Anda di halaman 1dari 1

MENGENAL GUNUNG BROMO

DISUSUN OLEH GUSTI MUHAMMAD SAGALA | 111.170.007 | KELAS A

UPN "VETERAN" YOGYAKARTA


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
711000,000000 713000,000000 715000,000000 717000,000000 719000,000000 721000,000000 723000,000000 725000,000000 727000,000000
TEKNIK GEOLOGI
9128000,000000

2019

9127000,000000
9126000,000000

9125000,000000
PETA GEOMORFOLOGI
9124000,000000

DAERAH GUNUNG BROMO DAN SEKITARNYA

9123000,000000
9122000,000000

9121000,000000
1:75.000
0 1.000 2.000 4.000 6.000 8.000
9120000,000000

Meters

9119000,000000
9118000,000000

KETERANGAN:

9117000,000000
711000,000000 713000,000000 715000,000000 717000,000000 719000,000000 721000,000000 723000,000000 725000,000000 727000,000000
Maar
Aliran Muda
Aliran tengah
Aliran tua
Dinding kaldera
1000,000000 2000,000000 3000,000000 4000,000000 5000,000000

1000,000000 2000,000000 3000,000000 4000,000000 5000,000000

PENAMPANG GEOMORFOLOGI Kaldera


SKALA 1:75.000
H:V = 1:1
ATH K JP M K AM DK ATH AT

PETROLOGI dan MINERALOGI


POSISI
Batuan vulkanik yang menyusun dasar kaldera Bromo -Tengger (pada
Letak dan Lokasi Gunung Bromo secara geografis tepatnya di lautan pasir) terdiri dari : pasir vulkanik Tengger yang berukuran butir
Provinsi Jawa Timur, tepatnya di kelilingi oleh 4 wilayah pemerintahan pasir kasar– kerikil; bom vulkanik, dan juga batuapung. Komposisi
Kabupaten karena Gunung Bromo memang terletak di perbatasan pasir vulkanik dalam kaldera sebagian besar terdiri dari : plagioklas,
Kabupaten tersebut, yaitu Kapupaten Probolinggo, Kabupaten hornblende, piroksen, magnetit, dan sebagian kecil zirkon dan kyanit.
Pasuruan, Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang. Pada kawah Bromo (yang aktif) nampak kurang berkembang endapan
belereng, namun demikian asap yang keluar dari kawah aktif tersebut
mengandung gas sulfur dengan konsentrasi relatif tinggi (asap
tersebut nampak sangat pekat dan sangat menyengat). Kenampakan
dinding kaldera pada tepian kawah Bromo, menunjukkan endapan warna kuning dari
endapan gas sulfur secara tidak merata

KESIMPULAN

berdasarkan geomorfologinya gunung yang cukup besar yaitu


tengger. Gunung Tengger (4.000 m dpl) yang merupakan gunung
terbesar dan tertinggi pada waktu itu. Kemudian terjadi letusan
kecil, materi vulkanik terlempar ke tenggara sehingga membentuk
lembah besar dan dalam sampai ke desa sapi kerep. Letusan
maar dahsyat kemudian menciptakan kaldera dengan diameter lebih
kaldera dari delapan kilometer. Van Bemmelen menuturkan, Kaldera
Tengger memiliki luas keseluruhan 100 km persegi dengan lebar
kaldera 10 km dan punya tanda-tanda pernah mengalami proses
longsoran besar ke arah utara yang merupakan proses volkano-
tektonik. Ini menunjukkan letusan-letusan paroksismal di masa
silam memiliki kedahsyatan melebihi letusan Tambora 1815,
karena hanya letusan berenergi sangat tinggi sajalah yang
sanggup menghasilkan proses volkano-tektonik dan kaldera
sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai