Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan Saya
kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan Makalah mata kuliah Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular yang berjudul “Kanker Payudara” dapat selesai seperti waktu yang telah
direncanakan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak dosen pembimbing mata kuliah
ini.
Semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus
dan ikhlas kepada semua pihak yang Saya sebutkan di atas.
Tak ada gading yang tak retak, untuk itu Saya pun menyadari bahwa makalah yang
telah Saya susun dan Saya kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-
kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu saya membuka pintu yang
selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di dalam
makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati mohon dimaafkan.

Jambi, februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………...……….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 1
C. Tujuan penulisan………………………………………..……… 2

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Epidemiologi Kanker Payudara……………………………….. 3
B. Ciri-ciri dan Gejala Kanker Payudara ………………………… 4
C. Penyebab ……………............……………………..………….. 4
D. Faktor Resiko …….................…………………………...……. 5
E. Pengobatan……....................................………..………............ 6
F. Pencegahan…….................................................................…..…. 7

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………..…………. 10
3.2 Saran…………………………………………………….......... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak normal, menduplikasikan diri
di luar kendali, dan biasanya nama kanker didasarkan pada bagian tubuh yang
menjadi tempat pertama kali sel kanker tersebut tumbuh (Putri, 2009).
Sel kanker dapat timbul apabila telah terjadi mutasi genetik sebagai akibat dari
adanya kerusakan DNA pada sel normal (Damayanti, 2014).
Kanker payudara adalah sekelompok sel yang tidak normal pada payudara
yang terus tumbuh berlipat ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan
di payudara. Kanker payudara merupakan salah satu bentuk pertumbuhan sel pada
payudara. Dalam tubuh terdapat berjuta-juta sel. Salah satunya, sel abnormal atau sel
metaplasia, yaitu sel yang dapat berubah-ubah tetapi masih dalam batas normal. Akan
tetapi, jika sel metaplasia ini dipengaruhi faktor lain maka akan menjadi sel displasia.
Yaitu sel yang berubah menjadi tidak normal dan terbatas dalam lapisan epitel
(lapisan yang menutupi permukaan yang terbuka dan membentuk kelenjar-kelenjar).
Dimana pada suatu saat sel-sel ini akan berkembang menjadi kanker karena berbagai
faktor yang mempengaruhi dalam kurun waktu 10-15 tahun. (Kasdu.D.2005)
Kanker payudara adalah keganasan pada payudara yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar, serta jaringan penunjang payudara, namun tidak termasuk
kulit payudara (Depkes RI, 2014).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Epidemiologi Kanker Payudara?
2. Apa Ciri-ciri dan Gejala Kanker Payudara?
3. Apa Penyebab Kanker Payudara?
4. Apa Faktor Resiko dari Kanker Payudara?
5. Bagaimana Pengobatannya?
6. Bagaimana Pencegahannya?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Epidemiologi Kanker Payudara
2. Mengetahui Ciri-ciri dan Gejala Kanker Payudara
3. Mengetahui Penyebab Kanker Payudara
4. Mengetahui Faktor Resiko dari Kanker Payudara
5. Mengetahui Pengobatannya
6. Mengetahui Pencegahannya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Epidemiologi Kanker Payudara


Kanker payudara menempati urutan pertama sebagai jenis kanker yang paling
umum diderita oleh perempuan di dunia. Kanker payudara memiliki kontribusi sebesar
25% dari total kasus baru kanker secara keseluruhan yang terdiagnosis pada tahun 2012
(Globocan, 2013).
Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif
tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995).
Dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang yang didiagnosis setiap
tahunnya, sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan
250.000 dinegara yang sedang berkembang (Moningkey, 2000).
Kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker leher
rahim. Diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk terkena kanker payudara dan 70% dari
penderita memeriksakan dirinya pada keadaan stadium lanjut (Ana, 2007).
The American Cancer Society memperkirakan hampir 1,4 juta kasus baru
kanker payudara invasif pada tahun 2008. Selama 25 tahun terakhir, tingkat insidensi
kanker payudara telah meningkat secara global, dengan tingkat tertinggi di negara-
negara barat. Selain kanker payudara invasif, 62.280 kasus baru pada kanker payudara
in situ terjadi di kalangan wanita di tahun 2009. Stadium dalam kanker merupakan
deskripsi mengenai kondisi kanker agar dapat ditentukan cara pengobatan yang tepat.
Pada kanker payudara, dikenal stadium dini yang dimulai sebelum terjadinya kanker
hingga stadium II, serta stadium lanjut yang terdiri dari stadium III dan stadium IV
(Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
Stadium kanker payudara ketika pertama kali ditemukan digunakan untuk
memperkirakan penanganan secara tepat sehingga merupakan penentu keberhasilan
dari pengobatan kanker payudara tersebut.

3
B. CIRI-CIRI DAN GEJALA KANKER PAYUDARA
Ciri-ciri kanker payudara yang paling khas adalah munculnya benjolan di
payudara. Benjolan ciri-ciri kanker payudara memiliki tekstur yang keras dengan batas
yang tidak jelas dan permukaannya yang tidak rata. Benjolan juga terus menetap 8
hingga 10 hari usai menstruasi. Bila benjolan ciri-ciri kanker payudara dekat dengan
puting susu, akan terlihat bahwa puting susu tertarik ke dalam dan agak susah
digerakkan (lengket).
Selain munculnya benjolan, tanda dan ciri-ciri kanker payudara yang dapat
Anda kenali lainnya adalah:
 Perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan dari payudara.
 Perubahan bentuk pada puting payudara.
 Rasa sakit pada payudara yang tak kunjung hilang, bahkan ketika Anda
sudah masuk ke masa haid bulan berikutnya. Meski begitu, beberapa wanita
juga ada yang tidak mengalami rasa sakit atau nyeri di payudaranya.
 Puting mengeluarkan cairan bening, berwarna cokelat, atau kuning.
 Puting tiba-tiba memerah dan bengkak tanpa diketahui penyebabnya.
 Bengkak di sekitar ketiak yang disebabkan karena pembesaran kelenjar
getah bening di daerah tersebut.
 Pembuluh vena terlihat pada payudara, akibatnya urat-urat di bagian
payudara terlihat dengan jelas.
 Pada stadium lanjut mulai tampak adanya kelainan pada kulit payudara
(seperti kulit jeruk atau kulit menjadi kemerahan), terkadang kulit juga jadi
mencekung seperti lesung pipi karena tertarik oleh benjolan.

C. PENYEBAB
Penyebab kanker payudara belum diketahui pasti. Meski begitu, para ahli
meyakini jika penyebab kanker payudara karena sel‐sel payudara berkembang
secara abnormal dan membentuk sebuah benjolan di payudara. Benjolan ini dapat
menyebar ke jaringan di sekitarnya dan ke bagian tubuh yang lain. Terdapat
beberapa kondisi yang bisa jadi faktor penyebab kanker payudara. Para dokter
memperkirakan sekitar 5‐10 persen penyebab kanker payudara berhubungan
dengan mutasi gen 1 (BRCA1) dan gen 2 (BRCA2) yang diturunkan di keluarga.
Maka jika Anda memiliki riwayat kanker di payudara dalam keluarga, sebaiknya

4
Anda memeriksa darah Anda untuk mendeteksi gen tersebut. Selain mutasi gen,
para ahli juga sepakat bahwa riwayat medis dan gaya hidup seseorang bisa jadi
faktor penyebab kanker payudara.

D. FAKTOR RISIKO
Faktor risiko yang erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara
antara lain jenis kelamin wanita, usia lebih dari 60 tahun. Berikut ini beberapa faktor
risiko yang dapat menjadi penyebab kanker payudara adalah:
 Jenis kelamin. Wanita 100 kali lebih sering didiagnosis payudara
daripada pria. Memiliki payudara besar, mengalami menstruasi dini,
serta menopause usia lanjut juga bisa menjadi faktor risiko lain
penyebab kanker payudara.
 Usia. Usia tua merupakan faktor risiko utama yang jadi penyebab
kanker payudara dan berbagai penyakit kronis lainnya. Dengan
bertambahnya usia, risiko Anda semakin tinggi.
 Riwayat keluarga. Ini artinya jika ada anggota keluarga Anda yang
sedarah (ibu, anak, atau saudara kandung perempuan) yang menderita
kanker di payudara, Anda pun berpotensi tinggi mengalami hal yang
serupa.
 Paparan radiasi. Seseorang yang pernah mengalami radioterapi rentan
mengalami kaner payudara.
 Obesitas. Berat badan yang berlebihan meningkatkan risiko terkena
kanker.
 Konsumsi alkohol.
Selain beberapa hal yang sudah disebutkan di atas, menurut American Cancer
Society, gaya hidup juga dapat menjadi faktor penyebab kanker payudara seperti
obesitas, pecandu alkohol, mengonsumsi pil KB, memiliki anak pertama di usia tua,
tidak memiliki anak, menggunakan terapi pengganti hormon.

5
E. PENGOBATAN
Terdapat 5 tipe terapi standar yang dapat dilakukan dokter sebagai obat kanker
payudara, di antaranya:
1. Pembedahan
 Bedah konservatif, yaitu mengangkat sel kanker beserta kelenjar
getah bening yang terlibat.
 Mastektomi total, yaitu mengangkat seluruh payudara yang terkena
kanker.
 Modified radical mastectomy(mastektomi radikal yang
dimodifikasi), yaitu mengangkat seluruh payudara yang terkena
kanker, kelenjar getah bening di bawah ketiak, sepanjang otot pada
dada, dan terkadang sebagian otot dinding dada.
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi adalah terapi kanker dengan menggunakan sinar X
bertenaga tinggi yang ditargetkan untuk membunuh sel kanker atau
menghambat pertumbuhan sel kanker. Terapi ini umumnya dilakukan secara
teratur bagi wanita yang berisiko tinggi setelah menjalani prosedur
mastektomi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi, yaitu terapi kanker menggunakan obat-obatan untuk
menghambat pertumbuhan sel kanker. Terapi ini dapat dilakukan sebelum
pembedahan untuk mengecilkan tumor sebelum diangkat. Selain itu, terapi
ini juga dapat dilakukan setelah pembedahan untuk mencegah pertumbuhan
tumor kembali.
4. Terapi hormon
Terapi hormon adalah terapi kanker dengan menghambat kerja hormon
dan mencegah perkembangan sel kanker. Terapi ini efektif hanya pada
kanker pada payudara yang sensitif terhadap hormon. Dokter Anda akan
melakukan pemeriksaan untuk menentukan tipe kanker di payudara Anda.

6
F. PENCEGAHAN
1. Periksa payudara sendiri
Langkah paling mudah untuk mengetahui gejala kanker payudara adalah
dengan pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI. Tujuannya untuk memeriksa
benjolan pada payudara. Anda dapat melakukan pemeriksaan ini di rumah secara
rutin. Pemeriksaan yang dilakukan secara rutin akan membantu Anda untuk
mengenali tekstur jaringan payudara normal.
Oleh sebab itu, jika suatu saat Anda merasakan ada sesuatu yang tidak biasa
pada payudara, Anda dapat segera memeriksakan diri ke dokter. Dengan cara ini,
Anda akan dapat dengan mudah mendeteksi gejala kanker payudara.
Waktu terbaik untuk memeriksa payudara adalah beberapa hari setelah siklus
menstruasi selesai. Karena perubahan hormon dapat mempengaruhi bentuk dan
perasaan Anda terhadap payudara, pemeriksaan paling baik adalah ketika payudara
Anda berada pada status yang normal. Manfaat periksa payudara sendiri (SADARI)
adalah untuk mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan pada payudara karena
kanker payudara pada hakikatnya dapat diketahui secara dini oleh para wanita usia
subur. Setiap wanita mempunyai bentuk dan ukuran payudara yang berbeda, bila
wanita memeriksa payudara sendri secara teratur, setiap bulan setelah haid, wanita
dapat merasakan bagaimana payudara wanita yang normal. Bila ada perubahan
tentu wanita dapat mengetahuinya dengan mudah. (Suryaningsih, 2009).
 Cara Melakukan SADARI
Berikut merupakan langkah-langkah pada SADARI :
1) Melihat
Meliputi bentuk dan ukuran, puting lurus ke depan atau tertarik ke
dalam, puting atau kulit ada yang lecet atau tidak, warna kulit tampak
kemerahan atau tidak, tekstur kulit tampak menebal dengan pori-pori
melebar atau mulus, tampak adanya kerutan, cekungan atau tidak
(payudara yang normal adalah payudara dengan bentuk sempurna tanpa
perubahan warna, tekstur dan pembengkakan). (Suryaningsih, 2009).

7
2) Memijat
Secara lembut pijat payudara dari tepi hingga ke puting, untuk
mengetahui ada atau tidaknya cairan yang keluar dari puting susu
(seharusnya tidak ada cairan yang keluar, sedang menyusui).
3) Meraba
Dilakukan dengan gerakan memutar mulai dari tepi payudara hingga ke
puting, masing-masing gerakan memutar dilakukan dengan kekuatan
tekanan berbeda-beda, yaitu:
 tekanan ringan untuk meraba ada tidaknya benjolan di dekat
permukaan kulit.
 tekanan sedang untuk meraba ada tidaknya benjolan di tengah –
tengah jaringan payudara.
 tekanan cukup kuat untuk merasakan adanya benjolan di dasar
payudara, dekat dengan tulang dada.
 Meraba ketiak. Raba ketiak dan area di sekitar payudara untuk
mengetahui ada tidaknya benjolan (Suryaningsih, 2009).
2. Mammografi
Selain melakukan SADARI, Anda dapat melakukan pemeriksaan
mamografi secara rutin untuk mendeteksi ada tidaknya sel kanker di bagian
payudara. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mengetahui gejala kanker
payudara awal. Mammografi sendiri adalah teknik pemindaian gambar
menggunakan sinar rontgen dosis rendah untuk mendeteksi dan mendiagnosis
kanker di payudara.
Prosedur ini umumnya diwajibkan bagi wanita yang usianya lebih dari 40 tahun.
Namun, jika Anda atau keluarga Anda memiliki riwayat kanker di payudara, dokter
mungkin akan merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan ini lebih dini dan
lebih sering.
Ketika melakukan memmografi, payudara Anda akan ditempelkan pada layar
pemindai rontgen. Kemudian, sebuah kompressor akan menekan payudara Anda ke
bawah untuk meratakan jaringan agar menunjukkan gambar yang lebih jelas dari
payudara Anda.
Bagi Anda yang baru pertama kali melakukan prosedur ini, Anda mungkin akan
sedikit merasakan nyeri atau tidak nyaman. Namun jangan khawatir, rasa nyeri dan
tidak nyaman ini tidak akan bertahan lama.

8
Selama prosedur, dokter akan memeriksa hasil gambar yang ditampilkan di
layar pemindai dan meminta teknisi radiologis untuk mengambil beberapa gambar
tambahan jika hasil yang sudah ada terlihat kurang jelas atau membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut. Jangan panik, hal ini lazim untuk dilakukan.
3. Perubahan gaya hidup
Beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu mencegah kanker di
payudara, yaitu:
 Batasi konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol tidak lebih dari satu gelas
per hati. Lebih baik lagi, berhentilah mengonsumsi alkohol secara total.
 Olahraga teratur. Olahraga intensitas sedang secara rutin setidaknya
30 menit setiap hari. Hal ini dapat dimulai dengan hanya sekadar jalan
santai, bersepeda, jogging, dan lain sebagainya. Bila perlu, tanyakan
pada dokter terkait olahraga yang sesuai dengan kondisi Anda.
 Batasi terapi hormon pasca menopause. Kombinasi terapi hormon
dapat meningkatkan risiko terkena kanker di payudara. Itu sebabnya,
bicarakan kembali dengan dokter Anda terkait manfaat serta risiko
terpai hormon.
 Berat badan sehat. Berusahalah untuk mendapatkan berat badan sehat
dan ideal. Jika Anda perlu menurunkan banyak berat badan, tanyakan
dokter tentang stretegi yang sehat untuk mencapai hal tersebut. Pada
dasarnya kunci menurunkan berat badan hanya kurangi asupan kalori
dan perbanyak olahraga.
 Diet sehat. Asupan makanan nyatanya juga berperan penting untuk
mencegah kanker ini. Oleh sebab itu, perhatikanlah asupan makanan
Anda sehari-hari. Konsumsilah makanan dengan gizi seimbang dari
buah dan sayur serta hindari makanan yang mengandung lemak tinggi.

BAB III

9
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker payudara adalah sekelompok sel yang tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berlipat ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Kanker
payudara merupakan salah satu bentuk pertumbuhan sel pada payudara. Ciri-ciri kanker
payudara yang paling khas adalah munculnya benjolan di payudara. Benjolan ciri-ciri kanker
payudara memiliki tekstur yang keras dengan batas yang tidak jelas dan permukaannya yang
tidak rata. Benjolan juga terus menetap 8 hingga 10 hari usai menstruasi. Bila benjolan ciri-ciri
kanker payudara dekat dengan puting susu, akan terlihat bahwa puting susu tertarik ke dalam
dan agak susah digerakkan (lengket).

B. Saran
Kita harus selalu waspada dan secara rutin memeriksa payudara, apabila terdapat
kelainan bisa langsung diobati sebelum mengalami tahap yang paling tinggi dan sebelum
kanker payudara itu bermetastasis lebih jauh.

DAFTAR PUSTAKA

10
Putri, N.,2009. Deteksi Dini Kanker Payudara. Aura Media. Yogyakarta: 13-48
Damayanti, E. Replikasi DNA dan Abnormalitasnya pada Pertumbuhan Sel Tumor.
Depkes RI. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara.
Depkes RI. Penderita Kanker Diperkirakan Menjadi Penyebab Utama Beban Ekonomi Terus
Meningkat.
Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
https://id.scribd.com/document/363024541/EPIDEMIOLOGI-KANKER-
PAYUDARA

11

Anda mungkin juga menyukai