KLASSIFIKASI :
• Leukimia Mielogenus
• Leukimia Limfositik
Etiologi
• Genetik
• Infeksi (virus)
• Radiasi
• Zat Kimia
Patofisiologi
Virus Zat Kimia Radiasi Genetika
• PROGNOSIS :
– Kematian erjadi akibat perdarahan dan
infeksi
– Pasien yang mendapatkan penangan dapat
bertahan selama 1 tahun
• LEUKIMIA MIELOGENUS KRONIS
• Akibat adanya keterlibatan genetik, yaitu
kromosom Philadelphia (90 – 95 %)
• Menyerang usia > 20 tahun dan insiden
meningkat seiring pertambahan usia
• MANIFESTASI KLINIS
– Gambaran klinis mirip dengan AML tetapi
lebih ringan
– Leukositosis
– Pembesaran limfe
• PENATALAKSANAAN
– Kemoterapi :
• Busulfan (Myleran)
• Hidroxyurea
• Chlorambucil (Leukeran)
• + Kortikosteroid
– Transplantasi sumsum tulang
• PROGNOSIS
– Kematian akibat infeksi dan perdarahan
– Pasien dapat bertahan selama3 – 4 tahun
• LEUKIMIA LIMFOSITIK AKUT (ALL)
• Suatu proliferasi ganas limfoblast
• Insidensi :
– Sering mengenai anak-anak
– Puncak insidensi 4 – 15 tahun
• MANIFESTASI KLINIS :
– Gangguan hematopoesis
• Anemia
• Leukopenia
• Trombositopenia
– Hepatomegali
– Splenomegali
– Nyeri kepala, muntah
– Nyeri tulang
• PENATALAKANAAN
– Kemoterapi
Kombinasi awal :
• Vincristine
• Prednison
• Daunorubicine
• Aparaginase
Kombinasi lanjut :
• Mercaptopurine
• Methotrexate
• Vincristine
• Prednison
– Radioterapi
• PROGNOSIS
– 60 % penderita mencapai ketahanan hidup 5
tahun
• LEUKIMIA LIMFOSITIK KRONIK
• Suatu kelainan limfositik yang lebih ringan
• MANIFESATASI KLINIS
– Anemia
– Infeksi >>>
– Perdarahan
– Pembesaran nodus limfe
– Pembesaran organ abdominal
– Limfositopenia
• PENATALAKSANAAN
– Ringan : tidak memerlukan penanganan
– Kemoterapi :
• Kortikosteroid + Chlorambucil
• Fludarabine Monofosfat
• 2-Chorodeoxyadenosine (2-CDA)
• Pentostatin
• PROGNOSIS
– Angka ketahanan hidup mencapai 7 tahun
PROSES KEPERAWATAN
• PENGKAJIAN KEPERAWATAN
• AKTIVITAS :
– Riwayat kelemahan dan kelelahan
• SIRKULASI :
– Kecendrungan perdarahan
– Pteki
– Ekimosis
– Perubahan sel darah (Eritrosit, Leukosit dan
Trombosit)
• KENYAMANAN :
– Nyeri kepala
– Suhu tubuh meningkat
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d :
– Pertahanan sekunder tidak adekuat (gangguan
kematangan WBC; Granulosi menurun; jumlah
limfosit abnormal)
– Imunosupresi, penekanan sumsum tulang (efek
terapi dan transplantasi )
Intervensi
Tempatkan pasien diruang tersendiri, batasi
pengunjung sesuai indikasi, dan tanaman hidup, buah
segar, ikan, daging, dan sayuran mentah.
Rasional
Melindungi pasien dari sumber potensial patogen.
Intervensi
Kaji pasien terhadap bukti adanya infeksi
Rasional
Tanda dam gejala infeksi, mungkin berkurang pada
pasien dengan imunosupresi.
2. Resiko tinggi terhadap kekuran volume
cairan b/d - Kehilangan berlebihan, misal : muntah,
pendarahan, diare.
- Penurunan pemasukan cairan, misal: mual, anoreksi
- Peningkatan kebutuhan cairan
Intervensi
Awasi masakan/keluaran. Perhatikan penurunan urine
pada adanya pemasukan adekuat.
Rasional
Penurunan sirkulasi sekunder terhadap destruksi RBC
dan pencetusnya pada tubulus ginjal dan atau
terjadinya batu ginjal.
Intervensi
Evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler, dan kondisi
umum membranmukosa
Rasional
Indikator langsung status cairan dehidrasi.
3. Nyeri (akut) b/d :
- Agen fisikal, misal : pembesaran organ/nodus limfe
- Agen kimia, misal : pengobatan anti leukemik
- Manifestasi psikologis, misal : ansietas
Intervensi
Selidiki keluhan nyeri, sebaiknyaa digunakan sekala 0-
10. Perhatikan perubahan pada derajat dan sisi.
Rasional
Membantu mengkaji kebutuhan untuk intervensi. Dapat
mengindikasikan terjadinya konplikasi.
Intervensi
Awasi tanda vital. Perhatikan apakah ada ketegangan
otot, gelisah (petunjuk non verbal).
Rasional
Membantu mengevaluasi pernyataan verbal dan
keefektifan intervensi.
4. Intoleran aktifitas b/d
– Kelemahan umum, penurunan cadangan energi, peningkatan
laju metabolik dari produksi leukosit masif.
– Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
– Pembatasan terapeutik, efek terapi obat.
Intervensi
Perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas.
Rasional
Efek leukimia kemoterapimungklin komulatif terutama selama fase
pengobatan akut dan aktif.
Intervensi
Ciptakan lingkungan yang tenang, implementasiteknik
penghematan energi. Bantu ambulasi/aktifitas lain sesuai indikasi.
Rasional
Menghemat energi untuk aktifitas dan penyembuhan jaringan, serta
memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri.
5. Kurang pengetahuan b/d
– Kurang terpajan pada sumber
– Salah interpretasi ataupun kurang mengingat
Intervensi
Kaji ulang patologi bentuk khusus dari leukimia dan berbagai
bentuk pengobatan.
Rasional
Pengobatan dapat termasuk berbagai obat antineoplastik,
radiasi seluruh tubuh atau hati/limfa, transfusi, dan atau
transplantasi sumsum tulang.
Intervensi
Berikan informasi tentang prognosis dan pengobatan penyakit
Rasional
Agar klien maupun keluarga dapat memahami tindakan yang
dilakukan petugas kesehatan.