Anda di halaman 1dari 7

PENILAIAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

OLEH GURU KELAS VII DI SMP NEGERI 1 KOTA BENGKULU

Ise Audina, Susetyo, dan M. Arifin

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia


Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FKIP Universitas Bengkulu
Iseaudina82@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penilaian sikap dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia oleh guru kelas VII di SMP Negeri 1 Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah
kualitatif dengan metode deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah pelaksanaan penilaian
sikap di kelas, RPP guru, serta dokumen penilaian sikap yang dibuat guru. Sumber data
dalam penelitian ini adalah dua orang guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan seluruh
siswa kelas VII 5 dan VII 8. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
tiga langkah, yaitu dokumentasi, observasi, dan wawancara. Penelitian ini menggunakan
teknik analisis data model Milles dan Huberman. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII di SMPN 1 Kota Bengkulu telah melakukan
perencanaan penilaian sikap berdasarkan Kurikulum 2013 dengan mempersiapkan lembar
observasi, lembar penilaian diri dan penilaian antar peserta didik. Pelaksanaan penilaian
sikap dengan teknik observasi oleh guru Bahasa Indonesia berlangsung secara kontekstual
dan terintegrasi saat kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung serta
pelaksanaan penilaian diri dan penilaian antar peserta didik dilakukan guru satu kali diakhir
semester. Pemanfaatan penilaian sikap dengan teknik observasi dilakukan guru langsung
setelah mencatat sikap negatif siswa dalam jurnal dengan cara memberikan teguran,
nasihat, dan membuat surat perjanjian. Hasil penilaian sikap selama satu semester
dilaporkan guru Bahasa Indonesia kepada guru wali kelas.

Kata Kunci: Penilaian sikap, kurikulum 2013, pembelajaran Bahasa Indonesia

Abstract
The aim of this research is to describe the attitude assessment in learning Indonesian
language by teacher of class VII in junior school 1 Bengkulu City. Type of this research is
qualitative with descriptive method. The data in this study is the implementation of
classroom attitudinal assessment, teacher's RPP and attitudinal assessment documents that
was made by the teacher. The Sources of data in this study are two Indonesian language
teachers and all students of class VII 5 and VII 8. Data collection techniques in this study
were conducted through three steps: documentation, observation, and interviews. This
research used data analysis technique model of Milles and Huberman. The results of this
study showed that the teachers of Indonesian language subject of VII grade at SMPN 1 Kota
Bengkulu have done attitude assessment based on Curriculum 2013 by preparing
observation sheet, self-assessment sheet and assessment among students. Implementation
of attitude evaluation with observation technique by Indonesian teacher was done
contextually and integrated when Indonesian learning activity took place as well as
implementation of self-assessment and assessment among students that were conducted by

167
168

teacher once at the end of semester. Utilization of attitude evaluation with observation
technique was done by teacher directly after recorded negative attitude of student in
journal by giving reprimand, advice, and making letter of agreement. The result of attitude
evaluation during one semester was reported by Indonesian teacher to the homeroom
teacher.

Keywords: Attitude Assessment, curriculum of 2013, learning Indonesian language

PENDAHULUAN memiliki budi pekerti atau karakter yang


Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baik.
penyempurna dari kurikulum sebelumnya Sesuai dengan tujuan pendidikan
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No. 20
(KTSP), perubahan Kurikulum 2013 ini juga Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
di dasari oleh perubahan dan tuntutan Nasional, yaitu “Berkembangnya potensi
perkembangan zaman. Hadirnya Kurikulum peserta didik agar menjadi manusia yang
2013 sebagai pintu pembuka gerbang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
dunia pendidikan yang mengedepankan Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
pendidikan karakter kepada peserta didik. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum negara yang demokratis serta bertanggung
berbasis kompetensi dengan tujuan jawab”. Jadi, pengembangan Kurikulum
mengarahkan peserta didik menjadi lebih 2013 dirumuskan berdasarkan kesadaran
aktif, produktif, inovatif, dan kreatif melalui nyata dan optimisme yang kuat untuk
penguatan sikap, pengetahuan, dan menghasilkan insan manusia Indonesia
keterampilan. Ketiga aspek kompetensi yang tidak hanya cerdas berpengetahuan
berupa aspek pengetahuan, sikap dan dan berketerampilan saja, tetapi juga
keterampilan dalam proses pembelajaran memiliki sikap atau karakter bertakwa
dan penilaiannya harus dilaksanakan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
secara utuh agar peserta didik tidak hanya berakhlak mulia.
memiliki kecakapan dalam ilmu Kuriniasih dan Berlin (2014: 8)
pengetahuan, tetapi juga dibekali karakter mengemukakan salah satu keunggulan
yang kuat sesuai dengan tujuan pendidikan Kurikulum 2013 adalah pendidikan
nasional. Mulyasa (2015: 169) karakter dan pendidikan budi pekerti yang
mengungkapkan Keunggulan dari telah diintegrasikan ke dalam semua
Kurikulum 2013 yang menjadi pembeda program studi atau mata pelajaran, selain
dengan Kurikulum sebelumnya, Kurikulum itu penentuan nilai bagi siswa bukan hanya
tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah didapat dari nilai ujian saja tetapi juga dari
Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada nilai kesopanan, religi, praktik, sikap dan
aspek afektif dengan penilaian yang nilai. Oleh karena itu, implementasi sikap
ditekankan pada penilaian berbasis sesuai Kompetensi Inti satu (KI-1) dan
kompetensi serta dalam impelementasi Kompetensi Inti dua (KI-2) serta
kurikulum berbasis kompetensi dan penilaiannya harus dilakukan oleh
karakter ini, peserta didik tidak lagi banyak pendidik.
menghapal, namun langsung menerapkan Penilaian sikap sesuai dengan
ilmu yang di dapat dalam kehidupan nyata Kompetensi Inti satu (KI-1) dan Kompetensi
karena Kurikulum 2013 dirancang untuk Inti dua (KI-2) berbeda dengan KI-3 dan KI-
mempersiapkan peserta didik yang 4 hal ini karena Kompetensi Inti sikap
spiritual dan sikap sosial tidak diajarkan

Penilaian Sikap Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia oleh Guru Kelas VII di SMP Negeri 1
Kota Bengkulu
169

melalui materi pelajaran oleh guru di ajaran 2016/2017 dengan harapan tidak
sekolah, tetapi melalui proses pembiasaan lagi memberatkan pendidik dan satuan
dan keteladanan oleh guru. Kompetensi pendidikan dalam
sikap siswa berdasarkan Kurikulum 2013, mengimplementasikannya di sekolah
terjadi secara terintegrasi sebagai efek (Kurniasih dan Berlin, 2016: 7).
penyerta selama proses siswa mengikuti Penyederhanaan aspek penilaian sikap
pembelajaran. Secara tersurat sikap-sikap oleh guru tersebut adalah, jika pada
yang akan diintegrasikan saat proses Kurikulum 2013 versi lama semua guru
pembelajaran dan dinilai dinyatakan dalam diwajibkan untuk menilai aspek sosial dan
KI-1 (spiritual) dan KI-2 (sosial). Sikap-sikap aspek spiritual siswa, maka pada Kurikulum
tersebut tidak boleh diabaikan guru karena 2013 revisi penilaian aspek sikap spiritual
akan ditagih pada akhir kegiatan dan sosial dijiwai atau dilakukan oleh guru
pembelajaran, yakni berupa keharusan mata pelajaran Agama dan Pendidikan
untuk pengisian buku rapor yang berkaitan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
dengan aspek sikap siswa. Guru mata pelajaran lain tetap melakukan
Berdasarkan perubahan dan ketentuan penilaian sikap hanya saja sebagai penguat
dalam Kurikulum 2013 yang mengharuskan deskripsi sikap siswa yang akan diberikan
pendidik untuk mengimplementasikan kemudian dirumuskan oleh wali kelas.
kompetensi sikap dan melakukan penilaian Sesuai dengan Permendikbud No. 24 Tahun
sikap dalam pembelajaran yang didasarkan 2016, mengenai Kompetensi Inti dan
pada Kompetensi Inti satu (KI-1) dan Kompetensi Dasar, diketahui bahwa KD
Kompetensi Inti dua (KI-2), maka banyak dari KI-1 dan KI-2 hanya terdapat dalam
guru yang mengeluhkan kebijakan mata pelajaran Agama dan dan Pendidikan
tersebut. Kesulitan pendidik dalam Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
melakukan penilaian sikap menurut tetapi sesuai dengan tujuan pendidikan
Kemendikbud (2017: 1) adalah sekitar 60% nasional yang menghendaki
respon pendidik menyatakan mereka berkembangnya potensi peserta didik agar
belum dapat merancang, melaksanakan, menjadi manusia yang beriman dan
mengelola, melaporkan, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memanfaatkan hasil penilaian dengan baik. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
Kesulitan utama yang dihadapi pendidik kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
adalah merumuskan indikator, menyusun yang demokratis serta bertanggung jawab,
butir-butir instrumen, dan melaksanakan maka penilaian sikap dan pelaksanaan
penilaian sikap dengan menggunakan kompetensi sikap tetap harus dilakukan
berbagai macam teknik. Selain itu, pendidik oleh semua guru mata pelajaran lain dan
menganggap penilaian sikap menyita terintegrasi saat pembelajaran. Dengan
tenaga dan waktu yang lebih karena kemudahan yaitu penilaian sikap berupa
pendidik akan lebih repot menilai sikap deskripsi catatan guru saja. Berdasarkan
siswa satu persatu saat hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk
pembelajaran.Berdasarkan masalah- mengangkat masalah tersebut menjadi
masalah yang timbul saat berlakunya sebuah penelitian dengan judul “Penilaian
Kurikulum 2013 terutama pada aspek Sikap Siswa dalam Pembelajaran Bahasa
Kompetensi sikap dan penilaiannya maka, Indonesia oleh Guru Kelas VII di SMP Negeri
pemerintah melakukan penyederhanaan 1 Kota Bengkulu”.
aspek penilaian sikap dalam Kurikulum
2013 revisi yang mulai berlaku secara
nasional atau seluruh Indonesia tahun

Jurnal Ilmiah Korpus, Volume II, Nomor II, Agustus 2018


170

METODE penilaian dari Kemendikbud. Perencanaan


Peneltian ini termasuk penelitian yang dilakukan guru diawali dengan
kualitatif dengan metode deskriptif. mempersiapkan jurnal sikap,
Metode deskriptif digunakan untuk memperbanyak lembar penilaian diri dan
mendeskripsikan atau menggambarkan lembar penilaian antar teman yang telah
suatu keadaan atau fenomena-fenomena disusun pihak sekolah, kemudian guru
apa adanya (Sukmadinata, 2017: 18). menjadwalkan pelaksanaan penilaian diri
Teknik pengumpulan data dalam penelitian dan penilaian antar teman yang dilakukan
ini ditempuh melalui tiga langkah. Langkah satu kali persemester yaitu pada akhir
tersebut yaitu dokumentasi, observasi, dan materi pembelajaran. Jurnal sikap yang
wawancara. Sesuai dengan pernyataan dari dibuat guru berdasarkan panduan
Sugiyono (2013: 308-309) yang Kemendikbud dalam buku “Panduan
menyatakan teknik pengumpulan data Penilaian oleh Pendidik dan Satuan
adalah langkah yang paling utama Pendidikan untuk Sekolah Menengah
ditempuh dalam penelitian melalui Pertama Edisi Revisi 2017” jurnal sikap
observasi, interview, koesioner, tersebut termasuk ke dalam bentuk lembar
dokumentasi, dan gabungan keempatnya. observasi terbuka di mana guru tidak
Teknik pengumpulan data dengan cara membuat dan menentukan indikator sikap
observasi dilakukan peneliti untuk melihat yang akan dinilai. Jurnal yang dibuat guru
pelaksanaan penilaian sikap oleh guru merupakan instrumen utama guru dalam
dengan cara observasi, penilaian diri, dan menilai sikap siswa dan digunakan untuk
penilaian antar teman. Teknik memantau serta mencatat perkembangan
pengumpulan data dengan cara sikap siswa secara alami dan terintegrasi
dokumentasi dilakukan peneliti melalui serta secara kontekstual selama kegiatan
pencermatan dokumen RPP, jurnal sikap pembelajaran bahasa Indonesia
siswa, lembar penilaian diri, dan lembar berlangsung. Jurnal sikap yang dibuat guru
penilaian antar teman. Teknik berdasarkan panduan dari Kemendikbud
pengumpulan data dengan wawancara dengan komponen jurnal yang terdiri dari
dilakukan peneliti untuk menggali nomor, hari dan tanggal, nama siswa,
informasi lebih mendalam kepada dua catatan prilaku siswa, butir sikap (spiritual
orang guru bahasa Indonesia kelas VII di dan sosial), tanda tangan, dan tindak
SMP Negeri 1 Kota Bengkulu. lanjut. Jumlah tabel pada jurnal dibuat
guru tidak terbatas tergantung kepada
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN munculnya sikap negatif siswa saat
Penilaian sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran berlangsung.
pembelajaran Bahasa Indonesia oleh guru Perencanaan penilaian sikap juga
kelas VII di SMP Negeri 1 Kota Bengkulu dilakukan guru bahasa Indonesia kelas VII
dilaksanakan melaui tiga tahapan yaitu SMP Negeri 1 Kota Bengkulu dengan
perencanaan penilaian sikap, pelaksanaan mencantumkan teknik penilaian sikap
penilaian sikap, dan tindak lanjut hasil dalam kegiatan penilaian di RPP yang
penilaian sikap. dibuat guru. Penilaian sikap dalam RPP
dibuat guru dengan tiga teknik penilaian
1. Perencanaan Penilaian sikap yaitu jurnal sikap disertai dengan rubik,
Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia penilaian diri, dan penilaian antar teman.
di SMP Negeri 1 Kota Bengkulu melakukan Jurnal sikap dalam RPP guru berupa tabel
perencanaan penilaian sikap berdasarkan penilaian, sedangkan penilaian diri dan
Kurikulum 2013 sesuai dengan panduan penilaian antar teman berupa kolom ceklis

Penilaian Sikap Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia oleh Guru Kelas VII di SMP Negeri 1
Kota Bengkulu
171

penilaian sikap yang berisikan sejumlah pada faktor lingkungan dan mental setiap
indikator sikap spiritual dan sikap sosial. individu. Perubahan sikap yang terjadi
pada manusia dapat didasari dan dibentuk
2. Pelaksanaan Penilaian Sikap tetapi dapat pula tanpa disadari akibat
Pelaksanaan penilaian sikap yang interaksinya saat bermasyarakat, pada
dilakukan guru bahasa Indonesia kelas VII umumnya perubahan sikap bersifat tidak
di SMP Negeri 1 Kota Bengkulu dilakukan tentu dan kontekstual.
dengan tiga teknik penilaian yaitu penilaian Pelaksanaan penilaian sikap dengan
dengan observasi, penilaian diri dan teknik penilaian diri dan penilaian antar
penilaian antar teman. Kegiatan penilaian teman dilakukan oleh semua siswa pada
sikap dengan teknik observasi dilakukan akhir semester setelah materi
oleh guru saat proses kegiatan belajar pembelajaran selesai. Pelaksanaan
mengajar ketika muncul sikap negatif siswa penilaian diri dan penilaian antar teman
secara alami saat kegiatan pembelajaran berlangsung selama 25 menit. Pada
berlangsung, maka guru langsung kegiatan penilaian diri semua siswa menilai
melakukan penilaian dengan mencatat dirinya sendiri pada lembar penilaian yang
sikap negatif siswa tersebut ke dalam sudah diberikan terkait dengan sikap
jurnal sikap yang sudah dipersiapkan. spiritual dan sikap sosial siswa (jujur,
Setelah mencatat sikap negatif siswa maka disiplin, tanggung jawab, perduli, toleransi,
guru meminta siswa untuk menuliskan gotong royong, dan percaya diri).
perjanjian pada kolom tindak lanjut dalam Sedangakan penilaian antar teman
jurnal dengan mencantumkan tanda dilakukan antar siswa yaitu siswa satu
tangan sebagai bukti bahwa siswa tersebut sama lain menilai sikap temanya. Agar
sadar akan sikap negatif yang dilakukannya penilaian dengan teknik antar teman
dan berjanji tidak akan mengulangi berlangsung secara kondusif dan objektif
perbuatan itu kembali. Sesuai dengan maka guru menentukan secara acak setiap
pernyataan Siswanto (2017: 14) yaitu siswa yang akan dinilai dan yang akan
penilaian harus bersifat terbuka, berarti menilai temanya. Hal tersebut dilakukan
prosedur penilaian , kriteria penilaian, dan guru agar tidak terjadi kecurangan dan
dasar pengambilan keputusan dapat memperkecil unsur subjektifitas karena
diketahui oleh pihak yang berkepentingan. siswa merasa tidak nyaman menilai
Kegiatan penilaian sikap dengan teknik temannya.
observasi ini dilakukan guru terus menerus
selama satu semester yaitu guru selalu 3. Tindak Lanjut Hasil Penilaian Sikap
membawa jurnal ketika mengajar di kelas. Tindak lanjut penilaian sikap dengan
Hal tersebut dilakukan guru karena sikap teknik observasi dilakukan guru Bahasa
negatif siswa muncul secara alamiah Indonesia kelas VII di SMP Negeri 1 Kota
tergantung pada situasi dan kondisi yaitu Bengkulu yaitu dengan cara guru
secara kontekstual dan tidak bisa memberikan teguran, nasehat, bimbingan
dipastikan kapan sikap siswa yang negatif dan meminta siswa membuat surat
akan timbul, oleh karena itu guru selalu perjanjian atas sikap negatif yang
siap siaga membawa jurnal sikap untuk dilakukannya. Kegiatan memberikan
mencatat dan melakukan penilaian apabila teguran, nasehat dan bimbingan dilakukan
muncul sikap negatif siswa selama guru langsung ketika muncul sikap siswa
pembelajaran berlangsung. Sesuai dengan yang negatif dan memanggil siswa keruang
pendapat dari Ruswandi (2013:24) sikap guru setelah kegiatan pembelajaran
atau tingkah laku pada manusia didasarkan berlangsung untuk diberikan arahan dan

Jurnal Ilmiah Korpus, Volume II, Nomor II, Agustus 2018


172

nasehat. Jika sikap negatif siswa yang sama kurang pada diri setiap siswa berdasarkan
terjadi berulang kali maka guru melakukan pandangan siswa sendiri dan pandangan
tindak lanjut dengan membawa siswa temannya.
kepada guru BK dan memanggil kedua
orang tuanya. Sedangkan tindak lanjut PENUTUP
untuk penilaian diri dilakukan guru dengan Kesimpulan
meminta siswa menuliskan pada selembar Perencanaan penilaian sikap oleh
kertas tanggapan dan manfaat yang guru dilakukan dengan mempersiapkan
didapatkan siswa setelah melakukan instrumen penilaian yaitu jurnal, lembar
penilaian diri. Hal tersebut dilakukan guru penilaian diri, dan lembar penilaian
agar kegiatan penilaian diri yang dilakukan antarteman. Kemudian guru menjadwalkan
oleh semua siswa lebih bermakna dan pelaksanaan penilaian diri dan penilaian
siswa dapat mengambil pelajaran dari antar teman, yaitu pada akhir semester
proses menilai kelebihan dan kelemahan saat materi pembelajaran selesai.
dirinya sendiri. Guru melakukan penilaian sikap
Hasil penilaian sikap dengan teknik terhadap seluruh siswa dan mencatatnya
observasi berupa jurnal perkembangan dalam jurnal dengan metode observasi
sikap siswa selama satu semester saat kegiatan pembelajaran bahasa
diserahkan guru bahasa Indonesia kelas VII Indonesia berlangsung, yaitu secara
kepada wali kelas. Sejalan dengan terintegrasi dan kontekstual. Penilaian
Kemendikbud (2017:38) yang memaparkan dengan cara observasi dilakukan guru terus
langkah-langkah untuk membuat deskripsi menerus selama satu semester, kemudian
nilai/perkembangan sikap selama satu guru selalu membawa jurnal sikap setiap
semester yaitu hasil penilaian sikap dalam kali akan mengajar untuk melakukan
bentuk predikat dan deskripsi. Kemudian penilaian sikap dengan cara observasi.
guru mata pelajaran melaporkan deskripsi Penilaian sikap dengan teknik penilaian diri
hasil penilaian sikap yang dilakukannya dan penilaian antar teman dilakukan siswa
baik itu dengan observasi atau jurnal saat akhir pembelajaran dan diakhir
maupun dengan penilaian diri dan semester. Kegiatan penilaian tersebut
penilaian antar teman kepada wali kelas. berlangsung selama kurang lebih 20 menit.
Guru wali kelas merumuskan nilai sikap Tindak lanjut dan pengelolaan hasil
setiap siswa ke dalam rapor berdasarkan penilaian sikap dengan teknik observasi
catatan jurnal yang laporkan seluruh guru dilakukan guru langsung setelah melakukan
mata pelajaran. Merumuskan nilai sikap pencatatan sikap negatif siswa dalam
spiritual dan sosial siswa di dalam rapot jurnal, guru akan memberikan tindak lanjut
dilakukan guru wali kelas dengan kepada siswa berupa teguran, bimbingan,
menggunakan aplikasi Microsoft Excel nasehat, dan membuat surat perjanjian.
bernama Legger. Aplikasi tersebut Sedangkan tindak lanjut penilaian sikap
digunakan guru untuk merekap nilai sikap dengan teknik penilaian diri dan penilaian
siswa dengan cara guru memasukkan antarteman hanya digunakan guru sebagai
predikat sikap setiap siswa (A, B, D atau D) data pendukung dan data konfirmasi sesuai
ke dalam aplikasi tersebut,maka deskripsi dengan jurnal catatan sikap yang dimiliki
sikap siswa akan muncul secara otomatis. guru. Pengelolaan hasil penilaian sikap
Sedangkan hasil penilaian diri dan penilaian dilakukan wali kelas dengan cara
antar teman hanya dijadikan guru sebagai merumuskan nilai sikap setiap siswa
data konfirmasi untuk melihat pada aspek diraport berdasarkan laporan jurnal dari
sikap apa yang menonjol dan yang masih semua guru mata pelajaran.

Penilaian Sikap Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia oleh Guru Kelas VII di SMP Negeri 1
Kota Bengkulu
173

Undang-Undang Republik Indonesia. No.


DAFTAR PUSTAKA 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Kemendikbud. 2017. Panduan Penilaian Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat
oleh Pendidik dan Satuan (19).
Pendidikan untuk Sekolah Ruswandi. 2013. Psikologi Pembelajaran.
Menengah Pertama. Jakarta: Bandung: CV Cipta Pesona
Kemendikbud. Sejahtera.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2016. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Revisi Kurikulum 2013 Implementasi Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Kata Pena. Alfabeta.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Sukmadinata, N. S. 2012. Metode
Implementasi Kurikulum 2013 Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Konsep dan Penerapan. Surabaya: Remaja Rosdakarya Offset.
Kata Pena. Siswanto. 2017. Penilaian dan Pengukuran
Mulyasa. 2015. Pengembangan dan (Sikap dan Hasil Belajar Peserta
Impelementasi Kurikulum 2013. Didik). Klaten: Boss Script.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Jurnal Ilmiah Korpus, Volume II, Nomor II, Agustus 2018

Anda mungkin juga menyukai