Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PANCASILA

“ BAGAIMANA DEMONSTRAN MELIHAT SILA KE – 2 “

KEL 3 : DEBY DWI RAHMA GUSTI / C1C017056

HEDI DEVITA SARI / C1C017018

SARAH ADELIA SITUMORANG / C1C017096

CHRISMA BERNINDA / C1C017119

UCI VANIA HUTAPEA / C1C017063

AMALIA PUTRI / C1C017013

FIORIHEN PUTRI TAMI / C1C017111


A. DEFINISI DEMONSTRASI DAN DEMONSTRAN

Pengertian Demonstrasi - Demonstrasi (dalam kamus Bahasa Indonesia) ada dua makna,
Pertama, pernyataan protes yang dikemukakan secara masal atau unjuk rasa.
Kedua, peragaan yang dilakukan oleh sebuah lembaga atau kelompok, misalnya demo
masak, mendemonstrasikan pencak silat dll. Demonstrasi merupakan bentuk ekspresi
berpendapat. Unjuk rasa melalui demonstrasi adalah hak warga negara. Tetapi, inilah hak
yang bisa mengerikan, karena umumnya demonstrasi yang melibatkan ribuan orang
berlangsung dengan barbar. Demonstrasi bukan berarti kekacauan !!! Demonstrasi adalah
hak demokrasi yang dapat dilaksanakan dengan tertib, damai, dan intelek. Sebuah contoh
yang sangat bagus, yang mestinya juga ditiru oleh mereka yang gemar unjuk rasa, yang
senang turun ke jalan. Demonstrasi merupakan sebuah media dan sarana penyampaian
gagasan atau ide-ide yang dianggap benar dan berupaya mempublikasikannya dalam bentuk
pengerahan masa. Demonstrasi merupakan sebuah sarana atau alat sangat terkait dengan
tujuan digunakannya sarana atau alat tersebut dan cara penggunaannya. Sebagaimana
misalnya internet, dapat digunakan sbg alat komunikasi, tetapi dapat juga digunakan untuk
untuk mencuri biar cepat kaya. Sehingga niat atau motivasi sangat menentukan hukum
demonstrasi. Ini berarti : sesungguhnya aksi-aksi itu terkait dengan niat dan sesungguhnya
setiap orang akan memperoleh sesuai dengan niatnya. Demonstrasi dapat bernilai positif,
dapat juga bernilai negatif. Ini artinya apa? Ketika Demonstrasi itu menjunjung tinggi
demokrasi, maka dipandang sebagai hal positip dan mempunyai nilai di mata masyarakat.
Namun ketika Demonstrasi mengabaikan demokrasi maka dipandangan masyarakat sebagai
hal yang tercela/negatif. Seperti ungkapan Megawati Soekarnoputri (kandidat nasionalist
yang kharismatik berfaham marhaenisme yang selalu memperjuangkan hak-hak orang
tertindas), mengingatkan para mahasiswa bahwa demonstrasi adalah salah satu sarana
demokrasi. Artinya, demo harus berhenti manakala pendapat mereka sudah disampaikan.
Demonstrasi adalah satu di antara sekian banyak cara menyampaikan pikiran atau
pendapat. Sebagai cara, kegiatan itu perlu selalu dijaga dan dipelihara agar hal ini tidak
berubah menjadi tujuan. Menjadi tugas dan kewajiban kita untuk mengingatkan bahwa
demonstrasi akan diakhiri ketika pandangan dan pendapat itu telah disampaikan, Walau
kadangkala terasa tipis batasnya, tetapi patut dipahami, demonstrasi yang disertai unsur
kekerasan dan pemaksaan, akan mudah tergelincir dalam domain politik praktis yang kurang
sejalan dengan hakikat Tri Dharma perguruan tinggi, Kita semua memahami, cara dan
bentuk kegiatan mereka telah menimbulkan berbagai tanggapan masyarakat. Adalah tugas
kita untuk menjaga bahwa semua gerak mereka tetap fokus pada tujuan kegiatan dan
berlangsung sesuai norma-norma demokrasi yang akan kita tegakkan. Sedangkan
demonstran adalah orang yg berdemonstrasi atau pelaku demonstrasi.

B. HUKUM YANG MENGATUR TENTANG DEMONSTRASI


Dalam negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, rakyat yang berdaulat
mengeluarkan pendapat dengan lisan (freedom of expression), tulisan, dan sebagainya
dijamin dengan undang-undang.Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan, "Kemer-
dekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.” Selanjutnya, Pasal 28 E Ayat 3, Setiap orang
berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.” Sementara,
Pasal 19 Ketetapan MPR No. XVV/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan,
”Setiap orang berhak atas kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.”Pasal 2 UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum menegaskan, ”Setiap warga negara, secara perorangan atau
kelompok, bebas menyampaikan pendapat sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab
demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara".Salah satu sarana
dalam penyampaian pendapat dalam demokrasi tersebut adalah dengan cara mengadakan
unjuk rasa atau demonstrasi. Demonstrasi di Indonesia tentu dalam koridor hukum yang
berlandaskan landasan idiil Pancasila dan konstitusional UUD 1945.

C. DEMONSTRASI YANG BERLANDASKAN PANCASILA


Demonstrasi yang berlandaskan Pancasila pada dasarnya adalah penyampaian aspirasi yang
dilandasi nilai-nilai yang terjabar dalam sila-sila Pancasila.Sebagai ilustrasi, demonstrasi
dikatakan merupakan penjabaran dari sila pertama Pancasila (Ketuhanan Yang Maha Esa)
apabila demonstrasi yang dilakukan dalam kerangka menyuarakan kebenaran dengan tulus
ikhlas tanpa pamrih apa pun dan hanya berharap ridho Allah semata. Tidak ditunggangi oleh
kepentingan politik apa pun demi keuntungan perseorangan, sekelompok atau
golongan.Demonstrasi disebut merupakan penjabaran dari sila kedua Pancasila (Kemanu-
siaan Yang Adil dan Beradab) apabila demonstrasi yang ditunjukkan menjunjung tinggi rasa
kemanusiaan, tepo salira, tidak menista dan mencaci maki, menghargai perbedaan
pendapat orang lain, etis, beradab bukan biadab, sopan, dan menjaga ketertiban.Dengan
tetap senantiasa menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan keindonesiaan, tidak
tercerai-berai, menjauhkan dari setiap upaya yang bersifat negatif-destruktif seperti adu
domba, fitnah, provokasi maka wajah keindonesiaan yang meski berbhineka tetapi tetap
Tunggal Ika maka suatu parade demonstrasi dapat dikatakan memenuhi sila ketiga
Pancasila menuju Persatuan Indonesia.Sila keempat Pancasila, Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan akan terejawantah dalam
demonstrasi yang berlandaskan musyawarah untuk mufakat dan negosiatif demi
kepentingan bersama semua pihak, bukan kepentingan pribadi, kelompok atau golongan,
membina kekompakan, bijak dan damai.Sedangkan, demonstrasi yang dijiwai oleh sila
kelima Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia apabila demonstrasi
yang dilakukan menjunjung tinggi hukum, dan praduga tak bersalah (presumption of
innocence), kesetaraan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.Demonstrasi dalam
wadah demokrasi Pancasila saling menjiwai dan dijiwai satu sama lain oleh masing-masing
silanya. Sila pertama menjiwai sila kedua, ketiga, keempat dan kelima Pancasila. Sila kedua
menjiwai sila pertama dan dijiwai sila ketiga, keempat, dan kelima. Demikian seterusnya.
Inilah nilai-nilai yang merupakan kristalisasi dari demokrasi Pancasila yang diajarkan oleh
para leluhur dan para pendiri negara (founding father) Indonesia.

D. SYARAT – SYARAT DEMONTRASI YANG BENAR


Di Indonesia ada beberapa peraturan yang harus diperhatikan atau ditaati sebelum
melakukan demonstrasi , seperti yang terdapat pada UU Nomor 9 TAHUN 1998 (9 / 1998)
BAB IV.

BAB IV
BENTUK-BENTUK DAN TATA CARA
PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM

Pasal 9
(1) Bentuk penyampaian pendapat di muka umum dapat dilaksanakan dengan:
a. unjuk rasa atau demonstrasi;
b. pawai;
c. rapat umum; dan atau
d. mimbar bebas
(2) Penyampaian pendapat di muka umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
dilaksanakan di tempat-tempat terbuka untuk umum, kecuali:
a. di lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer,
rumah sakit, pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutan darat, dan
obyek-obyek vital nasional;
b. pada hari besar nasional.
(3) Pelaku atau peserta penyampaian pendapat di muka umum sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilarang membawa benda-benda yang dapat membahayakan keselamatan
umum.

Pasal 10
(1) Penyampaian pendapat di muka umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 wajib
diberitahukan secara tertulis kepada Polri.
(2) Pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan oleh
yang bersangkutan, pemimpin, atau penanggung jawab kelompok.
(3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) selambat-lambatnya 3 x 24 (tiga
kali dua puluh empat) jam sebelum kegiatan dimulai telah diterima oleh Polri setempat.
(4) Pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi
kegiatan ilmiah di dalam kampus dan kegiatan keagamaan.

Pasal 11
Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) memuat:
a. maksud dan tujuan
b. tempat, lokasi, dan rute
c. waktu dan lama
d. bentuk
e. penanggung jawab
f. nama dan alamat organisasi, kelompok atau perorangan
g. alat peraga yang dipergunakan dan atau
h. jumlah peserta

Pasal 12
(1) Penanggung jawab kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 9,
dan Pasal 11 wajib bertanggung jawab agar kegiatan tersebut terlaksana secara aman,
tertib, dan damai.
(2) Setiap sampai 100 (seratus) orang pelaku atau peserta unjuk rasa atau
demonstrasi dan pawai harus ada seorang sampai dengan 5 (lima) orang penanggung jawab.

E. BAGAIMANA DEMONSTRAN MELIHAT SILA KE – 2


Aksi demonstrasi atau penyampaian pendapat dimuka umum muncul karena
ketidakpercayaan rakyat kepada wakil-wakilnya yang duduk di parlemen untuk
menyuarakan aspirasi-aspirasi rakyat secara umum. Dengan kata lain demonstrasi
merupakan suatu yang legal untuk dilakukan oleh berbagai elemen mayarakat. Demonstrasi
merupakan bentuk ekspresi yang produktif dari sekelompok orang yang berisikan tuntutan
atas keadaan, kenyataan, luapan kesadaran dan bahkan merupakan bentuk pendidikan kritis
kebangsaan. Tujuannya adalah untuk menentang atau memprotes suatu kebijakan yang
dikeluarkan atau bahkan rencana kebijakan yang di anggap tidak mendukung kepentingan
umum/rakyat dengan cara – cara konstitusional. Diharapkan melalui aksi aksi demonstrasi
ini para pemimpin negeri dapat mendengar apa yang menjadi tuntutan rakyat dan
mempertimbangkan secara seksama agar kebijakan yang akan diambil memang benar untuk
kepentingan rakyat.Penafsiran Pancasila sebenarnya tidak boleh melepaskan salah satu
silanya, maka apabila dihubungkan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa; Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab; Persatuan Indonesia; Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. Kelima sila tersebut harus dipahami satu persatu dan dilihat dengan
korelasinya terhadap jalannya demonstrasi yang ada di Indonesia sampai saat ini.
Demonstrasi seharusnya mengakomodasi kelima sila tersebut. Keberadaan demonstrasi
yang sering berujung dengan anarkisme harus menjadi sorotan, karena pada dasarnya
setiap tindakan yang menghasilkan anarkisme maka dapat disimpulkan tidaklah sejalan
dengan konsep Pancasila sebagai filosofi bangsa Indonesia.

Sila ke-dua Pancasila ini mengandung makna warga Negara Indonesia mengakui adanya
manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia yang memiliki kedudukan, dan
derajat yang lebih tiinggi dan harus dipertahankan dengan kehidupan yang layak),
memperlakukan manusia secara adil dan beradab di mana manusia memiliki daya cipta,
rasa, karsa, niat dan keinginan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan
hewan.Jadi sila kedua ini menghendaki warga Negara untuk menghormati kedudukan setiap
manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap manusia berhak
mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur serta menggunakan norma sopan
santun dalam pergaulan sesama manusia. Butir-butir sila ke-dua adalah sebagai berikut:

1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antar sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak bersikap semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu perlu
mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Makna dari sila ini diharapkan dapat mendorong seseorang untuk senantiasa menghormati
harkat dan martabat oranglain sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Dengan sikap ini
diharapkan dapat menyadarkan bahwa dirinya merupakan makhluk sosial yang mempunyai
hak dan kewajiban yang sama.Atas dasar sikap perikemanusiaan ini, maka bangsa Indonesia
menghormati hak hidup bangsa lain menurut aspirasinya masing-masing. Dan menolak
segala bentuk penjajahan di muka bumi ini. Hal itu dikarenakan berlawanan dengan nilai
perikemanusiaan.

F. SUMBER RUJUKAN TUGAS

https://asriatisetya.wordpress.com/2013/02/28/implementasi-pancasila-sila-ke-dua/

http://www.buahpeer.com/2017/04/menilai-demokrasi-di-indonesia-dalam.html

https://www.kompasiana.com/resensimakalah/cara-demonstrasi-yang-
baik_550edb9c813311b82cbc662f

http://semaft-usbypkp.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-demonstrasi-uu-no-9-
tahun.html

Anda mungkin juga menyukai