Anda di halaman 1dari 25

ETIKA BISNIS DALAM KEWIRAUSAHAAN

PENDAHULUAN

Dalam kegiatan bisnis adalah suatu kegiatan untuk melakukan usaha/

melakukan kegiatan entrepreneurship yang bertujuan agar mendapatkan

keuntungan. Istilah kewirausahaan pada dasarnya merupakan suatu disiplin ilmu

yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang

dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan

berbagai risiko yang mungkin dihadapinya

Salah satu aspek yang sangat popular dan perlu mendapat perhatian

dalam dunia bisnis ini adalah norma dan etika bisnis. Etika bisnis selain dapat

menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada

perusahaan juga sangat menentukan maju atau mundurnya perusahaan.

Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loalitas pemilik

kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan perusahaan.

Karena semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi

oleh pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu atau

kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan

perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis adalah acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan

usaha termasuk dalam berinterkasi dengan pemangku

kepentingan (stakeholders).

Etika bisnis adalah studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar

dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan

dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. (Velasquez, 2005). Tidak

dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan

memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat sehingga akan

kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar,

larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai

penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung

tinggi nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki

peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaaan

tidak mentolerir tindakan yang tidak etis. Misalnya diskriminsi dalam sistem

jenjang karier.
Faktor-faktor yang Mendorong Timbulnya Masalah Etika Bisnis

1. Mengejar keuntungan dan kepentingan pribadi

2. Tekanan persaingan terhadap laba perusahaan

3. Pertentangan antara nilai-nilai perusahaan dengan perorangan

PengertianPromosi

Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk

atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau

mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor

mengharapkan kenaikannya angka penjualan.

Tujuan Promosi di antaranya adalah:

1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial

2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit

3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan

4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar

5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing

6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.

Beberapa cara untuk melakukan promosi adalah:


1.Melalui e-mail

2.Melalui sms

3.Melalui pembicaraan

4.Melalui iklan

5.Dll.

Etika Pemasaran dalam konteks promosi :

a) Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif.

b) Sebagai sarana untuk membangun image positif.

c) Tidak ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen.

d) Selalu berpedoman pada prinsip2 kejujuran.

e) Tidak mengecewakan konsumen.

Etika bisnis di Bidang Pemasaran

Dalam setiap produk harus dilakukan promosi untuk memberitahukan

atau menawarkan produk atau jasa agar mudah dan cepat dikenali oleh

masyarakat dengan harapan kenaikan pada tingkat pemasarannya.

Promosi sangat diperlukan untuk dapat membuat barang yang produksi

menjadi diketahui oleh publik dalam berpromosi diperlukan etika-etika yang


mengatur bagaimana cara berpromosi yang baik dan benar serta tidak

melanggar peraturan yang berlaku, etika ini juga diperlukan agar dalam

berpromosi tidak ada pihak-pihak yang dirugikan oleh tekhnik promosi.

Cara-Cara Melakukan Promosi Dengan Etika Bisnis

Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk

memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1.Pengendalian Diri

Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-

masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk

apapun.

2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)

Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan

hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan

lebih kompleks lagi.

3.Mempertahankan Jati Diri

Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh


pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha

menciptakan etika bisnis.

4.Menciptakan Persaingan yang Sehat

Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas,

tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus

terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah

kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu

memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam

menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam

dunia bisnis tersebut.

5. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan"

Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat

sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.

6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan

Komisi)

Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak

akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala
bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang

mencemarkan nama bangsa dan Negara.

7. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar

Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit

(sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan

"katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang

salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan

"komisi" kepada pihak yang terkait.

8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan

Pengusaha Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada sikap

saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan

pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama

dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.

9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama

Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana
apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.

Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada

"oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk

melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika

bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.

10. Memelihara Kesepakatan

Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa

memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha

menciptakan etika bisnis.

11. Menuangkan ke dalam Hukum Positif

Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang

menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin

kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap

pengusaha lemah.

Peter F Drucker
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to

create the new and different) .

Thomas W Zimmerer

Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk

memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang

dihadapi orang setiap hari.

Andrew J Dubrin

Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif

(Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business).

Robbin dan Coulter

Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals

uses organized efforts and means to pursue opportunities to create value and

grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter

what resources are currently controlled.

Hakekat Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan

membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,

peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko

atau ketidakpastian.

Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau

kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka

meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Ia selalu

berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi

lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil

memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk

meningkatkan kehidupannya.

Hakekat Penting Kewirausahaan

Ada beberapa konsep yang menjelaskan tentang kewirausahaan. Berikut adalah

6 hakekat penting kewirausahaan ( Suryana,2003 : 13), yaitu :

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang

dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,

proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu

yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker,

1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi

dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk

memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu

usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto

Prawiro, 1997).

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru

(creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai

lebih.

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan

mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk

memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara

mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan

cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,

memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk

memberikan kepuasan kepada konsumen.

Definisi Kewirausahaan

Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat

didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and

different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian

untuk menghadapi risiko.

Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka

yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan

miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi

orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap

orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau

dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha.

Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2)

kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi

kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap

dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha

yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997)

Hakekat Etika Bisnis

Menurut pengertiannya, etika dapat dibedakan menjadi 2:

- Etika sebagai praktis: nilai-nilai dan norma-norma moral (apa yang

dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral.

- Etika sebagai refleksi: pemikiran moral. Berpikir tentang apa yang

dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh
dilakukan. (dalam hal ini adalah menyoroti dan menilai baik-buruknya perilaku

seseorang).

Pengertiannya dapat dibedakan menjadi:

- Secara makro: etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari sistem

ekonomi secara keseluruhan.

- Secara meso: etika bisnis mempelajari masalah-masalah etis di bidang

organisasi

- Secara mikro: etika bisnis difokuskan pada hubungan individu dengan

ekonomi dan bisnis.

Menurut Zimmerer, etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha

berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam

membuat keputusan dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi.

Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin, etika bisnis adalah istilah yang

sering digunakan untuk menunjukan perilaku etika dari seorang manajer atau

karyawan suatu organisasi. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan

loyalitas pemilik kepentingan.

Jadi, Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan

nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam berusaha dan

memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam suatu perusahaan.


Prinsip-prinsip Etika Kewirausahaan

1. Prinsip Etika dan Norma Kewirausahaan

a. Prinsip tanggung jawab

- Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya.

- Tanggungjawab atas dampak profesinya terhadap kehidupan dan

kepentingan orang lain.

b. Prinsip keadilan (first come first serviced)

c. Prinsip otonomi

(kebebasan sepenuhnya dlm menjalankan profesinya)

- Prinsip otonomi dibatasi oleh tanggung jawab dan komitmenprofesi

- Pemerintah boleh campur tangan utk keselamatan umum

d. Prinsip integritas moral

Komitmen pribadi utk menjaga keluhuran profesinya, nama baiknya, dan juga

kepentingan orang lain dan masyarakat.

2. Prisnisp-prinsip etika dan perilaku bisnis

a. Kejujuran

b. Integritas
c. Memelihara janji

d. Kesetiaan

e. Kewajaran/keadilan

f. Suka membantu orang lain

g. Hormat kepada orang lain

h. Warga Negara yang bertanggung jawab

i. Mengejar keunggulan

j. Dapat dipertanggungjawabkan

Pentingnya Etika Bisnis

Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder

dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan

persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan semua keputusan perusahaan sangat

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder. Stakeholder adalah semua

individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh pada keputusan-

keputusan perusahaan. Siapa saja stakeholder perusahaan:

1. Para pengusaha dan mitra usaha

2. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku


3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja

4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha

5. Bank penyandang dana perusahaan

6. Investor penanam modal

7. Masyarakat umum yang dilayani

8. Pelanggan yang membeli produk

KESIMPULAN

kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif

dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya,

proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang

dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.

Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-

nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam berusaha dan

memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam suatu perusahaan.

Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder

dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan

persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan semua keputusan perusahaan sangat

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder. Stakeholder adalah semua


individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh pada keputusan-

keputusan perusahaan.

SARAN

Sebagai seorang profesional selain harus memiliki kemampuan yang baik dalam

hal kreatifitas dan inovatifitas yang dijadikan kiat dalam menemukan suatu ide,

gagasan atau inovasi baru dan cemerlang maka diperlukan pula subuah etika

bisnis. Agar ketika ia bekerja Stakeholder dapat menemui kepuasan hingga

daripadanya dapat menciptakan kepercayaan dan penghormatan.

ETIKA BISNIS DAN ISU TERKAIT

Menurut kamus, istilah etika memiliki beragam makna berbeda. Salah

satu maknanya adalah “prinsip tingkah laku yang mengatur individu dan

kelompok”. Makna kedua menurut kamus – lebih penting – etika adalah “kajian

moralitas”. Tapi meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama

persis dengan moralitas. Etika adalah semacam penelaahan, baik aktivitas

penelaahan maupun hasil penelaahan itu sendiri, sedangkan moralitas

merupakan subjek.
A.Moralitas

Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok

mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat.

Pedoman moral mencakup norma-norma yang kita miliki mengenai jenis-jenis

tindakan yang kita yakini benar atau salah secara moral, dan nilai-nilai yang kita

terapkan pada objek-objek yang kita yakini secara moral baik atau secara moral

buruk. Norma moral seperti “selalu katakan kebenaran”, “membunuh orang tak

berdosa itu salah”. Nilai-nilai moral biasanya diekspresikan sebagai pernyataan

yang mendeskripsikan objek-objek atau ciri-ciri objek yang bernilai, semacam

“kejujuran itu baik” dan “ketidakadilan itu buruk”. Standar moral pertama kali

terserap ketika masa kanak-kanak dari keluarga, teman, pengaruh

kemasyarakatan seperti gereja, sekolah, televisi, majalah, music dan

perkumpulan.

Hakekat standar moral :

1. Standar moral berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan

merugikan secara serius atau benar-benar akan menguntungkan manusia.

2. Standar moral tidak dapat ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan

otoritatif tertentu.

3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk

(khususnya) kepentingan diri.


4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak.

5. Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu.

Standar moral, dengan demikian, merupakan standar yang berkaitan

dengan persoalan yang kita anggap mempunyai konsekuensi serius,

didasarkan pada penalaran yang baik bukan otoritas, melampaui

kepentingan diri, didasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak, dan

yang pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan bersalah dan malu

dan dengan emosi dan kosa kata tertentu.

B.Etika

Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan

standar moral masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar

diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah standar itu masuk akal atau

tidak masuk akal – standar, yaitu apakah didukung dengan penalaran yang

bagus atau jelek.

Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar

moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk

akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit.

Tujuan akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar moral

yang kita rasa masuk akal untuk dianut.

Etika merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah


menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik,

dan dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang

benar benar dan salah, dan moral yang baik dan jahat.

C.EtikaBisnis

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang

benar dan salah.

Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam

kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.

Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu

diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern

untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan

kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.

D.Penerapan Etika pada Organisasi Perusahaan

Dapatkan pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan

kewajiban diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada

orang (individu) sebagai perilaku moral yang nyata?

Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini :

 Ekstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena

aturan yang mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk


mengatakan bahwa perusahaan bertindak seperti individu dan memiliki

tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita dapat

mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan

mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral

dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia.

 Ekstrem kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak

masuk akal berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung

jawab karena ia gagal mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa

organisasi memiliki kewajiban moral. Organisasi bisnis sama seperti

mesin yang anggotanya harus secara membabi buta mentaati peraturan

formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak

masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara

moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik

organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral.

Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu

manusia, indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama

kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung

jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan secara

keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan

bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan

oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal
itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara

bermoral.

E. Globalisasi, Perusahaan Multinasional dan Etika Bisnis

Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system

ekonomi serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk

didalamnya barangbarang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya

yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain.

Proses ini mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya penurunan

rintangan perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi

global dan system transportasi seperti internet dan pelayaran global,

perkembangan organisasi perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF, dan lain

sebagainya.

Perusahaan multinasional adalah inti dari proses globalisasi dan bertanggung

jawab dalam transaksi internasional yang terjadi dewasa ini. Perusahaan

multinasional adalah perusahaan yang bergerak di bidang yang menghasilkan

pemasaran, jasa atau operasi administrasi di beberapa negara. Perusahaan

multinasional adalah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi,

pemasaran, jasa dan beroperasi di banyak negara yang berbeda.

Karena perusahaan multinasional ini beroperasi di banyak negara dengan ragam

budaya dan standar yang berbeda, banyak klaim yang menyatakan bahwa

beberapa perusahaan melanggar norma dan standar yang seharusnya tidak


mereka lakukan.

F. Etika Bisnis dan Perbedaan Budaya

Relativisme etis adalah teori bahwa, karena masyarakat yang berbeda memiliki

keyakinan etis yang berbeda. Apakah tindakan secara moral benar atau salah,

tergantung kepada pandangan masyarakat itu. Dengan kata lain, relativisme

moral adalah pandangan bahwa tidak ada standar etis yang secara absolute

benar dan yang diterapkan atau harus diterapkan terhadap perusahaan atau

orang dari semua masyarakat.

Dalam penalaran moral seseorang, dia harus selalu mengikuti standar moral

yang berlaku dalam masyarakat manapun dimana dia berada.

Pandangan lain dari kritikus relativisme etis yang berpendapat, bahwa ada

standar moral tertentu yang harus diterima oleh anggota masyarakat manapun

jika masyarakat itu akan terus berlangsung dan jika anggotanya ingin

berinteraksi secara efektif.

Relativisme etis mengingatkan kita bahwa masyarakat yang berbeda memiliki

keyakinan moral yang berbeda, dan kita hendaknya tidak secara sederhana

mengabaikan keyakinan moral kebudayaan lain ketika mereka tidak sesuai

dengan standar moral kita.

G. Teknologi dan Etika Bisnis

Teknologi yang berkembang di akhir dekade abad ke-20 mentransformasi


masyarakat dan bisnis, dan menciptakan potensi problem etis baru. Yang paling

mencolok adalah revolusi dalam bioteknologi dan teknologi informasi.

Teknologi menyebabkan beberapa perubahan radikal, seperti globalisasi yang

berkembang pesat dan hilangnya jarak, kemampuan menemukan bentuk-bentuk

kehidupan baru yang keuntungan dan resikonya tidak terprediksi. Dengan

perubahan cepat ini, organisasi bisnis berhadapan dengan setumpuk persoalan

etis baru yang menarik.

PERAN DAN MANFAAT ETIKA BISNIS DI BIDANG PEMASARAN,

KEUANGAN DAN TEKNOLOGI DALAM MENGHADAPI ERA

GLOBALISASI

Etika Bisnis adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi

reputasi perusahaan. Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer dalam

keseharian kegiatan bisnis, namun harus dijaga terus menerus, sebab reputasi

sebuah perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu pendek tapi akan

terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan aset tak ternilai sebagai

good will bagi sebuah perusahaan. Suatu trademark istimewa dalam competitive

advantage.

Konsep etika bisnis tercermin pada corporate culture (budaya

perusahaan).
Menurut Kotler (1997) budaya perusahaan merupakan karakter suatu

perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma

bersama yang dianut oleh jajaran perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari cara

karyawannya berpakaian, berbicara, melayani tamu dan pengaturan kantor

Dasar pemikiran:

Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup apabila perusahaan tersebut

memiliki pasar, dan dikelola oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi

pekerjaannya.

Agar perusahaan tersebut mampu melangsungkan hidupnya, ia

dihadapkan pada masalah:

a. intern,misalnya masalah perburuhan

b. Ekstern,misalnya konsumen dan persaingan

c. Lingkungan, misalnya gangguan keamanan

Anda mungkin juga menyukai