UNDANGAN
Ini adalah Materi Kuliah Ilmu Perundang-undangan yang sudah diajarkan dikelas saya,
Materi kuliah Ilmu Perundang-undangannya yaitu :
Ilmu perundang-undangan adalah salah satu ilmu hukum yang objeknya perundang-
undangan. lalu akan muncul pertanyaan ''Apakah hanya Ilmu Perundang-undangan yang
objeknya perundang-undangan??'' jawabannya TIDAK karena Teknik Perancangan
Perundang-undangan juga objeknya perundang-undangan.
perbedaan:
Teknik Perancangan Perundang-undangan lebih menekankan pada aspek praktis atau
teknisnya saja sedangkan Ilmu Perundang-undangan menekankan pada aspek keilmuannya
yaitu aspek antologis ( Apasih Perundang-undangan itu ? ), aspek epistomologis ( Bagaimana
perundang-undangan itu dibentuk dan ada ? ) dan aspekAksiologis ( apasih
etika/kegunaan/manfaat perundang-undangan itu ?)
Pengertian Perundang-undangan
Sebelum Perundang-undangan dibentuk maka harus berpatokan pada beberapa teori yaitu
Teoru Perundang-Undangan ( Legislative Theory ) yang dikemukakan oleh Jhon Michael
Otto dan Sunaryati Hartono.
Menurut Jhon Michael Otto
Ada 3 teori dalam mengenali faktor-faktor yang relevan untuk pembentukan Perundang-
undangan yaitu :
1. Teori tentang Pembentukan hukum itu sendiri;
2. Teori tentang Pembentukan hukum dengan dampak sosialnya;
3. Teori tentang Pembentuka hukum dengan mengaju pada Hukum Internasional.
2. Teori Receptie Exit ( suatu perundang-undangan yang lahir atau bersumber dari kebiasaan
masyarakat dan lahir dari hukum adat );
Ketika UU dianggap baik dalam Negara atau masyarakat maka harus mengaju kepada 3
landasan yaitu :
1. Landasan Filosofis
suatu ideal norms atau norma-norma yang di idealkan oleh masyarakat sebagai cita-cita
lluhur yang hendak dijelmakan dalam kehidupan masyarakat dan negara.
2. Landasan Sosiologis
cerminan tuntutan masyarakat sendiri yang bersifat riil atau nyata tentang norma hukum yang
dibutuhkan sesuai dengan kesadaran hukum masyarakat
3. Landasan Yuridis
bahwa setiap peraturan perundang-undangan maka harus merujuk pada peraturan yang lebih
tinggi secara hirarki agar tidak bertentangan antar 1 dengan yang lainnya sebagai stu sistem
kesatuaan.
Dalam Bahasa Arab norma berarti kaidah sedangkan dalam bahasa Indonesia norma diartikan
sebagai acuan/pedoman/patukan/ukuran. Norma merupakan kaidah atau aturan yang dipakai
sebagai tolak ukur untuk menilai sikap tindak seseorang.
1. Perintah
Kewajiban seseorang untuk berbuat sesuatu karena akibat-akibatnnya di pandang baik.
2. Larangan
Kewajiban seseorang untuk tidak berbuat sesuatu karena akibat-akibatnya dipandang tidak
baik.
1. Norma Agama
Suatu peraturan hidup manusia yang harus diterima sebagai perintah, larangan dan ajaran-
ajaran yang bersumber ari Tuhan. Bentuk pelanggaran dari norma agama yaitu akan dibalas
di akhirat nanti contohnya: perintah shalat, puasa, dll.
2. Norma Kesusilaan
Suatu peraturan hidup yang bersumber dari hati sanubari manusia. Bentuk pelanggaran dari
norma ini adalah suatu rasa penyesalan contohnya : berbohong
3. Norma Kesopanan
Bersumber dari atau timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur
pergaulaan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling menghirmati. contohnya :
budaya ''tabe'' saat lewat dideapan orang
4. Norma Hukum
Suatu peraturan-peraturan dan bentuk oleh lembaga yang berkuasa di suatu negara. Bentuk
pelanggaran dari norma hukum adalah berupa sanksi, sifat dari norma hukum yaitu mengikat
dan memaksa secara keseluruhan.
''Mengapa diperlukan norma hukum padahal sudah ada norma agama,kesusilaan dan
kesopanan ??''
jawabannya : karena norma agama, kesusilaan, kesopanan belum mampu menjamin
keserasian antara anggota masyarakat satu sama lain.
Dimaksud sebagai aturan atau ketentuan yang dipakai sebagai tatanan untuk
menyelenggarakan pemerintahan pusat dan daerah ataupun untuk pembentukan peraturan
perUUan pusat dan daerah. Dalam hal ini menurut Hans Kelsen dikenal 2 sistem norma yaitu
:
1. Sistem Statis
Suatu sistem yang melihat pada suatu norma sehingga suatu norma umum dapat ditarik
menjadi norma yang khusus atau sebaliknya.
2. Sistem Dinamis
Suatu sistem norma yang melihat pada berlakunya suatu norma atau drai cara
pembentukannya dan penghapusannya.
Sistem norma dinamis terbagi menjadi 2 yaitu :
berjenjang atau bergerak dari sisi bawah ke atas sehingga dapat melahirkan norma hukum
barau asalkan tidak bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi.
bergerak dari samping sehingga tidak menghasilkan norma/aturan baru yang hanya adalah
analogi ( perbandingan ). Analogi yang dimaksud adalah perbandingan hukum dari kasus-
kasus hukum yang sama. contohnya pencurian listrik.
Pada dasarnya kedua asas-asas ini pertama kali dikemukakan oleh Van Der Vlies akan tetapi
menurut A. Hamid S. Attamimi asas-asas yang dikemukakan Van Der Vlies masih terdapat
kekurangan, A.Hamid S. Attamimi berusaha mencoba memperbaiki asas-asas yang
dikemukakan oleh Van Der Vlies.
ASAS-ASAS FORMAL
Maksudnya :
ASAS-ASAS MATERIL
3. Asas sesuai dengan prinsip-prinsip negara berdasar atas hukum. Maksudnya bahwa
setiap pembentukan Perundanga-undangan diharapkan harus sesuai dengan prinsip-prinsip
negara hukum.
1. Asas Terminologi dan Sistematika yang benar. Maksudnya bahwa setiap perundang-
undangan harus mempunyai istilah yang jelas, cepat dipahami, bahasanya tidak sulit sehingga
mudah di mengerti dan sistematikanya juga harus jelas.
3. Asas perlakuan yang sama dihadapan hukum. Maksudnya bahwa setiap perundang-
undangan yang dibentuk tidak boleh ditujukan kepada sekelompok orang saja tetapi berlaku
secara umum (universal) sehingga mendapat perlakuan yang sama dihadapan hukum.
Semua asas diatas adalah asas atau teori yang muncul sebelum UU pembentukan yaitu
Peraturan Perundangn-undnagan No 12 tahun 2011 . Sebelum adanya Undang-undang,
Perundang-undangan ini mengenai asas-asas semua diatas dikenal atau disebut hanya suatu
hasanah teori (pendapat para pakar).
Dalam Pasal 6 : berisi asa yang bersifat materil dengan sebutan materi muatan peraturan
Perundang-undangan yang mengandung asas.