Pancasila Dalam Sistem Ketetanegaraan Di
Pancasila Dalam Sistem Ketetanegaraan Di
Apa yang disebut hukum dasar adalah hukum yang mencakup keseluruhan aturan (tata
cara) yang ada di suatu negara baik yang tertulis mau pun yang tidak tertulis.
UUD 1945 yang berbentuk tertulis hanyalah sebagian dari hukum dasar negara itu.
UUD yang tidak tertulis juga berlaku sebagai hukum dasar negara dan bentuknya
adalah KONVENSI.
Dalam praktek sering terjadi salah pengertian antara UUD dengan Konstitusi di mana
keduanya dianggap sama.
KONSTITUSI
DISELENGGARAKAN
UUD
ISI UUD: BERSIFAT POKOK, DASAR, DAN ASAS-ASAS
Keseluruhan naskah yang terdiri dari 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan & 2 ayat
tambahan, serta penjelasan umum & penjelasan pasal demi pasal.
UUD 1945 adalah hukum dasar yang tertulis, yang mempunyai arti bahwa UUD 1945
mengikat pemerintah, setiap lembaga negara, lembaga masyarakat, dan seluruh warga
negara Indonesia di mana pun mereka berada dan setiap pendudukan yang berdomisili di
wilayah negara Republik Indonesia. Sebagai hukum, UUD 1945 berisi norma, aturan dan
ketentuan yang harus dilaksanakan.
Syarat mengenai bentuknya; UUD 1945 adalah naskah tertulis yang merupakan undang-
undang tertinggi di Indonesia.
Syarat mengenai isinya adalah suatu peraturan yang bersifat fundamental, artinya bahwa
tidak semua masalah yang penting harus dimuat dalam undang-undang dasar, melainkan
hal-hal yang pokok, dasar atau asas saja.
UUD 1945 bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar atau ia sebagai acuan dari
hukum atau aturan-aturan yang dibawahnya.
Oleh karenanya, setiap produk hukum, seperti undang-undang, peraturan pemerintah, dan
peraturan lainnya serta setiap tindakan kebijakan pemerintah harusmengacu kepada
dan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Apabila kita melihat UUD 1945, telah dinyatakan dalam penjelasannya bahwa
undang-undang dasar juga mempunyai fungsi sebagai alat kontrol, alat mengecek
apakah norma hukum yang lebih rendah, yang berlaku itu sesuai dengan
undang-undang dasar 1945 atau tidak. Dalam kedudukan yang demikian, UUD
1945 dalam rangka tata urutan atau tingkatan norma hukum yang berlaku menempati
kedudukan yang tertinggi.
FUNGSI KONSTITUSI
TAP MPR
UNDANG-UNDANG
PERPU
PERATURAN PEMERINTAH
KEPUTUSAN PRESIDEN
PERATURAN DAERAH
Sumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk
mencapai tujuan nasional.
sumber dan cita-cita hukum dan cita-cita moral yang ingin ditegakkan, baik dalam
lingkungan nasional maupun dalam hubungan pergaulan bangsa-bangsa di dunia.
Arti yang dalam dan lestari, karena dia mampu menampung dinamika masyarakat
dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa Indonesiaselama bangsa
Indonesia tetap setia kepada negara Proklamasi 17 Agustus 1945.
Rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dari proklamasi 17-8-1945 dan dirumuskan
secara padat dan khidmat dalam empat alinea itu, setiap alinea dan kata-katanya
mengandung arti yang dalam, mempunyai nilai-nilai universal dan lestari.
Pokok-pokok Kaidah Pembukaan UUD’45
b. Asas politik negara, yaitu pernyataan yang menyatakan bahwa negara Indonesia
yang berbentuk republik dan berkedaulatan rakyat.
c). Asas kerohanian negara, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, yang meliputi hidup
kenegaraan dan tertib hukum di Indonesia.
Ketentuan ini dapat terlihat dalam kalimat, "... maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara Indonesia...". Hal
ini menunjukkan sebab keberadaan sumber hukum undang-undang dasar negara.
Alinea Pertama
Alinea Kedua
Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia adalah melalui perjuangan pergerakan
melawan penjajah
Adanya momentum yang harus dapat dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan
Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan, tetapi harus diisi dengan
mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, adil & makmur
Alinea Ketiga
Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kita adalah berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa
Ketaqwaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan YME
Alinea Keempat
Pokok pikiran Pembukaan UUD 1945, menurut Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945
meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar Negara Indonesia serta
mewujudkan cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara, baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis, sedangkan pokok-pokok pikiran ini dijelmakan dalam
pasal-pasal UUD 1945.
Dapat disimpulkan bahwa suasana kebatinan UUD 1945, serta cita-cita hukum UUD
1945 adalah bersumber atau dijiwai oleh dasar falsafah Pancasila.
Di sinilah arti dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara dan bernegara di Republik
Indonesia.
Selain itu, fungsi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mempunyai hubungan
langsung dengan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945, karena Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 mengandung pokok-pokok pikiran, yang dijabarkan lebih
lanjut dalam pasal-pasalnya.
Pembukaan UUD 1945 yang memuat dasar falsafah Pancasila dan Batang Tubuh
UUD 1945 merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, bahkan merupakan
rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu. Batang Tubuh UUD 1945 terdiri atas
rangkaian pasal-pasal yang merupakan perwujudan dari pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
Semangat (Pembukaan) dan yang disemangati (pasal-pasal Undang-Undang Dasar
1945) pada hakikatnya merupakan suatu rangkaian kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.
1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Negara mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
3. Negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan
4. Negara nerdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab
Ciri-ciri negara hukum : Pengakuan akan hak asazi manusia, adanya asas
legalitas, adanya suatu peradilan yang bebas dan tidak memihak.
Pasal 1 ayat 2 ……: Kedudukan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
Wewenang
- Membuat keputusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga lain termasuk
penetapan GBHN
- Mencabut kekuasaan dan menghentikan presiden dalam masa jabatan jika melanggar
GBHN /atau UUD
Keanggotaan
Pasal 2 ayat 1
MPR terdiri atas anggota DPR, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah dan
golongan-golongan menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang
UU No.4 Tahun 1999
Sidang MPR
Pasal 2 ayat 2
Presiden
Kementerian Negara
Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang diangkat dan diberhentikan oleh presiden
Daerah Indonesia dibagi dalam daerah provinsi dan daerah provinsi pula dibagi dalam
daerah yang lebih kecil
kekuasaan
Presiden harus mendapat persetujuan dari DPR dalam mengangkat Kepala Kepolisian
Negara, Panglima TNI, dab Gurbernur Bank Indonesia
Untuk melaksanakan tugas dan wewenang tersebut, DPR dan anggotanya mempunyai
hak, yaitu:
...DPD...
Kekuasaan Kehakiman
Makamah Agung
Komisi Yudisial
Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Agung