Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI


( APD )

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN BINTAN
2017
PROGRAM
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )
2017

I. PENDAHULUAN
Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh
tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. APD dipakai setelah usaha rekayasa
( engineering ) dari cara kerja yang aman.
Alat Pelindung Diri telah digunakan bertahun – tahun lamanya untuk
melindungi pasien dari mikroorganisme yang terdapat pada petugas yang
bekerja pada suatu tempat perawatan kesehatan. Akhir – akhir ini, dengan
timbulnya AIDS dan HCV dan munculnya kembali Tuberkulosis di banyak
Negara, penggunaan APD manjadi sangat penting untuk melindungi petugas.
APD seperti sarung tangan pemeriksaan yang bersih dan tidak steril sangat
penting dalam mengurangi resiko penularan, namun yang lainnya (seperti
pakaian, topi, dan sepatu tertutup) terus dipakai tanpa bukti yang meyakinkan
tentang efektivitasnya ( Larson dkk, 1995 ). Kenyataannya, beberapa praktik
yang biasa, seperti semua petugas di ruang operasi, bukan hanya tim bedah
saja, harus memakai masker, akan meningkatkan biaya, sedangkan
perlindungan yang diberikan sangat minimal, kalaupun ada, perlindungan bagi
pasien dan staf (Mitcell, 1991). Tambahan lagi, demi efektivitasnya, APD harus
digunakan dengan tepat. Umpamanya, gaun bedah dan kain penutup telah
menunjukkan dapat mencegah infeksi luka hanya kalau kering. Kalau basah,
kain yang bersifat spons yang mengisap bakteri dari kulit atau peralatan dapat
menembus kain yang kemudian dapat mengkontaminasi luka bedah.
Sebagai akibatnya, pihak rumah sakit dan petugas pelayanan kesehatan harus
menyadari bukan hanya keuntungan dan keterbatasan APD yang khusus,
melainkan juga peranan APD dalam mencegah infeksi, agar dapat digunakan
secara efektif dan efisien.

II. LATAR BELAKANG


Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang
berat untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang membahayakan.
Kini, resiko pekerjaan yang umum dihadapi oleh petugas pelayanan kesehatan
adalah kontak dengan darah dan duh tubuh sewaktu perawatan rutin pasien.
Pemaparan terhadap patogen ini meningkatkan resiko mereka terhadap infeksi
yang serius dan kemungkinan kematian. Petugas kesehatan yang bekerja di
kamar bedah dan kamar bersalin dihadapkan kepada resiko pemaparan
terhadap patogen yang lebih tinggi daripada bagian – bagian lainnya (Gershon
dan Vlavov, 1992). Karena resiko yang tinggi ini, panduan dan praktik
perlindungan infeksi yang lebih baik diperlukan untuk melindungi staf yang
bekerja di area ini. Lagi pula, anggota staf yang tahu cara melindungi diri
mereka dari pemaparan darah dan duh tubuh dan secara konsisten
menggunakan tindakan – tindakan ini akan membantu melindungi pasien–
pasiennya juga.
Sementara kesadaran terhadap keseriusan AIDS dan Hepatitis C meningkat,
dan bagaimana mereka dapat tertular di tempat kerja, banyak petugas
kesehatan tidak merasakan diri mereka dalam resiko. Terlebih lagi, mereka
yang beresiko tidak secara teratur menggunakan perlengkapan pelindung,
seperti sarung tangan, atau paraktik – praktik lain ( cuci tangan ) yang
disediakan untuk mereka.
Bidang pelayanan pengendalian infeksi adalah salah satu faktor penting dalam
pengendalian infeksi nosokomial, sehingga pelayanan ini menjadi salah satu
kunci utama dalam proses pelayanan di RSUD Kabupaten Bintan . Bidang
pelayanan ini mengupayakan kelengkapan APD di tiap unit kerja agar setiap
pekerja dapat memproteksi diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. Alat
pelindung diri tersebut mencakup sarung tangan, masker, alat pelindung mata
(pelindung wajah dan kaca mata), topi, gaun/apron dan sepatu boot. Agar
pemakaian APD menjadi efektif pergunakanlah APD secara benar dan tepat
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan RSUD Kabupaten Bintan .

III. TUJUAN
TujuanUmum :
Meningkatkan keselamatan dan keamanan petugas kesehatan melalui
penggunaan APD yang tepat di RSUD Kabupaten Bintan .

Tujuan Khusus :
 Agar penggunaan APD sesuai dengan ketentuan yang berlaku di RSUD
Kabupaten Bintan.
 Agar petugas kesehatan mampu mempraktekkan bagaimana
mengenakan dan melepaskan APD secara cepat dan aman, sehingga
terhindar dari kejadian yang tidak diharapkan yang disebabkan kesalahan
penggunaan APD.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


 Kegiatan Pokok :
Melakukan monitoring terhadap staf/pegawai dalam pemakaian APD
 Rincian Kegiatan Pokok :
IPCN mengumpulkan data menggunakan formulir kepatuhan penggunaan
APD pada petugas kesehatan kemudian akan dianalisis.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Komite PPI mengadakan diklat tentang APD pada staf/pegawai di RSUD
Kabupaten Bintan .
2. Tim PPI melakukan sosialisasi SPO dan demonstrasi tentang teknik
penggunaan APD yang berlaku di RSUD Kabupaten Bintan kepada
staf/pegawai.
3. Melakukan monitoring terhadap staf/pegawai dengan melakukan audit
tentang kepatuhan penggunaan APD.
VI. SASARAN
Penggunaan APD sesuai ketentuan yang berlaku tercapai 87 %

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan diklat dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
N BULAN
O KEGIATAN
. Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nov Des
1 Monitoring √ √ √ √ √ √
kepatuhan
penggunaan
APD
2 Evaluasi √
monitoring
kepatuhan
APD
3 Monitoring √ √ √ √ √ √
fasilitas
APD
4 Evaluasi √
monitoring
fasilitas
APD

VIII.EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi monitoring akan dievaluasi akhir tahun oleh IPCN untuk dilaporkan
kepada Komite PPI.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil yang dievaluasi akan dilaporkan Komite PPI kepada Direktur untuk
ditindaklanjuti.

Kijang , 5 Juni 2017


IPCN

Nurlaila Asmarani,S.Kep
NIP. 19841206 200604 200 12
LAPORAN PELAKSANAAN KEPATUHAN
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
( APD )

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN BINTAN
2017
LAPORAN PELAKSANAAN
KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
TAHUN 2017

I. GAMBARAN UMUM
Pelaksanaan kepatuhan penggunaan APD dilakukan dengan cara
mengobservasi kepada petugas pada saat melakukan tindakan pelayanan
dengan mengisi formulir indikator kepatuhan penggunaan APD.
Observasi kepada petugas kepatuhan penggunaan APD indikator yang terisi
pada minggu keempat setiap bulan, total jumlah Ya dibagi total Ya dan Tidak
hasilnya dikali 100 %.
Kriteria nilai : - kurang baik : < 60
- cukup baik : 61 – 86
- baik : 87 – 100

II. HASIL ANALISA

1. REKAPITULASI KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA JULI - SEPT

Nama Ruangan / Unit Jumlah Persentase Total


No
Kerja Rata-Rata
JULI AGUS SEPT

1. IGD 64 % 67 % 67 %

2. POLIKLINIK 66 % 68 % 69 %

3. KEBIDANAN 64 % 67 % 67 %

4. PERINATOLOGI 68 % 68 % 68 %

5. KAMAR BEDAH 69 % 66 % 69 %

6. RUANGAN IRNA III 68 % 69 % 69 %

7. RUANAGAN IRNA IIA 61 % 65 % 67 %

8. RUANAGAN IRNA IIB 62 % 66 % 67 %


Total rata-rata 65,3 % 66,7 % 67,7 % 66,5 %
KEPATUHAN PENGGUNAAN APD
JULI - SEPTEMBER 2017

100%

90%

80%
67%
67% 69%
68% 67%
67% 68%
68%
68% 69%69% 69%
68% 69% 67% 67%
70% 64% 66% 64% 66% 65% 66%
61% 62%
60% Juli
50% Agustus
40% September
30%

20%

10%

0%
IGD POLI KB PERINA OK IRNA III IRNA 2A IRNA 2B

ANALISA DATA
Berdasarkan data diatas kepatuhan penggunaan APD yang terendah
didapatkan di IRNA 2A bulan Juli dengan 61% kemudan yang tertinggi
didapatkan di IRNA III pada bulan september 69%

EVALUASI
Dari data diatas dapat disimpulkan hasil rekapitulasi kepatuhan penggunaan
APD pada Juli-September 2017 DI RSUD Kab Bintan masih belum memenuhi
sasaran yang diharapkan.

TINDAK LANJUT
- Sosialisasikan kembali SPO penggunaan APD.
- Monitoring penggunaan APD dengan melihat hasil triwulan berikutnya.
- Pengajuan ke pihak manajemen untuk kelengkapan fasilitas APD

KESIMPULAN / REKOMENDASI
- Kepatuhan petugas dalam penggunaan APD belum mencapai sasaran
yang diharapkan dari sasaran 87-100% (kriteria baik) kepatuhan
penggunaan APD buln Juli-September dalam rata-rata 66,5% (Kriteria
Cukup Baik)
- Melakukan sosialisasi tentang penggunaan APD.
- Fasilitas APD di RSUD Kabupaten Bintan agar selalu tersedia di masing-
masing unit kerja sesuai kebutuhannya.
- Melakukan monitoring kepatuhan penggunaan APD dalam pelayanan
secara berkesinambungan.
-

Kijang , 5 Oktober 2017


IPCN

Nurlaila Asmarani, S. Kep


NIP: 19821206 200604 2 012
F.13.K.PPIRS

MONITORING FASILITAS DAN KEPATUHAN APD

Waktu monitornig :
Ruangan :

FASILITAS APD
JUMLAH
NO ITEM KETERSEDIAAN
ADA TIDAK
1 Ada kebijakan dan SPO penggunaan alat pelindung
2 Sarung tangan bersih
3 Sarung tangan steril
4 Sarung tangan rumah tangga
5 Topi/tutup kepala
6 Masker
7 Google
8 Perisai
9 Apron
10 Gaun pelindung
11 Sepatu boot
12 Sepatu pelindung harian
13 Sepatu pelindung harian
Jumlah

Persentase

Scoring : Jumlah Ada x 100 % =

Jumlah Ada & Tidak


KEPATUHAN APD
NO ITEM YA TIDAK
1 Memandikan pasien menggunakan apron, sarung tangan bersih
2 Vulva/penis hygiene menggunakan masker, apron, sarung tangan bersih
3 Menolong BAB menggunakan masker, apron, sarung tangan bersih
4 Monolong BAK menggunakan sarung tangan besih, apron
5 Oral hygiene menggunakan masker, sarung tangan bersih
6 Penghisapan lendir menggunakan sarung tangan bersih
7 Mengambil darah vena menggunakan sarung tangan steril
Perawatan luka mayor menggunakan topi, masker, sarung tangan steril,
8
apron
9 Perawatan luka minor menggunakan sarungtangan steril
Perawatan luka infeksius menggunakan topi, masker/pelindung wajah
10
sarung tangan steril, baju pelindung, sepatu boot
11 Mengukur TTV tidak menggunakan sarung tangan
12 Melakukan penyuntikan IV/IM menggunakan sarung tangan bersih
13 Pemasangan CVC line menggunakan topi, masker, sarung tangan steril
14 Intubasi menggunakan topi, masker, sarung tangan steril, apron
Memasang infus vena perifer menggunakan sarung tangan steril
15
Memasang Dower Catheter menggunakan masker, sarung tangan steril,
16
apron
Melap meja, monitor, syringpump di pasien menggunakan sarung tangan
17
bersih
Membersihkan peralatan habis pakai menggunakan sarung tangan
18
bersih/rumah tangga
19 Transportasi pasien biasa tidak menggunakan sarung tangan
Transportasi pasien dorplet desease menggunakan baju pelindung
20
21 Transportasi pasien airborne desease menggunakan masker
Jumlah
Persentase

Scoring : Jumlah Ya x 100 % =

Jumlah Ya & Tidak

Pelaksana,
IPCN

(..................................)

Anda mungkin juga menyukai