Disusun oleh:
SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat
nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
menyelesaikan pembuatan makalah ini dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah
Penerjemahan Lisan dengan judul “Analisis Penerjemahan Lisan dalam Video
“Kliwonan Kanzus Sholawat””.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Landasan Teori ...................................................................................................... 3
2. Identifikasi Transkripsi ......................................................................................... 11
BAB III KESIMPULAN................................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa pada umumnya adalah sebuah alat untuk berkomunikasi. Dalam
berkomunikasi biasanya menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tulis. Bahasa
juga merupakan alat untuk berinteraksi antar sesama mengidentifikasi diri maupun
untuk bekerja sama. Dalam kamus Oxford, bahasa adalah system of communication
in speech and writing used by people of a particular country. Namun dalam hal
kehidupan sehari-hari, bahasa yang digunakan tergantung pada ruang yang
ditempati, ini menyebabkan bahasa di tiap negara selalu berbeda.
Dalam hal ini bahasa yang akan menjadi sangat penting untuk saling
berhubungan antarbelahan dunia. Namun dalam kenyataannya penerjemah lisan
maupun tulisan sangatlah berbeda, baik dilihat dari tempat, cara, maupun
metodenya. Penerjemah lisan diharuskan memiliki keahlian dalam kebahasaan.
Namun di balik perbedaan tersebut keduanya memiliki persamaan. Kedua
penerjemah ini harus memiliki linguistik yang baik dari bahasa yang akan
diterjemahkan. Seperti pada penerjemahan pada umumnya, penerjemahan lisan
merupakan proses penyalinan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran yang
dilakukan secara lisan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa teknik penerjemahan yang digunakan?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dalam penerjemahan lisan yang dilakukan
dalam ceramah Syaikh Aun Al-Qoddumi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan teknik penerjemahan yang digunakan.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan dalam
penerjemahan lisan yang dilakukan dalam ceramah Syakh Aun Al-
Qoddumi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Conference Interpreting
Sesuai dengan namanya, conference interpreting merujuk pada kegiatan
penerjemahan lisan yang berlangsung di suatu konferensi. Dalam jenis
penerjemahan lisan ini biasanya dilibatkan penerjemahan secara konsekutif
(penerjemah lisan berbicara saat penutur sumber berhenti berbicara serta
memungkinkan untuk membuat catatan) dan secara simultan (penerjemah
menyampaikan tuturan sasaran dalam waktu yang hampir bersamaan dengan
tuturan sumber). Pernyataan di atas sesuai dengan pengamatan Jones (1998: 6)
mengenai conference interpreting yaitu: “most conferences are conducted with
simultaneous interpreting these days, though interpreters must be prepared to
perform in the consecutive mode as well.” Dan dalam vidio yang di lakukan oleh
penutur bernama Syaih Aun Al Qaddumi yang bersal dari Yordania dan di
3
terjemahkan oleh Habib Ahmad Al Habsy Solo mengunakan penerjemahan secara
konsekutif.
2. Court interpreting
merupakan aktivitas penerjemahan lisan dengan setting formal, yang dilakukan di
pengadilan, di kantor pengacara, atau di tempat-tempat yang ada kaitannya dengan
hukum.
3. Community Interpreting
Nama community interpreting diambil dari latar belakang tempat diadakannya
suatu kegiatan penerjemahan lisan. Aktivitas penerjemahan lisan yang dilakukan,
misalnya, di rumah sakit, kantor polisi, lokalisasi, dll termasuk dalam kategori
penerjemahan lisan ini.
Dari data yang diperoleh, penelitian ini terfokus pada penerjemahan lisan
jenis konsekutif. Untuk memperoleh informasi lebih dalam mengenai jenis
penerjemahan lisan ini, berikut akan dikaji mengenai definisi dan penjelasan-
penjelasan yang terkait.
Secara umum, situasi penerjemahan lisan konsekutif digambarkan sebagai
berikut: penerjemah lisan berada satu tempat dengan pembicara dan mulai
mengutarakan hasil terjemahannya setelah pembicara selesai menyampaikan
tuturannya.
Dalam penerjemahan lisan konsekutif, penerjemah memegang peranan
penting dalam kegiatan tersebut. Seperti tertulis dalam definisi di atas, penerjemah
berperan ganda dalam suatu kegiatan penerjemahan lisan, yaitu selain sebagai
penerjemah dia juga berperan sebagai pembicara. Pernyataan ini beralasan karena
umumnya pendengar akan lebih menyimak ujaran-ujaran yang disampaikan oleh
penerjemah lisan daripada pembicara utamanya.
4
diterapkan di segala situasi. Pada prinsipnya, catatan dibuat untuk membantu
memori pendek penerjemah. Ketika dalam suatu kegiatan penerjemahan lisan
tuturan sumber secara umum disampaikan secara singkat dan mudah dicerna oleh
memori si penerjemah, membuat catatan hanya akan menambah beban dan
mengganggu konsentrasi. Terlebih, Pöchhacker (2004: 18-19) mengklasifikasikan
penerjemahan lisan konsekutif menjadi dua jenis: Konsekutif Klasik (classic
consecutive) dan Konsekutif Singkat (short consecutive).
Tetapi dalam vidio tersebut Interpreter tidak melakukan pencatatan
terhadap point -point dari sang penutur. karena tuturan yang disampaikan
pembicara lebih singkat dan mudah ditangkap oleh penerjemah. Dengan
demikian, pengambilan catatan dalam suatu kegiatan penerjemahan lisan,
bukanlah suatu keharusan namun lebih ke kebutuhan.
5
Penerjemah lisan harus senantiasa melakukan kontak mata dengan lawan
bicara maupun pendengarnya. Jika pandangan mata seorang penerjemah hanya
terfokus pada satu objek tertentu, catatan misalnya, selain mengganggu
serangkaian proses komunikasi, penerjemah juga akan melewatkan pesan non-
verbal yang berusaha disampaikan oleh pembicara sumber.
Sesuai dengan fungsinya sebagai public speaker, penerjemah lisan harus
menyampaikan pesan dengan seyakin dan sejelas mungkin, dengan volume suara
yang sesuai dengan situasi dan kondisi saat penerjemahan lisan berlangsung dll.
Teknik penerjemahan
Penerjemah lisan bertanggung jawab penuh atas tersampaikannya pesan
sumber kepada pendengar. Dengan demikian, penerjemah lisan harus mampu
menangkap ide wacana yang disampaikan oleh pembicara dan kemudian
mengalihbahasakannya ke dalam bahasa sasaran dengan ide yang sama pula, dan
tentunya bisa dimengerti oleh pendengar. Analis kilat terhadap bentuk maupun isi
pesan sumber wajib bisa dilakukan oleh penerjemah lisan, beberapa teknik
penerjemahan yang digunakan oleh Interpreter dalam mengalih bahasakan dari
bahasa sumber ke bahasa sasaran adalah sebagai berikut :
a. Reduksi (Reduction)
Dalam menganalisis pesan sumber, penerjemah lisan harus mampu
mengidentifikasi poin penting dari keseluruhan ujaran yang disampaikan penutur.
Sehubungan dengan kecepatan ujaran yang disampaikan penutur, penerjemah
lisan terkadang dikondisikan untuk mengurangi beberapa elemen dari kalimat
sumber, terutama pada kalimat komplek atau majemuk. . Dan Interpreter dituntut
untuk tetap bisa menyampaikan poin penting kalimat tersebut tanpa mengurangi
isi pesannya.
Interpreter mengganti arti kata ِ البَ ْرزَ خyang memiliki arti alam kubur
dengan kata akhirat. Adanya reduksi dalam penerjemahan yang dilakukan oleh
interpreter karena kalimat أ َ ْكبَرtidak diartikan dengan yang paling besar namun
hanya menyebutkan “yang lebih mulia”. Selain itu terdapat teknik amplifikasi
karena interpreter menambahkan kata manusia dan syari’at dalam menerjemahkan
6
َ ”ل َواءِأَ ْعyang memiliki arti sebenarnya “panji yang paling mulia”.
“ظم
b. teknik kompensasi
Interpreter menerjemahkan ucapan penutur dengan secara langsung
dengan adanya penambahan kalimat subhānahu wata’āla dalam penyebutan kata
Allah dan shallallāhu ’alaihi wa sallam dalam penyebutan kata nabi. Selain
menambahkan kata Alhamdulillah lagi padahal sudah diartikan dengan puji
syukur. Selain itu juga terdapat kata gudang padahal di dalam kalimat penutur
tidak terdapat kata yang menunjukkan kata gudang, namun interpreter
menambahkan kata gudang untuk menambah estetika sehingga teknik yang
digunakan interpreter adalah teknik kompensasi
c. Penambahan (Addition)
Dalam vidio menit ke 6.38-6.43 ini Interpreter (Penerjemah Lisan)
mencoba menerjemahkan ucapan Sang Penutur secara langsung dan dalam
penerjemahan ditemukan adanya penambahan makna yang di lakukan oleh
Interpreter sesuai denagn pendapat dari Newmark (1998: 91) mengatakan bahwa
umumya penambahan diterapkan pada hal-hal yang berkaitan dengan budaya,
istilah, dan linguistik guna mencapai syarat keberterimaan dalam bahasa sasaran.
Selain hal tersebut, Nida (1964) menambahkan bahwa teknik
penambahan ini juga digunakan untuk menyesuaikan bentuk pesan sumber
dengan pesan sasaran, menampilkan struktur semantik yang sepadan, dan
kaliamat tersebut diartikan sesuai bahasa sumber maka berarti ( Dzikir Kepada
Allah Berjalan kepada-Nya),tetapi dalam vidio ini penerjemah lisan mengartikan
sebagai berikut: (Berdzikir kepada Allah adalah cara utama untuk kita sampai
kepada Allah, dan orang yang selalu ingat kepada Allah SWT,) . Jadi dapat dilihat
bahwa Interpreter melakukan penambahan makna yang bertujuan untuk
memahmakan Audiens agar informasi dari penutur tersampaikan.
d. Teknik Peminjaman
Suryawinata (2003: 70) mendefinisikan teknik ini sebagai strategi penerjemahan
yang membawa kata dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Dengan kata lain,
kata dalam bahasa sumber oleh penerjemah dipungut untuk dipakai dalam bahasa sasaran
tanpa melalui proses pengalihan pesan.Teknik ini sebagai strategi penerjemahan yang
7
membawa kata dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Dengan kata lain, kata
dalam bahasa sumber oleh penerjemah dipungut untuk dipakai dalam bahasa sasaran
e. Teknik Amplifikasi
Teknik yang digunakan oleh interpreter adalah teknik amplifikasi karena
adanya penambahan kata “diberi nama” untuk menambah informasi mengapa
f. Teknik Penghapusan
Dalam vidio di menit ke 07.43-08.02 Ini penutur dalam melafalkan kalimat
terlalu panjang dan cepat sehingga dalam bagian ini penerjemah melupakan atau
ْ َ س ُج ْودِأ ً ْوِنُ ْونِأ
mengurangi makna, terlihat dalam kata ِوِلَيْل ُ ِِر ُك ْوءِأ َ ْو
ُ علَِىِ َه ْيئ َةِقيَامِا َ ْو
َ
Interpreter tidak memerjemahkan kalimat tersebut.dan di bagian awal juga terlihat
bahwa terjadi pengulangan makna Oleh Interpreter untuk lebih memahamkan
audien.
8
Dari analisis hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi kegiatan penerjemahan lisan dalam kegiatan Kliwonan
Kanzus Sholawat serta strategi dan teknik yang diterapkan penerjemah lisan
dalam kegiatan tersebut memberi dampak yang sangat signifikan terhadap
hasil terjemahan.
9
2. Identifikasi Transkripsi
Dalam video “Kliwonan Kanzus Sholawat” oleh Syaikh Aun Al-Qoddumi
dan diterjemahkan oleh Habib Ahmad Al Habsyi Solo dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
ِو َر ْح َمةُِهللا َ
ِوبَ َر َكات ُ ِهُ علَ ْي ُك ْم َ
س ََل ُمِ َ
ال َّ
اللهمِصلِعلىِسيدناِمحمدِاقوىِكاهللِقالِصلىِهللِعليهِوسلمَِلِتقومِساعةِوفيِ
األرضِمنِيقلِهللاِهللا ِفيِصححِمسلمِسعِاألصحابهِأتعرفونِالمدنةِفيِالعلمِ
نصفهاِونصفهاِفيِالماءِ.قالِالصحبةِ:نعم ِ
11
قالِصلىِهللِعليهِوسلمِ:يوسكِعنِيدخلهِالمسلمِفيكبرِهللاِاكبرِهللاِاكبرِ.فيسكتِ
نصفهِاألولِثمِيكبرِهللاِاكبرِهللاِاكبرِ.فيسكتِنصفهاِالثاني ِ
وهذاِإسمهِتقوينِكانِسيدِاإلمامِعبدِهللاِبنِعلوىِالحددِوتسوفِوتسرفِبالذكرِ
للمجتمعينِ.ياِعبدِكنِعبداِربانياِوأجعلكِتقلِلشيءِكنِفيكن.
Terjemahan:
12
beliau satu-satunya manusia yang paling banyak, yang paling besar, yang paling
mulia yang selalu diingat oleh Allah subhānahu wata’āla. Oleh karena itu, tidak
ada di muka bumi ini ataupun di akhirat manusia, panji, syariat yang lebih mulia
daripada apa yang dibawa oleh Sayyidina Muhammad. Dan jikalau kita yang hadir
di majelis ini diizinkan oleh Allah subhānahu wata’āla berada di bawah naungan
liwa’ nabi besar Muhammad shallallāhu ’alaihi wa sallam maka beruntunglah
kalian yang ada di majelis ini niscaya kalian akan mendapatkan kebahagiaan di
dunia sebelum akhirat. Ya Allah jadikanlah kami dan yang hadir ini kelak di bawah
liwaknya Nabi besar Muhammad saw. Ya Allah jadikanlah yang hadir dimajelis
ini semua kelak berada di bawah liwaknya Nabi besar Muhammad saw. Dan suatu
ketika Rasulullah saw berada di suatu tempat hendak beristirahat di bawah pohon,
beliau meletakkan badannya, ingin sedikit beristirahat tidur, matanya tertutup
untuk tidur namun hatinya tidak pernah tidur selalu berdzikir kepada allah swt dan
ketika beliau membuka matanya tiba tiba ada salah seorang musyrik yang datang
menghadap kepada Nabi Muhammad saw dan pedangnya berada tepat di hadapan
Rasulullah saw. Ju’fur salah seorang musyrik tadi yang membawa pedang,
menghuluskan pedangnya kehadapan Rasulullah saw saya berkata ya Muhammad
siapa yang akan melindungimu saat ini? Satu kalimat jawaban Rasulullah saw nabi
hanya menjawab orang tersebut dengan satu jawaban satu kalimat yang membuat
Ju’fur seorang musyrik yang hendak membunuh Rasulullah bergetar badannya,
masuk rasa takut kedalam hatinya, sehingga pedang yang tadinya ia huluskan ke
rasulullah saw jatuh ke tanah. Apa yang diucapkan Rasulullah saw kepada ju’fur
musyrik tersebut? Apa kalimat mulia yang diucapkan oleh Allah? “Apa kalimat
agung yang diucapkannya?” Ia bertanya, “Siapa yang melindungimu dari aku?”
Rasulullah berkata, “Allah yang melindungi aku.” Kalimat Allah yang diucapkan
Rasulullah yang keluar dari lisan Rasulullah menggetarkan alam semesta ini.
Pedang Ju’sur yang tadinya dihunuskan jatuh ke tanah. Maka pedang tersebut
diambil oleh Rasulullah kemudian diarahkan ke arah Ju’sur dan nabi bertanya,
“Kalau engkau, siapa yang akan melindungimu, wahai Ju’sur?”
13
disebutkan, para sahabat ditanya oleh Rasulullah SAW, “Apakah kalian
mengetahui satu kota yang setengahnya banyak air atau tenggelam dalam air dan
yang setengahnya lagi kering dan tidak mendapatkan air atau tidak ada air di
dalamnya?” Maka para sahabat menjawab, “Iya, kami mengetahuinya, wahai
Rasulullah.” Kemudian Rasulullah berkata, “Nanti suatu ketika akan ada orang
masuk ke kota tersebut dan dia mengucapkan, “Allahu akbar, Allahu akbar” maka
seluruh yang jelek akan hilang dari tempat tersebut.” Berdzikir kepada Allah
adalah cara utama untuk kita sampai kepada Allah, dan orang yang selalu ingat
kepada Allah SWT, mereka mendapatkan tiga derajat. Yang pertama, Ia bergerak
menuju kedalam nama/kepada nama.
Yaitu dia berjalan berdzikir mengingat nama Allah nama Allah yang Maha
Mulia, nama Allah Yang Maha Perkasa, Ia berjalan dengan berdzikir kepada Allah
sampai akhirnya dia sampai kepada sang pemilik nama yaitu Allah SWT.
Oleh karena itu para ulama mengatakan orang yangseperti ini memiliki
kedudukan yang di sebut dengan Tamkin yaitu memeliki ketetapan dan keteduhan
menjadikan Allah di dalam dirinya dalam hatinya.
Pertama ia berjalan dengan menyebutkan nama Allah, yang kedua dia berada
di dalam nama Allah SWT . Yang kedua dia berada didalam nama Allah SWT
sehingga tidak berbuat sesuatu apapun semata-mata karena Allah SWT . Orang
yang kedua ini derajatnya lebih besar dari pada orang yang pertama.
14
tersebut, yang ketiga menjadikan ia berjalan bersama pemilik nama yaitu Alloh, da
itu yang disebut dengan taqwin, makan dikatakan oleh Imam Abdulloh bin ‘alawi
Al-haddad sesungguhnya attasawuf (pensucian diri) yang mengajak kita berdzikir
kepada Alloh yang menjadikan kita sesalu ada bersama dengan Alloh ta’ala, Alloh
berfirman : wahai hambaku jadilah engkau seorang hamba yang menyembah Alloh
yang tunduk kepada Alloh maka niscaya akan aku jadikan untukmu apapun yang
aku kehendaki.
Identifikasi
15
َِو سلَّم
َ َِو هللا ِصلَّى
َ َِو َِّّلِل ُ ال َح ْم ِد
dan salam dan Allah shalawat dan Bagi Segala
Allah puji
صلَ َوات
َّ ال َِِك ْن ُز م َح َّمد َم ْو ََلنَا َِو سيدنَا
َ علَى
َ ارك
َ َب
Shalawat- Muhammad Penolong dan Junjungan kepada berkahi
shalawat kita kita
“Alhamdulillah puji syukur kepada Allah subhānahu wata’āla shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada seseorang yang menjadi gudangnya
daripada shalawat yaitu Nabi besar Muhammad shallallāhu ’alaihi wa
sallam.”
16
ُُم َح َّم ِد سيدنَا
َ ُّ
ِالظ ُه ْور ِال َعالَم في ُِا ْس ُمه َِو
Muhammad Junjungan Yang dunia di namanya dan
kita tampak
“Dan namanya di muka bumi ini adalah nabi besar Muhammad.”
ujaran penutur.
17
sering
memuji
في ََِل َِو الدُّ ْنيَا في ََِل ي ُْو َجد ََِل ِلذَل َك
“Oleh karena itu, tidak ada di muka bumi ini ataupun di akhirat, manusia,
panji, syari’at yang lebih mulia daripada apa yang dibawa oleh Sayyidina
Muhammad.”
Interpreter mengganti arti kata ِ ِ البَ ْرزَ خyang memiliki arti alam kubur
dengan kata akhirat. Adanya reduksi dalam penerjemahan yang dilakukan oleh
18
interpreter karena kalimat ِ أ َ ْك َبرtidak diartikan dengan yang paling besar namun
hanya menyebutkan “yang lebih mulia”. Selain itu terdapat teknik amplifikasi
karena interpreter menambahkan kata manusia dan syari’at dalam menerjemahkan
َ ”ل َواءِأ َ ْعyang memiliki arti sebenarnya “panji yang paling mulia”.
“ظم
ِعة
َ سا
َّ ال ِهَذه في الو ُج ْوه
ُ ِل َهذه هللا َِأَذن إذَا َِو
Hari kiamat ini di Wajah- Untuk ini Allah izin Jika dan
wajahnya
َِواآلخ َرة في الدُّ ْنيَا ِبال َك َرا َمة فَ ْلت َ ْكشَر ِاء ال َح ْمد
ِ بل َو ِِت َ ْسِت َضِل ِأ َ ْن
19
Dan jikalau kita yang hadir dimajelis ini diizinkan oleh Allah swt, berada dibawah
naungan liwak nabi besar Muhammad SAW, maka beruntunglah kalian yang ada
di majelis ini, niscaya kalian akan mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirat.
makan yang bertujuan untuk memahmakan Audiens agar informasi dari penutur
tersampaikan.
sehingga terjadinya pengurangan makna artinya kalimat dari bahasa sumber belum
mampu di terjemahkan dengan baik sehingga para audiens kurang bisa merasakan
feel dari Si penutur,dan sikap atau gerakan dari penerjemah sangat sejalan dengan
maksud penutur. Terlihat ketika penerjemah menerjemahkan kata, (ََاللَّ هه َّم,اللَّ هه َّم
َ)أوردنا َوالحاضرين sikap yang di tampilan interpreter sangat bersungguh-
sungguh dalam menyebut nama Allah yang agung terlihat dari intonasi suaranya.
20
َ/ َعندا/َ َجلس/, َال همصطلكه/َ َمانع/ َفي/َ َال همريسع/ َفي/َسو هل َللا
َر ه/َيهمكنه
َّ َوال/ َصال َةه/َ َعليه/َ َينام/َ َأن/َ َأراد/,الشَّجرة
َ/ َوَلينا هَم/ َعين َهه/ َوتنا هَم/سال هَم
َ/َ َيهمسكه/. ٌ َ همشريك/, َدهعفهو هر/ َاس هم َهه/َالر هجل
َّ َب/ َوإذا/ َهكذا/َ َتنبح/قلبه َهه
/.َ همح َّمده/َشيدينا/ََرأس/ََفوق/,سيف
َّ بال
Dan suatu ketika Rasulullah SAW berada di suatu tempat hendak beristirahat
di bawah pohon, beliau meletakkan badannya, ingin sedikit beristirahat tidur,
matanya tertutup untuk tidur namun hatinya tidak pernah tidur selalu berdzikir
kepada Allah SWT dan ketika beliau membuka matanya tiba-tiba ada salah seorang
musyrik yang datang menghadap kepada nabi Muhammad SAW dan pedangnya
berada tepat di hadapan Rasulullah SAW.
belum diterjemahkan oleh si penerjemah. Dan tidak terjadi distorsi makna, artinya
kalimat dari bahasa sumber mampu diterjemahkan dengan baik sehingga para
audiens memahami maksud dari si penutur dan sikap atau gerakan dari penerjemah
sangat sejalan dengan maksud penutur. Terlihat ketika penerjemah menerjemahkan
kata. Sikap yang ditampilan interpreter sangat bersungguh-sungguh dalam kalimat
21
Ju’fur salah seorang musyrik tadi yang membawa pedang, menghuluskan
pedangnya kehadapan Rasulullah SAW saya berkata, “Ya Muhammad siapa yang
akan melindungimu saat ini?”
َ/ َفي/َ َالخوف/َ َدخل/ َدهعثهو هَر/َ َإغتسل/للاه َر ه/َ َقال/ َواحد َةه/كلم َةه
َ َ سو هل
./ ََيديه/ََمن/ف
َسي ه
َّ َال/ََسكت/,صدره
َّ َال/َفي/َالرعب
ُّ َ/َنسل/,قلبه
Satu kalimat jawaban Rasulullah SAW nabi hanya menjawab orang tersebut
dengan satu jawaban satu kalimat yang membuat Ju’fur seorang musyrik yang
hendak membunuh Rasulullah bergetar badannya, masuk rasa takut kedalam
hatinya, sehingga pedang yang tadinya ia huluskan ke Rasulullah SAW jatuh ke
tanah.
Pada kalimat ini ada penekanan makna atau pentaukid’an makna pada kalimat
(nabi hanya menjawab orang tersebut dengan satu jawaban satu kalimat) sehingga
terjadi penambahan makna untuk memperjelas audiens. Dan terjadi
22
Dalam penerjemah menerjemahkan terjadi penambahan makna oleh si
penerjemah pada kalimat (musyrik tersebut) penambahan makna secara terus
menerus oleh si penerjemah tentang rasa keburukan tokoh tersebut. Dan si
penerjemah mengartikan secara tekstual tanpa ada pergeseran makna sekalipun.
Kalimat Allah yang diucapkan Rasulullah yang keluar dari lisan Rasulullah
menggetarkan alam semesta ini.
Dalam hal ini, penerjemah menambahkan kata “yang keluar dari lisan” dan
mengartikan الكونِ أجمعsebagai alam semesta.
Dalam konteks pembicaraan ini, pedang milik Ju’sur kondisinya sedang terjatuh
kemudian diambil oleh Rasulullah.
23
هللاِاكبر فيكبر المسلم يدخله عن صلىِهللِ يوسك قال
ِعليه
وسلم
Rasulullah berkata, “Nanti suatu ketika akan ada orang masuk ke kota
tersebut dan dia mengucapkan, “Allahu akbar, Allahu akbar” maka seluruh
yang jelek akan hilang dari kota tersebut.”
Ada imbuhan kalimat “maka seluruh yang jelek akan hilang dari kota tersebut”
untuk memberikan keterangan tambahan.
bahasa sumber maka berarti (Dzikir Kepada Allah berjalan kepada-Nya), tetapi
dalam video ini penerjemah lisan mengartikan sebagai berikut: (Berdzikir kepada
Allah adalah cara utama untuk kita sampai kepada Allah, dan orang yang selalu
ingat kepada Allah SWT) Jadi dapat dilihat bahwa penerjemah melakukan
penambahan makna yang bertujuan untuk memahmakan audiens agar informasi
dari penutur tersampaikan.
24
ُث َ ََلث َ ِة ِِم ْنِ َخيْر َ َ َو ُهو َم ْرت
ِب هللا ِأل َ ْس َماء ْ َذ
ِكر َِو
Tiga Dan Allah Kepada Orang Dan
dia nama yang
ingat
Dan orang yang selalu ingat Allah SWT mereka mendapatkan tiga derajat.
ْال َود ُْود هللا ِا ْس ُم العَزيْز هللا ِا ْس ُم هللا ِاَل ْس ُم َ ْاَل ْع
ِِظ ُم ِاَل ْس ُم
Yang Allah nama Yang Allah Nama Allah Nama Yang nama
Maha Maha Maha
Perkas Perkasa Mulia
ِاَلسْم َعلَى ِيَص ُل َحتَّى ِاَلسْم ِلى
َ ا ِسي ُْر ِيذكر َِوه َُو ِيَسي ُْر
Allah kepada sampai hingga nama kepada berjalan Mengingat Dan Dia
dia berjalan
Yaitu dia berjalan berdzikir mengingat nama Allah nama Allah yang Maha Mulia, nama Allah Yang
Maha Perkasa, Ia berjalan dengan berdzikir kepada Allah sampai akhirnya dia sampai kepada sang
pemilik nama yaitu Allah SWT.
ْ
ِِهللاِال َود ُْود ْ اَل ْس ُمsikap yang ditampilan Interpreter
َ ِاَل ْع
ظ ُم ِِاَل ْس ُم ِهللاِا ْس ُمِهللاِال َعزيْزا ْس ُم
sangat bersungguh-sungguh dalam menyebut nama Allah yang agung terlihat dari
intonasi suaranya.
25
بَاطنًا َوفي الت ْق َوى اَلسْم ِنُ ْو ُر ْ َا
ِِي َِْال ُمتَّكيْن ْالعُلَ َماء ِسمه ْم
َ ُي َو َهذَا
hatinya dalama taqwa Nama cahaya atau muttakin ulama Mereka Dan
menyebut ini
Oleh karena itu para ulama mengatakan orang yangseperti ini memiliki kedudukan yang di sebut dengan
Tamkin yaitu memeliki ketetapan dan keteduhan menjadikan Allah di dalam dirinya dalam hatinya.
ِاَلسْم ِالدخل ِا َ ْق َوال َِيتَ َكلَّ ُم منِ َو ُهو اَلسْم َِي َرى ْال َمنَام َِكأ َ ْن
ِاَس َماء
ِْ هللا
Nama Ke ucapan Berbicara Dan Dari Nama melihat
dalam dia nama
Allah
Sehingga tidak berbuat sesuatu apapun semata-mata karena Allah SWT.
26
ِنُ ْون ِ\ ْاو ِس ُج ْود
ُ ُر ُك ْوع ِقيَام َِه ْيئ َة ِِف ْيِِ اَلسْم ِنَ ْفسه َ َّيُلَق
ِضة
هللا ِالدخل
sian atau Dalam Dalam berdi Di Ke masu diriny sakit
g sujudny rukukny ri tubuhny nam k a
a a a a
Alla
h
Ketika ada nama Allah dalam dirinya ,ketika ia berdiri,sujud baik siang atau malam
mengurangi makna, terlihat dalam kata ِج ْودِأ ً ْوِنُ ْون ُ ِِر ُك ْوءِأ َ ْو
ُ س ُ علَىِ َه ْيئَةِقيَامِا َ ْو
َ
ِ أ َ ْوِلَيْلinterpreter tidak memerjemahkan kalimat tersebut.dan di bagian awal juga
terlihat bahwa terjadi pengulangan makna oleh interpreter untuk lebih
memahamkan audien.
Ia pergi menuju kepada Allah yang memiliki nama-nama yang mulia sehingga Sang pemilik
nama berada dalam hatinya.
27
دَ َّرا ٍِة في ِا ْس ُم َِِو ْنت َ َكش َْل
Seluruh Dalam Nama Meresap
tubuhnya
Sehingga nama Allah meresap di seluruh anggota
tubuhnya.
ِاَلسْم ِورة
َ صُ ب َ َ َوت
ِصو ُر
Nama Allah Dengan Di gambarkan
gambar
Maka ia pun digambarkan seperti orang yang
tidak berbuat sesuatu sekecil apapun terkecuali
untuk Allah.
Dalam hal ini seorang penerjemah melakukan penambahan kata “ia amalkan
ia praktekkan dalam dirinya” hal ini dilakukan oleh penerjemah supaya bisa
28
memahamkan lebih dalam kepada pendengar dan dengan tujuan agar pendengar
dapat melakukan hal tersebut.
Disini mungkin yang dituturkan oleh penutur adalah kata ِإسمينbukan ِبإلسم
karena mengacu kepada terjemahan yang artinya 2 nama Alloh dan si penerjemah
menambahkan kata sifat dan mengamalkan agar tidak terjadi pengulangan
terjemahan yang sebelumnya.
29
karena si penerjemah lupa atau yang lainnya, dan si penutur juga menyebutkan kata
yang mana si penutur tidak sebutkan seperti kata ِ هللاhal ini dilakukan agar supaya
si pendengar tidak salah paham
فيكن كن لشيء تقل أجعل و ربانيا عبد كن عبد يا
ك
Mak jadila Untu Kam Aku Da Yang Ham Jadil Ham Wah
a h k u jadik n menyemb ba ah ba ai
jadila sesua berka an ah
h tu ta engka
u
Alloh ta’ala berfirman : Wahai hambaku jadilah engkau seorang hamba yang
menyembah Alloh yang tunduk kepada Alloh, maka niscaya akan aku
jadikan untukmu apapun yang aku kehendaki
Seorang penerjemah dalam hal ini menambah beberapa kata yang tidak
dituturkan oleh penutur (tunduk, niscaya) agar supaya pendengar bisa lebih paham
akan isi perkataan yang dituturkan oleh penutur dan agar tahu kalo ini adalah
firman Alloh dengan menambah “Alloh ta’ala berfirman”
30
BAB III
KESIMPULAN
31
DAFTAR PUSTAKA
Jones, R. 1998. Conference Interpreting Explained. Manchester: St. Jerome
Publishing
Nida, E and Taber, C. 1982. The Theory and Practice of Translation. Leiden: EJ.
Bill.
iii