1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul “Penginderaan Jarak
Jauh” ini dengan baik tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen karena telah
memberikan bahan ajar serta memberikan materi. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan
kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga UTS ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.
2
BAB I
3
Colwell, Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di
permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.
Curran, Penginderaan Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam
gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang
berguna.
Lillesand dan Kiefer, Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang objek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, wilayah, atau gejala yang dikaji.
Lindgren, Penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan
analisis informasi tentang bumi.
Welson Dan Bufon, Penginderaan jauh adalah sebagai suatu ilmu, seni dan teknik untuk
memperoleh objek, area dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung
dengan objek, area dan gejala tersebut.
Penginderaan jauh dimulai pada saat proses perekaman objek yang ada di permukaan
bumi. Tenaga yang digunakan dalam penginderaan jauh adalah tenaga penghubung yang
membawa data tentang objek ke sensor berupa bunyi, daya magnetik, gaya berat, atau
elektromagnetik. Namun, dalam inderaja hanya energi atau tenaga yang berupa
elektromagnetik saja yang dapat digunakan.
Tenaga elektromagnetik pada sistem pasif adalah cahaya matahari. Cahaya matahari
yang mengenai objek di permukaan bumi kemudian sebagian diserap dan sebagian dipancarkan
kembali oleh objek tersebut sehingga sensor dapat menangkap gelombang elektromagnetik
yang berasal dari objek-objek yang berada di permukaan bumi.
Sensor yang digunakan untuk menangkap gelombang elektromagnetik dapat dipasang pada
satelit ataupun pada pesawat terbang (biasanya menggunakan pesawat drone). Setelah sensor
4
menangkap gelombang elektromagnetik kemudian sensor merubahnya menjadi sinyal-sinyak
digital yang akhirnya tersimpan dalam ruang penyimpanan sensor.
Satelit merupakan wahana yang sering digunakan untuk mendapatkan suatu citra.
Satelit yang berisikan sensor inderaja ini memiliki arah orbit yang unik dan disesuaikan dengan
kebutuhan data yang akan dikaji. Berdasarkan arah orbitnya, orbit satelit dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu orbit polar dan orbit stasioner.
Orbit polar mengorbit secara vertikal dan hampir mendekati bidang utara – selatan.
Sudut inklinasi yang dibentuk dari arah orbit ini sekitar 8 – 9 derajat saja. Biasanya ketinggian
satelit ini berkisar antara 600 – 1 000 km. Arah orbit ini biasanya diatur agar memotong ekuator
pada waktu yang tetap, hal ini juga seringkali disebut dengan orbit sinkron matahari (sun
synchronous orbit).
Jenis orbit yang lainnya adalah orbit geostationer. Orbit ini biasa disebut juga orbit
sinkron bumi (geo-synchronous orbit). Satelit dengan arah orbit ini biasanya berada pada
ketinggian 36 000 km dan biasa digunakan untuk keperluan penginderaan jauh lingkungan,
cuaca, dan komunikasi.
Satelit dengan jenis orbit ini pun memiliki kecepatan yang sama dengan gerak rotasi
bumi sehingga seolah-olah berada di suatu tempat dan tidak berubah posisi. Jenis satelit ini
mampu menangkap gelombang di tempat yang sama dalam waktu yang berbeda-beda (resolusi
temporal).
Sumber Tenaga
Sumber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas :
5
Jumlah tenaga yang diterima oleh objek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
Waktu penyinaran, Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak
lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi
yang diterima objek, makin cerah warna objek tersebut
Bentuk permukaan bumi, Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna
cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan
permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi
halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas
Gambar 1.2
Atmosfer
Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen,
hidrogen dan helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut
dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.
6
Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum
elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi
penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi. Kondisi cuaca
yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat mencapai permukaan bumi.
Hamburan Rayleigh terjadi jika diameter atmosfer lebih kecil dari panjang
gelombang. Hamburan Mie terjadi jika diameter atmosfer sama dengan panjang
gelombang. Hamburan non-selektif terjadi jika diameter atmosfer lebih besar dari
panjang gelombang.
Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra,
sedangkan objek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Contoh:
Permukaan puncak gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang
terlihat lebih cerah, daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.
7
visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal
dengan sebutan citra.
Perolehan Data
Data yang diperoleh dari inderaja ada 2 jenis :
Penggunaan Data
Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem inderaja,
yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil inderaja. Jika tidak ada pengguna,
maka data inderaja tidak ada manfaatnya. Salah satu lembaga yang menggunakan data
inderaja misalnya adalah:
Bidang Militer
Bidang Kependudukan
Bidang Pemetaan
Bidang Meteorologi dan Klimatologi
8
BAB II
DASAR FISIKA PENGINDERAAN JAUH
2.2 Radiometri
Konsep radiometri melibatkan beberapa istilah yag sering dipakai dalam penginderaan
jauh berikut ini : (a) energi radiometri, (b) fluks radian, (c) kepadatan fluks radian, (d)
irradiansi, (e) intensitas radian, dan (f) radiansi dan radiansi spektral
9
semua arah akan mempunyai kepadatan fluks radian yang terus menyusut, meskipun
intensitasnya tidak berkurang.
Radiansi (L) dan radiansi spectral
Merupakan fluks radian per satuan padat yang meninggalkan suatu sumber yang relatif
luas ke arah tertentu, per satuan luas hasil proyeksi dari sumber tadi. Biala sumber yang
relatif luas diamati dengan sensor pada sudut kerucut O maka apabila R meningkat, luas
sumber juga akan meningkat sehingga radiansi L yang mencapai area detektor A akan
tetap (konstan), untuk konstanta t, sepanjang kepadatan fluksnya juga konstan terhadap
sumber yang relatif tadi.semua istilah yang digubakan dalam radiometri energi
elektromagnetik tadi bersifat tergantung pada panjang gelombang sehingga dalam
penggunaan biasanya istilah tersebut disertai dengan kata ‘spektral’ misalnya radiansi
spektal L, yang mempunyai yang mempunyai satuan W m-2 nm-1.
10
BAB III
3.1 Fotogrametri
Fotogrametri telah didefinisikan oleh American Society for Photogrammetry and Remote
Sensing sebagai seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi untuk memperoleh informasi yang
akurat tentang obyek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran, dan
menafsirkan gambar foto dan pola energi elektromagnetik radiasi dicatat dan fenomena
lainnya.
Fotogrammetri adalah disiplin teknik dan oleh karena itu sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu komputer dan elektronik. Penggunaan komputer yang semakin meningkat
telah dan akan terus memiliki dampak yang besar pada fotogrametri. Disiplin adalah, seperti
yang lainnya, terus mengalami perubahan. Hal ini menjadi sangat jelas dalam pergeseran dari
analog ke metode analisis dan digital.
Tabel 3.1
11
Fotogrametri Terbagi menjadi dua bidang yang berbeda:
1. Metric Photogrammetry, terdiri dari membuat pengukuran yang tepat dari foto dan
sumber informasi lain untuk menentukan, secara umum, lokasi relatif titik;
2. Interpretative Photogrammetry, yaitu mengenali dan mengidentifikasi objek dan
menilai signifikansi mereka melalui analisis yang cermat dan sistematis.
12
BAB IV
13
BAB V
SATELIT PENGINDERAAN JAUH
14
Satelit ASTER (advanced spaceborne emission and reflecton radiometer)
Satelit yang dikembangkan negara jepang dimana sensor yang dibawa terdiri dari
VNIR, SWIR, dan TIR. Satelit ini memiliki orbit sunshyncronus yaitu orbit satelit
yang menyelaraskan pergerakan satelit dalam orbit presisi bidang orbit dan
pergerakan bumi mengelilingi matahari, sedemikian rupa sehingga satelit tersebut
akan melewati lokasi tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama
setiap harinya. Ketinggian orbitnya 707 km dengan sudut inklinasi 98,2 derajat.
Satelit QUICKBIRD,
Merupakan satelit resolusi
tinggi dengan resolusi
spasial 61 cm, mengorbit
pada ketinggian 450km
secara sinkron matahari,
satelit ini memiliki dua
sensor utama yaitu
pankromatik dan
multispektral. Quickbird
Gambar 5.2 diluncurkan pada bulan
oktober 2001 di california AS. Quickbird memiliki empat saluran (band).
Satelit IKONOS
Ikonos adalah satelit resolusi spasial tinggi yang diluncurkan bulan september
1999. merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4m. Ketinggian orbitnya
681km.citra resolusi tinggi sangat cocok untuk analisis detil misalnya wilayah
perkotaan tapi tidak efektif apabila digunakan untuk analisis yang bersifat regional.
Satelit ALOS, Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam
pengembangan teknologi satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya
satelit ALOS (Advaced Land Observing Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006.
ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang busa dimanfaatkan untuk
kepentingan kartografi, observasi wilayah, pemantauan bencana alam dan survey
sumberdaya alam.
15
Satelit GeoEye, GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang
pembuatannya disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency
(NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base,
California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang
sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi
yang ada di orbit bumi saat ini.
Satelit WorldView
Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digitalglobe yang
diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain
memiliki resolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih
lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra
satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik
dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra multispektral dari WorldView-2 ini
memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan
analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Gambar 5.3
16
Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)
Gambar 5.4
Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga milik ”National
Oceanic and Atmospheric Administration” (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya
satelit ini untuk menggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS
(Television and Infra Red Observation Sattelite, tahun 1960-1965) dan seri IOS (Infra
Red Observation Sattelite, tahun 1970-1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada
ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan
mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam (sehari semalam).
SATELIT CUACA
Tiros (Thermal Infrared Obsevation Meteor, Rusia
Satelite), USA Meteosat, Uni Eropa
NOAA (Tiros-N Advance Satelite), GOES, USA
USA Himawari, Jepang
Skylab, USA ATS, Jepang
17
SATELIT OBSERVASI SAMUDERA
Zeasat, USA
MOS (Marine Obsrvation Satelite), Jepang
SPOT (System Probotyre de Observation De la Terra), Prancis
Marinesat, USA
SATELIT TELEKOMUNIKASI
ECHO 1, USA
Palapa A1, milik Indonesia diorbitkan oleh USA
Garuda 1, milik Indonesia diorbitkan oleh Rusia
Telkom 1, milik Indonesia diorbitkan oleh Uni Eropa
SATELIT MILITER
SAS (Satelite Areal Survei), USA
COSMOS, Rusia
Close Lock, USA
Big Bird, USA
Bhaskara, India
China sat 1, RRC
SATELIT OBSERVASI PLANET
Viking, USA
Ranger, USA
Vinera, Rusia
Ruma, Rusia
18
DAFTAR PUSTAKA
http://firdhabachmid.blogspot.com/2017/04/sistem-penginderaan-jauh-
penghasil_14.html
https://www.pustakapengetahuan.com/2019/03/pengertian-penginderaan-jauh-
prinsip.html
http://eprints.ums.ac.id/24774/2/Bab_I.pdf
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21
22
23
24
25
26
27