Anda di halaman 1dari 27

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


BAB I ...................................................................................................................................................... 3
DEFINISI DAN PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH ............................................................ 3
1.1 Pengertian Penginderaan Jauh ............................................................................................ 3
1.2 Prinsip Kerja Penginderaan Jauh ....................................................................................... 4
1.3 Komponen Penginderaan Jauh............................................................................................ 5
BAB II .................................................................................................................................................... 9
DASAR FISIKA PENGINDERAAN JAUH....................................................................................... 9
2.1 Radiasi Elektromagnetik ( REM ) ....................................................................................... 9
2.2 Radiometri ............................................................................................................................. 9
BAB III................................................................................................................................................. 11
FOTOGRAMETRI DAN FOTO UDARA ....................................................................................... 11
3.1 Fotogrametri ........................................................................................................................ 11
3.2 Foto Udara ........................................................................................................................... 12
BAB IV ................................................................................................................................................. 13
UNSUR DASAR INTERPRETASI GEOLOGI DAN CITRA ....................................................... 13
4.1 Interpretasi Citra ................................................................................................................ 13
BAB V .................................................................................................................................................. 14
SATELIT PENGINDERAAN JAUH ................................................................................................ 14
5.1 Jenis Jenis Satelit ................................................................................................................ 14
Jenis – Jenis Citra Satelit Penginderaan Jarak Jauh ...................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 19

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul “Penginderaan Jarak
Jauh” ini dengan baik tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen karena telah
memberikan bahan ajar serta memberikan materi. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan
kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga UTS ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan


karya ilmiah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam Makalah yang telah kami susun ini
masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta
masukan dari para pembaca demi tersusunnya karya ilmiah lain yang lebih lagi. Akhir kata,
kami berharap agar Makalah ini bisa memberikan banyak manfaat pada masyarakat luas.

Jakarta, 22 Oktober 2019

Putu Deva Ananta Adistanaya


No Absen 14

2
BAB I

DEFINISI DAN PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH

1.1 Pengertian Penginderaan Jauh


Penginderaan jauh ( Remote Senssing ) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah
objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek
tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat
dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain.
Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor
janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit.

Dalam Bahasa inggris


Penginderaan Jauh artinya Remote
Sensing, dalam Bahasa Prancis artinya
Télédétection, dalam Bahasa Jerman
artinya Fernerkundung, kemudian
dalam Bahasa Portugis Penginderaan
Jauh artinya Sensoriamento Remota,
lalu dalam Bahasa Spanyol artinya
Gambar 1.1
Percepcion Remote dan dalam Bahasa
Rusia Penginderaan Jauh artinya Distangtionaya.
Berikut ini pengertian Penginderaan Jarak Jauh menurut para ahli :
American Society of Photogrammetry, Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau
perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena, dengan menggunakan alat
perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan objek atau fenomena yang
dikaji.

Avery, Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menunjukkan


(mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah
kajian.

Campbell, Penginderaan jauh adalah ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai


permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh.

3
Colwell, Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di
permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.

Curran, Penginderaan Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam
gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang
berguna.

Lillesand dan Kiefer, Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang objek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, wilayah, atau gejala yang dikaji.
Lindgren, Penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan
analisis informasi tentang bumi.

Welson Dan Bufon, Penginderaan jauh adalah sebagai suatu ilmu, seni dan teknik untuk
memperoleh objek, area dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung
dengan objek, area dan gejala tersebut.

1.2 Prinsip Kerja Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh dimulai pada saat proses perekaman objek yang ada di permukaan
bumi. Tenaga yang digunakan dalam penginderaan jauh adalah tenaga penghubung yang
membawa data tentang objek ke sensor berupa bunyi, daya magnetik, gaya berat, atau
elektromagnetik. Namun, dalam inderaja hanya energi atau tenaga yang berupa
elektromagnetik saja yang dapat digunakan.

Tenaga elektromagnetik pada sistem pasif adalah cahaya matahari. Cahaya matahari
yang mengenai objek di permukaan bumi kemudian sebagian diserap dan sebagian dipancarkan
kembali oleh objek tersebut sehingga sensor dapat menangkap gelombang elektromagnetik
yang berasal dari objek-objek yang berada di permukaan bumi.
Sensor yang digunakan untuk menangkap gelombang elektromagnetik dapat dipasang pada
satelit ataupun pada pesawat terbang (biasanya menggunakan pesawat drone). Setelah sensor

4
menangkap gelombang elektromagnetik kemudian sensor merubahnya menjadi sinyal-sinyak
digital yang akhirnya tersimpan dalam ruang penyimpanan sensor.

Satelit merupakan wahana yang sering digunakan untuk mendapatkan suatu citra.
Satelit yang berisikan sensor inderaja ini memiliki arah orbit yang unik dan disesuaikan dengan
kebutuhan data yang akan dikaji. Berdasarkan arah orbitnya, orbit satelit dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu orbit polar dan orbit stasioner.

Orbit polar mengorbit secara vertikal dan hampir mendekati bidang utara – selatan.
Sudut inklinasi yang dibentuk dari arah orbit ini sekitar 8 – 9 derajat saja. Biasanya ketinggian
satelit ini berkisar antara 600 – 1 000 km. Arah orbit ini biasanya diatur agar memotong ekuator
pada waktu yang tetap, hal ini juga seringkali disebut dengan orbit sinkron matahari (sun
synchronous orbit).

Jenis orbit yang lainnya adalah orbit geostationer. Orbit ini biasa disebut juga orbit
sinkron bumi (geo-synchronous orbit). Satelit dengan arah orbit ini biasanya berada pada
ketinggian 36 000 km dan biasa digunakan untuk keperluan penginderaan jauh lingkungan,
cuaca, dan komunikasi.

Satelit dengan jenis orbit ini pun memiliki kecepatan yang sama dengan gerak rotasi
bumi sehingga seolah-olah berada di suatu tempat dan tidak berubah posisi. Jenis satelit ini
mampu menangkap gelombang di tempat yang sama dalam waktu yang berbeda-beda (resolusi
temporal).

1.3 Komponen Penginderaan Jauh

 Sumber Tenaga
Sumber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas :

 Sistem pasif adalah sistem yang menggunakan sinar matahari


 Sistem aktif adalah sistem yang menggunakan tenaga buatan seperti gelombang
mikro

5
Jumlah tenaga yang diterima oleh objek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

Waktu penyinaran, Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak
lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi
yang diterima objek, makin cerah warna objek tersebut

Bentuk permukaan bumi, Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna
cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan
permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi
halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas

Keadaan cuaca, Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan


sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang
berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak
terlihat.

Gambar 1.2

 Atmosfer
Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen,
hidrogen dan helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut
dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.

6
Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum
elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi
penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi. Kondisi cuaca
yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat mencapai permukaan bumi.

Terkadang di atmosfer sering terjadi hamburan. Hamburan dibagi menjadi tiga


yaitu hamburan Rayleigh, Mie dan non-selektif.

Hamburan Rayleigh terjadi jika diameter atmosfer lebih kecil dari panjang
gelombang. Hamburan Mie terjadi jika diameter atmosfer sama dengan panjang
gelombang. Hamburan non-selektif terjadi jika diameter atmosfer lebih besar dari
panjang gelombang.

 Interaksi antara Tenaga dan Objek


Interaksi antara tenaga dan objek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto
udara. Tiap-tiap objek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau
memancarkan tenaga ke sensor.

Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra,
sedangkan objek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Contoh:
Permukaan puncak gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang
terlihat lebih cerah, daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.

 Sensor dan Wahana


Sensor, Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun
satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua :

 Sensor fotografik, merekam objek melalui proses kimiawi. Sensor ini


menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto
(foto udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto
satelit)
 Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini
direkam dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data

7
visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal
dengan sebutan citra.

Wahana, Adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa sensor guna


mendapatkan inderaja. Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di
angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:

 Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya


antara 1.000 – 9.000 meter di atas permukaan bumi contohnya adalah drone.
 Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari
18.000 meter di atas permukaan bumi.
 Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km – 900 km di luar atmosfer
bumi.

 Perolehan Data
Data yang diperoleh dari inderaja ada 2 jenis :

 Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna melakukan


interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu bernama stereoskop.
Stereoskop dapat digunakan untuk melihat objek dalam bentuk tiga dimensi.
 Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus
penginderaan jauh yang diterapkan pada komputer.

 Penggunaan Data
Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem inderaja,
yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil inderaja. Jika tidak ada pengguna,
maka data inderaja tidak ada manfaatnya. Salah satu lembaga yang menggunakan data
inderaja misalnya adalah:

 Bidang Militer
 Bidang Kependudukan
 Bidang Pemetaan
 Bidang Meteorologi dan Klimatologi

8
BAB II
DASAR FISIKA PENGINDERAAN JAUH

2.1 Radiasi Elektromagnetik ( REM )


Radiasi gelombang elektromagnetik (REM) ditransmisikan melalui ruang berupa
gelombang sinusoidal. Parameter REM ialah kecepatan rambat gelombang c yang esarnya 2,98
× 106 m det-1, frekuensi f (atau sering kali dinotasikan sebagai v) yang mempunyai satuan
Hertz, dan panjang gelombang λ, mempunyai satuan µm (micron, 1µm = 10-6meter), nm
(nanometer, 1nm = 10-9 meter), atau A (angstrom, 1 A = 10-10 meter). Kecepatan rambat
gelombang elektromagnetik dapat diasumsikan tetap sehingga REM yang digunakan dalam
penginderaan jauh tergantung pada frekuensi v dan panjang gelombang λ.

2.2 Radiometri
Konsep radiometri melibatkan beberapa istilah yag sering dipakai dalam penginderaan
jauh berikut ini : (a) energi radiometri, (b) fluks radian, (c) kepadatan fluks radian, (d)
irradiansi, (e) intensitas radian, dan (f) radiansi dan radiansi spektral

 Energi radiometri (Q)


Merupakan suatu ukuran kapasitas radiasi untuk melakukan kerja, memindahkan onjek,
atau menimbulkan perubahan kondisi objek. Satuan energi radian ialah Joule (J) atau
kiloWatt (KWh).
 Fluks radian (O)
Merupakan laju aluran energi per satuan waktu dalam melewati suatu titik.
 Kepadatan fluks radian (radiant flux density, E atau M)
Adalah ukuran besarnya fluks radian yang mengalir melewati suatu luas permukaan
tertentu.
 Irradiansi
Kepadatan fluks radian yang mencapai suatu permukaan disebut irradiansi (irradiance,
E), sedangkan kepadatan fluks radian yang dipancarkan oleh permukaan disebut eksitansi
(exitance, M). E dan M mempunyai satuan Watt m-2.
 Intensitas radian
Merupakan ukuran fluks radian per satuan sudutpadat (solid angle) yang meninggalkan
sumber berupa titik. Energi radian yang meninggalkan sumber titik dan diradiasikan ke

9
semua arah akan mempunyai kepadatan fluks radian yang terus menyusut, meskipun
intensitasnya tidak berkurang.
 Radiansi (L) dan radiansi spectral
Merupakan fluks radian per satuan padat yang meninggalkan suatu sumber yang relatif
luas ke arah tertentu, per satuan luas hasil proyeksi dari sumber tadi. Biala sumber yang
relatif luas diamati dengan sensor pada sudut kerucut O maka apabila R meningkat, luas
sumber juga akan meningkat sehingga radiansi L yang mencapai area detektor A akan
tetap (konstan), untuk konstanta t, sepanjang kepadatan fluksnya juga konstan terhadap
sumber yang relatif tadi.semua istilah yang digubakan dalam radiometri energi
elektromagnetik tadi bersifat tergantung pada panjang gelombang sehingga dalam
penggunaan biasanya istilah tersebut disertai dengan kata ‘spektral’ misalnya radiansi
spektal L, yang mempunyai yang mempunyai satuan W m-2 nm-1.

10
BAB III

FOTOGRAMETRI DAN FOTO UDARA

3.1 Fotogrametri
Fotogrametri telah didefinisikan oleh American Society for Photogrammetry and Remote
Sensing sebagai seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi untuk memperoleh informasi yang
akurat tentang obyek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran, dan
menafsirkan gambar foto dan pola energi elektromagnetik radiasi dicatat dan fenomena
lainnya.

Fotogrammetri adalah disiplin teknik dan oleh karena itu sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu komputer dan elektronik. Penggunaan komputer yang semakin meningkat
telah dan akan terus memiliki dampak yang besar pada fotogrametri. Disiplin adalah, seperti
yang lainnya, terus mengalami perubahan. Hal ini menjadi sangat jelas dalam pergeseran dari
analog ke metode analisis dan digital.

Tabel 3.1

11
Fotogrametri Terbagi menjadi dua bidang yang berbeda:
1. Metric Photogrammetry, terdiri dari membuat pengukuran yang tepat dari foto dan
sumber informasi lain untuk menentukan, secara umum, lokasi relatif titik;
2. Interpretative Photogrammetry, yaitu mengenali dan mengidentifikasi objek dan
menilai signifikansi mereka melalui analisis yang cermat dan sistematis.

3.2 Foto Udara


Foto udara merupakan sebuah gambar yang dicetak pada media kertas (foto) yang
dihasilkan dari hasil pemotretan dengan perekaman secara fotografi. Foto udara ini adalah salah
satu produk dari bidang ilmu geografi dalam mengambil obyek, daerah, atau fenomena yang
ada di permukaan bumi ini menggunakan alat berupa kamera dengan proses perekaman secara
fotografik dengan bantuan detector atau alat pendeteksi berupa film. Film hasil perekaman ini
kemudian dicetak secara kimiawi dalam ruang gelap agar mendapatkan hasil gambar yang
sempurna.
Citra foto ini didapatkan dengan cara memotret dengan menggunakan sebuah wahana
(atau alat transportasi) biasanya berupa balon udara, pesawat udara, gantole, pesawat ultra-
ringan, dan pesawat tanpa awak. Pemotretan ini dilakukan dengan menentukan tujuan
pemotretan (disesuaikan dengan tujuan pemetaan pula), menentukan jalur penerbangan, dan
menentukan arah penerbangan. Dengan bantuan kamera udara dan pesawat udara ini, maka
pemotretan udara dapat dilakukan.
Berdasarkan sudut pengambilannya, foto udara dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu:
1. Foto udara vertikal, adalah foto yang pada saat pengambilan objeknya sumbu kamera
sejajar dengan arah gravitasi;
2. Foto udara miring, adalah foto yang pada saat pengambilan objeknya sumbu kamera
sengaja dimiringkan;
3. Foto udara sangat miring, adalah foto yang pada saat pengambilan objeknya sumbu
kamera sengaja dimiringkan sampai terlihat horizon.

12
BAB IV

UNSUR DASAR INTERPRETASI GEOLOGI DAN CITRA

4.1 Interpretasi Citra


Interpretasi citra merupakan suatu kegiatan untuk menentukan bentuk dan sifat objek
yang tampak pada citra, berikut deskripsinya. Dalam interpretasi obyek yang terdapat pada
citra satelit dan foto udara, ada beberapa hal yang penting untuk diketahui yaitu kunci
interpretasi, yang meliputi 8 hal (Lillesand dan Kiefer, 1979 dalam Ineke Kusumawati, 2010)
Kunci interpretasi ini terdiri atas unsur – unsur pengenal untuk identifikasi objek yang terdiri
dari:
A. Rona dan Warna : merupakan unsur interpretasi yang paling mudah dikenali.
Rona menunjukkan tingkat kegelapan dan kecerahan suatu obyek sedangkan warna
merupakan tampilan obyek berdasarkan nilai spektralnya terutama pada sinar
tampak (biru, hijau dan merah). Obyek yang menyerap sinar biru akan tampak
kuning sebagai akibat menyerap warna hijau dan merah.
B. Bentuk : merupakan kerangka atau konvigurasi obyek, kenampakan pada
fotoudara atau citra berresolusi umumnya jelas sehingga mudah dikenali
sebagaicontoh bentuk memanjang mencirikan obyek jalan atau saluran.
C. Ukuran : menggambarkan variabel jarak baik panjang, lebar mapun luas
suatuobyek. Ukuran tergantung pada skala foto udara atau citra satelit.
D. Pola : Pola dapat terbentuk secaraalami maupun oleh buatan manusia. Pola alami
bisasnya pola acak sedangkanakibat buatan manusia seperti penanaman dengan
jarak tertentu membentuk pola teratur
E. Bayangan : merupakan kenampangan obyek pada daerah gelap.
F. Tekstur : merupakan perulangan dari ukuran, rona atau warna. Tekstur
halussebagai akibat perulangan ukuran yang semakin banyak, sedangkan tekstur
kasarperulangan ukuran sedikit.
G. Situs : adalah dapat berupa lokasi keberadaan obyek berdasarkan lingkungannnya.
Situs tanaman sagu biasanya pada daerah berawa atau situs hutan bakau bisanya di
sepanjang garis pantai.
H. Asosiasi : merupakan keterkaitan/hubungan antara objek yang dikenalidengan
objek lain yang didekatnya. Pengenalan suatu objek berguna untuk
mengidentifikasi obyek yang lain

13
BAB V
SATELIT PENGINDERAAN JAUH

5.1 Jenis Jenis Satelit


Saat ini banyak sekali satelit penginderaan jauh yang beredar, masing-masing jenis satelit
seperti landsat (1-7), NOAA, baskara, SPOT, Envisat, Ikonos, Quickbird, dan lain-lain
mempunyai karakteristik dan tujuan masing-masing.
Citra merupakan alat utama untuk mengenali dan memahami berbagai kenampakan
objek di berbagai permukaan bumi melalui penginderaan jauh. Berdasarkan Misinya Setelit
Penginderaan Jauh dikelompokan menjadi dua macam yaitu satelit cuaca dan satelit
sumberdaya alam.
Satelit Landsat (land satelite). Citra Landsat TM merupakan salah satu jenis citra satelit
penginderaan jauh yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7
saluran dimana tiap saluran menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat
merupakan satelit dengan jenis orbit sunsynkron (mengorbit bumi dengan hampir melewati
kutub, memotong arah rotasi bumi dengan sudut inklinasi 98,2 derajat dan ketinggian orbitnya
705 km dari permukaan bumi. Luas liputan per scene 185km x 185km.

 Satelit SPOT (systeme pour I’observation de la terre)


Merupakan satelit
milik perancis yang
mengusung pengindera
HRV (SPOT1,2,3,4) dan
HRG (SPOT5). Satelit ini
mengorbit pada
ketinggian 830 km
dengan sudut inklinasi 80
derajat. satelit SPOT
Gambar 5.1 memiliki keunggulan
pada sistem sensornya yang membawa dua sensor identik yang disebut HRVIR (haute
resolution visibel infrared). Masing-masing sensor dapat diatur sumbu pengamatanya
kekiri dan kekanan memotong arah lintasan satelit merekam sampai 7 bidang liputan.

14
 Satelit ASTER (advanced spaceborne emission and reflecton radiometer)
Satelit yang dikembangkan negara jepang dimana sensor yang dibawa terdiri dari
VNIR, SWIR, dan TIR. Satelit ini memiliki orbit sunshyncronus yaitu orbit satelit
yang menyelaraskan pergerakan satelit dalam orbit presisi bidang orbit dan
pergerakan bumi mengelilingi matahari, sedemikian rupa sehingga satelit tersebut
akan melewati lokasi tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama
setiap harinya. Ketinggian orbitnya 707 km dengan sudut inklinasi 98,2 derajat.

Satelit QUICKBIRD,
Merupakan satelit resolusi
tinggi dengan resolusi
spasial 61 cm, mengorbit
pada ketinggian 450km
secara sinkron matahari,
satelit ini memiliki dua
sensor utama yaitu
pankromatik dan
multispektral. Quickbird
Gambar 5.2 diluncurkan pada bulan
oktober 2001 di california AS. Quickbird memiliki empat saluran (band).

 Satelit IKONOS
Ikonos adalah satelit resolusi spasial tinggi yang diluncurkan bulan september
1999. merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4m. Ketinggian orbitnya
681km.citra resolusi tinggi sangat cocok untuk analisis detil misalnya wilayah
perkotaan tapi tidak efektif apabila digunakan untuk analisis yang bersifat regional.
Satelit ALOS, Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam
pengembangan teknologi satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya
satelit ALOS (Advaced Land Observing Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006.
ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang busa dimanfaatkan untuk
kepentingan kartografi, observasi wilayah, pemantauan bencana alam dan survey
sumberdaya alam.

15
Satelit GeoEye, GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang
pembuatannya disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency
(NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base,
California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang
sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi
yang ada di orbit bumi saat ini.

 Satelit WorldView
Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digitalglobe yang
diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain
memiliki resolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih
lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra
satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik
dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra multispektral dari WorldView-2 ini
memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan
analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Gambar 5.3

16
 Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)

Gambar 5.4
Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga milik ”National
Oceanic and Atmospheric Administration” (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya
satelit ini untuk menggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS
(Television and Infra Red Observation Sattelite, tahun 1960-1965) dan seri IOS (Infra
Red Observation Sattelite, tahun 1970-1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada
ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan
mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam (sehari semalam).

Jenis – Jenis Citra Satelit Penginderaan Jarak Jauh


SATELIT SUMBER DAYA ALAM
 Landsat (Land Resources Satelite), USA
 Luna, Rusia
 ERS (Earth Resources Satelite), Uni Eropa

SATELIT CUACA
 Tiros (Thermal Infrared Obsevation  Meteor, Rusia
Satelite), USA  Meteosat, Uni Eropa
 NOAA (Tiros-N Advance Satelite),  GOES, USA
USA  Himawari, Jepang
 Skylab, USA  ATS, Jepang

17
SATELIT OBSERVASI SAMUDERA
 Zeasat, USA
 MOS (Marine Obsrvation Satelite), Jepang
 SPOT (System Probotyre de Observation De la Terra), Prancis
 Marinesat, USA
SATELIT TELEKOMUNIKASI
 ECHO 1, USA
 Palapa A1, milik Indonesia diorbitkan oleh USA
 Garuda 1, milik Indonesia diorbitkan oleh Rusia
 Telkom 1, milik Indonesia diorbitkan oleh Uni Eropa

SATELIT MILITER
 SAS (Satelite Areal Survei), USA
 COSMOS, Rusia
 Close Lock, USA
 Big Bird, USA
 Bhaskara, India
 China sat 1, RRC
SATELIT OBSERVASI PLANET
 Viking, USA
 Ranger, USA
 Vinera, Rusia
 Ruma, Rusia

18
DAFTAR PUSTAKA
 http://firdhabachmid.blogspot.com/2017/04/sistem-penginderaan-jauh-
penghasil_14.html
 https://www.pustakapengetahuan.com/2019/03/pengertian-penginderaan-jauh-
prinsip.html
 http://eprints.ums.ac.id/24774/2/Bab_I.pdf

19
DAFTAR PUSTAKA

20
21
22
23
24
25
26
27

Anda mungkin juga menyukai