Anda di halaman 1dari 2

I’m Possible

11 Desember 2016
Tema: Peluang Didalam Bahaya

Tidak sedikit orang berdoa untuk dijauhkan dari malapetaka dan terhindar dari bahaya.
Kehidupan ini tidak lepas dari bahaya, maka bila bahaya tetap datang meski tidak diharapkan
kita bisa mencoba memperbaiki keadaan dan mencari peluang.
Dalam KBBI, “Krisis” diartikan situasi yang genting dan berbahaya. Seharusnya kita jangan
hanya terpaku pada situasi genting dan bahaya tersebut, pikirkan yang lain yaitu dibalik krisis
ada peluang yang baik tersedia untuk kita.
Filososi krisis adalah seperti bintang, bintang yang paling terang akan nampak pada malam yang
paling gelap. Peluang yang besar ada pada keadaan krisis yang paling krisis. Sebenarnya krisis
dan peluang adalah sebuah koin dua sisi, dimana ada krisis disitu ada peluang.
 Ada dua tipe manusia dalam menghadapi krisis:
1. Tahu ada peluang dibalik krisis tetapi tidak mau melihat.
2. Tahu ada peluang dibalik krisis tetapi mau melihat.
Kita harus memiliki kompetensi untuk mengembangkan potensi atau peluang yang kita miliki.
Jika tidak memiliki kompetensi, potensi yang kita miliki hanya konstan, tidak akan ada
perkembangan.
Kompetensi adalah :
1. Attidude : bagaimana cara kita mengubah sikap kita kea rah yang lebih positf.
2. Skill : skill atau kemampuan yang dimiliki seseorang berbeda dengan yang
lainnya, kenali skill kita dan kembangkan dengan cara nya sendiri.
3. Knowledge : Memperluas wawasan dengan cara mengikuti berbagai training atau
seminar, membaca buku-buku pengetahuan, dan lain sebagainya

 Cara mengukur kompetensi :


1. Assesment : uji diri kita apakah kita sudah pantas.
2. Cashflow : atur kegiatan dalam hidup kita, seperti arus kas dimana kegiatan
produktif merupakan input sedangkan kegiatan yang kurang produktif merupakan output.
Dalam mengambil suatu pilihan pasti ada konsekuensinya, dan dengan mengambil konsekuensi
baru kita harus belajar hal yang baru pula karena pilihan baru yang telah kita ambil. Di dalam
keluarga pun membutuhkan kompetensi , bagaimana keluarga tersebut tetap harmonis adalah
dengan cara membangun relasi yang produktif, yang artinya membangun hubungan dan
komunikasi yang baik antar anggota keluarga, karena dalam masa krisis keluarga lah yang
terbaik.
“Mindset” mempengaruhi perilaku kita. Perilaku kita mempengaruhi kebiasaan kita. Kebiasaan
memwarnai nasib kita. Jadi jika ingin merubah nasib rubahlah kebiasaan kita terlebih dahulu,
dari yang buruk menjadi kebiasaan baik, ingat Tiga Pesan Possible malam ini, yaitu:

1. Optimisme  lihat sisi baik baik dari sebuah krisis, lakukan yang terbaik yang bisa
kita lakukan, tetap percaya diri dalam melakukan apa yang kita bisa tersebut.
2. Kecepatan  dalam mengatasi krisis diperlukan kecepatan dan ketetpatan dalam
mengambil tindakan apa yang harus kita lakukan.
3. Kompetensi tingkatkan kompetensi kita, rubah sikap kea arah yang lebih baik
kembangkan bakat atau potensi yang kita miliki dan memperluas wawasan.

Anda mungkin juga menyukai