1. Dalam pelaksanaan tindakan disipliner ada yang dikenal dengan aturan tungku panas. Berikan
penjelasan aturan yang dimaksud?
JAWAB:
Aturan tungku panas adalah analog dengan melanggar disiplin perusahaan dengan menyentuh
kompor panas.
Jika tindakan disipliner akan diambil, tindakan itu harus dilaksanakan segera sehingga
individu bisa dapat memahami alasan dari tindakan tersebut. Dengan berlalunya waktu, orang
bisa memiliki tendensi dengan meyakinkan mereka sendiri bahwa dirinya tidak bersalah.
Memberi peringatan
Hal ini penting untuk memberikan peringatan sebelumnya bahwa hukuman akan
mengikuti perilaku yang tidak dapat diterima. Saat seseorang bergerak semakin dekat dengan
tungku panas, maka diperingaktkan pleh panasnya tungku bahwa mereka akan terbakar jika
mereka menyentuhnya, oleh karena itu ada kesempatan menghindari terbakarnya panasnya
tungku.
Tindakan discipliner ini haruslah konsisten, ketika setiap orang yang melakukan
tindakan yang sama akan dihukum sesuai dengan hukuman yang berlaku. Seperti panasnya
tungku dan pada periode waktu yang sama akan terbakar pada tingkat yang sama pula.
1. Setiap karyawan yang terkena hukuman disiplin harus menerima atau menjalaninya
2. Setiap karyawan yang melakukan pelanggaran yang sama akan mendapatkan ganjaran
disiplin yang sama
3. Disiplin diberlakunya dalam cara yang sepadan kepada segenap karyawan
2. Berikan pendapat Anda bilamana suatu penilaian kinerja mengandung unsur subjektifitas dan
objektifitas? Serta berikan contoh!
JAWAB:
Dalam penilaian kinerja itu setiap evaluator harus melakukannya secara objektifitas dan
sesuai dengan penilaian tidak boleh didasarkan dengan melakukan standar atau ukuran kinerja
yang dapat digunakan dalam mengevaluasi terhadap kinerja dan mewujudkan suatu kinerja yang
baik diperlukan evaluasi, baik itu evaluasi proses ataupun evaluasi akhir.
Contoh dari objektif : Atasan menerima hasil pencapaian target penjualan hasil kerja pegawainya
dari data-data penjualannya.
Penilaian subjektif juga bisa kita gunakan untuk pendapat yang kita utarakan menurut kita sendiri
dan cenderung tidak memperdulikan fakta yang ada.
3. Apakah yang menjadi sasaran langsung evaluasi pekerjaan? Berikan penjelasan berikut contoh!
JAWAB:
Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan
dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat pencapaian sasaran perusahaan,
terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan supaya segera
diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan tercapai
- Manajer memerlukan evaluasi yang objektif terhadapa kinerja karyawan pada masa
lalu yang digunakan untuk membuat keputusan di bidang SDM di masa yang akan
datang.
- Manajer memerlukan alat yang memungkinkan untuk membantu karyawannya
memperbaiki kinerja, merencanakan pekerjaan, mengembangkan kemampuan dan
keterampilan untuk perkembangan karier dan mempertahankan kualitas hubungan
antar manajer yang bersangkutan dengan karyawannya.
- Mengetahui pengembangan, yang meliputi :
identifikasi kebutuhan pe;atihan,
umpan balik kinerja,
menetukkan transfer dan penugasa dan
identifikasi kekuatan dan kelemahan karyaawan.
perencanaan SDM,
menentukkan kebutuhan pelatihan,
evaluasi pencapaian tujuan perusahaan,
informasi untuk identifikasi tujuan,
evaluasi terhadap sistem SDM dan
penguatan terhadap kebutuhan pengembangan perusahaan.
Tahap coba-coba
Tahap kemapanan
Tahap pertengahan
Tahap lanjut
JAWAB:
1) Tahap Coba-coba
Kebutuhan tugas :
Kebutuhan emosional :
2) Tahap Kemapanan
Kebutuhan tugas:
Kebutuhan emosional:
3) Tahap Pertengahan
Kebutuhan tugas:
Kebutuhan emosional:
Kebutuhan tugas:
Kebutuhan emosional:
5. Terdapat beberapa tingkat dan jenis sangsi pelanggaran kerja yang berlaku umum pada suatu
organisasi. Sebutkan!
JAWAB:
Sanksi pelanggaran ringan, dengan jenis teguran lisan, teguran tertulis, dan pernyataan
tidak puas secara tertulis
Sanksi pelanggaran sedang, dengan jenis penundaan kenaikan gaji, penurunan gaji,
penundaan kenaikan pengkat
Sanksi pelanggaran berat, dengan jenis penurunan pangkat, pembebasan dari
jabatan, pemberhentian pemecatan.
6. Bagaimana cara meningkatkan suatu kepuasan kerja dan mengapa dikatakan kepuasan kerja
merupakan hal yang bersifat individu? Jelaskan!
JAWAB:
Berada pada posisi yang tepat pada suatu pekerjaan atau dalam suatu bisnis yang
dijalankan akan sangat bersemangat untuk bekerja karena mereka merasa mampu untuk
melakukan pekerjaan yang lebih terbaik sesuai dengan keahlian atau kecakapan yang dimiliki
Berat ringannya suatu pekerjaan sangat menentukan kepuasan kerja, pekerjaan yang
dirasa berat mungkin akan menjadi beban bagi pekerja. Namun kinerja setiap orang berbeda
adakalanya suatu pekerjaan dirasakan oleh seseorang namun oleh orang lainnya dirasakan
ringan, hal ini tergantung juga kepada kecakapan atau kemampuan teknis maupun non teknis
yang dimiliki seseorang
4. Sikap pimpinan
Sikap pimpinan yang peduli, partisipasi dan mau mendengar pendapat atau keluhan
bawahannya akan makin meningkatkan partisipasi dari bawahannya, sehingga mereka makin
semangat yang berdampak pada kepuasan kerja yang mereka lakukan.
karena Seorang individu akan merasa puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya
merupakan sesuatu yang bersifat pribadi, yaitu tergantung bagaimana ia mempersepsikan
adanya kesesuaian atau pertentangan antara keinginan-keinginannya dengan hasil keluarannya
(yang didapatnya). Sehingga dapat disimpulkan kepuasan kerja adalah sikap yang positif dari
tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaannya melalui penilaian salah
satu pekerjaan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting pekerjaan.
7. Terdapat faktor-faktor instrinsik dan ekstrinsik yang dapat mempengaruuhi kepuasan kerja.
Sebutkan dan jelaskan?
JAWAB
Intrinsik:
Pengakuan
Tanggung jawab
Prestasi
Terdapat hubungan positif rendah antara kepuasan dan prestasi kerja. Sementara itu
menurut Gibson menggambarkan hubungan timbal balik antara kepuasan dan kinerja. Disatu
sisi dikatakan kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas
akan lebih produktif. Disisi lain terjadi kepuasan kerja disebabkan pleh adanya kinerja atau
prestasi kerja sehingga pekerja yang lebih produktif akan mendapatkan kepuasan.
Ekstrinsik:
o Keamanan kerja
o Kondisi kerja
o Status
o Kebijakan organisasi
o Mutu teknik kepuasan
o Interaksi antar pegawai
Ada tenaga kerja yang dalam menjalankan pekerjaannya memperoleh masukan dari
tenaga kerja lain (dalam bentuk tertentu). Keluarannya (barang yang setengah jadi) menjadi
masukan untuk tenaga kerja lainnya. Interaksi antar pegawai adalah hubungan
ketergantungan sepihak yang berbentuk fungsional.
Keamanan kerja
sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi pegawai pria maupun wanita.
Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan pegawai selama kerja.
Kondisi kerja
termasuk disini adalah kondisi kerja, ventilasi, penyinaran, kantin, dan tempat parkir.
Pengawasan (supervisi)
bagi pegawai, supervisor dianggap sebagai figure ayah dan sekaligus atasan. Supervisi
yang buruk berakibat absensi dan turn over.