di sekitarnya, termasuk orang tua berbicara tentang sesuatu namun
dengan menggunakan kalimat yang agak panjang dan sulit dimengerti. Umumnya, anak-
anak down syndrome ini cenderung lebih paham dengan kata-kata yang pendek dengan
menggunakan ekspresi yang pas. Sehingga cobalah untuk berkomunikasi dengan anak
menggunakan kalimat yang pendek namun dapat dipahami anak. Sehingga apa yang
anda sampaikan bisa lebih dimengerti oleh anak anda. Hal ini juga sering digunakan
pada terapi anak autis.

10. Mengajarkan Anak Untuk Bersosialisasi.


Jangan lupa untuk mengajarkan anak-anak berkebutuhan khusus ini untuk bisa
bersosialisasi dengan lingkungannya. Seiring dengan berjalannya waktu, tentu saja anak
juga harus masuk ke sebuah lingkungan baru sehingga penting untuk mengajarkannya
agar dapat berkomunikasi baik meskipun tentunya terdapat kekurangan yang
dimilikinya. Anak harus dapat berkomunikasi dengan teman-teman sebayanya saat
sudah memasuki sekolah dan menmpuh pendidikan formal nya.

11. Kembangkan Hubungan Yang Sehat.


Sebagai orang tua, penting rasanya untuk membantu anak untuk bisa
mengembangkan hubungan sehat serta mengajarkan bagaimana perilaku dan
bersosialisasi yang baik. Cobalah untuk mendorong anak untuk bisa mengambil bagian
di dalam kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan sekolah atau masyarakat. Berikan
kesempatan untuk bisa membentuk persahabatan yang sehat menjadi salah satu bagian
yang penting yang dapat membuat anak lebih bahagia dalam kehidupannya.

12. Ajarkan Anak Untuk Menghormati Tubuhnya Sendiri.


Tak lupa pula sebagai orang tua juga perlu mengajarkan kepada anak bagaimana
menghormati tubuhnya sendiri maupun tubuh orang lain. Bicaralah secara terbuka
mengenai moral dan agama. Dengan memberikan pendidikan sek dengan jujur dan
dengan metode yang tepat, tentu saja anak akan mengerti nantinya. Mulai membuat
pengaturan masa depan anak di saat masa-masa remaja nya.

12
13. Mengajarkan Dengan Cara Yang Menyenangkan dan Kreatif.
Ketika anda mendidik anak-anak dengan kondisi down syndrom, maka cobalah
untuk menggunakan cara yang bisa menarik perhatian anak-anak tersebut. Misalnya saja
dengan menggunakan alat-alat peraga yang digunakan untuk menerangkan pelajaran
yang menyenangkan. Dengan begitu nantinya anak akan lebih merasa nyaman dalam
belajar dan hal ini juga dapat menjadi cara meningkatkan kosentrasi belajar anak.

14. Ajarkan Untuk Tidak Takut Dengan Dunia Luar.


Sebaiknya anda juga harus mengajarkan kepada anak agar tidak takut pada dunia
luar ataupun lingkungan yang baru. Cobalah ajak anak untuk berjalan-jalan serta
mengenal dunia luar sehingga anak merasakan aman meskipun nantinya sedang tidak
bersama dengan orang tua. Anak harus dapat bertahan pada lingkungan yang baru.

15. Jangan Lupakan Kunjungan Dokter Rutin.


Mengunjungi dokter secara rutin juga menjadi hal penting yang harus
dipertimbangkan, mengapa? karena ini menjadi salah satu cara perawatan anak-anak
berkebutuhan khusus. Pada umumnya, anak-anak penderita down syndrome memiliki
beberapa masalah kesehatan. Sehingga agar gangguan pada kesehatannya tersebut tidak
mempengaruhi proses belajar dan perkembangan anak, tentunya kunjungan ke dokter
secara rutin juga penting dilakukan

13
BAB III
KESIMPULAN.

3.1 Kesimpulan.

Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang
eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria
memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali. Terdapat beberapa parasit
yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu plasmodium falciparum, vivax, malaria dan ovale.
Parasit ini menggunakan nyamuk sebagai hospes definitifnya, yaitu nyamuk Anopheles. Gejala
klinis penyakit ini terdiri dari 3 tahap, yaitu periode dingin, periode panas dan periode berkeringat
yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodiumyang dapat dengan mudah
dikenali dari gejala meriang (panas, dingin dan menggigil) serta demam berkepanjangan.
Penyakit ini menyerang manusia dan juga sering ditemukan pada hewan berupa burung, kera,
dan primata lainnya (Achmadi, 2008).

Down Syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak
yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom.Down Syndrome memiliki
beberapa pemicu, umur ibu, saudara laki- laki yang memiliki riwayat Down Syndrome, dan
kandungan yang sebelumnya terkena Down Syndrome. Selain itu, memiliki keadaan ini biasanya
berlaku oleh pemindahan bahan genetik dari kromosom 14 kepada kromosom 21. Bilangan
kromosomnya normal yaitu 23 pasang atau jumlah kesemuanya 46 kromosom. Pencegahan nya
bisa dilalui melalui konseling genetik, biologi molekuler, danamniocentesis bagi para ibu hamil.
Down Syndrome sampai saat ini belum ditemuai bagaimana cara penanganan nya, tetapi bisa di
bantu dengan beberapa terapi yang berfungsiuntuk menggerakkan tubuhnya dengan cara/gerakan
yang tepat (appropriate ways).

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Penulis banyak berharap para pembaca untuk dapat memeberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca pada umumnya.

14

Anda mungkin juga menyukai