Anda di halaman 1dari 7

“PENGARUH JENIS PELARUT METANOL DAN N-HEKSANA

TERHADAP YIELD MINYAK ATSIRI DARI TANAMAN SERAI WANGI ”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Metodologi Penelitian

Diusulkan Oleh :

Nama : Feni Lestari Berutu

NIM : 170140013

Jurusan : Teknik Kimia

Pembimbing : Dr. Ir. Nasrun., MT

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

JURUSAN TEKNIK KIMIA

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat kepada penyusun Sehingga proposal penelitian ini dapat selesai dengan tepat
waktu. Proposal penelitian ini berjudul “Pengaruh Pelarut Metanol dan N-heksana
Terhadap Kualitas Minyak Atsiri dari Tanaman Sereh”. Proposal ini dibuat dalam
rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi.

Dengan segala kerendahan hati, penyusun ingin menyampaikan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
serta penulisan proposal ini, baik secara langsung maupun tidak.

Semoga tugas ini dapat bermanfaat dikemudian hari bagi penulis atau
siapapun yang membaca dikemudian hari. Sekaligus bisa dijadikan pedoman di masa
yang akan datang. Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak” penyusun
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan proposal ini. Penyusun
mengharapkan kritik dari teman-teman serta Bapak Dr.Ir. Nasrun, MT sebagai dosen
pengajar Mata Kuliah Metodologi Penelitian.

Lhokseumawe, 16 Oktober 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara tropis memiliki keanekaragaman hayati penghasil


minyak atsiri,sehingga berpotensi besar sebagai negara produsen penting dalam bisnis
minyak atsiri dunia. Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric
oil), minyak esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak
aromatik (aromatic oil), adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan
kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang
khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok
(untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, hasil sulingan (destilasi) minyak
atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi. Para ahli biologi menganggap minyak atsiri
sebagai metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar
tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agensia untuk bersaing dengan
tumbuhan lain dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang
juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang
berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak
atsiri.

Komponen kimia minyak atsiri pada umumnya dibagi menjadi dua golongan,
yaitu hydrocarbon, dan oxygenated hydrocarbon[1,3]. Persenyawaan yang termasuk
golongan hidrokarbon terbentuk dari unsur hidrogen (H), dan karbon (C). Sifat-sifat
fisis minyak atsiri secara umum adalah sebagai berikut:

1. Warna : minyak atsiri yang baru dipisahkan biasanya tidak berwarna. Oleh
karena penguapan, dan mungkin oksidasi, warnanya dapat bermacam-macam,
seperti: hijau, coklat, kuning, biru ,dan merah.
2. Rasa: bermacam-macam (ada yang manis, pedas, asam, pahit, dan ada pula yang
mempunyai rasa membakar).

3. Bau : merangsang dan khas untuk tiap jenis minyak atsiri.

4. Berat jenis: berkisar antara 0,698-1,188 (gr/cm3) pada 15 0C. Kisaran nilai
koreksinya adalah antara 0,00042-0,00084 untuk tiap perubahan 10C.

5. Kelarutan: tidak larut dalam air, larut dalam alkohol, eter, kloroform, asam asetat
pekat, dan pelarut organik lain; kurang larut dalam alkohol encer yang kadarnya
kurang dari 70%.

6. Sifat: pelarut yang baik untuk lemak, minyak, resin, kamfer, sulfur, dan fosfor.

7. Indeks bias: berkisar antara 1,3-1,7 pada suhu 200C. Kisaran nilai koreksinya
adalah antara 0,00039-0,00049 untuk tiap perubahan 10C.

8. Putaran optik: berkisar antara -1000C - +1000C pada suhu 200C. Kisaran nilai
koreksinya hanya dibuat untuk minyak sitrun yaitu 8,2-13,2 untuk tiap perubahan
10C.

Minyak atsiri secara umum di bagi menjadi dua kelompok. Pertama, minyak
atsiri yang komponen penyusunnya sukar untuk dipisahkan, seperti minyak nilam dan
minyak akar wangi. Minyak atsiri kelompok ini lazimnya langsung digunakan tanpa
diisolasi komponen-komponen penyusunnya sebagai pewangi berbagai produk.
Kedua, minyak atsiri yang komponen-komponen senyawa penyusunnya dapat dengan
mudah dipisahkan menjadi senyawa murni, seperti minyak daun cengkeh, minyak
permen,minyak terpentin dan minyak sereh.
Sereh (Cymbopogon winterianus) adalah salah satu tanaman rempah, biasa
digunakan sebagai bumbu masakan, dan obat-obatan. Minyak sereh adalah minyak
esensial yang diperoleh dari daun dan batang spesies Cymbopogon yang berbeda.
Minyak serai diperoleh dari tanaman sereh yang mengandung senyawa sitronellal
sekitar 32 – 45%, geraniol 10-12 %, sitronellol 11-15 %, geranil asetat 3-8%,
sitronellal asetat 2-4% dan sedikit mengandung seskuiterpen serta senyawa lainnya.
Minyak sereh juga digunakan untuk pengusir nyamuk, akan tetapi dewasa ini minyak
sereh juga dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan, misalnya: dapat meregangkan
otot yang kaku, dan sebagai penambah nafsu makan.
Tanaman sereh merupakan tanaman tahunan yang tumbuh pada daerah yang
tidak tetap atau hidup meliar, hidup lama, dan kuat. Tanaman ini merupakan
semacam rumput, berumpun banyak, dan mengumpul menjadi gerombol yang besar.
Tanaman ini biasanya mempunyai tinggi berkisar antara 40-70cm, mempunyai daun
berwarna hijau muda, batang tumbuhan tidak berkayu, dan tersusun atas epidermis
batang, jaringan pengangkut, jaringan korteks, dan empulur batang. Pada jaringan
parenkim korteks terdapat sel atau kelenjar minyak, sehingga tumbuhan ini dapat
digunakan untuk membuat minyak atsiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pengambilan minyak serai?
2. Bagaimana pengaruh masing – masing pelarut terhadap rendemen minyak
serai?
3. Bagaimana pengaruh waktu ekstraksi dari masing – masing pelarut
terhadap rendemen minyak serai?
4. Apa sajakah komponen-komponen kimia yang terdapat dalam minyak
serai

1.3 Batasan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan agar tidak terjadi
pembahasan yang meluas atau menyimpang, maka perlu dibuat suatu batasan
masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian
ini yaitu hanya pada lingkup seputar pembuatan minyak serai dengan pelarut metanol
dan n-heksana. Ruang lingkup yang dibahas dalam penelitian ini mengenai
bagaimana pengaruh jenis pelarut metanol dan n-heksana untuk menghasilkan
minyak sereh dengan kualitas yang terbaik.

1.4 Tujuan Penelitian


1. Untuk memahami cara pengambilan minyak serai
2. Untuk mengetahui pengaruh masing – masing pelarut terhadap kualitas
minyak serai
3. Untuk mengetahui pengaruh waktu ekstraksi dari masing – masing pelarut
terhadap kualitas minyak serai
4. Untuk mengetahui komponen-komponen kimia yang terdapat dalam
minyak serai
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Menambah nilai guna dari penggunaan tanaman serai
2. Memanfaatkan tanaman serai untuk pembuatan minyak atsiri
3. Penambah devisa negara dari ekspor minyak atsiri dari tanaman serai

Anda mungkin juga menyukai